Anda di halaman 1dari 18

Metodologi penelitian

Dina Rusdiana
616080621052
Cross Sectional

Cross sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi,


distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status
paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individu
dari suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross sectional
tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan
dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya.
Namun studi ini mudah dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu
follow up. Umumnya studi cross sectional dimanfaatkan untuk merumuskan
hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitiknya (kohort atau
kasus control).
Case Control / Kasus Kontrol

Kasus Kontrol/case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan


kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit
(outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko).
Riwayat paparan dalam penelitian ini dapat diketahui dari register medis atau
berdasarkan wawancara dari responden penelitian. Kelemahan dari studi ini
adalah ketika responden penelitian sulit mengingat kembali riwayat paparan
yang dialami terutama jika paparan sudah dilewati selama bertahun-tahun,
sehingga dalam penelitian kasus control sangat rawan recall bias, disamping
bias seleksi. Namu kelebihan dari studi ini yaitu waktu penelitian relative
singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode
laten yang panjang
Cohort / Kohor

Studi kohor adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara


paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi
berdasarkan status paparan kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode
tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit.
Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu
yang panjang maka studi kohor rawan terhadap bias penarikan responden
( banyak drop out dari observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang
panjang. Studi kohor mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi
kausa dibanding studi observasional lainnya, didapatkan angka kejadian
penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok untuk meneliti paparan
yang langka.
Langkah-langkah dalam Cross Sectional

Identifikasi dan rumusan masalah.


1. Penentuan tujuan penelitian.
2. Penentuan lokasi dan populasi subjek.
3. Penentuan cara dan besaran sampel.
4. Pemberian definisi operasional.
5. Penentuan variabel yang akan diteliti.
6. Penyusunan instrumen untuk pengumpulan data.
7. Merancang analitik.
Langkah-langkah dalam Case Control

Penetapan pertanyaan penelitian dan hipotesis.


1.Penetapan variabel-variabel penelitian.
2.Penetapan subjek penelitian.
3.Pelaksanaan ukuran variabel.
4.Menganalisis hasil.
Langkah-langkah dalam Studi Kohort

Identifikasi faktor dampak (variabel yang dependen), dan


risiko (variabel independen), juga variabel-variabel
pengendali (variabel kontrol).
1. Penetapan subjek penelitian (populasi dan sampel).
2. Identifikasi subjek yang berisiko dan tidak berisiko dalam
populasi.
3. Observasi perkembangan dampak dan efek pada subjek
yang berisiko dan subjek kontrol pada waktu tertentu.
4. Pengolahan dan analisis terhadap data secara desriftif
dan analitik.
•Kelebihan Cross Sectional

Studi bersifat observasi (non-eksperimental).


1.Disain lebih murah dan mudah, sementara hasil cepat
didapatkan.
2.Studi berdasar pada sampel populasi utama (alamiah) yang
tidak bergantung kepada subjek yang mengajukan diri agar
memperoleh tindakan medis.
3.Bisa memahami variabel dalam jumlah banyak sekaligus.
4.Jarang sekali subjek drop out.
5.Bisa dipergunakan sebagai sumber untuk penelitian
setelahnya.
6.Tidak adanya hambatan etik.
Kelebihan Case Control

Kadang merupakan satu-satunya studi yang meneliti


kasus jarang dan/ atau masa laten yang panjang.
• Hasil penelitian bisa diperoleh dalam waktu cepat.
• Biaya relatif lebih murah.
• Dapat melakukan identifikasi bermacam faktor risiko
dalam satu penelitian.
• Tidak adanya masalah etik.
• Umumnya bisa melakukan evaluasi confounding dan
interaksi lebih teliti daripada studi kohort.
Kelebihan Studi Kohort

Sangat tepat guna memahami efek dari paparan


yang sifatnya jarang.
1. Bisa digunakan untuk mempelajari bermacam
efek dari suatu paparan.
2. Bisa dipakai untuk menjelaskan hubungan yang
bersifat temporal antara paparan dan hasil.
3. Perhitungan terhadap laju insiden dan
perjalanan penyakit.
Kekurangan Cross Sectional

Kesulitan dalam penentuan sebab - akibat karena data faktor risiko


dan dampak diambil dalam waktu bersamaan.
1. Butuh jumlah subjek yang banyak khususnya pada jumlah variabel
yang banyak.
2. Tidak bisa menjelaskan bahwasanya mana yang terlebih dahulu
paparan atau penyakit.
3. Tidak merincikan gambaran perjalanan penyakit, insiden, dan/ atau
prognosis.
4. Bisa saja terjadi bias pada prevalensi.
5. Tidak cocok untuk penelitian pada kasus yang sangat jarang.
6. Kesimpulan hubungan antara faktor risiko dan dampak merupakan
paling lemah.
Kekurangan Case Control

Data tentang pajanan faktor risiko didapat melalui daya


ingat atau dari catatan medis sehingga dapat terjadi
ingatan bias serta data sekunder dari data medis sering
tidak akurat.
1. Sulitnya melakukan validasi informasi.
2. Sulitnya mengendalikan grup kontrol dan grup kasus
karena banyaknya faktor eksternal yang sulit untuk
dikontrol.
3. Tidak bisa dipergunakan pada penelitian dengan variabel
dependen yang lebih dari satu.
4. Tidak bisa dilaksanakan pada penelitian evaluasi hasil
terapi.
Kekurangan Studi Kohort

Biaya kohort prospektif mahal dan durasinya


lama.
1. Perlunya sumber data yang lengkap dan akurat
pada kohort retrospektif.
2. Tidak cocok untuk penelitian penyakit yang
jarang.
3. Berisiko terjadinya “loss to follow up"
Untuk memudahkan kita mengunakan
symbol E( exposure) dan D (disease)
Dimana :
D+ : Thypoid
D- : Tidak Thypoid
E+ : Tidak cuci tangan dan jajan
E- : Cuci tangan dan jajan
1. Case Control
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada desain studi case control kita menentukan disease / penyakitnya lebih dulu baru menganalisis penyebab
atau paparannya (exposure). Dalam hal ini kita menentukan adanya penyakit Thypoid atau tidak kemudian
menganalisis penyebab terjadinya penyakit Thypoid, apakah karena dipengaruhi jajan dan tidak cuci tangan
atau jajan dan cuci tangan.
2. Cohor
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut :
ada disain cohor berdasarkan status paparan ( Exposure) kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode
tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit (Disease). Dalam hal ini
berdasarkan status paparan ( jajan dan cuci tangan atau jajan dan tidak cuci tangan) baru kemudian
diamati dari paparan-paparan tersebut mana yang menyebabkan penyakit Thypoid dan mana yang tidak
menyebabkan penyakit Thypoid
3. Cross sectional
Desain studinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Desain Cross Sectional  Pada disain Cross Sectional mempelajari hubungan
penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau
outcome lain, jadi pada disain ini juga mencoba mengamati hubungan paparan
dan penyakit yang ditimbulkan dengan menggunaakan beberapa kombinasi
paparan. Beberapa options, yang dapat diambil dari tabel silang diatas yaitu:
• 1E+D+ = tidak cuci tangan dan jajan + Thypoid
• 2E+D- = cuci tangan dan jajan + tidak Thypoid
• 3E- D+ =cuci tangan dan jajan + Thypoid
• 4E- D- = cuci tangan dan jajan + tidak Thypoid.
Terima kasih ;)

Anda mungkin juga menyukai