Anda di halaman 1dari 38

EPIDEMIOLOGI

MEASLES – RUBELLA (MR)


Fariani Syahrul
MATERI

 PENYAKIT CAMPAK / MEASLES


 PENYAKIT RUBELLA
 DATA EPIDEMIOLOGI
 IMUNISASI CAMPAK
 IMUNISASI MR
CAMPAK

 Disebabkan karena virus campak,


family paramyxovirus
 Sensitif terhadap panas, mudah
rusak pada suhu 370 C
 Baik sekali terhadap perubahan
PH
 Jangka waktu hidup yang
pendek (short survival time) 
kurang dari 2 jam
 Penularan lebih sering secara
droplet infeksi
GEJALA KLINIS CAMPAK

 Demam bertahap dan meningkat sampai hari


ke-5 atau ke-6
 Timbul ruam  rash (bintik kemerahan pada
kulit)
 Sering diikuti batuk, pilek, mata merah
 Kopliks’s spot: lesi putih berkerumun pada
mukosa bukal (berlawanan dengan geraham
1 & 2 bawah), timbul dua sampai tiga hari
sebelum ruam campak itu sendiri
 Komplikasi: diare, radang paru (pneumonia),
radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk,
kematian
Lanjutan Gejala CAMPAK
Hari 1-3 :
Panas, mata merah dan sakit bila kena cahaya,
batuk/pilek.

Hari 3- 4 :
Timbul bercak-bercak merah pada kulit dimulai
dibelakang telinga menjalar ke muka, mata bengkak
terdapat cairan kuning kental, seluruh tubuh terlihat
bercak-bercak.
Hari 4 – 6 :
Bercak berubah menjadi kehitaman dan mulai
mengering, selanjutnya mengelupas secara
berangsur-angsur. Akhirnya kulit kembali seperti
semula tanpa menimbulkan bekas.
Cara Penularan

 Droplet infection
 Penderita campak biasanya dapat menularkan
penyakit dari saat sebelum gejala timbul sampai 4 hari
setelah ruam timbul.
• Waktu dari eksposure sampai jatuh sakit biasanya
adalah 10 hari.
 Ruam biasanya timbul kira kira 14 hari setelah eksposur.
• Reservoir: manusia, belum diketahui pada binatang

• Karier asimtomatis tidak terdokumentasi

• Sangat menular, >90 % diantara kelompok orang rentan


.
• Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah
dan transmisi melalui udara
(sampai 2 jam setelah seseorang dengan campak
meninggalkan ruangan )

• Masa Inkubasi 8-13hr, rata-2 10hr.

• Waktu Penularan:
4 hr sebelum dan 4 hr setelah rash
(penularan maksimum pada 3-4 hr setelah rash).
Pengobatan
• Simptomatis (bila tidak ada komplikasi )
 Rawat Jalan atau Rumah
• Antibiotika ( Bila ada komplikasi )
 Rumah Sakit
• VITAMIN A:
1. Melindungi mukosa (mencegah komplikasi)
2. Mencegah komplikasi mata
3. Dosis = usia, 3x: saat ditemukan, 1 hr kemudian dan 2
minggu kemudian.
Juga penting : nutrisi & pemberian pengertian pada
keluarga/ibunya.
EPIDEMIOLOGI CAMPAK
 Endemik di seluruh dunia
 Kasus campak masih banyak terjadi di
Indonesia, terutama pada daerah
dengan cakupan imunisasi yang rendah
 Salah satu penyebab utama kematian
pada balita
 KLB campak 2008: Bangka Belitung 6x,
Jawa Barat 31x, Jawa Tengah 12x, Jawa
Timur 32x
 Surveilans: 11.000 kasus campak, 12-39%
confirm
KIPI CAMPAK

 Demam 39,50C pada 5-15% kasus, terjadi pada hari 5-6


setelah imunisasi
 Ruam pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 setelah
imunisasi
 KIPI berat berupa ensefalitis dan ensefalopati ,terjadi 30
hari setelah imunisasi
500,000
bayi lahir
Cakupan campak = 90%

450,000 di vaksinasi 50,000 tak divaksinasi

plus
Vaccine efficacy = 90%

45,000 divaksinasi
405,000 kebal
Tetapi tak kebal

405,000 kebal 95,000 rentan

Population immunity = 81%


Source: de Quadros, C.A., et al. (JAMA-January 17, 1996) PAHO
RUBELLA (CAMPAK JERMAN)

