Dari uraian singkat di atas dapat dijelaskan bahwa secara garis besar proses
perjalanan penelitian prospektif sebagai berikut:
2 Tujuan
1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
(Nuraini, 2010).
Studi kohort pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok utama yakni
kohort prospektif
kohort retrospektif (historical cohort study).
modi-fikasi studi kohort yakni nested case-control study yakni suatu
bentuk pengamatan kohort yang menggunakan analisis bentuk kasus-
kelola (case control study).
(1) Kohort Prospektif
Bentuk pengamatan dimulai pada saat populasi kohort belum mengalami
akibat yang diteliti dan hanya diketahui kelompok yang terpapar (berisiko)
dan yang tidak terpapar.
Bentuk ini ada dua macam yaitu
kohort prospektif dengan pembanding internal
kelompok yang terpapar dan yang tidak terpapar
sebagai kelompok pembanding atau kontrol berasal dari satu
populasi yang sama.
kohort prospektif dengan pembanding eksternal
kelompok terpapar dan kelompok pembanding tidak
berasal dari satu populasi yang sama.
2. Menetapkan Kohort
Tersedianya kelompok subyek tanpa efek tertentu pada awal studi.
Pembanding internal atau pembanding ekstenal.
Dapat dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografi penduduk,
kelompok profesi, rumah sakit, dll.
6. Analisis Hasil.
Studi insiden.
Membandingkan insiden penyakit antara kelompok dengan faktor
risiko dengan kelompok tanpa risiko Risiko Relatif (Relative Risk
RR).
Menyertakan interval kepercayaan (Sastroasmoro,1995).
6.1 Kelebihan
1. Dapat membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok subyek dengan faktor
resiko positif dan subyek dari kelompok kontrol sejak awal penelitian.
2. Secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari waktu ke waktu.
3. Keseragaman observasi terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke
waktu.
6.2 kelemahan
1. Memerlukan waktu penelitian yang relatif cukup lama
2. Memerlukan sarana dan prasarana serta pengolahan data yang lebih rumit.
3. Kemungkinan adanya subyek penelitian yang drop out sehingga mengurangi
ketepatan dan kecukupan data untuk dianalisis.
4. Menyangkut etika sebab faktor resiko dari subyek yang diamati sampai
terjadinya efek, menimbulkan ketidaknyamanan bagi subyek.
7 Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Penelitian Kohort
1. Sampel dimulai dengan adanya paparan atau tidak
2. Peneliti harus mengetahui status keterpaparan subyek
3. Untuk memperoleh “n” subyek terpapar perlu memeriksa “n” subyek, yang
banyaknya tergantung proporsi paparan di populasi
4. Kohort dapat dilakukan secara retrsopektif dg menggunakan rekam medis atau
catatan yang ada (Ayu, 2010).
Tabel2(Hiremat,2007).
Studi Case Control Studi Cohort
Proses dari efek hingga penyebab Proses dari penyebab hingga efek
Dimulai dari penyakit Dimulai dari orang yang terpapar faktor
resiko
Mempelajari tingkat eksposur pada Menguji frekuensi penyakit pada orang
orang yang terpapar dan tidak yang terpapar dan tidak terpapar
terpapar
Pendekatan pertama dengan Pengujian hipotesis dijadikan cadangan
menguji hipotesis
Meliputi subjek dalam jumlah Meliputi subjek dalam jumlah besar
sedikit
Sumber daya dan waktu yang Membutuhkan waktu dan biaya lebih
sedikit
Cocok untuk penyakit yang jarang Sulit untuk penyakit yang jarang
terjadi
Menghasillkan odd ratio Menghasilkan tingkat insidensi, relative
risk, attributable risk, attributable risk
populasi
Tidak dapat menghasilkan Dapat memperoleh informasi mengenai
informasi mengenai penyakit selain penyakit selain yang diteliti
yang dipilih
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:
EGC