Anda di halaman 1dari 18

Identifikasi bahaya,

analisis kerentanan dan


penilaian risiko
Aisyah Putri Wahda
Raka Nuralif V
Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena,
atau aktivitas manusia yang berpotensi merusak, yang
bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera,
kerusakan harta-benda, gangguan sosial dan ekonomi
atau kerusakan lingkungan (ISDR, 2004 dalam MPBI,
2007) atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan
ancaman terhadap kesehatan, keamanan, atau
kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi
masyarakat atau kesatuan organisasi pemerintah yang
selalu luas (Lundgreen, 1986).

2
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu :
✢ Bencana alam geologis disebabkan oleh gaya-gaya yang
berasal dari dalam bumi (gaya endogen).
✢ Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh faktor angin dan hujan.
✢ Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang
terjadi di luar angkasa, contoh : hantaman/impact meteor.

3
Jenis-Jenis Bencana di Indonesia, beragam bencana pernah
terjadi di Indonesia. Jenis-jenis bencana di Indonesia dapat
disimpulkan secara implisit melalui UU No. 24/2007, yaitu:

Bencana Non-
Bencana Alam Bencana Sosial
Alam

4
IDENTIFIKASI VARIABEL PENILAIAN
Identifikasi Ancaman Identifikasi Kapasitas

Identifikasi ini dilakukan Kapasitas tersebut dapat


dengan melihat kejadian dinilai secara
bencana dampak yang personal/individual, komunal,
diakibatkannya. kelembagaan, system, dan
kebijakan
Identifikasi Kerentanan Identifikasi Resiko

Identifikasi secara cermat kondisi Risiko bencana adalah potensi


kerentanan mutlak diperlukan
kerugian yang ditimbulkan
membuat peta kerentanan. Demikian
dapat dilakukan langkah-Langkah akibat bencana pada suatu
penanganan yang tepat guna wilayah dalam kurun waktu
mengurangi kerentanan tertentu.

5
Langkah-Langkah Analisis Risiko

Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang


memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor
nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Berikut ini adalah jenis bencana, baik bencana alam maupun non alam berikut
karakteristik dan permasalahannya. Setiap jenis bencana memiliki karakteristik dan
sangat berkaitan erat dengan masalah yang dapat diakibatkannya. Dengan mengenal
karakteristik setiap ancaman, kita dapat mengetahui perilaku ancaman tersebut dan
menyusun langkah- langkah pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk
dalam penyusunan rencana operasional saat terjadi bencana.

Lanjut...
6
Karakteristik Bencana, Bencana secara istilah
dibedakan berdasar karakteristik fisik utama :

Penyebab Frekuensi Durasi :


: : berapa Beberapa
alam/ulah sering durasinya
manusia terjadinya terbatas

Kecepatan Luasnya Potensi


Onset Dampak Merusak

7
Geografi Bencana, Area geografik yang nyata
sehubungan dengan bencana dikatakan sebagai area
kerusakan, area dimana bencana menyerang. Dibagi :
01. 02.
Area kerusakan total : dimana Area kerusakan tepi : Walau
bencana paling rusak dampak bencana dirasakan,
kerusakan dan atau cedera
nyata lebih ringan dibanding area
kerusakan total.

03. 04.
Area penyaring : Area dekat area Area bantuan terorganisir : Area
kerusakan dari mana bantuan dimulai darimana bantuan yang lebih resmi
secara segera diberikan secara
dan spontan. selektif.

8
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
Data yang dikumpulkan dalam rangka analisis resiko bencana, baik berupa
data manajemen (peraturan pendukung, sistem peringatan dini, sistem
pembiayaan, rencana penanganan dll). Data dapat berupa data primer maupun
sekunder yg diperoleh secara lintas program/sektor. Data dpt disajikan dlm
bentuk peta yg menggambarkan: topografi wilayah, jenis ancaman/bahaya,
demografi, sumber daya dll , meliputi :
✢ Inventarisasi ancaman/bahaya menurut wilayah (banjir, tanah longsor,
gempa bumi, konflik dll)
✢ Kerentanan
○ Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kesehatan (RS, Pusk, Pustu,
Ambulans, Dll)
○ Ketersediaan Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan Dll)
○ Data Cakupan Yankes (Imunisasi, Kia, Gizi Dll)
○ Data Demografi (Jml Pddk, Kelompok Rentan, Dll)

