Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN

JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

1. Deskriptif

Bertujuan mendeskripsikan distribusi, pola, kecenderungan, perjalanan dan dampak penyakit


menurut karakteristik populasi, letak geografis, dan waktu. peneliti melakukan ekplorasi
deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik faktor resiko maupun efek tanpa
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.

Penelitian deskriptif mempelajari penyebaran penyakit menurut orang (person), tampat


(place) dan waktu (time).

Variabel orang : umur, JK, etnis, tingkat pendidikan, status marital, variabel lain yg berkaitan
dengan tujuan penelitian spt pemakaian alkohol, rokok dll.

Variabel tempat : geografis yg berbeda akan berbeda pula pola penyakitnya, misal pola
penyakit daerah perkotaan dan pedesaan.

Variabel waktu : krn survei yg dilakukan pd waktu dan musim yg berbeda dpt menghasilkn
pola penyakit yg berbeda.

Karakteristik umum yang digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran penyakit adalah


faktor sosio-demografis seperti umur, gender, ras, status perkawinan, pekerjaan; gaya hidup
seperti jenis makanan, pemakaian obat, perilaku seksual, tempat tinggal dan waktu.

Disebut juga studi prevalensi atau sampling survey dan merupakan penelitian pendahuluan
dari penelitian lebih lanjut yaitu studi analitik/eksperimental karena dari penelitian deskriptif
akan dihasilkan hipotesis.

Ciri-ciri penelitian deskriptif :

1. Merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan mendeskripsikan variabel utama


subyek studi misal umur, Jenis Kelamin, pendidikan, pekerjaan, status marital, sosbud
dll
2. Deskriptif tidak dibutuhkan kelompok kontrol
3. Terdapatnya hubungan sebab akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan
tabel silang yang disajikan
4. Hasil hanya disajikan tanpa analisis mendalam
5. Merupakan penelitian pendahuluan
6. Pengumpulan data dilakukan satu saat, subyek selama penelitian hanya diamaati 1
kali
7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan crossectional berupa sampling
survey
8. Dilaksanakan pada wilayah terbatas seperti desa atau kecamatan atau meliputi
wilayah yang besar seperti negara

Keuntungan penelitian deskriptif :

1. Relatif mudah dilaksanakan


2. Tidak membutuhkan kelompok kontrol/pembanding
3. Diperoleh banyak informasi penting
4. Dalam penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh
membutuhkan penelitian lanjutan/tidak

Kerugian penelitian deskriptif :

1. Pengamatan pada subyek hanya 1 kali diibaratkan potret hingga tidak dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu
2. Tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat

Dua manfaat : pertama memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi sumber daya
kesehatan tentang penyebaran dan kecenderungan penyakit di suatu wilayah tertentu, kedua
memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bhw suatu paparan adl faktor risiko
penyakit

Dua kategori epidemiologi deskriptif berdasar unit pengamatan dan atau unit analisis :

1. populasi
1. studi ekologis
2. Time series
3. individu
1. laporan kasus (case report)
2. Case series
2. Analitik, bertujuan:

1. menjelaskan (eksplanatori) faktor-faktor risiko dan kausa penyakit


2. meramalkan (prediction) terjadinya penyakit
3. memberikan saran strategi pengendalian penyakit

Peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu
terjadi.

Menganalisis dinamika korelasi antar fenomena baik antar faktor resiko dg efek, faktor resiko
dg faktor resiko ataupun efek dg efek

Dimensi desain study :

Dibedakan menjadi : Studi obsevasional dan eksperimental


Timing pengumpulan data (sewaktu/concurent, historis, atau campuran)

Desain pencuplikan (random atau non-random, dengan restriksi atau tanpa retriksi)

1. Studi observasional

Menggunakan pendekatan alamiah-mengamati perjalanan alamiah peristiwa, membuat


catatan siapa terpapar & tidak terpapar, dan siapa yang mengalami & tidak mengalami
penyakit yang diteliti

Peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian, tidak menentukan siapa
diberi atau siapa tidak diberi perlakukan/intervensi.

