PENDAHULUAN
Analisis kualitas lingkungan adalah salah satu mata kuliah yang berfokus pada bagaimana
cara menganalisis kuliatas lingkungan fisik, kimia, bologi, dan social untuk mengetahui
gambaran kulitas lingkungan secara keseluruhan dan pengaruhnya terhadap derajat Kesehatan
masyarakat. Lingkungan adalah adalah salah satu determinan dari 4 determinan yang
mempengaruhi kulitas Kesehatan masyarakat menurut H.L Blum. Salah satu lingkungan yang
paling dekat dengan manusia adalah rumah dan pemukiman. Rumah adalah lingkungan fisik
yang paling dekat dengan manusia, sekaligus menjadi tempat interaksi sossial paling dasar dalam
masyarakat yaitu keluarga, sedangkan permukiman adalah kumpulan rumah yang membentuk
suatu wilayah tinggal pada masyarakat. Kualitas kesehatan perumahan dan permukiman perlu
diperhatikan agar dapat mencegah terjadinya masalah Kesehatan melalui perumahan maupun
permukiman, karena itu ada prinsip dan syarat untuk mewujudkan perumahan dan permukiman
yang sehat bagi masyarakat. untuk itu mengetahui syarat dan prinsip lingkungan perumahan dan
pemukiman yang sehat serta dampaknya terhadap Kesehatan masyarakat sangat perlu kita
pelajari dan pahami, serta dengan mampu menganalisis kualitas lingkungan perumahan dan
pemukiman berarti memudahkan kita untuk menelusuri penyebab masalah kesehatan dan mampu
membuat program yang efektif dan efisien
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa defenisi lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat ?
1.2.2 Bagaimana syarat rumah bersih dan sehat ?
1.2.3 Bagaimana syarat permukiman yang bersih dan sehat ?
1.2.4 Bagaimana Sanitasi lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat ?
1.2.5 Apa program dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan
perumahan dan permukiman ?
1.2.6 Bagaimana hubungan Kesehatan lingkungan perumahan dan ermukiman dengan
pembangunan berkelanjutan ?
1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami
1.3.1 Defenisi lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat
1.3.2 Syarat rumah bersih dan sehat
1.3.3 Syarat permukiman bersih dan sehat
1.3.4 Sanitasi lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat
1.3.5 Program dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan perumahan
dan permukiman
1.2.6 Hubungan Kesehatan lingkungan perumahan dan ermukiman dengan
pembangunan berkelanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait,
seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya
pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002). Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan,
halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga
(UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk
tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai
Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Menurut undang- undang nomor 1 tahun 2011 Bab 1 tentang ketentuan umum
Pasal 1 dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat.
2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni
. 3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih
dari satu satuan permukiman.
5. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman adalah lingkungan yang memiliki dua unsur utama didalamnya yaitu
perumahan (manusia) dan alam . yang berarti lingkungan permukiman yang sehat adalah
lingkungan yang terjaga keharmonisan antara manusia dan alam, dimana manusia menjaga alam
dengan berbagai upaya seperti sanitasi yang baik, pengelolaan sampah yang baik, kehidupan
bermasyarakat yang baik dan lainnya sehingga kualitas lingkungan fisik, biologi dan social
meningkat kearah positif dan dengan begitu kualitas derajat Kesehatan masyarakatpun
meningkat.
Menurut Winslow dan Apha perumahan sehat harus memenuhi beberapa persyratan,
yaitu memenuhi kebutuhan fisiologi, pskologi, mencegah penularan penyakit dan mencegah
terjadinya kecelakaan
2.2.1 Pemenuhan kebutuhan fisiologis
1. Suhu ruangan
Suhu ruangan yang baik untuk di dalam rumah sebaiknya berkisar antara 18-20 0C. Suhu
di dalam ruangan biasanya dipengaruhi oleh suhu di luar ruangan, kelembaban udara,, dan suhu
benda dalam ruangan. Suhu udara dalam ruangan yang rendah meningkatkan kelembaban udara
dan artinya memudahkan jamur dan mikroorganaisme pathogen untuk tumbuh dan berkembang.
Sedangkan suhu udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah seperti susah bernapas,
heat stroke dan lainnya.
2. Penerangan
Rumah yang sehat harus mendapat penerangan yang cukup di malam hari dan di siang hari.
Pengukuran yang digunakan untuk mengukur adalah lux meter, light meter, atau footcandle
meter. Setiap ruangan harus memiliki perengan yang berbeda beda tergantung kegunaannya, agar
tidak meningkatkan resiko masalah Kesehatan bagi penghuni/pengguna ruangan.
3. Ventilasi
Ventilasi yang cukup untuk ruangan, adalah ventilasi yang memungkinkan terjadinya
pertukaran oksigen dan karbondioksida secara cukup sehingga udara tetap segar dalam ruangan.
Oleh karena itu pembuatan jendela di rumah harus sekitar 15% dari luas lantai. Dan susunannya
harus dibuat sedemikaian rupa agar udara dapat mengslir bebas.