 Disebabkan karena virus rubella


 Mudah menular melalui saluran nafas
 Bahaya pada awal kehamilan (trimester 1)
 keguguran atau kecacatan (Congenital
Rubella Syndrome/CRS):
 Kelainan jantung
 Kelainan mata
 Tuli
 Keterlambatan perkembangan
 Kerusakan jaringan otak
GEJALA PENYAKIT RUBELLA

 Tidak spesifik, kadang tanpa gejala


 Penularan pada 7 hari sebelum rash dan 7 hari sesudah rash
 Masa inkubasi 14 sd 21 hari
 Gejala umum mirip dengan gejala flu:
 Demam ringan
 Pusing
 Pilek
 Mata merah
 Nyeri persendian
EPIDEMIOLOGI RUBELLA DI INDONESIA
 Measles case-based surveillance menunjukkan Transmisi Rubella
luas
 Data RS Retrospective tidak lengkap, namun kasus CRS terdeteksi
cukup tinggi
 Bandung – 60 suspek (tahun?), 1/3 nya confirmed
 Surabaya – 93 suspek (1993-2013)
 Jogyakarta – 1,419 suspek (2008-2013).

 Sentinel CRS surveillance start di13 RS th 2014. Laporan th 2015


(JRF):
 387 suspek -> 26% klinis -> 11% lab

 Lab-based surveillance menunjukkan tingginya transmisi rubella


pada kelompok WUS yg tak terdeteksi sebelumnya
Gambaran situasi terkini penyebaran
Campak dan Rubella di Indonesia
 Setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih
dari 11.000 kasus suspek campak, dan hasil konfirmasi
laboratorium menunjukkan 12–39% di antaranya adalah
campak pasti (lab confirmed) sedangkan 16–43%
adalah rubella pasti.

 Dari tahun 2010 sampai 2015, diperkirakan terdapat


23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubella. Jumlah
kasus ini diperkirakan masih lebih rendah . dibanding
angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih
banyaknya kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari
pelayanan kesehatan swasta serta kelengkapan
laporan surveilans yang masih rendah.
 Di Indonesia, Rubella merupakah salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya
pencegahan efektif.
 Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukkan
70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun.
 Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban
penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan
terdapat 2.767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia
ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada
usia ibu 40-44 tahun.
Siapakah yang berisiko terkena Campak
dan Rubella?

 Setiap orang yang belum pernah divaksinasi Campak atau sudah


divaksinasi tapi belum mendapatkan kekebalan, berisiko tinggi
tertular Campak dan komplikasinya, termasuk kematian.

 Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi


anak dan dewasa muda yang rentan. Tetapi yang menjadi
perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek kepada janin
(teratogenik) apabila Rubella ini menyerang wanita hamil pada
trimester pertama.
 Infeksi Rubella yang terjadi sebelum terjadinya pembuahan
dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan
keguguran, kematian janin atau sindrom rubella kongenital
(Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang
dilahirkan.
 CRS umumnya bermanifestasi sebagai Penyakit Jantung
Bawaan, Katarak Mata, bintik-bintik kemerahan (Purpura),
Microcephaly (Kepala Kecil) dan Tuli.
JENIS VAKSIN

 Monovalen

 Kombinasi vaksin campak dengan rubella (MR)

 Kombinasi measles, mumps dan rubella (MMR)

 Kombinasi measles, mumps, rubella dan varisela (MMRV)


VAKSIN MR
 Vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated) berupa serbuk kering
dengan pelarut. Dapat digunakan
sampai 6 jam setelah dilarutkan selama
tetap disimpan pada suhu 2 – 8 derajat
C
 Kemasan vaksin adalah 10 dosis per
vial.
 Setiap dosis vaksin MR mengandung:
1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella
 Sensitif panas, disimpan pada suhu 2 – 8
C
MANFAAT VAKSIN MR
KONTRA INDIKASI VAKSIN MR

Kontra Indikasi: Ditunda:


 Terapi kortikosteroid,  Demam
immunosupresan, radioterapi
 Batuk
 Wanita hamil
 Pilek
 Kelainan darah seperti leukemia,
 Diare
anemia
 Kelainan fungsi ginjal
 Setelah transfusi darah
 Alergi terhadap komponen vaksin
KAMPANYE MR - LATAR BELAKANG

 The World Health Assembly (WHA) menetapkan Global


Vaccine Action Plan (GVAP) of the decade of vaccines
pada bulan Mei 2012
 Salah satu dari empat tujuan utama GVAP adalah
pencapaian target eliminasi global dan regional untuk
mencapai eliminasi pada minimal 5 regional termasuk
negara-negara SEAR pada tahun 2020.
 Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi
campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020
KAMPANYE IMUNISASI MR (1)

