Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN KUALITAS UDARA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

25010113120082
UMI ALFIANI 25010113120104

ELISA MAHARANI 25010113120112

ACHMAD RIZKI AZHARI 25010113140258

CRISTIN OKTAVIANA G.Y.A 25010113140266

TITI HAPSARI 25010113140357

ILYA FAROKHA RIZQYANA 2501013130387

AGUSTINA RATRI MAHARANI 25010113130416

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Praktikum Pemeriksaan Kualitas Udara


2. Penyusun : Kelompok 7
3. Tempat Kegiatan : Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro

Sudah diperiksa isi materi keilmuan dan disetujui.

Semarang, 10 Juni 2016

Kepala Laboratorium Bagian Dosen


Pembimbing/Penguji Kesehatan Lingkungan/
Laboratorium
Kesmas FKM
Undip

Yusniar Hanani Darudianti, STP, M.Kes Dr.Dra.

Sulistiyani, M.Kes. NIP. 197109091995032001 NIP.

196809111993032013

Menyetujui,
Kordinator Laboratorium
Terpadu
Ir. Laksmi

Widajanti, M.Si.

NIP.

196608131992032

003

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa


penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan yang berjudul
“Praktikum Pemeriksaan Kualitas Udara”. Dalam pembuatan makalah ini,
praktikan mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Dra. Sulistiyani, M. Kes selaku dosen praktikum yang telah


memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga laporan ini
dapat selesai dengan lancar.
2. Semua pihak yang tidak dapat praktikan sebutkan satu persatu yang
membantu pembuatan laporan ini.

Semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada


umumnya dan praktikan pada khususnya, praktikan menyadari bahwa
dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata praktikan sampaikan terima kasih.

Semarang, 23 November
2019

Praktikan

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

Parameter Oksidan (Ox)

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 39


A. Latar Belakang ........................................................................................ 39
B. Tujuan ..................................................................................................... 40
C. Manfaat ................................................................................................... 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 41


A. Udara ....................................................................................................... 41
B. Udara Ambien ......................................................................................... 41
C. Pencemaran Udara .................................................................................. 42
D. Oksidan (Ox) ........................................................................................... 42
E. Sumber Pencemaran Oksidan ................................................................. 42
F. Baku Mutu Oksidan ................................................................................ 42
G. Dampak Oksidan ..................................................................................... 43
H. Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Pencemar di Udara ................ 43

BAB III METODE PRAKTIKUM ..................................................................... 46


A. Waktu Praktikum .................................................................................... 46
B. Tempat Praktikum ................................................................................... 46
C. Alat .......................................................................................................... 46
D. Bahan ...................................................................................................... 46
E. Teknik Sampling ..................................................................................... 47
F. Metode yang Digunakan ......................................................................... 47
G. Prosedur Kerja ........................................................................................ 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 51


A. Hasil Pengamatan .................................................................................... 51
B. Hasil Perhitungan .................................................................................... 51
C. Pembahasan............................................................................................. 52

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 55


A. Kesimpulan ............................................................................................. 55
B. Saran ....................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56


LAMPIRAN ........................................................................................................ 58
DAFTAR TABEL

Parameter III Oksidan (Ox)


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Pengambilan Sampel ............................. 51

viii
DAFTAR GAMBAR

Parameter III Oksidan (Ox)


Gambar 3.1. Skema Kerja Pengambilan Sampel Oksidan .................................. 48
Gambar 3.2. Skema Kerja Pengujian Oksidan .................................................... 49
Gambar 4.1 Hasil Ukur Kelembapan Awal Lokasi ............................................ 53
Gambar 4.2 Hasil Ukur Suhu Awal Lokasi ........................................................ 53
Gambar 4.3 Hasil ukur absorbansi sampel oksidan ............................................ 53

ix
9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya.1

Adanya pencemaran udara dapat menyebabkan perubahan susunan


(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing
di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di dalam udara dalam
waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan
maupun binatang.2

Perubahan kualitas udara ambien biasanya mencakup parameter-


parameter secara fisik berupa partikel (debu, aerosol, timahhitam), gas (CO,
NOx, SOx,HC) danenergi (suhu dan kebisingan).Selain itu terdapat juga
polutan penyebab efek gas rumah kaca, antara lain: Carbondioxide (CO2),
Methane (CH4), dan Carbonmonooxide (CO).3

Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi,


pengaruhnya terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan
dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari
90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian
besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan
sebagai kadar ozon.4

Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui


konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.5 Pada praktikum kali ini,
mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengujian dan penghitungan
terhadap kadar oksidan pada sampel uji udara ambien yang berada
dilapangan gedung A FKM UNDIP serta mampu menganalisi hasil yang
didapat kaitannya dengan kesehatan
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum uji kadar oksidan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan kadar oksidan dengan metode NBKI (Neutral Buffer
Kalium Iodida) menggunakan spektofotometer UV-VIS

2. Untuk membandingkan kadar oksidan hasil perhitungan dengan baku


mutu Permen LH Nomor 12 Tahun 2010

3. Untuk mengetahui dampak oksidan terhadap lingkungan dan kesehatan


dari udara ambien di FKM UNDIP
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum uji kadae oksidan ini adalah sebagai berikut
:
1. Praktikan mampu mempraktekkan pengambilan sampel udara oksidan
2. Praktikan mampu melakukan pengujian kadar oksidan pada sampel
dengan metode NBKI menggunakan spektrofotometer
3. Praktikan mampu melakukan perhitungan kadar oksidan pada udara
ambient
4. Praktikan mampu menganalisis hasil uji dengan membandingkannya
berdasarkan standard baku mutu dan kaitannya dengan kesehatan
12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi.6 Udara terdiri dari campuran bermacam-macam gas yang
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara dan lingkungan sekitarnya.7
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat
oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang
normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 %
Ar ; 0,03
% CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan
hydrogen (H2).1
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara bersifat kontan
sesuai ketinggian dari permukaan tanah, demikian juga masanya akan
berkurang Bersama dengan ketinggiannya. Semakin dekat dengan lapisan
trofosfer, maka udara semakin kurang keberadaannya melangkahi batas
gravitasi bumi, maka udara akan mampu sama sekali.
Jika makluk hidup bernafas maka kandungan oksigen berkurang,
sementara kandungan karbon dioksida bertambah.Ketika tumbuhan
melakukan system fotosintetis, oksigen kembali dihasilkan dan dilepas.

B. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang berada pada
lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup serta unsur lingkungan hidup lainnya.8

Udara ambien digunakan sebagai penentuan kualitas emisi cemaran dari


sumber cemaran dan kualitas proses transportasi, konversi dan penghilangan
13

cemaran di atmosfer.
Konsentrasi udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar
yang terdiri dari partikel-partikel dan gas-gas kemudian di atmosfer
mendapat pengaruh dari antaralain faktor meteorologis seperti curah hujan,
arah dan kecepatan angin, kelembaban udara dan temperatur serta secara
bersamaan mengalami reaksi kimia.9

C. Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya. Keberadaan zat atau bahan asing di dalam
udara dalam jumlah tertentu serta berada di dalam udara dalam waktu yang
cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan maupun
binatang.2
Secara fisik, bahan pencemar udara dapat berupa partikel (debu, aerosol,
timahhitam), gas (CO, NOx, SOx,HC) danenergi (suhu dan
kebisingan).Selain itu terdapat juga polutan penyebab efek gas rumah kaca,
antara lain: Carbondioxide (CO2), Methane (CH4), dan Carbonmonooxide
(CO).3Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi zat pencemar yang ada di udara.5

D. Oksidan (Ox)
Oksidan merupakan senyawa yang memiliki sifat mengoksidasi,
pengaruhnya terhadap kesehatan adalah mengganggu proses pernafasan dan
dapat menyebabkan iritasi mata. Oksidan di udara meliputi ozon (lebih dari
90%), nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN). Karena sebagian
besar oksidan adalah ozon, maka monitoring udara ambien dinyatakan
sebagai kadar ozon.

E. Sumber Pencemaran Oksidan


Oksidan dapat mengganggu integritas sel karena dapat bereaksi dengan
komponen-komponen yang penting untuk mempertahankan kehidupan sel,
14

baik komponen struktural (misalnya molekul-molekul penyusun membrane)


maupun komponen-komponen fungsional (misalnya enzim-enzim dan
DNA). Oksidan yang dapat merusak sel berasal dari berbagai sumber, yaitu
:
1. Berasal dari tubuh sendiri, yaitu senyawa-senyawa yang sebenarnya
berasal dari proses-proses biologik normal (fisiologis), namun oleh suatu
sebab terdapat dalam jumlah besar
2. Berasal dari proses-proses peradangan
3. Berasal dari luar tubuh, seperti misalnya obat-obatan dan senyawa
pencemar (polutan)
4. Berasal dari akibat radiasi.10

F. Baku Mutu Oksidan


Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambient.11

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan baku mutu udara


ambien (BMUA) di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, sedangkan untuk baku mutu
oksidan berdasarkan Permen LH Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu
Udara Ambien ditetapkan nilai oksidan pengukuran selama 1 jam, sebesar
235 µg/nm3 dan selama 1 tahun sebesar 50 µg/nm3 dengan metode analisis.12

G. Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Pencemar di Udara


Adapun factor-faktor yang mempengaruhi keberadaan Ox diudara
adalah suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin.4 Menurut Junaidi
(2002), beberapa keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi kualiatas udara
yaitu:
1. Suhu udara
Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara
yang tinggi menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi
pencemar menjadi makin rendah. Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan
udara makin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara tampaknya makin
15

tinggi.
2. Kelembapan udara
Kelembapan udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara.
Pada kelembapan yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi
dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau
menjadi pencemar sekunder.
3. Tekanan udara
Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu
reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar diudara atau zat-zat
yang ada di udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah maupun
berkurang
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan
terjadi suatu proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan
pengenceran dari bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu
pencemar pada jarak tertentu sumber akan mempunyai kadar yang
berbeda. Demikian juga halnya dengan arah dan kecepatan angin dapat
mempengaruhi kadar bahan pencemar setempat
5. Sinar matahari
Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara, karena
dengan adanya sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar di
udara dapat dipercepat atau diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di
udara sehingga sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya
sinar matahari yang menyinari bumi. Demikian juga halnya mengenai
banyaknya panas matahari yang sampai ke bumi, yang dapat
mempengaruhi kadar pencemar udara
6. Curah hujan

Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak
dari atas jatu ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam
partikel air, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun
partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan di bawa jatuh
ke bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat
16

berkurang konsentrasinya akibat jatuhnya hujan.16

H. Dampak Oksidan
1. Terhadap Lingkungan
Efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan adalah pemanasan global
yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, perubahan habitat hidup
liar, kegagalan panen pertanian, kenaikan muka air laut, mencairnya
daerah kutub.13
2. Terhadap Kesehatan
Ozon merupakan senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2
dan bereaksi kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi tentang dampak ozon
dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task
group menyatakan pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500
μg/ dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak,
meningkatkan frekuensi serangan asma dan iritasi mata, serta
menurunkan kinerja para olahragawan.14. Pada kadar 0,3 ppm mulai
terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan manusia.15

I. Penanggulangan Dampak
Adapun penanggulangan dampak oksidan dapat dilakukan beberapa cara yaitu
sebagai berikut
1. Mengganti produk yang mengandung CFC (Chloro Flouro Carbon) dengan
bahan yang ramah terhadap lingkungan.
2. Melakukan penghijauan dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan
3. Mengurangi kegiatan yang berasal dari bahan yang tidak mengakibatkan
naiknya kadar oksidan.
47

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Praktikum
Praktikum uji kualitas udara dengan parameter oksidan (Ox) dilaksanakan
pada hari Jumat 8 November 2019 pukul 08.30 sampai dengan selesai.

B. Tempat Praktikum
Praktikum pengujian kadar oksidan (Ox) dilaksanakan di Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro.

C. Alat
1. Gas Sampler : 1 buah
2. Spektrofotometer UV-ViS : 1 buah
3. Pipet ukur : 1 buah
4. Bulb : 1 buah
5. Timer : 1 buah
6. Thermohigrometer : 1 buah
7. Barometer : 1 buah :
8. Kuvet : 1 buah
9. Beaker Glass : 1 buah
10. Rol Kabel : 1 buah
11. Selang : 1 buah
12. Corong : 1 buah
13. Tripod : 1 buah
14. Payung : 1 buah
15. Tali Rafia : 1 buah

D. Bahan
1. Larutan penjerap NBKI (Neutral Buffer Kalium Iodida)
2. Aquadest
3. Aquabidest
48

4. Tissu
5. Label Kertas
6. Sampel Uji Udara Ambien

E. Teknik Sampling
Sampel uji diambil dari udara ambien yang berada disekitar halaman depan
Dekanat FKM UNDIP menggunakan alat gas sampler selama 3 jam. Waktu
pengambilan sampel pada hari Jumat 8 November 2019 dimulai sekitar pukul
10.00 pagi.

F. Metode yang Digunakan


Metode uji yang digunakan dalam praktikum ini sesuai dengan SNI 19-
7119.8-2005 yakni uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium
iodide (NBKI) menggunakan spektrofotometer.
49

G. Skema Prosedur Kerja


1. Pengambilan Sampel Oksidan
Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan Larutan penjerap NBKI dipipet 10 ml dan dimasukkan kedalam


tabung penjerap gas sampler Ox

Ditutup tabung sampel dan diletakkan pada arak tabung gas sampler
lalu dihubungkan selang yang polos kedalam lubang ‘out’ dan selang
yang berkulir kedalam lubang ‘in’

Dimasukkan rangkaian rak yang sudah diisi tabung larutan penjerap kealat
gas sampler

Dihubungkan selang panjang kedalam tabung penjerap dan diberi corong.


Untuk menangkap udara sesuai dengan arah angin digunakan tripod sebagai
penyangga selang

Dihubungkan alat dengan arus listrik, dihidupkan pompa dengan


kecepayan aliran pada alat 0,175 L/menit

Dicatat suhu, kelembaban dan tekanan udara awal

Dilakukan pengambilan contoh uji selama 3 jam, dilakukan


pengecekan berkala setiap 30 meit untuk antisipasi alat tidak bekerja

Dimatikan pompa, dicatat laju alir,suhu,kelembaban, tekanan udara


akhir, diamkan 30 meit dan diukur larutan contoh uji

Gambar 3.1. Skema Kerja Pengambilan Sampel Oksidan


50

2. Pengujian Oksidan

Disiapkan 2 kuvet, 1 diberi label ‘sampel’ dan satu lagi diberi label ‘blanko’.
Kuvet selalu dipegang pada bagian yang buram.

Dibilas kedua kuvet masing-masing dengan aquadest dan dikeringkan


menggunakan tisu

Dibilas lagi kedua kuvet masing-masing dengan aquabidest dan dikeringkan


menggunakan tisu

Dibilas dan diisi kuvet ‘blanko’ dengan larutan penjerap NBKI, sedangkan
kuvet ‘sampel’ dibilas dan diisi dengan larutan sampel Ox hingga 3/4 bagian
kemudian bagian luar keduanya dikeringkan dengan tisu

Kuvet ‘blanko’ dimasukkan kedalam spektrofotometer UV-ViS dengan posisi


yang buram berada di bagian depan-belakang

Ditekan tombol ‘auto zero’ untuk meng-nol-kan nilai absorbansi


(menetralisir). Ditunggu sampai ada bunyi, lalu kuvet dikeluarkan.

Dimasukkan kuvet ‘sampel’ ke dalam spektrofotometer UV-ViS. Posisi kuvet


saat dimasukkan yaitu bagian buram berada didepan belakang.

Ditekan tombol 1 untuk memilih fotometrik. Kemudian ditekan tombol ‘go


to wl’ untuk mengatur panjang gelombang (352 nm)

Dicatat nilai absorbansi yang muncul. Kemudian kuvet dikeluarkan dan


dibilas dengan aquadest dilanjutkan dengan aquabidest untuk pengujian
selanjutnya.

Gambar 3.2. Skema Kerja Pengujian Oksidan


51

3. Rumus Perhitungan
a) Volume

Keterangan :
y = 0,075x – 0,083
y : Nilai absorbansi

b) Volume Contoh Uji Udara yang Diambi

𝐅𝟏 + 𝐟𝟐 𝐏𝐚 𝟐𝟗𝟖
𝑽= 𝐱𝐭𝐱 𝐱
𝟐 𝐓𝐚 𝟕𝟔𝟎

Keterangan :
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 25°C,
760 mmHg
F1 : Laju alir atau flow awal (m3/menit)
F2 : Laju alir atau flowr akhir (m3/menit)
t : Durasi pengambilan contoh uji (menit)
Pa : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
(mmHg)
Ta : Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)
298 : Kondisi temperature pada kondisi normal 25°C ke K

760 : Tekanan udara standard (mmHg)

c) Konsentrasi Oksidan dalam Udara Ambien


a
𝐂 = 𝐱 1000
v
Keterangan :
C : Kondisi Oksidan di Udara (µg/Nm3)

A : Jumlah oksidan dalam contoh uji yang diperoleh dari


kurva kalibrasi (µg)
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi normal 25°C,
760 mmHg
1000 : Konversi Liter (L) ke m2
52

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Pada tahap awal uji oksidan dilakukan pengambilan sampel/contoh
oksidan dengan alat gas sampler. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir
pengambilan sampel. Awal yaitu pengamatan yang dilakukan sesaat setelah
gas sampler dihidupkan dan akhir merupakan pengamatan yang dilakukan
sesaat sebelum alat dimatikan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Pengambilan Sampel

Hasil Pengamatan
Rata-Rata
Parameter Awal Akhir

Flow 0,175 m3/menit 0,175 m3/menit 0,175 m3/menit


Suhu 310,1oK 311,1oK 310,6oK
Tekanan 760 mmHg 760 mmHg 760 mmHg
Kelembapan 44,6% 35,2% 39,9%
Berdasarkan table hasil pengamatan konsentrasi Ox di atas didapatkan laju
alir rata – rata sebesar 0,175/mnit, suhu rata-rata sebesar 310,6oK, tekanan
rata-rata 760 mmHg dan kelembaban rata-rata sebesar 39,9%.

B. Hasil Perhitungan
1. Jumlah Oksidan Dalam Sampel engan Persamaan Kurva

Diketahui : y = 0,095

y = 0,075x – 0,083
0,095 = 0,075x – 0,083
0,075x = 0,083+0,095
0,083+0,095
x= 0,075

= 2,37 μg.
53

2. Volume Sampel Udara yang Terambil


Diketahui :
F1 : 0,0175 L/menit
F2 : 0,0175 L/menit
Pa : 760 mmHg
Ta : 310,6oK
t : 3 jam (180 menit)

0,175 + 0,175 760 298


𝑉= 𝑥 180 𝑥 𝑥
2 310,6 760
= 30,22 L

3. Konsentrasi Oksidan dalam Sampel

2,37
C= 𝑥 1000
30,22

= 78,42 μg/Nm3

C. Pembahasan
Sampel yang digunakan pada praktikum uji kualitas udara diambil di
lapangan depan Dekanat FKM Undip. Pengambilan dilakukan selama
3 jam pada hari Jumat tanggal 8 November 2019 . Alat yang digunakan
untuk pengambil sampel udara yaitu gas sampler dengan nilai laju alir
permanen sebesar 0,175 m3/menit. Kodisi saat pengambilan sampel
yaitu cuaca cerah dengan kelembapan awal 35,2% akhir 44,6, suhu
awal 37,1oC dan suhu akhir 38,1oC.

Gambar 4.1 Gambar 4.1


Hasil Pengukuran Suhu Hasil Pengukuran Suhu
dan Kelembaban Awal dan Kelembaban akhir
54

Setelah pengambilan sampel. Dilakukan pengujian dengan alat


spektrofotometer UV Vis dengan panjang pengaturan panjang gelombang
352 nm dan didapat nilai absorbansi sampel oksidan sebesar 0,095 μg.

Gambar 4.3
Hasil Pengujian Sampel Uji Ox dengan Spektrofotometer

Kemudian dihitung nilai konsentrasi oksidan dalam sampel dan


didapatkan nilai konsentrasi tersebut sebesar 78,42 μg/Nm3 selama 3 jam
pengambilan sampel. Hasil uji tersebut mwnurut Permen LH Nomor 12 Tahun
2010 tentang baku mutu kadar oksidan dalam udara ambien berdasarkan yaitu
sebesar 235 μg/Nm3 selama 1 jam pengambilan sampel, kadar oksidan di
lapangan depan Dekanat FKM Undip tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan
berkemungkinan kecil menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan
maupun lingkungan.

Faktor – faktor yang menyebabkan kesalahan dalam praktikum ini yaitu,


waktu/durasi pengambilan sampel, kegiatan praktikan dalam pengisian tabung
penjerap dan pengukuran absorbansi, sumber oksidan, pemilihan daerah atau titik
yang berisiko memiliki kadar oksidan tinggi, dan perhitungan kurva kalibrasi
maupun konversi satuan yang dilakukan dalam perhitungan tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum uji kadar Ox di udara ambien adalah sebagai
berikut :
1. Konsentrasi oksidan dengan metode Neutral Buffer Kalium Iodida (NBKI)
menggunakan spektrofotometer UV-ViS yaitu sebesar 78,42 μg/Nm3
selama 3 jam pengambilan sampel.
2. Konsentrasi oksidan yaitu sebesar 78,42 μg/Nm3 tidak melebihi naku mutu
yang diperbolehkan yaitu 235 μg/Nm3 berdasarkan Permen LH Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
3. Konsentrasi Oksidan yang tidak melebihi bahan baku tidak menimbulkan dampak
akan tetapi bias dijadikan sebagai indicator bahwa lingkungan FKM Undip masih
memiliki kualitas oksidan yang memenuhi syarat dan harus tetap dipertahankan
dengan menanam pohon lagi di area yang belum hijau.