Membandingkan 2 kelompok yaitu terpapar & tidak terpapar, lalu mengukur status penyakit
kedua kelompok tsb. Selain itu juga membandingkan kelompok berpenyakit & tidak
berpenyakit lalu mengukur status paparan kedua kelompok tsb

Mengandalkan pengamatan murni dr lingk yg sebagian besar tak terkontrol shg ada
kemungkinan faktor2 tak teramati “ikut campur” mempengaruhi hub faktor yg diteliti dgn
penyakit

Studi observasional mempunyai 3 macam arah study penelitian yaitu :

1. Cross sectional

Penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek yang berupa
penyakit atau status kesehatan dengan model pendekatan point time. Variabel yang termasuk
faktor risiko dan efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama

Mempelajari dinamika korelasi faktor resiko dan efek dengan model pendekatan sekaligus
pada saat itu (point time).

Kebaikan penelitian cross sectional yaitu


1) Mudah dan murah dilakukan tidak membutuhkan follow up.
2) Desain yg efisien utk mendeskripsikan penyakit dihub dgn distribusi sejumlah
karakteristik populasi spt umur, seks, ras maupun status sosial ekonomi
3) Sbg studi analitik studi potong lintang bermanfaat utk menformulasikan hipotesis hub
kausal yg akan diuji dlm studi analitik lainnya spt kohor&kasus kontrol

Kekurangan penelitian cross sectional :


1) Subyek penelitian besar
2) Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit
3) Kesimpulan korelasi lemah
4) Penggunaan data prevalensi menyesatkan hasil studi potong lintang sebab
mencerminkan tdk hanya aspek etiologi penyakit ttp juga aspek survivalitas
1. Case control

Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian)
dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparanya.

Pendekatan periode time dengan melihat perkembangannya pada periode tertentu baik ke
belakang (retrospektif) maupun ke depan (prospektif)

Kebaikan :
1) sesuai untuk penelitian peny yang langka
2) jangka waktu penelitin relatip singkat
3) menghemat tenaga
4) biaya penelitian reltif murah
5) sekaligus dapat menilai beberapa faktor risiko
6) menunjukkan risiko relatif yang memadai
7) menghindarkan faktor perubahan terapi
8) dapat menghindarkan kesukaran tindak lanjut
9) menghindarkan kesukaran akibat kebiasaan pasien berganti dokter
Kelemahan :
1) Kasus tidak mewakili semua kasus yang terdapat dalam populasi sasaran
2) Bias potensial yang berasal dari pemilihan kasus dan kontrol
3) Kelompok kontrol tdk dapat dibandingkan dengan kasus
4) Sukar menunjukkan urutan faktor risko dengan hasil jadi
5) Terbatas hanya pada satu hasil jadi
6) Tidak dapat menunjukkan insiden atau prevalen
Pemilihan kasus dan kontrol :
1) Kasus
a) Langkah pertama tentukan populasi sumber kasus secara baik
b) Sumber kasus : surveilens, cm, rs/klinik dll
c) Kasus insidens atau prevalens
d) Kriteria diagnosis harus jelas
e) Populasi sumber kasus : Dari rumah sakit (hospital based) dan Dari masyarakat
(population base)
2) Kontrol
a) Tidak menderita peny yg sedang diteliti
b) Idealnya secara random dari populasi kasus
c) Melalui diagnosis yang sama dg kasus
d) Sumber kontrol :
 dari rs / lembaga
 Dari komunitas/masyarakat
 Saudara atau teman kerja

1. Cohort
Pendekatan period time tetapi bukan efek yg dipegang dulu, tetapi kausa (faktor resiko)
diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif ada tidaknya efek sampai periode waktu
tertentu.

Rancangan penelitian epidemiologik yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi


antara faktor risiko dengan efek, dengan pendekatan longitudinal ke depan (prospektif).