4. Isolasi suara
Dinding ruangan harus kedap suara, baik dari dalam maupun keluar, sehingga perumahan harus
jauh dari sumber kebisingan.
2. Paremeter kimia
Luas ruangan berkaitan dengan jumlah orang dalam satu rumah/ ruangan dikaitkan dengan luas
ruangan yang baik. Kebutuhan Luas Ruang Rumah & Kavling Keputusan Menteri Permukiman
dan Prasarana Wilayah nomor 403/KPTS/M/2002 Kebutuhan luas ruang/jiwa minimum adalah 9
m2/jiwa. Luas kapling yang dibutuhkan (menggunakan KDB = 60%) adalah: 100/60 x 36 m2=
60 m2 (minimum) dan maksimum 200 m2, dengan luas ideal antara 72 – 90 m2. (KPU,.modul
rumah sehat)
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja
yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang
penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Syarat pembuangan kotoran yang
memenuhi aturan kesehatan adalah :
(Notoatmodjo, 2003)
7. Jenis lantai
Lantai yang tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim penghujan.
Lantai rumah dapat terbuat dari: ubin atau 10 semen, kayu, dan tanah yang disiram
kemudian dipadatkan. Lantai yang basah dan berdebu dapat menimbulkan sarang
penyakit (Notoatmodjo, 2003).
1. Ketetangan dan kebebasan anggota keluarga terjamin tidak terganggu anggota keluarga
lain maupun tetangga
5. jumlah tempat tidur dan pengaturannya harus sesuai dengan umur dan jenis kelamin
penghuni
1. Tersedianya sumber air yang sehat yang memenuhi syarat air sehat secara kualita dan
kuantitas
2. Tempat pembuangan air limbah , kotoran dan sampah disediakan dan dikelola dengan
baik sesui prosedur Kesehatan.
3. Mampu mencegah perkembangan vector penyakit
4. Luas kamar tidur + 3,5M2. Tinggi langit- langit kamar maksimal 2,75m agar
mencegah sesak napas dan mencegah penularan penyakit.
5. Dapur dan tempat menympan makanan harus bersih dan aman dari vector penyakit dan
debu.
1. ventilasi yang cukup besar untuk mengeluarkan gas beracun dan buangsn hasil
respirasi
4. jarak dengan atap tetangga minimal 3m. untuk mencegah perambatan api saat
kebakaran
5. Rumah jauh dari pohon besar yang mudah roboh dan tumbang
9. Jika ada tangga, anak tangga lebarnya minimal 25 cm, tinggi 18cm,
Permukiman yang sehat dan bersih harus memenuhi persyaratan fisik, biologi, kimia,
pskologi dan social.
Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologik di
dalam rumah, di lingkungan perumahan, sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan
derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan
adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan
masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau
gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter
sebagai berikut :
1. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
1.Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
2. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan;
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
3. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan
mata;
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
5. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan
6. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
9. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
7.Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi
untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
8. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari; Kualitas air
harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416
tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
Sanitasi lingkungan perumahan dan permukiman adalah semua perilaku dan Tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di lingkungan perumahan dan permukiman untuk
menghindari kontak dengan kotoran dan bahan buangan bahaya lainnya agar terhindar dari
berbagai masalah Kesehatan yang berkaitan dengan kotoran dan bahan buangan sehingga dapat
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat. bahan berbahaya dan buangan ysng dimaksud
tergolong dalam bahan fisik (sampah padat), mikrobiologi (bakteri, virus, jamur) dan kimia
(limbah pabrik)
1. Sanitasi Makanan
7. Toilet umum
Toilet umum harus bersih, memiliki air yang cukup, menyediakan sabun untuk
mencuci tangan
2.5 Program dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program
STBM memiliki indikator outcome dan output. Indikatoroutcome STBM yaitu menurunnya
kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi
dan perilaku. Sedangkan indicator output STBM adalah sebagai berikut :
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di
rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti
sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan
(air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
Dalam PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014, strategi penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) meliputi 3 (tiga) komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain
yaitu:
Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses pencapaian 5 (lima)
Pilar STBM tidak maksimal. Tiga strategi ini disebut Komponen Sanitasi Total.
