Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HVAS, GAS SAMPLER, DAN PERSONAL DUST SAMPLER

DISUSUN OLEH:

Kelompok 6

1 Tiur Yulanda Siregar : PO.71.33.1.18.032

2 Sri Hartini : PO.71.33.1.18.028

3 Fhara Luffianas Tasya Agatha : PO.71.33.1.18.010

4 Renny Putri Anggraini : PO.71.33.1.18.024

5 Indri Astuti : PO.71.33.1.18.013

6 Tifani Chika Aurelia : PO.71.33.1.18.031

MATA KULIAH:

Instrumentasi

DOSEN PEMBIMBING:

Priyadi, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat

Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah

Kami menyadari makalah ini pasti ada kekurangannya. Jadi kami harapkan

kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk lebih baik lagi

dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Sekian kata pengantar yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat bagi para

pembaca, akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 10 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A HVAS (High Volume Air Sampler) ........................................................... 3

B Gas Sampler ............................................................................................... 4

C Personal Dust Sampler (PDS) .................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 8

B. Saran ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

LAMPIRAN GAMBAR .............................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Udara merupakan senyawa campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.

Udara bumi yang kering mengandung nitrogen, oksigen, uap air dan gas-gas lain. Udara

ambien, memiliki kualitas yang mudah berubah. Kondisi normal pada atmosfer

memiliki kemampuan untuk mencairkan pencemar yang masuk, baik melalui proses

pencampuran (mixing), perpindahan (transport) dan juga perubahan secara kimiawi

(transformation). Jika pencemar di udara pada atmosfer yang terjadi secara terus

menerus, maka konsentrasi pencemar di udara akan terus meningkat dan dapat melebihi

kapasitasnya, sehingga dapat disebut istilah pencemaran udara.

Konsentrasi pencemar di udara akan menentukan kualitas udara pada daerah

tersebut. Hal yang mempengaruhi pencemaran udara yaitu laju emoso dari sumber, laju

perubahan baik fisik maupun kimia dari pencemar, serta disperse dan transportasi

pencemar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Total suspended particulate (TSP)

adalah komponen yang sangat penting dari parameter kualitas udara ambien. Komponen

“debu” tersebut termasuk dalam parameter kualitas udara yang wajib diukur sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara. Pada jumlah tertentu dengan relatif rendah, TSP tidak akan menimbulkan efek

negatif, namun jika dalam udara ambien melebihi baku mutu maka akan menimbulkan

efek negatif yang berbahaya dan merugikan, baik dari aspek ekonomi maupun dari

aspek lingkungan.

Komposisi dan ukuran TSP dapat menentukan tingkat resiko yang terjadi. Ukuran

TSP bervariasi, namun yang dapat membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara

1
0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Sumber TSP secara alami berasal dari debu tanah

atau pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang, abu vulkanik akibat letusan

gunung berapi, dan semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi.

Sumber TSP akibat ulah manusia berasal dari pembakaran batubara, proses industri,

kebakaran hutan, dan gas buangan transportasi (Wardhana, 2004).

B Rumusan Masalah

1. Apa pengertian HVAS, Gas Sampler, dan Personal Dust Sampler?

2. Bagaimana prinsip kerja alat HVAS, Gas Sampler, dan Personal Dust

Sampler?

3. Apa manfaat alat HVAS, Gas Sampler, dan Personal Dust Sampler?

4. Bagaimana cara kerja alat HVAS, Gas Sampler, dan Personal Dust Sampler?

C Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari alat HVAS, Gas Sampler, dan

Personal Dust Sampler.

2. Agar mahasiswa mengetahui prinsip kerja alat HVAS, Gas Sampler, dan

Personal Dust Sampler.

3. Agar mahasiswa mengetahui manfaat dari alat HVAS, Gas Sampler, dan

Personal Dust Sampler.

4. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja alat HVAS, Gas Sampler, dan

Personal Dust Sampler.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A HVAS (High Volume Air Sampler)

1. Pengertian

High Volume Air Sampler (HVAS) adalah alat pengambil sampel partikulat

di udara ambien.

2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja HVAS (High Volume Air Sampler) yaitu partikel dihisap

melalui filter di dalam shelter dengan menggunakan pompa vakum laju alir tinggi

sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah partikel yang

terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara

gravimetrik. Laju alir dipantau saat periode pengujian. Hasilnya ditampilkan

dalam bentuk satuan massa partikulat yang terkumpul persatuan volume contoh

uji udara yang diambil sebagai µg/m3.

3. Manfaat

Mengukur dan mengetahui tingkat konsentrasi Total Suspended Particulate

(TSP) diudara ambient pada ruangan laboratorium properti dan material

menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan metode

gravimetrik.

4. Cara Kerja

a. Menimbang filter dengan menggunakan neraca analitik dan kemudian

mencatat berat awal filternya.

3
b. Menempatkan atau membungkus filter yang telah ditimbang ke dalam

sebuah aluminium foil sebelum digunakan untuk pengambilan sampel

udara.

c. Menempatkan perangkat HVAS di lokasi dimana pengukuran konsentrasi

Total Suspended Particulate (TSP) akan dilakukan. Dalam praktikum ini,

perangkat HVAS diletakkan di sudut ruangan lab beton, berdekatan

dengan alat uji tekan beton.

d. Meletakkan filter pada filter holder HVAS dengan menggunakan pinset.

5. Menyalakan perangkat HVAS setelah disambungkan ke stop kontak

terlebih dahulu dengan menggunakan kabel roll

e. Melakukan pembacaan dan pencatatan indikator laju alir yang ada pada

perangkat HVAS.

f. Setelah 1 jam waktu pengukuran, melakukan pembacaan indikator laju

alir kembali pada alat uji dan kemudian mematikannya.

g. Memindahkan filter dari filter holder HVAS ke aluminum foil dengan

menggunakan pinset.

h. Menimbang kembali berat akhir filter yang digunakan untuk

pengambilan sampel udara dengan menggunakan neraca analitik.

B Gas Sampler

1. Pengertian

Gas sampler adalah pengukuran kualitas udara ambien yang dapat dilakukan

secara kontinyu menggunakan peralatan automatik yang dapat mengukur zat

pencemar secara langsung dan dengan cepat, sehingga fluktuasi konsentrasi zat

4
pencemar di udara ambien dapat dipantau. Metode pengukuran tersebut memer-

lukan biaya yang tinggi, baik untuk biaya investasi maupun biaya operasional dan

perawatannya.

2. Prinsip Kerja

Praktikum pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO2) menggunakan

metode Griess Saltzman. Metode ini menggunakan pompa udara dan larutan

penyerap Griess Saltzman yang berfungsi untuk menyerap NO2 yang terdapat di

udara.

3. Manfaat

Pengukuran kadar Nitrogen Dioksida (NO2) di udara ambient dengan

menggunakan metode Griess Saltzman.

4. Cara Kerja

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. 10 ml larutan Greiss Slatzman dipipet dan dimasukkan ke dalam

tabung penyerap gas sampler yang berlabel NO2.

c. Tabung penjerap gas sampler ditutup dan diletakkan di rak tabung gas

sampler. Lalu dihubungkan selang polos ke lubang “out” danselang

berulir ke lubang “in”.

d. Rangkaian alat yang telah diisi tabung larutan penjerap dimasukkanke

alat gas sampler.

e. Dihubungkan selang panjang ke dalam tabung penjerap dan

dibericorong udara sesuai dengan arah angin. Digunakan tripod

untukmenyangga selang.

5
f. Tombol ON ditekan untuk menyalakan mesin dan ditunggu selama3

jam.

g. Dicatat flow awal, suhu awal dan tekanan awal.

h. Setelah 3 jam, alat dimatikan dan ditunggu 30 menit supaya dingin.

i. Dicatat flow akhir, suhu akhir dan tekanan akhir.

C Personal Dust Sampler (PDS)

1. Pengertian

Alat ini biasa digunakan untuk menentukan Respiral Dust (RD) di udara

atau debu yang dapat lolos melalui filter bulu hidung manusia selama bernafas.

Untuk flow rate 2 liter/menit dapat menangkap debu yang berukuran < 10 mikron.

Alat ini biasanya digunakan pada lingkungan kerja dan dipasang pada pinggang

pekerja karena ukurannya yang sangat kecil.

2. Prinsip Kerja

Pengukuran kadar debu menggunakan personal dust sampler ini memiliki

prinsip kerja dengan menangkap debu di tempat kerja lalu membandingkan berat

kertas filter sesudah dengan sebelum dengan metode gravimetri.

3. Manfaat

Untuk menentukan respiral dust (RD) di udara atau debu yang dapat lolos

melalui filter bulu hidung manusia selama bernapas.

4. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Menentukan lokasi pengukuran

6
3) Menaruh filter pada desikator selama 24 jam sebelum pengukuran

4) Menimbang filter dengan timbangan anilitik untuk menghitung berat

awal

5) Melakukan pengukurana

a. Memasang filter pada filter holder

b. Merangkai filter holder dengan pompa penghisap

c. Memasukkan filter ke dalam filter holder dengan permukaan

yang halus menghadap ke bawah

d. Mengatur kecepatan aliran udara 1,5 – 3 mg/l

e. Menaruh filter holder pada leher baju sedangkan PDS (pompa

penghisap) ditaruh pada pinggang

6) Waktu pengukuran adalah 2 jam

7) Setelah 2 jam, melepas filter dan di taruh pada tempat filter

8) Kemudian filter ditaruh kembali pada desikator selama 24 jam

9) Menimbang filter dengan timbangan analitik

10) Menghitung tingkat debu dengan rumus

berat akhir− berat awal


ΔW=
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑥 𝑡

7
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa HVAS (High Volume Air Sampler) memiliki fungsi

yang sama dengan PDS (Personal Dust Sampler) yang mana keduanya bekerja

menghisap partikulat di udara ambient. Sedangkan Gas Sampler berfungsi untuk

menghisap gas pencemar di udara.

B Saran

Diperlukan ketelitian dalam menghitung perhitungan konsentrasi TSP. Sangat

perlu diperhatikan dan dipertimbangkan faktor-faktor alam yang baik secara fisik

maupun kimia mempengaruhi pengujian TSP seperti kondisi iklim lingkungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/fahmi_barry/laporan-praktikum-hvas/

https://id.scribd.com/doc/286605216/laporan-praktikum-pengukuran-debu

http://ejournal.kemenperin.go.id/jrtppi/article/view/1099

https://dokumen.tips/documents/praktikum-pengukuran-debu-dengan-pds.html

https://www.academia.edu/26062286/Laporan_Praktikum_Pemeriksaan_Kualitas_Uda

ra

9
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1 HVAS (High Volume Air Sampler)

Gambar 2 Gas Sampler

Gambar 3 Personal Dust Sampler (PDS)

10

Anda mungkin juga menyukai