Keunggulan
1) Terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek
2) Terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit
3) Pilihan terbaik untuk kasus yg fatal
Kekurangan
1) Memerlukan waktu yg lama
2) Sarana dan biaya mahal
3) Rumit
4) Terancam Drop Out

C. Bentuk Desain Eksperimen

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat diguanakan dalam penelitian bisnis,
seperti pada gambar di bawah ini :
1. Pre – Experimental Designs (Nondesigns)
Desain ini belum merupakan experiment yang sungguh – sungguh, karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang
merupakan variable dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal
tersebut terjadi karena tidak adanya variable control dan sample tidak dipilih secara acak.
Beberapa macam bentuk Pre – Eksperimental Designs :
a. One – Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian ini bahwa terdapat suatu kelompok yang diberi treatment/ perlakuan,
dan selanjutnya di observasi hasilnya.(Treatment adalah sebagai variable independen, dan hasil
sebagai variable dependen.
Dapat digambarkan sbb :
X = Treatment yang diberikan (independen)
O = Observasi (dependen)

b. One – Group Pretest – Posttest Design


Dalam desain ini terdapat pretest sebelum diberikan treatment atau perlakuan. Dengan demikian
hasil treatment akan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan antara
sebelum diberi perlakuan dengan sesudah.
Dapat digambarkan sbb :

O1 = Nilai Pretest
O2 = Nilai Posttest
Contoh : Pengaruh Seminar terhadap prestasi kerja guru = (O1 – O2)
c. Intact – Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, lalu di bagi dua dimana
setengah kelompok untuk eksperimen (yangdiberi pelakuan) dan setengah untuk kelompok lagi
untuk control (yang tidak diberi perlakuan). Jika digambarkan sebagai berikut :
O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan.
O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan

2. True Experimental Design


Merupakan eksperimen yang betul – betul, karena peneliti dapat mengontrol semua variable luar
yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat menjadi tinggi.
Cirri penelitian ini adalah adanya kelompok control dan sample dipilih secara random.
Dalam true eksperimental design ini akan di jelaskan dua bentuk design yaitu :
a. Posttest – Only Control Design
Dalam model rancangan ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan prosedur
random, sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan
perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu tertentu, maka setelah itu
dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan
perbedaannya. Desainnya adalah sebagai berikut :

(O1 : O2)

Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama
diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti
kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok
pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.

b. Pretest – Posttest Control Group Design


yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subjek. Dua kelompok subjek tes
tersebut diberi nama kelompok kontrol dan eksperimen.
Kelompok eksperimen diberi perlakuan, sementara itu kelompok kontrol tidak. Sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan kedua kelompok tersebut diukur variabelnya. Desain ini merupakan
pengembangan desain di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok
pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut :

Pengaruh perlakuannya adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)

3. Factorial Design
Design ini merupakan modifikasi dari design true esperimental, yaitu dengan memperhatikan
kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen)
terhadap hasil (variable dependen).
Pada design ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing – masing diberi pretest.
Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretesnya sama. Jadi O1 = O3
= O5 = O7. Dalam hal ini variable moderatornya adalah Y1 dan Y2
4. Quasi Experimental Design
Design ini merupakan pengembangan dari true experimental design.design ini mempunyai kelompok
control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable – variable luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Design ini dugunakan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian.
Berikut ini dua bentuk desain quasai eksperimen :
a. Time Series Design
Dalam penelitian ini kelompok yang digunakan penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretesnya berbeda – beda maka keleompok tersebut labil, dan tidak konsisten. Setelah kesetabilan
keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatgment. Desain ini hanya
menggunakan satu kelompok saja sehingga tidak memrlukan adanya kelompok control.

Hasil pretes yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7
= O8 . Besarnya pengaruh perflakuan adalah = (O1 + O2 + O3 + O4) – (O5 + O6 + O7 + O8).

b. Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hamper sama dengan pretest – posttest control group design, hanya saja pada desain ini
kelompok tidak dipilih secara random.

Dr. Suparyanto, m.kes


KERANGKA TEORI
 Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari
Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau
berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
 Berdasarkan Kerangka Teori diatas disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan
yang menggambarkan hubungan antar konsep yang akan diliti.

KERANGKA KONSEP
 Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi
suatu pengertian
 Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung
 Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel

KERANGKA OPERASIONAL

 Kerangka Operasional atau Kerangka Kerja adalah kerangka yang menyatakan


tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian

Anda mungkin juga menyukai