NIM : 1300029229
MAPPING KASUS PENYAKIT X DI KABUPATEN BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2001
A. Tujuan
1. Menganalisis kasus penyakit X berdasarkan tempat dan waktu dengan waktu studi
B. Pendahuluan
Epidemiologi spasial adalah salah satu cabang ilmu epidemiologi yang fokus pada
interpretasi peta lokasi penyakit serta isu-isu yang berkaitan dengan pembuatan peta dan
analisis statistik data yang dipetakan. Selain itu, sifat peta penyakit memastikan bahwa
konsep epidemiologi banyak memainkan peran penting dalam analisis. Pendekatan yang
Studi kluster penyakit yaitu fokus untuk mengidentifikasi wilayah geografis dengan
tingkat risiko yang berbeda atau menilai bukti/fakta yang diduga menjadi sember bahaya. Hal
ini termasuk dalam menguatkan alasan terhadap penyebab penyakit yang terjadi didalam
tingkatan kelompok. Sedangkan pemetaan penyakit (disease mapping) yaitu fokus pada
menghasilkan peta yang sebenarnya terjadi akibat dari distribusi geografis pennyakit. Hal ini
berguna dalam membangun sebuah hipotesis dalam investigasi atau bagian dalam surveilans
penyakit ini untuk mendeteksi penyakit yang berpotensi wabah atau mengidentifikasi
kecenderungan penyakit berdasarkan waktu atau bisa juga digunakan untuk pemetaan
Berdasarkan uraian diatas analisis spasial sangat bermanfaat dalam epidemiologi. Oleh
karena ini perlu adanya penerapan analisis spasial yang berkaitan dengan suatu kasus
penyakit yang berada disuatu wilayah, yaitu kasus penyakit X di Kabupaten Bantul yang
dianalisis berdasarkan cluster kemudian dilakukan layout dari hasil analisis tersebut dalam
bentuk peta.
C. Metode
Analisis spasial yang digunakan dalam praktikum ini merupakan analisis space time
permutation model dengan bantuan perangkat lunak SatScan, dimana analisis yang dilakukan
berdasarkan tempat dan waktu. Data yang diolah merupakan data kasus yang berisi koordinat
kasus dan waktu mulai sakit kasus. Data dianalisis berdasarkan beberapa waktu studi yaitu 1
hari, 30 hari, dan 1 bulan. Hasil analisis dalam 30 hari pada SatScan diinterpretasikan di
Berdasarkan analisis space time permutation model dalam Satscan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa berdasaekan analisis kategori 1 hari
diperoleh 1 buah cluster yang diperoleh dari 3 lokasi dengan radius mencapai 2.07 km.
Cluster ini dilihat dari tanggal 6-26 April 2001 dengan nilai p value = 1.00 yang berarti
cluster ini tidak bermakna secara statistik, artinya kejadian kasus penyakit X pada cluster ini
bukan menjadi suatu masalah yang harus segera mendapat tindakan. Berdasarkan hasil studi
30 hari diperoleh cluster sebanyak 3 cluster dimana cluster pertama memiliki radius yang
sangat luas yaitu 5.53 akan tetapi bilai p-value nya sebesar 0.78 artinya kejadian kasus
penyakit X di cluster ini tidak bermakna secara statistik, sehingga masalah ini bukan suatu
hal yang harus segera diselesaikan walaupun cakupan radiusnya sangat luas. Kedua cluster
lainnya memiliki radius 1.00 dan 0.90 dan memiliki ilai p-value 0.97 dan 0.98, yang berarti
bahwa cakupan radius yang tidak terlalu luas ini secara statistik tidak bermakna, artinya
kejadian di kedua cluster ini tidak begitu berpengaruh terhadap penularan penyakit X. unuk
waktu studi 30 hari kemudian dibuat suatu peta agar memudahkan seseorang dalam melihat
gambaran kejadian penyakit X di wilayah Kabupaten Bantul tahun 2001. Berikut ini hasil
memiliki radius yang luas yaitu digambarkan dengan adanya lingkaran yang besar dan diberi
angka 1. Kedua cluster lainnya memiliki luas yang hampir sama digambarkan melaluii
lingkaran kecil yang berada di arah tenggara yang diberi angka 2 dan 3. Jadi jika kita
menggunakan mapping pada suatu kasus maka akan keluar cluster-cluster dalam bentuk
lingkaran dengan beasr sesuai dengan radius yang diciptakan oleh cluster tersebut. Jika
semakin banyak lingkaran maka semakin banyak cluster yang terbentuk akan tetapi cluster
yang terbentuk tersebut belum tentu bermakna secara statistik sebagai suatu masalah.
Hasil analisis terakhir ada;ah berdasarkan waktu studi 1 bulan, dimana dalam rentan
waktu ini diperoleh 5 cluster dengan radius yang bervariasi. Radius yang paling luas adalah
rradius ke-1 yaitu sebesar 2.07 km dan radius paiing pendek adalah radius ke-4 dengan nilai
0.00058 km. Dari kelima cluster yang terbentuk nilai p-valuenya > 0.05 yang berarti bahwa
cluster tersebut tidak bermakna secara statistika.. Semakin lama durasi waktu studinya makan
akan semakin banyak cluster yang terventuk. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan yang terjadi
E. Kesimpulan
1. Semakin lama waktu studinya maka semakin banyak cluster yang terbentuk.
2. Cluster dalam peta digambarkan dengan lingkaran dengan diameter sesuai dengan radius
masing-masing cluster.
3. Hasil analisis 1 hari diperoleh 1 cluster, 30 hari diperoleh 3 cluster dan 1 bulan diperoleh
5 cluster.
F. Daftar Pustaka
Lawson, A. B, 2006, Statistical Methods in Spatial Epidemiology, England: John Wiley &
Sons Ltd.
Purnama, 2014, Epidemiologi Spasial Kasus Malaria Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera
Hidayatullah.