BAB III
Kasus
TB paru adalah penyakit menular yang ditularkan melalui media udara dengan portal of entry
dan portal of exitnya adalah pernapasan. Agent TB yaitu bakteri Micobacterium tuberculosis
ditularkan lewat droplet penderita kepada host. Lingkungan fisik rumah seperti kelembaban,
suhu, dan sanitasi merupakan determinan tidak langsung yang berperan dalam penularan agent
TB. Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor
risiko sumber penularan penyakit TBC. Sumber penularan penyakit ini erat kaitannya dengan
kondisi fisik rumah dan sanitasi
Faktor risiko dan lingkungan pada bangunan rumah yang dapat mempengaruhi kejadian
penyakit maupun kecelakaan antara lain ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian, kelembaban
ruangan, binatang penular penyakit, penyediaan air bersih, limbah rumah tangga, hingga
penghuni dalam rumah. Kondisi kesehatan lingkungan rumah berpengaruh secara tidak langsung
terhadap kejadian penyakit TB paru, karena lingkungan rumah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan akan mempengaruhi jumlah atau kepadatan kuman dalam rumah tersebut, termasuk
kuman Mycobacterium tuberculosis. Hubungan penyakit tuberculosis paru dipengaruhi oleh
kebersihan udara karena rumah yang terlalu sempit (terlalu banyak penghuninnya) maka ruangan
akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga
meningkatkan resiko tertular. Lingkungan dan rumah yang tidak sehat seperti pencahayaan
rumah yang kurang (terutama cahaya matahari), kurangnya ventilasi rumah, kondisi ruangan
yang lembab, hunian yang terlalu padat mengakibatkan kadar CO2 di rumah meningkat.
Peningkatan CO2, sangat mendukung perkembangan bakteri. Hal ini di karenakan
Mycobacterium tuberculosis adalah aerob obligat dan mendapatkan energi dari oksidasi banyak
komponen karbon sederhana. Menurut sebuah penelitian yang telah dilakukan di Ciampea
menghitung risiko untuk terkena TBC 5,2 kali pada penghuni yang memiliki ventilasi buruk
dibanding penduduk berventilasi memenuhi syarat kesehatan. Pencahayaan rumah yang tidak
memenuhi syarat berisiko 2,5 kali terkena TBC dibanding penghuni yang memenuhi persyaratan,
semua cahaya pada dasarnya dapat mematikan, namun tentu tergantung jenis dan lama cahaya
tersebut.
Rumah dan permukiman yang padat akan meningkatkan resiko menderita TB paru, hal
ini semakin banyak penghuni artinya semakin sempit rumah dan semakin dekat jarak penghuni,
sehingga meningkatkan resiko terpapar droplet, selain itu rumah yang padat apalagi di daerah
perkotaan yang permukimannya padat penduduk biasanya memiliki sistem sanitasi yang tidak
terlalu baik sehingga rentan terhadap penyakit – penyakit menular seperti Vector borne disease
(malaria, DBD), water borne disease (diare, kolera), penyakit kulit ( panu, kudis kurap), dimana
keterpaparan penghuni rumah dan masyarakat pemukiman akan berbagai mikroorganisme
pathogen semakin tinggi, maka daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkan untuk
menderita TB paru, sanitasi rumah juga berkaitan dengan makanan dan air sebagai sumber
nutrisi manusia, jika sistem sanitasi buruk maka sanitasi makanan dalam rumah juga akan
menurun, makanan akan terkontaminasi mikroorganisme pathogen seperti jamur, bakteri dan
virus, debu dan kotoran, sehingga bukannya menjadi sumber nutrisi bagi tubuh tetapi menjadi
media penularan penyakit bagi tubuh, pengelolaan sampah yang buruk dapat menjadikan sampah
sebagai media penularan penyakit, selain itu sampah yang mencemari lingkungan dan air berarti
akan menjadi tempat berkembangnya berbagai masalah Kesehatan manusia dan lingkungan yang
akan menurunkan derajat Kesehatan masyarakat. menurunnya derajat Kesehatan masyarakat
mengindikasikan bahwa masyarakat lebih rentan terinfeksi bakteri Micobacterium tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrianti, Apri. (2016). KESEHATAN MASYARAKAT SANITASI DAN LINGKUNGAN. PT Borobudur Inspira
Nusantara: Surakarta
Nurul Pertiwi, Rikha. (2012). HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU, PRAKTIK HYGIENE DAN
SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERCULOSIS DI KECAMATAN SEMARANG UTARA
TAHUN 2011. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT. 1( 2) : 435 – 445
diunduh :https://media.neliti.com/media/publications/18811-ID-hubungan-antara-karakteristik-
individu-praktik-hygiene-dan-sanitasi-lingkungan-d.pdf
Kartika Syafri, Amalia. (2015). HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS
PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK BOYOLALI. Artikel penelitian publikasi. Universitas
Muhammdiya Surakarta diunduh : http://eprints.ums.ac.id/33053/17/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Ulinnuha Fahreza, Erwin. (2012). Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis
Paru dengan Basil Tahan Asam positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah. 1 (1): 9-13 diunduh : http://eprints.ums.ac.id/33053/17/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf
https://www.bphn.go.id/data/documents/11uu001.pdf
http://perkim.bandaacehkota.go.id/2017/01/22/contoh-artikel/
http://puskim.pu.go.id/wp-content/uploads/2018/04/modul-rumah-sehat-redesign.pdf
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S44237-Iis%20Iswanto
http://stbm.kemkes.go.id/app/reference/1/pedoman-pembinaan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat
http://stbm.kemkes.go.id/public/docs/reference/5b99c4c2576e12f4c9a2019139312658b2f3704c9abc5.
pdf
http://stbm.kemkes.go.id/app/about/1/about