Anda di halaman 1dari 37

Kohort

Hayatul Nisya
Irenia Tennovia
Kannia Nur Ovida
Muhammad Lutfi
Tara Ainun Adila
Desain Penelitian
Kohort
Definisi
Studi kohort adalah rancangan studi yang
mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan melakukan perbandingan
antara kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar, berdasarkan status paparan.
Ciri studi ini pemilihan subjek berdasarkan
kan status paparannya, dan kemudian dilakukan
pengamatan dan pencatatan apakah subjek
dalam perkembangannya mengalami penyakit
atau tidak.
Desain Penelitian Kohort
Sesuai dengan urutan waktu timbulnya kejadian
dan awal penelitian

Retrospektif Prospektif
Retrospektif Prospektif

1. Kohort retrospektif biasanya 1. Mampu mengendali dan


sudah terjadi memonitor pengumpulan,
2. Menetapkan bagaimana pengukuran dan
variabel timbul, menurut
waktu, dalam kaitannya penyimpanan data
dengan outcome. 2. Mampu mengukur variable
3. Murah, cepat dan efisien bagi secara lengkap
kelainan yang masa laten
lama 3. Desain ini bermanfaat untuk
4. Data sering tidak lengkap mengukur kejadian yang
atau tidak adekuat baik pada sering terjadi dan subyek
rekam medik, ingatan subyek, mudah diidentifikasi
ingatan dan penilaian
anggota keluarga 4. Mahal dan makan waktu dan
lepas tindak lanjut
Sumber Data
(Outcome dan pemajanan)
Dinas
Data Perusahaan
Kependudukan dan
mengenai pekerja
Pencatatan Sipil
Karakteristik
Subjek Penelitian
Penyeleksian Subjek

Kohort populasi umum vs Kohort pajanan khusus


• Faktor risiko yang umum
• Faktor resiko yang tidak umum

Perbandingan kelompok
• Perbandingan internal
• Perbandingan eksternal
• Populasi umum sebagai pembanding
Kohort populasi umum vs Kohort pajanan
khusus

Kohort populasi umum Kohort pajanan khusus


Untuk faktor resiko umum, Digunakan untuk faktor
subjek bisa diambil dari: resiko yang tidak biasa.
• Populasi umum Contoh:
• Profesi/kelompok tertentu • Tentara AS yang terpapar
dari populasi umum. dioksin di Vietnam
Contoh:
• Penyintas bom Hiroshima
Dokter atau perawat
(karena informasinya bisa dan Nagasaki
dipercaya & mudah di
follow-up)
Perbandingan kelompok
Kelompok yang tidak terekspos harus sama persis dengan yang terkespos.

Perbandingan internal
Membandingkan subjek tidak terekspos dari
kohort yang sama. Subjek dibandingkan dari
berbagai aspek.
Contoh:
Perawat meneliti hubungan antara obesitas
dengan infarksi miokardial. Lalu subjek
dikategorikan ke salah 1 dari 5 level BMI (body
mass index). Grup dengan level BMI terendah
akan dijadikan patokan pembanding internal
Perbandingan eksternal

Biasa digunakan untuk melihat pajanan kerja.


Contoh:
Meneliti pajanan disulfida di pabrik kain
rayon. Karena sudah pasti semua pekerja
disana terpapar disulfida, maka dibuatlah grup
pembanding dari pabrik kertas. Kedua grup
memiliki karakteristik serupa dari sisi usia,
pendidikan, status sosioekonomi, dan
distribusi jenis kelamin
Populasi umum sebagai pembanding

Digunakan ketika persentase populasi yang terekspos


rendah. Namun, tipe ini sangat jarang digunakan
karena bisa jadi magnitude hubungannya diragukan.
Contoh:
One study looked at mortality rates of workers in the rubber industry and
compared them to the general population of the US. There are several problems
with this.
1) Some of the general population will have had the exposure (same occupation);
2) the general population includes people who are unable to work because of
illness or disability. Employed workers tend to be healthier than the general
population. This is a well-documented phenomenon know as the "healthy worker
effect." Rates of disease and death tend to be higher in the general population
than in the employed work force because the general population includes many
people who are too sick or disabled to work. As a result, even if the exposure was,
in fact, associated with higher mortality, the magnitude of association would be
underestimated because of the inherently higher mortality rate in the general
population (which includes both employed and unemployed workers).
Nilai Asosiasi OR/RR
Relative Risk

Risiko relatif digunakan untuk menghitung rasio


antara dua kelompok serta membandingkan insidensi
antara kelompok yang terpapar dengan kelompok yang
tidak terpapar.

Penggunaan lain dari risiko relatif yakni dapat


digunakan dalam angka serangan untuk mengukur
resiko pajanan terhadap makanan atau pajanan
terhadap Bahan kimia atau risiko di industri. Pada
umumnya rancangan kohort merupakan penelitian
epidemiologi longitudinal , yaitu:aA#imulai dari status
keterpaparanbA rahnya selalu maju
Kelebihan Kekurangan

• Dapat menghitung angka insidensi • Waktu yang diperlukan untuk


(incidence rate), yaitu angka yang penelitian ini relatif lebih lama dan
mencerminkan kasus baru suatu memerlukan jumlah sampel yang
penyakit. cukup besar, maka penelitian ini sangat
• Mampu menunjukkan urutan kejadian mahal dan tidak efisien.
hubungan antara paparan sebagai • Subyek yang dipakai sebagai sampel
faktor resiko terhadap timbulnya ada saja yang tidak dapat diikuti
outcome tertentu. sampai selesai (drop out).
• Urutan kejadian terserbut penting
untuk menggambarkan kesimpulan
tentang faktor resiko / kausal
• Dapat mengeksplorasi lebih dari satu
variabel tergantung (outcome), nyaris
tanpa bias dan dapat menetapkan
angka risiko secara langsung dari satu
saat ke saat yang lain.
• Kohort berguna bagi paparan yang
jarang serta dapat menyusun dan
mengklasifikasi menurut kelompok
sasaran.
Memilih sampel kelompok
subjek sehat

Subjek dengan dan tanpa


pajanan di follow-up

Timbul penyakit tertentu

Hasilnya memberikan nilai perhitungan asosiasi


yang disebut risiko relatif
Sebagai suatu asosiasi, untuk me
mudahkan analisis terhadap data
penelitian kohort, perlu adanya
pemahaman kerangka tabulasi yang
baku.
Risikorelatif dapat digambarkan
dalam suatu matriks empat sel 2 X 2
yangmempresentasikan adanya eksp
osur faktor risiko dan penyakit
• Pada kerangka tabel tersebut yang disebut
dengan insiden kelompok kasus terpapar
adalah a/(a+c) sedangkan insiden kelompok
kasus tidak terpapar b/(b+d).
• Dimana risiko penelitian pada penelitian
kohort;
• RR = Insiden kasus terpapar / Insiden kasus
tidak terpapar
• Intepretasi :
a. RR = 1 faktor risiko bersifat netral, risiko
kelompok terpapar sama dengan risko
kelompok tidak terpapar
b. RR = RR > 1 faktor risiko menyebabkan
penyakit
c. RR = RR < 1 faktor risiko mencegah penyakit
Peneliti mengidentifikasi
subjek dalam satu waktu
dimana mereka tidak
memiliki outcome, lalu
membandingkan insiden
outcome antara subjek grup
terpajan dan tidak terpajan
Bias Dalam Desain
Studi Kohort
Hal yang menyebabkan
bias
• Adanya subjek yang teliti yang hilang selama penelitian,
bisa karena migrasi, partisipasi rendah ataupun meninggal
(kohort prospektif)
• Kegagalan mengontrol variabel luar selain faktor penelitian
yang berpengaruh, sehingga besar pengaruh faktor
penelitian berubah menurut faktor ketiga tersebut
• Faktor resiko yang tidak tercatat sejak terjadinya paparan
dengan efek yang ditemukan di awal pengamatan.
Biasanya variabel diukur dengan menggunakan catatan
historis/ data sekunder (Kohort retrospektif)
• Pemilihan subyek yang salah, seharusnya berdasarkan
status paparannya, kemudian dilakukan baru pengamatan
dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang
diamati atau tidak
Bias yang
• Bias Seleksi
muncul
Kesalahan sistematik dalam memilih subyek menurut
status penyakit dipengaruhi status paparannya (studi kasus
kontrol) atau pemilihan subyek menurut status paparan
dipengaruhi status penyakitnya (studi kohor retrospektif)

• Bias Informasi
Hilang-nya orang yang diteliti selama jangka waktu
follow up. Dapat dihindari dengan memilih populasi umum
yang punya batasan jelas, catatan kependudukan teratur &
selalu diperbarui (Bias Follow Up)

• Bias Perancu
Pengaruh faktor penelitian (paparan) karena percampuran
pengaruh faktor penelitian & pengaruh faktor ketiga
Kelebihan Kekurangan

Dapat mempelajari Tidak efisien dan tidak


beberapa efek dari praktis untuk kasus
suatu paparan penyakit langka

Dapat menerangkan
Pada kohort prospektif
“temporal relationship”
Lebih mahal dan butuh
antara paparan dengan
waktu lama
outcome (penyakit)

Dapat menghitung laju


Mempunyai resiko “loss
insiden dan perjalanan
to follow up”
penyakit
CONTOH KASUS
Risiko Relatif
EFEK
Ya Tidak Jumlah
FAKTOR Ya a b a+b
RISIKO Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Sel a: subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek


Sel b: subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
Sel c: subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
Sel d: subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek

Relative Risk (RR) = Insiden pada kelompok terpapar


Insiden pada kelompok tidak terpapar
 A(A+B)/C(C+D)
Interpretasi RR

• RR>1  Paparan merupakan faktor


risiko
• RR<1  Paparan merupakan faktor
protektif
• RR=1  Paparan bukan merupakan
faktor risiko
Hasil

Insiden pada kelompok terpapar


• RR =
Insiden pada kelompok tidak terpapar
A(A+B) 30 𝑥 1000
= = = 2.5
C(C+D) 12 𝑥 1000

Kesimpulan
RR > 1  paparan merupakan faktor risiko
Perokok pasif memberikan risiko relatif untuk
kelahiran kecil sebesar 2.5 kali
Referensi
• http://sphweb.bumc.bu.edu/otlt/mph-
modules/ep/ep713_cohortstudies/ep713_coh
ortstudies_print.html

Anda mungkin juga menyukai