Anda di halaman 1dari 5

SKYPIA

Seputar Informasi disekitar Kita

Makalah Design Penelitian Kohort Retrospektif


Oktober 10, 2017
Download Full Text PDF

KOHORT RETROSPEKTIF

A. Pengertian Kohort Retrospektif


Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau
masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam
masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu: kohort prospektif dan kohort retrospektif. Studi kohort
disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian,
kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang.
Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit.
Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau
sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis.
Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun pada studi
ini,pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi.
Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun pada studi ini,
pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam studi retrospektif
adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort, dan yang diamati adalah
faktor risiko masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian,
bentuk penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang faktor risiko
tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan efek yang
ditemukan pada awal pengamatan.

B. Karakteristik Studi Kohort


Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status paparannya, kemudian
dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau
tidak. Studi kohort memiliki karakteristik:
1. Studi kohort bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
C. Langkah-Langkah Dalam Studi Kohort
Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau
pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel
dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan hipotesa
penelitian.
2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat
paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang
berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan
akurat dari subjek penelitian.
Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada beberapa keadaan, seperti:
1. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
2. Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
3. Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date
Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus
merupakan alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada
populasi umum rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.
Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort adalah kumpulan
subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan kelompok target.
Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang sama dengan populasi
kelompok terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal kelompok terpapar, tetapi
harus dipastikan kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang merancukan penilaian
hubungan antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.
Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan berbeda, data
kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak seakurat pada populasi
khusus.
3. Menentukan Sampel
Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan perkiraan
besarnya sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran. Untuk dua kohort,
terutama untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan kekuatan uji yaitu 1-β.4.
4. Pengambilan data dan pencatatan
Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang
telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.
5. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani
dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data yang
diperoleh disajikan dalam tabel.
Table kontingensi 2x2
Faktor resiko
Penyakit
Total
Ya
Tidak
Terpapar
a
b
a+b
Tidak Terpapar
c
d
c+d
Total
a+c
b+d
a+b+c+d=N

Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau multivariat.
Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek sebagai penyebab timbulnya
penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat
dicari dengan pendekatan klasik ataupun probabilistik.
Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok
terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan
Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang muncul
dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar.
Analisis
a. Insiden Risk ( IR ) = a/ (a+b)
b. Relative Risk ( RR ) = IR kelompok terpapar : IR kelompok tidak terpapar = (a/a + b) : (c/c
+ d)
c. Attributable Risk = IR kelompok terpapar – IR kelompok tidak terpapar
RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%.
Interpretasi hasil RR adalah:
1. Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh
dalam terjadinya efek.
2. Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel
tersebut faktor risiko dari penyakit.
3. Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti
faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
4. Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1 sehingga
belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.

D. Kekuatan Dan Kelemahan Studi Kohort


Kekuatan studi kohort, meliputi:
1. Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit, kemudian
diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit yang diteliti, sehingga
sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau efek dapat diketahui secara pasti.
2. Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
3. Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena penelitian
dimulai dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit.
4. Dapat meneliti paparan yang langka.
5. Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak sebuah
paparan. Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan pemakaian kontrasepsi
oral (pil KB), maka dengan studi kohort dapat diketahui sejumlah kemungkinan efek kontrasepsi
oral pada sejumlah penyakit, seperti infark miokardium, kanker payudara, dan kanker ovarium.
6. Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.
7. Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil
8. Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.

Kelemahan studi kohort, meliputi:


1. Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka
2. Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan membutuhkan banyak
waktu.
3. Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan akurat.
4. Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang hilang pada saat
follow-up.
5. Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang
merugikan.

Download Full Text PDF


jurnal

Komentar

Postingan populer dari blog ini


Cara Melacak Lokasi Pacar Dengan No HP (cocok buat yang gak pengen diselingkuhi)
Oktober 03, 2017
Gambar
Buat sobat yang kepengen ngepoin pacar atau mantan pacar atau mungkin ngepoin gebetan atau
entah siapa lah ya.hehehe....disini gue akan berbagi tips mudah cara mengetahui lokasi seseorang
hanya dengan sebuah no HP. Yups...hanya dengan sebuah no HP. Dan perlu diingat cara ini sangat
simple gak pake ribet,,jadi sobat2 semua pasti akan dengan mudah menjalankan cara ini.
Sebenarnya aplikasi buat melacak lokasi ini sangat banyak tersedia di luar sana,,jika sobat klik
kata kunci "cara melacak lokasi" pada mbah google.....dalam hitungan detik, akan terdapat
bermacam-macam cara yang bisa digunakan. Tapi khusus untuk disini, gue akan jelasin salah satu
aplikasi yang cukup handal dan sudah terbukti bisa melacak lokasi seseorang.
Oke.....tanpa panjang lebar. Yuks kita simak cara mudah melacak lokasi seseorang dengan No. HP
Pertama kita membutuhkan aplikasi pihak ketiga yang bernama Zenly Locator yang bisa
didapatkan secara gratis di Google Play Store atau sobat bisa download file nya dis…
BACA SELENGKAPNYA
Ampuh !! Cara cepat memperbesar alat vital secara alami tanpa obat dan alat, hanya dalam waktu
20 hari.
Oktober 05, 2017
Gambar
Hello sobat skypia semua........
Kali ini gue akan membahas tentang sesuatu yang sangat penting terutama bagi kaum Adam.
So...buat para cowok-cowok simak artikel ini sampe tuntas ya, biar g nyesel buat kedepannya.
Buat para cewek boleh juga kuq membaca artikel ini, yahh buat sekedar menambah
pengetahuan.hhe......
Sesuai judul di atas, gue akan membahas ke sobat semua tentang bagaimana cara cepat
memperbesar besar alat vital tanpa OBAT dan ALAT. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
banyak sekali beredar informasi baik di internet atau iklan-iklan di majalah cetak, Facebook,
Instagram dan lain sebagainya tentang cara memperbesar alat vital. Berbagai cara yang ditawarkan
kebanyakan menggunakan alat dan obat, serta itu tidak gratis kita harus mengeluarkan uang untuk
dapat menggunakan cara tersebut. Bisnis jual-beli pembesar alat vital ini memang sangat
menggiurkan ya, bagaimana tidak tentunya banyak kaum Adam yang ingin punya alat vital yang
besar agar hubungan rumah tangga menjadi lebih i…
BACA SELENGKAPNYA
Diberdayakan oleh Blogger
Gambar tema oleh Michael Elkan

HOME
KESEHATAN
JURNAL
TEKNO
GAME
FILM
Arsip
Label
Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai