Disusun Oleh :
Kelompok 6
25010113120082
UMI ALFIANI 25010113120104
196809111993032013
Menyetujui,
Kordinator Laboratorium
Terpadu
Ir. Laksmi
Widajanti, M.Si.
NIP.
196608131992032
003
ii
KATA PENGANTAR
Semarang, 23 November
2019
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi.6 Udara terdiri dari campuran bermacam-macam gas yang
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara dan lingkungan sekitarnya.7
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang
normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 %
Ar ; 0,03
% CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan
hydrogen (H2).1
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara bersifat kontan
sesuai ketinggian dari permukaan tanah, demikian juga masanya akan
berkurang Bersama dengan ketinggiannya. Semakin dekat dengan lapisan
trofosfer, maka udara semakin kurang keberadaannya melangkahi batas
gravitasi bumi, maka udara akan mampu sama sekali.
Jika makluk hidup bernafas maka kandungan oksigen berkurang,
sementara kandungan karbon dioksida bertambah.Ketika tumbuhan
melakukan system fotosintetis, oksigen kembali dihasilkan dan dilepas.
B. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada pada
lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya.8
cemaran di atmosfer.
Konsentrasi udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar
yang terdiri dari partikel-partikel dan gas-gas kemudian di atmosfer
mendapat pengaruh dari antaralain faktor meteorologis seperti curah hujan,
arah dan kecepatan angin, kelembaban udara dan temperatur serta secara
bersamaan mengalami reaksi kimia.9
C. Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing di dalam
udara dalam jumlah tertentu serta berada di dalam udara dalam waktu yang
cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan maupun
binatang.2
Secara fisik, bahan pencemar udara dapat berupa partikel (debu, aerosol,
timahhitam), gas (CO, NOx, SOx,HC) danenergi (suhu dan
kebisingan).Selain itu terdapat juga polutan penyebab efek gas rumah kaca,
antara lain: Carbondioxide (CO2), Methane (CH4), dan Carbonmonooxide
(CO).3Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.5
D. Oksidan (Ox)
Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi,
pengaruhnya terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan
dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari
90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian
besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan
sebagai kadar ozon.
tinggi.
2. Kelembapan udara
Kelembapan udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara.
Pada kelembapan yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi
dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau
menjadi pencemar sekunder.
3. Tekanan udara
Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu
reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar diudara atau zat-zat
yang ada di udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah maupun
berkurang
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan
terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan
pengenceran dari bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu
pencemar pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar yang
berbeda. Demikian juga halnya dengan arah dan kecepatan angin dapat
mempengaruhi kadar bahan pencemar setempat
5. Sinar matahari
Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara, karena
dengan adanya sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar di
udara dapat dipercepat atau diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di
udara sehingga sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya
sinar matahari yang menyinari bumi. Demikian juga halnya mengenai
banyaknya panas matahari yang sampai ke bumi, yang dapat
mempengaruhi kadar pencemar udara
6. Curah hujan
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak
dari atas jatu ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam
partikel air, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun
partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan di bawa jatuh
ke bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat
16
H. Dampak Oksidan
1. Terhadap Lingkungan
Efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan adalah pemanasan global
yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, perubahan habitat hidup
liar, kegagalan panen pertanian, kenaikan muka air laut, mencairnya
daerah kutub.13
2. Terhadap Kesehatan
Ozon merupakan senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2
dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi tentang dampak ozon
dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task
group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500
μg/ dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak,
meningkatkan frekuensi serangan asma dan iritasi mata, serta
menurunkan kinerja para olahragawan.14. Pada kadar 0,3 ppm mulai
terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan manusia.15
I. Penanggulangan Dampak
Adapun penanggulangan dampak oksidan dapat dilakukan beberapa cara yaitu
sebagai berikut
1. Mengganti produk yang mengandung CFC (Chloro Flouro Carbon) dengan
bahan yang ramah terhadap lingkungan.
2. Melakukan penghijauan dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan
3. Mengurangi kegiatan yang berasal dari bahan yang tidak mengakibatkan
naiknya kadar oksidan.
47
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Praktikum uji kualitas udara dengan parameter oksidan (Ox) dilaksanakan
pada hari Jumat 8 November 2019 pukul 08.30 sampai dengan selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum pengujian kadar oksidan (Ox) dilaksanakan di Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro.
C. Alat
1. Gas Sampler : 1 buah
2. Spektrofotometer UV-ViS : 1 buah
3. Pipet ukur : 1 buah
4. Bulb : 1 buah
5. Timer : 1 buah
6. Thermohigrometer : 1 buah
7. Barometer : 1 buah :
8. Kuvet : 1 buah
9. Beaker Glass : 1 buah
10. Rol Kabel : 1 buah
11. Selang : 1 buah
12. Corong : 1 buah
13. Tripod : 1 buah
14. Payung : 1 buah
15. Tali Rafia : 1 buah
D. Bahan
1. Larutan penjerap NBKI (Neutral Buffer Kalium Iodida)
2. Aquadest
3. Aquabidest
48
4. Tissu
5. Label Kertas
6. Sampel Uji Udara Ambien
E. Teknik Sampling
Sampel uji diambil dari udara ambien yang berada disekitar halaman depan
Dekanat FKM UNDIP menggunakan alat gas sampler selama 3 jam. Waktu
pengambilan sampel pada hari Jumat 8 November 2019 dimulai sekitar pukul
10.00 pagi.
Ditutup tabung sampel dan diletakkan pada arak tabung gas sampler
lalu dihubungkan selang yang polos kedalam lubang ‘out’ dan selang
yang berkulir kedalam lubang ‘in’
Dimasukkan rangkaian rak yang sudah diisi tabung larutan penjerap kealat
gas sampler
2. Pengujian Oksidan
Disiapkan 2 kuvet, 1 diberi label ‘sampel’ dan satu lagi diberi label ‘blanko’.
Kuvet selalu dipegang pada bagian yang buram.
Dibilas dan diisi kuvet ‘blanko’ dengan larutan penjerap NBKI, sedangkan
kuvet ‘sampel’ dibilas dan diisi dengan larutan sampel Ox hingga 3/4 bagian
kemudian bagian luar keduanya dikeringkan dengan tisu
3. Rumus Perhitungan
a) Volume
Keterangan :
y = 0,075x – 0,083
y : Nilai absorbansi
𝐅𝟏 + 𝐟𝟐 𝐏𝐚 𝟐𝟗𝟖
𝑽= 𝐱𝐭𝐱 𝐱
𝟐 𝐓𝐚 𝟕𝟔𝟎
Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25°C,
760 mmHg
F1 : Laju alir atau flow awal (m3/menit)
F2 : Laju alir atau flowr akhir (m3/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
(mmHg)
Ta : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
298 : Kondisi temperature pada kondisi normal 25°C ke K
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Pada tahap awal uji oksidan dilakukan pengambilan sampel/contoh
oksidan dengan alat gas sampler. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir
pengambilan sampel. Awal yaitu pengamatan yang dilakukan sesaat setelah
gas sampler dihidupkan dan akhir merupakan pengamatan yang dilakukan
sesaat sebelum alat dimatikan
Hasil Pengamatan
Rata-Rata
Parameter Awal Akhir
B. Hasil Perhitungan
1. Jumlah Oksidan Dalam Sampel engan Persamaan Kurva
Diketahui : y = 0,095
y = 0,075x – 0,083
0,095 = 0,075x – 0,083
0,075x = 0,083+0,095
0,083+0,095
x= 0,075
= 2,37 μg.
53
2,37
C= 𝑥 1000
30,22
= 78,42 μg/Nm3
C. Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum uji kualitas udara diambil di
lapangan depan Dekanat FKM Undip. Pengambilan dilakukan selama
3 jam pada hari Jumat tanggal 8 November 2019 . Alat yang digunakan
untuk pengambil sampel udara yaitu gas sampler dengan nilai laju alir
permanen sebesar 0,175 m3/menit. Kodisi saat pengambilan sampel
yaitu cuaca cerah dengan kelembapan awal 35,2% akhir 44,6, suhu
awal 37,1oC dan suhu akhir 38,1oC.
Gambar 4.3
Hasil Pengujian Sampel Uji Ox dengan Spektrofotometer
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum uji kadar Ox di udara ambien adalah sebagai
berikut :
1. Konsentrasi oksidan dengan metode Neutral Buffer Kalium Iodida (NBKI)
menggunakan spektrofotometer UV-ViS yaitu sebesar 78,42 μg/Nm3
selama 3 jam pengambilan sampel.
2. Konsentrasi oksidan yaitu sebesar 78,42 μg/Nm3 tidak melebihi naku mutu
yang diperbolehkan yaitu 235 μg/Nm3 berdasarkan Permen LH Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
3. Konsentrasi Oksidan yang tidak melebihi bahan baku tidak menimbulkan dampak
akan tetapi bias dijadikan sebagai indicator bahwa lingkungan FKM Undip masih
memiliki kualitas oksidan yang memenuhi syarat dan harus tetap dipertahankan
dengan menanam pohon lagi di area yang belum hijau.
B. Saran
1. Praktikan diharapkan teliti dalam pemasangan rangkaian alat gas sampler
sesuai prosedur dalam pedoman praktikum.
2. Diharapkan thermohigrometer tidak ditempatkan diatas alat gas sampler
yang sedang beroperasi karena dapat merusak thermohigrometer yang
menerima panas yang berlebih dari alat gas sampler.
3. Diharapkan dalam praktikum dalam masa yang akan datang, pemilihan
lokasi pengambilan sampel lebih dari satu tempat sehingga dapat
meningkatkan validitas data yang didapatkan.
4. Menerapkan green campus dapat mengurangi polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian kuvet yang berisi Kuvet yang berisi larutan Nilai Absorbansi Ox
larutan sampel Ox sampel Ox dimasukkan ke
dikeringkan dengan tissu dalam spektrofotometer
59