Anda di halaman 1dari 39

JENIS DESAIN STUDI

EPIDEMIOLOGI K3

OLEH :
Irman, AMK, S.KM., M.Ked.Trop.
Dosen Departemen Epidemiologi FKM UHO
Email : irmankedtrop15@gmail.com
WA : 082395050404
JENIS DESAIN STUDI
EPIDEMIOLOGI K3

I. Desain penelitian kohor


II. Desain penelitian kasus kontrol = case
control
III. Desain penelitian potong lintang = cross
sectional
STUDI KOHOR
 Studi kohor merupakan salah satu desain pelitian
observasional yang mengikuti proses perjalanan
waktu ke arah depan berdasarkan urutan waktu.
 Kohor juga merupakan juga penelitian
intervensional, namun dalam hal ini intervensi
tidak dilakukan oleh peneliti melainkan oleh alam
atau orang2 yang bersangkutan.
 membandingkan kelompok terpapar & tidak
terpapar berdasarkan status paparan
Secara skematis proses intervensi ini
dapat digambarkan :

 Sehat Sakit Sehat

Intervensi
oleh alam/
Intervensi
org yg oleh Dokter
bersangkutan
CIRI – CIRI STUDI KOHOR
 Bersifat prospektif
 Bersifat observasional
 Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
 Bersifat insidens
 Intervensi dilakukan oleh alam atau yang
bersangkutan
 Terdapat kpk kontrol
 Terdapat hipotesis spesifik
Secara skematis rancangan
studi kohor (prospektif) adalah :

Secara skematis rancangan studi kohor


(prospektif) adalah :
Hasil Pengamatan Pada Studi
Kohor Dgn Tabel 2x2
KEKUATAN :
 Sesuai dengan logika studi eksperi-mental
dalam membuat inferensi kausal (mulai
dengan menentukan faktor ‘penyebab’
(anteseden) diikuti ‘akibat’ (konsekuen).
sekuen waktu paparan & penyakit
diketahui
 Rasio laju insidensi (IDR) dengan RR (risk
rasio)
 Sesuai untuk paparan yang langka
 Memungkinkan mempelajari sejumlah
efek dari sebuah paparan
 Kemungkanan terjadi bias dalam
menyeleksi subyek & menentukan
status paparan : kecil
 Bersifat observasional -> tidak ada
subyek yang dirugikan
KELEMAHAN :
 Studi kohor prospektif lebih mahal,
waktu lebih lama. Studi kohor
retrospektif : data sekunder harus
lengkap & handal
 Tidak praktis untuk penyakit langka
 Hilangnya subyek selama penelitian
 Tidak cocok untuk merumuskan
hipotesis tentang etiologi penyakit
ketika penelitian terlanjur
berlangsung
MEMILIH KELOMPOK TERPAPAR

Populasi Umum, tepat bila :


1. Prevalensi paparan pada populasi
cukup tinggi
2. Batas geografik jelas
3. Demografik stabil
4. Catatan demografik lengkap & up to
date
Populasi Khusus, tepat bila :

1. Prevalensi paparan & kejadian


penyakit pada populasi rendah

2. Mudah mendapatkan informasi yang


akurat
MEMILIH POPULASI TIDAK
TERPAPAR
 Kelemahan Populasi Umum :
1. Derajat kesehatan lebih rendah dari pada
populasi khusus
2. Data kependudukan tidak sekuat populasi
khusus
3. Asumsi bahwa tidak terdapat paparan
sama sekali pada populasi tersebut
Strategi Mengontrol Bias :
 Penggunaan populasi dengan minat tinggi
 Penerapan masa percobaan (probation)
 Meningkatkan kontak dengan subjek
penelitian
 Penggunaan instrument monitor
STUDI
KASUS KONTROL
by
SUHARYO
: mempelajari hubungan paparan &
penyakit dengan membandingkan
kelompok kasus & kelompok kontrol
berdasarkan status penyakitnya

= Studi retrospektif

Pemilihan subyek berdasarkan status


penyakit -> pengamatan -> terpapar
faktor penelitian atau tidak
 Kasus
: subyek yg didiagnosis
menderita penyakit -> insidensi

 Kontrol
: subyek yang tidak menderita
penyakit

=> Populasi berbeda. Untuk inferensi


kausal, kedua populasi harus setara
KEKUATAN
 Murah, Mudah

 Cocokuntuk meneliti penyakit dengan


periode laten panjang -> tidak perlu
mengikuti perkembangan penyakit
subyek. Cukup mengidentifikasi
subyek : penyakit atau tidak
 Leluasa
menentukan rasio ukuran
sampel kasus & kontrol -> tepat
untuk penyakit langka

 Dapatmeneliti pengaruh sejumlah


paparan terhadap sebuah penyakit
KELEMAHAN
 Bertentangan dengan logika
eksperimen klasik
 Tidak efisien untuk paparan langka ->
bisa, asal beda risiko (RD) populasi
berpenyakit & tidak berpenyakit
cukup tinggi => sampel harus besar
 Tidak dapat menghitung laju insidensi
Untuk menghitung risiko relatif
digunakan rasio odds (OR)
 Tidakmudah memastikan hubungan
temporal antara paparan & penyakit
-> dianjurkan menggunakan insidensi
ketimbang prevalensi

 Kelompok kasus & kontrol dari


populasi terpisah -> sulit dipastikan
setara dalam hal faktor luar & sumber
distorsi lain
MEMILIH KASUS

Kriteriadiagnosis
Populasi sumber kasus
Jenis data penyakit
KEUNTUNGAN MEMILIH KASUS
DARI RUMAH SAKIT
Praktis, murah
Pasien menyadari faktor yg dialami ->
mengurangi bias mengingat kembali
(recall bias)
Lebih kooperatif
KERUGIAN MEMILIH KASUS DARI
RUMAH SAKIT

Biassentripetal (bias dalam seleksi


subyek (memilih) fasilitas yankes)

Bias akses diagnostik (bias dalam


seleksi subyek dalam kemampuan
aksesnya terhadap yankes)
KEUNTUNGAN MEMILIH KASUS
DARI POPULASI

Menghindarkan pengaruh penggunaan


fasilitas yankes tertentu
Memberi gambaran karakter populasi
asal kasus secara langsung

KEKURANGAN MEMILIH KASUS


DARI POPULASI

Biaya & logistik lebih besar


MEMILIH KONTROL

Pertimbangan :
Karakter populasi sumber kasus
Keserupaan antara kontrol & kasus
Pertimbangan praktis & ekonomis
KEUNTUNGAN KONTROL DARI
POPULASI UMUM :

1. Perbandingan lebih baik sebab


sumber kontrol setara dengan
populasi asal kasus
2. Kontrol merupakan pembanding
sehat
KERUGIAN KONTROL DARI
POPULASI UMUM :

1. Butuh waktu & biaya lebih banyak


2. Bias mengingat kembali
3. Motivasi rendah
STUDI
POTONG LINTANG
= cross sectional
: mempelajari hubungan penyakit &
paparan (faktor penelitian) dengan
mengamati status paparan & penyakit
serentak pada individu2 dari populasi
tunggal, pada satu periode
= survei prevalensi
Prosedur : pencuplikan acak
 Tujuan: memperoleh gambaran pola
penyakit & determinan2nya pada
populasi sasaran

 Manfaat : Untuk memformulasikan


hipotesa hubungan paparan-penyakit
yang akan diuji melalui penelitian
analitik (jika variabel hasil relatif tidak
berubah sepanjang masa)
KEKUATAN
 Mudah, murah, tidak perlu follow-up
->jika tujuan penelitian hanya
mendeskripsikan distribusi penyakit
dihubungkan dengan paparan faktor
penelitian
 Cukup kuat di segi metodologik
 Tidak memaksa subyek mengalami faktor
yg bersifat merugikan (faktor risiko)
 Subyek berkesempatan memperoleh
terapi yg bermanfaat
KELEMAHAN
 Tidak tepat untuk menganalisis
hubungan kausal & penyakit

 Distorsiakibat mortalitas &


survivalitas non acak (selektif) pada
survei prevalensi => bias prevalensi-
insidensi Neyman

Anda mungkin juga menyukai