Langkah-langkahnya :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian.
2. Penetapan populasi kohort.
3. Penetapan Besarnya sampel.
4. Pencarian sumber keterpaparan.
5. Pengidentifikasian subyek.
6. Memilih kelompok control.
7. Pengamatan hasil luaran.
8. Perhitungan hasil penelitian.
Tabel Analisis Kohort :
Perhitungan Relative Risk
Outcome+ outcome-
a b
c d
Exposure+
Exposure-
a+c b+d
cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tidak terpapar berdasarkan
status paparannya. Ciri-ciri studi cohort adalah pemilihan subjek berdasarkan status paparannya, dan
kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subjek dalam perkembangannya mengalami
penyakit atau tidak.
Pada saat mengidentifikasi status paparan semua subjek harus bebas dari penyakit yang diteliti. Studi
cohort disebut juga studi follow-up (kleinbaum et al., 1982; Rothman, 1986), sebab cohort diikuti dalam
suatu periode untuk diamati perkembang penyakit yang dialaminya.
Kelebihan
1. Study cohort adalah kesesuainnya dengan logika studi eksperimental dalam membuat inferensi
kausal yaitu penelitian dimulai dengan menentukan faktor penyebab diikuti dengan akibat.
Karena pada saat dimulai penelitian telah dipastikan bahwa semua subjek tidak berpenyakit.
2. Peneliti dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak mungkin dilakukan pada
studi case control, sehingga perhitungan rasio laju insidensi harus didekati dengan rasio odds.
3. Studi cohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka. Dalam hal ini rancangan yang efisien
adalah memilih subjek berdasarkan status paparan, untuk memastikan diperolehnya ukuran
5. Karena bersifat opserfasional maka tidak ada subjek yang sengaja dirugikan karena tidak
mendapat terapi yang bermanfaat, atau mendapat paparan faktor yang merugikan kesehatan.
Kelemahan
1. Rancangan studi cohort prospektif lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada
2. Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang langka, kecuali jika ukuran
sampel sangat besar atau prevalensi penyakit pada kelompok terpapar cukup tinggi.
3. Hilangnya subjek selama penelitian, karena migrasi, tingkat partisipasi rendah atau meninggal dan
sebagainya merupakan problem yang mengganggu validitas penelitian. Jika subjek yang hilang
cukup besar atau walaupun sedikit tetapi hilangnya itu berkaitan dengan paparan dan penyakit
yang diteliti, maka temuan penelitian menjadi tidak valid karena adanya bias hilang waktu follow-
up.
4. Karena faktor penelitian sudah ditentukan terlebih duhulu pada awal penelitian, maka studi
cohort tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor-faktor etiologi lainnya untuk
penyakit itu, tatkala penelitian berlangsung.
Contoh
Di dalam suatu populasi ingin diteliti apakah orang obesitas menyebabkan hipertensi. Jika dalam 1
populasi terdapat 1000 penduduk. Kemudian dari populasi tersebut ditentukan kelompok yang obesitas
dan kelompok yang tidak obesitas. Dari masing-masing kelompok diikuti selama 1 tahun ke depan.
Kemungkinannya, pada kelompok obesitas bisa ditemukan hipertensi dan tidak hipertensi, pada kelompok
tidak obesitas juga dapat ditemukan hipertensi dan tidak hipertensi.
1. Studi Kohort
Studi kohort merupakan penelitian epidemiologic analitik non-
eksperimental yang mengkaji hubungan antara factor risiko merupakan
suatu penelitian survei ( non ksperimen ) yang paling baik dalam
menghubungkan antara faktor resiko dengan efek ( Penyakit ).
Penelitian cohort digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor resiko dengan efek melalui pendekatanlongitudinal ke
depan atau prospektif. Artinya faktor resiko yang akan dipelajari
diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif
timbulnya efek, yaitu : penyakit atau salah satu indikator status
kesehatan.
c.Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek
negatif
Kohort
METODE PENELITIAN
Studi Kohort
Berlawanan dengan studi kasus-kontrol yang dimulai dengan identifikasi efek.
