Anda di halaman 1dari 4

Multilinear Event Sequencing (MES)

Multilinear Event Sequencing (MES) dikenalkan oleh Benner sebagai penanggung


jawab dalam prinsip-prinsip metode ini pada tahun 1975. Proses investigasi MES adalah
konsep investigasi yang dapat diterapkan secara umum melalui investigasi konsep, prinsip
dan prosedur. MES dapat digunakan untuk mengembangkan investigasi dan pemahamaman
terhadap dokumen, penjelasan dan uraian dari sebuah kejadian kecelakaan, selain itu MES
juga dapat membantu menggambarkan, merencanakan dan mengevaluasi aktivitas yang akan
terjadi. Evaluasi yang dihasilkan akan menjadi sebuah output berupa timeline kronologi yang
sesuai dengan urutan peristiwa untuk menunjukan hubungan waktu antara kondisi yang
mengakibatkan kecelakaan dengan event saat kecelakaan yang terjadi.

Introduction to MES based event building blocks


Proses MES adalah struktur data yang didasarkan atas unsur-unsur (aktivitas) yang tidak

seharusnya dijalankan. Struktur MES digambarkan oleh Event Building Block (EB) yang
dapat digambarkan melalui tindakan seseorang atau objek yang tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
Investigasi dipusatkan pada peristiwa-peristiwa yang dilakukan seseorang atau objek
pada perubahan-perubahan tindakan berurutan hingga dapat diperoleh kesimpulan/dugaan
peristiwa. Proses pemeriksaan dengan menemukan change-makers dan apa yang dihasilkan
dari suatu tindakan hingga terjadi suatu peristiwa.

BASIC EB FORMAT AND CONTENT

Waktu kejadian ACTOR +


ACTION + descriptor/object(s)

Event Building Block terdiri atas 3 komponen utama yaitu Actor, Action dan
descriptor (Event). Serta komponen pendukung yakni time dan source
1. Aktor adalah sesorang yang memulai perubahan status proses yang diperlukan hingga
menghasilkan tujuan yang dicapai. Seorang aktor hanya mempunyai satu nama.

Nama-nama yang rancu, salinan, campuran atau jamak secara positif tidak dapat
diterima.
2. Action adalah tindakan spesifik yang dilakukan oleh aktor yang dapat mempengaruhi
aktor yang lain. Investigasi dipusatkan pada tindakan yang dimulai dari proses
permulaan terjadi peristiwa. Langkah akhir adalah investigasi, pemusatan pada
tindakan aktor, bukan pada apa yang aktor telah perbuat. Tugas ini kemudian dimulai
suatu proses penyelidikan.
3. Descriptor digunakan untuk memperluas uraian tindakan aktor. Descriptor
menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh aktor, atau menguraikan tindakan aktor
dengan melalui penggambaran (pembayangan proses kejadian) dan kemudian
dihubungkan dengan EB yang lain.
4. Time adalah komponen data yang diperlukan untuk mengurutkan EB. Waktu dapat
diperkirakan, diamati secara relatif.
5. Source adalah orang, obyek, dokumen atau data lainnya yang diubah kedalam bentuk
EB

Langkah-langkah membuat EB
Empat langkah untuk membuat EBS adalah:
1. Mendata nama aktor terlebih dahulu
2. Tindakan yang dilakukan aktor
3. Memasukkan waktu awal mulai tindakan
4. Kemudian Mendata sumber data untuk EB

Contoh Kasus :
Kereta api eksekutif Sembrani jurusan Gambir - Pasar Turi - Surabaya bertabrakan dengan
kereta ekonomi Kertajaya jurusan Stasiun Pasar SenenPasar Turi di Stasiun Gubug
Kabupaten Grogoban Jawa Tengah pada Sabtu dinihari pukul 02.15 WIB. Akibat kecelakaan
tersebut untuk sementara 13 penumpang dinyatakan tewas dan 22 luka-luka.
Kronologi :
1. KA Kertajaya didahuli dua kereta api, masing-masing KA Gumaran dan Sembrani. Karena
itu dia berhenti di Stasiun Gubug.
2. Kereta Kertajaya dimasukkan ke jalur satu untuk menunggu disusul.
3. Jalur dua (lurus) disiapkan untuk KA Gumarang, yang berjalan langsung.
4. KA Gumarang berjalan langsung di Stasiun Gubug, pukul 01.52 WIB.

5. Jalur dua disiapkan ulang untuk KA Semberani yang akan berjalan langsung (semua alat
pengaman) sudah disiapkan, sinyal masuk dan keluar sudah ditarik aman.
6. Sewaktu KA Sembrani mulai memasuki implasemen Gubug, KA Kertajaya bergerak maju
tanpa perintah PPKA
7. Karena KA Sembrani berjalan dengan kecepatan penuh, maka tidak mungkin untuk
berhenti mendadak, sehingga menabrak sebagian rangkaian KA Kertajaya, dari arah samping
kanan belakang. 8. Dalam kejadian tersebut berakibat Lokomotif KA Kertajaya terguling ke
kiri, masuk sawah. Satu gerbong KA Kertajaya anjlok dan miring. Satu gerbong KA Kertanya
anjok. Loko KA Sembrani terguling ke kanan masuk sawah. Tiga gerbong KA Sembrani
anjlok dan miring. Dua gerbong lainnya anjok.

Dapus :
https://safetyarea.files.wordpress.com/2008/08/mes.pdf
http://www.hse.gov.uk/research/crr_pdf/2001/crr01325.pdf
http://asasi.org/papers/2011/MES%20Analysis%20-%20Dmitri%20Zotov.pdf
http://frigg.ivt.ntnu.no/ross/reports/accident.pdf

Anda mungkin juga menyukai