9
Unit analisis risiko merupakan satuan terkecil dimana analisis
risiko dilakukan (Aditya, 2010). Berdasarkan Peraturan Kepala
(Perka) BNPB No. 2 Tahun 2012, unit analisis memiliki ketentuan
tingkat kedetailan analisis (kedalaman analisis) yaitu:
✢ Peta risiko di tingkat nasional minimal hingga kabupaten/kota,
✢ Kedalaman analisis peta risiko di tingkat provinsi minimal
hingga kecamatan,
✢ Kedalaman analisis peta risiko di tingkat kabupaten/kota
minimal hingga tingkat
✢ kelurahan/desa/kampung/nagari
Setelah berhasil mengidentifikasi daerah mana saja yang memiliki
tingkat risiko tinggi, selanjutnya dapat disusun rencana aksi yang
dapat dilakukan pada daerah tersebut untuk mengurangi risiko
bencana. 10
Multi-Risiko
Untuk mendapatkan hitungan yang lebih
akurat mengenai potensi risiko di suatu
daerah, perlu dilakukan analisis multi-risiko.
Analisis multi-risiko menggabungkan hasil
hitungan risiko dari berbagai kejadian
bencana pada suatu daerah sehingga
diperoleh akumulasi hitungan risiko pada
daerah tersebut. Pada Perka BNPB No. 2
tahun 2012, analisis multi risiko dapat
dilakukan menggunakan pembobotan pada
beberapa jenis kejadian bencana yang
diidentifikasi

11
CARA ANALISIS RESIKO
01. Proses 03. Pelaksanaan
Pengelolaan
Risiko Bencana
02. Analytic
Hierarchy Process
(AHP)

12
Proses Pengelolaan Risiko Bencana
Dalam pengelolaan risiko bencana, bencana dijelaskan berkaitan dengan risikonya terhadap
masyarakat; dan dilakukan tindakan yang sesuai terhadap risiko yang diketahui. Hal penting :
o Berapa luas bencana melanda.
o Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan.
Pengelolaan risiko bencana adalah penerapan sistematik dari kebijaksanaan
pengelolaan, prosedur dan pelatihan terhadap :
o Memastikan hal-hal terkait
o Mengidentifikasi risiko
o Menganalisis risiko
o Menilai / mengevaluasi risiko
o Mengatasi risiko

13
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Dengan mengetahui berbagai komponen yang memperngaruhi nilai suatu risiko pada
daerah tertentu, maka dapat dilakukan analisis untuk mengetahui peranan keseluruhan
komponen tersebut terhadap nilai risiko yang dihasilkan. Analisis Proses Berjenjang (AHP)
merupakan proses analisis yang menggunakan pendekatan Multicriteria Decision Analysis
(MCDA), dilakukan dengan cara melakukan evaluasi berbobot terhadap berbagai komponen
yang mempengaruhi suatu variable secara berjenjang (hierarkhis). Dalam hal ini, bobot masing-
masing komponen ditentukan secara relatif, yaitu suatu komponen yang dianggap memiliki
pengaruh lebih besar akan diberikan bobot yang lebih besar secara berjenjang, dan demikian
sebaliknya, komponen dengan pengaruh yang tidak terlalu besar akan diberikan nilai bobot yang
tidak terlalu besar pula.
Pada kegiatan penilaian risiko, AHP digunakan untuk memberikan bobot pada masing-
masing elemen risiko (ancaman, kapasitas dan kerentanan) yang masing-masing dipengaruhi
oleh berbagai komponen turunan. Dengan menggunakan AHP, akan diperoleh nilai risiko yang
diwakili oleh semua komponen yang teridentifikasi, sesuai dengan bobot masing- masing
Pelaksanaan
Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa batasan area pemetaan,
identifikasi kebutuhan data, unit analisis yang dipilih serta perangkat lunak
yang digunakan. Adapun untuk lokasi pemetaan risiko, dipilih daerah
Kabupaten Bogor sebagai daerah studi, dengan unit analisis yang digunakan
adalah pada batas desa. Lokasi ini dipilih karena tingginya frekuensi kejadian
bencana dan kelengkapan data baik kerentanan maupun kapasitas pada tiap
unit analisis. Pada project ini digunakan perangkat lunak QGIS yang
merupakan perangkat lunak OpenSource GIS dengan fungsi analisis spasial
yang cukup lengkap. Tahapan persiapan pemetaan risiko meliputi beberapa
tahapan turunan sebagai berikut:
✢ Identifikasi Data dan Unit Analisis
✢ Penentuan Kriteria dan Kelas Data
✢ Pembobotan Komponen
✢ Penyusunan Matriks Penilaian Bahaya NEXT…..
Diagram Aliran Pembuatan Peta Rawan dan Peta Risiko
Konseptual diagram aliran pembuatan peta rawan dan peta
risiko ditunjukkan oleh
✢ gambar di bawah ini.
Ada tiga (3) langkah untuk menghasilkan peta rawan,
yaitu
✢ Pengumpulan data,
✢ Penghitungan & pemilihan indeks
✢ Pebuatan peta rawan.

16
Kerentanan
✢ Fisik
○ Kekuatan struktur bangunan fisik thd bencana (rumah,
fasilitas umum, perkantoran dll)
○ Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan, sarana
angkutan, jaringan komunikasi dll)
✢ Sosial
Meliputi unsur demografi (proporsi kel. rentan, status kesehatan,
budaya, status sosek dll)
✢ Ekonomi
Meliputi dampak primer (kerusakan/kehilangan harta benda, mata
pencaharian dll) dan sekunder (inflasi, dll)

17
Thanks!
Any questions?

18

Anda mungkin juga menyukai