B. Saran
1. Praktikan diharapkan teliti dalam pemasangan rangkaian alat gas sampler
sesuai prosedur dalam pedoman praktikum.
2. Diharapkan thermohigrometer tidak ditempatkan diatas alat gas sampler
yang sedang beroperasi karena dapat merusak thermohigrometer yang
menerima panas yang berlebih dari alat gas sampler.
3. Diharapkan dalam praktikum dalam masa yang akan datang, pemilihan
lokasi pengambilan sampel lebih dari satu tempat sehingga dapat
meningkatkan validitas data yang didapatkan.
4. Menerapkan green campus dapat mengurangi polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA

1. Subardi, Nnuryani dan Pramono s. Biologi 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional.2009.
2. Pohan, N. Pencemaran Udara dan Hujan Asam. 2002. Available from,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1371.kimianurhasmawaty2.p df ,
diakses pada 05 Juni 2016
3. Soedomo dan Moestikahadi. Pencemaran Udara. Bandung: Penerbit ITB. 1999
4. BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL. Buku Kualitas Udara
: Laporan Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2013. Available from:
http://blh.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07/Buku%20Kualitas%2
0Udara%202013.pdf , diakses pada 03 Juni 2016.
5. Sutardi, Tata. Teknik Pengukuran Udara Ambien. 2008. Available from:
http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki_read_article.php?mode=mobile&a
rticleId=97 , diakses pada 05 Juni 2016
6. Budiyanto, Wakhyono. Analisis Hubungan Kualitas UdaraDengan Kejadian
Penyakit ISPA (Suatu Kejadian Antara Kondisi Meteorologis dan Konsentrasi PM10,
SO2, NO2, CO, dan O3 DENGAN Kejadian Penyakit ISPA di Kecamatan Bandung
Wetan. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta. 2008
7. Status Lingkungan Hidup (SLH) Kota Denpasar Tahun 2008. Media Air. 2008.
8. Setyowati, S. Pencemaran Udara Ambien. 2009. Available
from:http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/pencemaranudara-ambien/, diakses pada 05 Juni 2016
9. Pusparini, M. Evaluasi Tingkat Pencemaran Udara Berdasarkan Konsentrasi Udara
Ambiendi DKI Jakarta. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Bogor : IPB.
2002.
10. Pine, H.S. et.al. Radikal Bebas, dalam : Kimia Organik 2, ed 4. Bandung : Penerbit
ITB Bandung. 1988.
11. Sukirno. Pengertian Pencemaran Udara. 2011. Available from
: http://pengertian-pencemaranudara.html , diakses pada 05 Juni 2016
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Baku Mutu Udara Ambien.
13. WWF Indonesia. 2007. Pemanasan Global. Perubahan Iklim: Lomik.
Available from: www.wwf.co.id , diakses pada tanggal 05 Juni 2016
14. Tugaswati, A. Tri. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. 2004
15. DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Parameter
Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. 2004. Available from
: www.depkes.go.id, diakses pada 05 Juni 2016.
16. Junaidi. Analisis Kwantitatif Kadar Debu PT. Semen Andalas Indonesia di
Lingkungan AKL DEPKES RI Banda Aceh. Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. 2002.
LAMPIRAN

A. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Pengambilan sampel Penghubungan selang ke Penyalaan Gas Sampler


larutan NBKI (Neutral tabung penjerap
Buffer Kalium Iodida)

Pengukuran tekanan, Pengambilan sampel uji Setelah 3 jam, Gas Sampler


suhu dan kelembapan selama 3 jam dimatikan
awal

Pengukuran tekanan, suhu Larutan Penjerap Ox Persiapan pengujian Ox


dan kelembapan
Pembilasan kuvet dengan Pembilasan kuvet dengan Penuangan larutan sampel Ox
aquadest aquadestilata ke dalam kuvet

Bagian kuvet yang berisi Kuvet yang berisi larutan Nilai Absorbansi Ox
larutan sampel Ox sampel Ox dimasukkan ke
dikeringkan dengan tissu dalam spektrofotometer
59

B. Lembar Pengesahan Laporan Praktikum Awal


60

C. Laporan Praktikum Awal Bagian Hasil

Anda mungkin juga menyukai