Pada penelitian kohort yang diidentifikasi dulu adalah kasusnya, kemudian
subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada
tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni (internal), yang diamati adalah
subyek yang belum mengalami pajanan factor risiko serta belum mengalami
faktor efek. Subyek yang terpajan menjadi kelompok yang diteliti, sedang
subyek yang tidak terpajan menjadi kontrol. Kedua kelompok tersebut kemudian
diikuti selama periode waktu tertentu, dan ditentukan apakah telah terjadi efek
atau penyakit yang diteliti sedangkan pada studi kohort eksternal apabila subyek
yang dipilih sudah terkena factor risiko namun belum mengalami efek dan
kelompok pembanding dipilih dari subyek lain yang tanpa pajanan factor risiko
dan tanpa efek.
Modifikasi Rancangan Studi Kohort
a.Studi Kohort Retrospektif
Pada desain ini, peneliti mengidentifikasi factor risiko dan efek pada kohort yang
telah terjadi di masa lalu namun kejadian efek ditelusur prospektif dilihat dari
saat pajanan risiko. Jenis analisis yang digunakan sama dengan pada studi
kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini sangat bergantung pada kualitas data
pada rekam medik atau catatan yang dipergunakan sebagai sumber data.
b.Studi kohort berganda
Pada studi kohort berganda dengan kelompok pembanding eksternal, penelitian
dimulai dengan kedua kelompok subyek dari populasi yang berbeda, yakni satu
kelompok dengan factor risiko dan kelompok lain tanpa faktor risiko. Desain ini
lebih sering digunakan ketimbang studi kohort dengan kelompok pembanding
internal. Pendekatan metodologis pada rancangan penelitian kohort berganda ini
dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif.
c.Nested case-control study
Jenis studi ini secara harfiah berarti terdapatnya bentuk studi kasus-kontrol
yang bersarang (nested) di dalam rancangan penelitian kohort. Data yang
digunakan adalah data yang diperoleh dari studi kohort. Setelah penelitian
kohort selesai maka diperoleh sejumlah subyek dengan efek yang positif yang
berasal dari kelompok yang terpajan dan kelompok control.
Keunggulan studi in, yaitu penghematan biaya karena pemeriksaan laboratorik
pada factor risiko hanya dilakukan pada kelompok kasus dan kantrol bukan pada
semua subyek penelitian studi kohort, selain itu studi ini lebih unggul disbanding
studi kasus-kontrol biasa karena sampel kontrolnya ditarik dari populasi yang
sama dengan populasi kasus.
Contoh : Hubungan antara pemberian susu formula pada masa
neonates(formula dini) berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah
usia 1 tahun (asma dini)
Jika pada studi kohort, yaitu dengan mengamati bayi baru lahir, mencatat yang
diberi formula dini dan yang tidak.
Kelebihan :
1.Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan
perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
2.Studi kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika antara
hubungan factor risiko dengan efek secara temporal
3.Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan
progresif
4.Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
factor risiko tertentu
5.Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi kohort
memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang
makin meningkat.
Kekurangan :
1.Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2.Sarana dan biaya biasanya mahal
3.Studi kohort seringkali rumit
4.Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
5.Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor
risiko dapat mengganggu analisis lain
6.Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek.
RANCANGAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
(OBSERVASIONAL ANALITIK)
Studi cohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar berdasarkan status penyakit.
Ciri-ciri:
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan
apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat retrospektif atau
prospektif.
Karakteristik:
1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
Keuntungan:
Kelemahan:
Exposure + a b a+b
Exposure – c d c+d
Contoh soal:
Dalam penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan terjadinya hemorage stroke diambil 2916
orang yang tidak minum alkohol dan 4960 orang peminum alkohol yang diikuti selama 12 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 197 orang peminum alkohol dan 93 orang bukan peminum
alkohol mengalami stroke. Hitunglah besar resiko relatifnya!
= 197/4960 : 93/2916
= 1,25