 Eliminasi campak dan pengendalian rubella 2020


 Vaksin MR 95, digunakan lebih dari 141 negara
 Indonesia:
 2017 di Pulau Jawa, 2018 luar Jawa
 Agustus: Sekolah, September: fasilitas kesehatan (puskesmas, posyandu)
 Pemberian vaksin MR pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15
tahun
 Tujuan: meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella
serta memutus transmisi dan menurunkan kejadian campak, rubella dan CRS
 Langkah awal imunisasi rubella untuk masuk dalam jadwal imunisasi rutin 
anak usia 9 bulan, 18 bulan, kelas 1 SD
KAMPANYE IMUNISASI MR (2)

 Kegiatan imunisasi tambahan, dilakukan secara masal


sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus
campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan
<15 tahun
 Tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya
 Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed
consent
TUJUAN KAMPANYE IMUNISASI MR

 Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan


rubella secara cepat
 Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
 Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
 Menurunkan angka kejadian CRS
TARGET REGIONAL RUBELLA/CRS KONTROL

• Menurunkan angka

2015 kesakitan Rubella/CRS


sebesar 50 % dari angka
tahun 2008

• Menurunkan angka
2020 kesakitan Rubella/CRS
95%, dari angka tahun
2008
RENCANA STRATEGIS 2015-2020

Penguatan imunisasi rutin campak dengan minimal cakupan


95% di semua level
Imunisasi campak lanjutan usia 18 bulan
Crash program campak pada balita di 183 kab/kota risiko
tinggi bulan Agustus 2016
Kampanye imunisasi MR (catch up campaign) tahun 2017-
2018 untuk anak 9 bulan – <15 tahun
Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin tahun
2017-2018
SASARAN DAN PELAKSANAAN
KAMPANYE MR
 Sasaran :
Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun

Pelaksanaan:
 Lokasi :
Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi)
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di sekolah-sekolah yaitu Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), SD/MI/sederajat dan
SMP/MTs/sederajat, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
 Waktu :
Dibagi ke dalam 2 fase.
Fase 1 : bulan Agustus dan September 2017 di seluruh
provinsi P. Jawa
Fase 2 : bulan Agustus dan September 2018 di seluruh
provinsi P. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
STRATEGI KAMPANYE MR
Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :
 Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan
SMP/MTs/sederajat dan SMPLB.

 Tahap 2 : SEPTEMBER
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA seperti
Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
DAMPAK KAMPANYE MR TERHADAP
IMUNISASI RUTIN
 Pada saat pendataan sasaran kampanye MR, juga
dimanfaatkan untuk mendata anak yang belum mendapat
Imunisasi lengkap, untuk dilengkapi pada saat yang sama
atau pada kunjungan berikutnya.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kerjasama
dengan sektor swasta tentang pentingnya Imunisasi rutin dan
lanjutan.
 Meningkatkan kerjasama dengan swasta dan partner dalam
kegiatan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi (NGO,
program berbasis masyarakat, media, institusi budaya,
pimpinan masyarakat dan agama, sekolah, humanitarian
dan sukarelawan) serta untuk membantu program rutin
setelah selesai kegiatan Imunisasi tambahan.

 Kegiatan Imunisasi tambahan MR tidak boleh mengganggu


pelaksanaan Imunisasi rutin (untuk sasaran < 9 bulan)
INTRODUKSI IMUNISASI MR

 Vaksin MR menggantikan vaksin campak pada


kegiatan imunisasi rutin
 Sasaran :
 Seluruh bayi usia 9 bulan,
 Seluruh anak usia 18 bulan,
 Seluruh anak usia SD/MI/sederajat/SDLB kelas 1
 Dilaksanakan segera setelah kampanye imunisasi MR
selesai
JADWAL IMUNISASI SETELAH
INTRODUKSI IMUNISASI MR
Usia Anak Jenis Imunisasi
<24 jam Hepatitis HBO
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV
9 bulan MR
18 bulan MR, DPT-HB-Hib
Kelas 1 MR, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
Tahapan Program
Pemberantasan Campak

• Cakupan imunisasi >80%


Tahap reduksi • Pengendalian KLB
• (Indonesia, 1998)

•Cakupan imunisasi > 90%


Tahap Eliminasi •Kasus campak sudah jarang
•KLB tidak ada

• Cakupan imunisasi > 90%


Tahap Eradikasi dan merata
• Transmisi virus sudah putus
 Pemberian Tugas ( 2 minggu)

 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai