Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PTPSP - B

PENGOLAHAN SAMPAH, ANALISIS KOMPOSISI SAMPAH, DAN PENYULUHAN


TENTANG KOMPOSISI SAMPAH

Dosen Mata Kuliah:

Darjati, SKM, M.Pd

Imam Thohari, ST, ST, M.Mkes.

Disusun Oleh :

1. Rika Prawita S (P27833318012)


2. Amalia Dila S (P27833318017)
3. Saphire Febrary P. P (P27833318029)
4. Herlis Putri U (P27833318037)
5. Ainul Putri R (P27833318051)

KELAS D4 SEMESTER 4

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JL. PUCANG JAJAR TENGAH 56 SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan “Laporan Praktikum PTPSP-B” tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak
lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah PTPSP-B:
1. Darjati, SKM, M.Pd
2. Imam Thohari, ST, ST, M.Mkes.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya kami sangat berharap semoga dari laporan yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan pada laporan-laporan
berikutnya.

Surabaya, 27 Januari 2020

Penyusun
PENGOLAHAN
DAN
ANALISIS KOMPOSISI
SAMPAH

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menganalisis sampah rumah tangga
2. Mahasiswa mampu menghitung berat sampah dengan komposisi yang berbeda
3. Mahasiswa mampu menghitung presentase dari komposisi sampah rumah tangga

B. DASAR TEORI
Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di bumi, khususnya
manusia. Menurut Hendrik L. Blum, 1974 dalam Slamet, 2016 menyatakan bahwa
lingkungan adalah faktor terbesar dalam mempengaruhi derajat kesehatan, sehingga
menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat. Peran masyarakat sangat
penting dalam menjaga lingkungan, sebab masyarakat dituntut mampu menyelesaikan
permasalahan menyangkut lingkungan hidupnya. Salah satu permasalahan lingkungan
hidup adalah tentang kebersihan. Kebersihan adalah sebuah cerminan setiap individu
dalam menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan suatu keadaan Muchammad Zamzami
Elamin, et al, Analisis Pengelolaansampah 369 yang bebas dari segala kotoran, dan lain-
lain yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku
masyarakat. Untuk mewujudkan kebersihan lingkungan, dibutuhkan kesadaran dari
masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan.
Sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh manusia
sehingga dibuang. Stigma masyarakat terkait sampah adalah semua sampah itu
menjijikkan, kotor, dan lain-lain sehingga harus dibakar atau dibuang sebagaimana
mestinya (Mulasari, 2012). Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal
ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi juga dari seluruh
masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar
(Hardiatmi, 2011).
Permasalahan sampah meliputi 3 bagian yaitu pada bagian hilir, proses dan hulu. Pada
bagian hilir, pembuangan sampah yang terus meningkat. Pada bagian proses,
keterbatasaan sumber daya baik dari masyarakat maupun pemerintah. Pada bagian hulu,
berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir (Mulasari,
2016). Sebagian besar masyarakat menganggap membakar sampah merupakan bagian dari
pengolahan sampah. akan tetapi, hal seperti itu bisa menyebabkan pencemaran bagi
lingkungan dan mengganggu kesehatan. Sikap seperti ini ada kemungkinan dipengaruhi
oleh pengetahuan dan kematangan usia (Mulasari,2012). Membangun kesadaran
masyarakat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja sama dari semua
pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun pihak ketiga sebagai pendukung. Diperlukan
waktu yang cukup lama untuk membangun kesadaran itu. Diperlukan pula contoh dan
teladan yang positif serta konsistensi dari pihak pengambil kebijakan di suatu wilayah
tertentu. Kegiatan sosialisasi secara langsung tentang pengelolaan sampah dapat
mendorong partisipasi masyarakat dalam hal pengelolaan persampahan (Rizal, 2011).

C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Jum’at
Tanggal : 17 Januari 2020
Pukul : 10.00 WIB – selesai
Tempat : Jalan Dharmawangsa 7 RT 10 RW 1

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Timbangan
 Masker
 Sarung tangan
 Plastik sampah
2. Bahan
 Sampah dari warga

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil

No Nama Jumlah Volume Plastik Organik Kertas


. keluarga Kg % Kg % Kg % Kg %
1. Bu Lala 3 orang 2 100 0.5 25 - 75 1.5 75
2. Bu Lasmi 3 orang 1.7 100 0.3 17.64 0.7 41,17 0.7 41,17
3. Bu Nadia 4 orang 1.8 100 1 125 0.1 5,5 0.7 38,88
4. Bp. Agus 3 orang 2.2 100 0.4 18.18 1.2 54,54 0.6 27,27
5. Bp. Yono 3 orang 2.1 100 0.4 19,04 - - 1.7 80,95
6. Bp. Najim 2 orang 1.9 100 1 52,63 0.9 47,36 - -
7. Bp. Budi 2 orang 1.2 100 0.5 41,66 0.4 33,33 0.3 25
8. Bu Siti 3 orang 1.5 100 0.2 13,33 0.5 33,33 0.8 53,33
9. Bu Mina 2 orang 1.5 100 0.5 33,33 - - 1 66,66
10. Bu Mimin 4 orang 2.1 100 - - 0.3 14,28 1.8 85,71
11. Bp. Joko 5 orang 3 100 2 66,66 0.7 23,33 0.3 10
12. Bu Nina 3 orang 2.7 100 0.7 25,92 0.5 18,51 1.5 55,55
13. Bu Putri 6 orang 3.1 100 0.5 16,12 - - 2.8 90,32
14. Bp. Gito 3 orang 2.5 100 2 80 0.5 20 - -
15. Bu Rini 6 orang 3.5 100 0.6 17,84 0.4 11,42 2.5 71,42
16. Bu Tutik 5 orang 3 100 1 33,33 1 33,33 1 33,33
17. Bp. Tanto 6 orang 4 100 0.5 12,5 0.5 12,5 3 75
18. Bp. Zaenab 5 orang 3.5 100 - - 0.5 16,66 3 85,71
19. Bp. Totok 6 orang 4.5 100 1 22,22 1.5 33,33 1.5 33,33
20. Bu Dona 5 orang 2 100 - - 0.5 25 1 50
21. Bu Kokom 7 orang 2 100 - - - - 2 100
22. Bu Dini 2 orang 3.7 100 0.7 18,91 1 27,02 2 54,05
23. Bu Parti 3 orang 4 100 0.3 7,5 0.7 17,5 3 75
24. Bp. Damar 4 orang 5 100 1.5 30 1 20 2.5 50
25. Bp. Danu 5 orang 3 100 0.3 10 0.7 23,33 2 66,66
26. Bu Jeni 8 orang 1 100 - - - - 1 100
27. Bu Santi 4 orang 1.5 100 - - 0.5 33,33 1 100
28. Bu Somad 2 orang 2 100 0.5 25 1.5 75 - -
29. Bu Tyas 2 orang 4 100 - - 1 25 3 75
30. Bu Desi 3 orang 2 100 - - - - 2 100
31. Bu Riri 4 orang 3 100 0.3 10 0.7 23,33 2 66,66
32. Bu Riskina 3 orang 0.7 100 - - - - 0.7 100
33. Bp. Ramli 4 orang 1 100 - - 1 100 - -
34. Bp. Doho 4 orang 2 100 - - 0.5 25 1.5 75
35. Bu Herly 1 orang 4.5 100 0.5 11,11 2 44,44 2 44,44
36. Bu Sari 2 orang 3 100 0.2 6,66 1.3 43,33 1.5 50
37. Bu Ati 3 orang 5.1 100 0.1 1,96 2 39,21 3 58,82
38. Bu Romlah 5 orang 3.2 100 1 31,25 1 31,25 1.2 40
39. Bu Kamir 4 orang 3 100 0.5 16,66 0.5 16,66 2 66.66
40. Bu Titik 7 orang 2.7 100 0.1 3,70 0.9 33,33 1.7 62,96
41. Bu Amma 4 orang 2 100 0,5 25 0.5 25 1 50
42. Bu Rachmi 5 orang 2,6 100 0,5 19,23 1.1 42,30 1.5 57,69
43. Bu Napsah 3 orang 1,8 100 - - - - 1.8 100
44. Bu Nesya 4 orang 2 100 - - - - 1.8 90
45. Bu Sumi 3 orang 1,25 100 0,25 20 0.2 16 0.8 64
46. Bu Yanti 1 orang 0,7 100 0,3 42,85 0.3 42,85 0.1 14,28
47. Bu Wati 2 orang 0,6 100 0,2 33,33 0.4 66,66 - -
48. Bu Mustar 3 orang 0,6 100 0,1 16,66 0.5 83,33 - -
49. Bu Ihsan 2 orang 1,6 100 0,3 18,75 0.5 31,25 0.9 56,25
50. Bu Sri 4 orang 2,5 100 0,5 20 0.5 20 1.5 60
51. Bu Tatik 6 orang 3 100 1 33,33 1 33,33 2 66,66
52. Bu Diah 4 orang 2 100 0,3 15 0.7 35 1 50
53. Bu Rahma 5 orang 3,5 100 0,5 14,28 1 28,57 2 57,14
54. Bu Lina 6 orang 4 100 0,5 12,5 1 25 2.5 62,5
55. Bu Mariyah 4 orang 2,7 100 - - 1 37,03 1.7 62,96
56. Pak Eko 3 orang 1 100 - - - - 1 100
57. Bu Suliwati 5 orang 4 100 0.5 12,5 1.5 37,5 2 50
58. Pak Bekti 2 orang 0,8 100 - - 0.8 100 - -
59. Pak Rukun 3 orang 1,5 100 0.2 13,33 0.3 20 1 66,66
60. Pak 5 orang 3 100 0.5 16,66 1.5 50 1 33,33
Rohman
61. Bu April 3 orang 2,5 100 0.5 20 0.3 12 1.7 68
62. Bu Irul 2 orang 1,5 100 0,4 26,66 0.2 13,33 0.9 60
63. Bu Fatimah 4 orang 2 100 0.5 25 0.5 25 1 50
64. Bu Ken 3 orang 1,7 100 0.2 11,76 0.5 29,41 1 58,82
65. Bu Dwi 2 orang 1,8 100 0.5 27,77 0.3 16,66 1 55,55
66. Bu Wahab 4 orang 2,7 100 1 37,03 0.2 7,40 1.5 55,55
67. Bu yayan 2 orang 2,2 100 0.8 36,36 0.2 9,09 1.2 54,54
68. Pak Supri 2 orang 1,2 100 0.8 66,66 0.2 16,66 0.2 16,66
69. Pak Dika 2 orang 1 100 0.5 50 0.3 30 0.2 20
70. Pak Fadli 3 orang 1,7 100 0.7 41,17 0.5 29,41 0.5 29,41
71. Pak Sin 2 orang 1,2 100 0,5 41,66 0.4 33,33 0.3 25
72. Pak Burhan 5 orang 3 100 1 33,33 1 33,33 2 66,66
73. Pak Frengki 3 orang 2 100 1 50 0.8 40 0.7 35
74. Pak Luan 3 orang 1,8 100 0,5 27,77 0.8 44,44 0.5 27,77
75. Pak Teguh 3 orang 1,5 100 0.5 33,33 - - 1 66,66
76. Pak Fajar 5 orang 3 100 0.8 26,66 0.7 23,33 1.5 50
77. Bu Wiwik 4 orang 2 100 - - 0.8 40 1.2 60
78. Pak Budi 2 orang 1 100 0.5 50 0.5 50 - -
79. Bu Lola 3 orang 1,7 100 0.7 41,17 0.5 29,41 0.5 29,41
80. Bu Soraya 4 orang 2,5 100 1,5 60 0.2 8 0.8 32

2. Pembahasan
Dari tabel diatas dapat diketahui total keseluruhan dari sampah di Jalan
Dharmawangsa 7 Rt 10 Rw 01 sebanyak 185,15 Kg. Sampah organic menduduki
posisi pertama sebanyak 99,3 kg (53,64 %). Hal ini disebabkan oleh seringnya
warga membuang makanan sisa seperti makanan yang tidak habis, batang sayur,
dan lain sebagainya. Posisi sampah terbanyak kedua yaitu sampah kertas dengan
jumlah 47,7 kg (25,76 %) karena warga lebih menggunakan kertas daripada plastic
yang kurang ramah lingkungan. Sampah terbanyak terakhir yaitu sampah plastic
dengan jumlah sebanyak 38,15 kg (20,60 %).
Dari analisis komposisi sampah di Jalan Dharmawangsa 7 Rt 10 Rw 01, maka
kita melakukan penyuluhan terkait sampah plastik, organik, dan kertas dimana
ketiga sampah tersebut terbanyak di Jalan Dharmawangsa 7 Rt 10 Rw 01. Untuk
sampah plastik dan kertas kami memberikan penyuluhan tentang cara mengelola
sampah plastik dengan cara 3R dan untuk sampah organik kami memberikan
penyuluhan tentang cara mengelola sampah organik dengan cara merubah sampah
organik menjadi kompos. Selain itu, kami juga memberikan penyuluhan tentang
pemisahan sampah organik dan anorganik agar tidak mencemari lingkungan.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dapat diketahui total keseluruhan dari sampah rumah tangga di Jalan
Dharmawangsa 7 RT 10 RW 01 sebanyak 185,15 kg. Sampah organik menduduki
posisi pertama terbanyak sebanyak 99,3 kg (53,64 %), sampah kertas menduduki
posisi kedua terbanyak sebanyak 47,7 kg (25,76 %), sampah plastik menduduki
posisi terakhir sebanyak
2. Saran
Diharapkan masyarakat sekitar melakukan pemilahan sampah organik dan
anorganik agar mengurangi volume sampah.

G. DAFTAR PUSTAKA
Elamin, Muchammad Zamzami, dkk. 2018. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Surabaya.
https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/6424/5796 Diakses 27 Januari
2020.

H. LAMPIRAN

Pemberian plastik kepada warga Pengambilan sampah di setiap rumah


Memberi label di setiap Penimbangan sampah rumah tangga
plastik sampah
PENYULUHAN
SAMPAH
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu memberikan solusi pengolahan sampah kepada masyarakat
setelah melakukan analisis sampah rumah tangga.

B. DASAR TEORI
Pengolahan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu pengetahuan tentang bagaimana
sampah dihasilkan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan sampah dengan menggunakan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip
kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik pelestarian lingkungan,keindahan dan dengan
menghindahkan tanggung jawab dan sikap masyarakat dalam hal ini termasuk bidang
admintrasi, keuangan, peraturan, perundang, perencanaan dan teknik tentang cara
pembuangan sampah. (Sudarsono,1985 dalam Wibowo 2005).
Pengolahan sampah pada saat ini semakin komplek, oleh karena makin banyaknya
sampah yang dihasilkan, makin beraneka ragam komposisinya, makin berkembang kota,
terbatasnya tersedia dan beberapa masalah lain yang berkaitan. Sebagai akibatnya, maka
haruslah diketahui beberapa unsur utama dalam pengolahan sampah, sehingga kita
mengetahui hubungan dari masing-masing unsur tersebut sehingga kita dapat memecahkan
masalah sampah ini secara efektif dan efisien.
Pengolahan sampah melibatkan pemanfaatan dan penggunaan sarana dan prasarana
antara lain menempatkan sampah pada wadah yang sudah tersedia, proses pengumpulan
sampah, pemindahan, dan pengangkutan sampah, serta pengolahan sampah hingga pada
proses pembuangan akhir (Sahil, 2016). Belum adanya perencanaan dalam pengolahan
sampah mengakibatkan kurang maksimalnya sistem pengolahan sampah. Selain itu, belum
adanya tempat pengolahan sampah menjadi permasalahan yang mendasari hal tersebut
(Nilam, 2016). Beberapa faktor yang mempengaruhi pengolahan sampah yang dianggap
sebagai penghambat sistem adalah penyebaran dan kepadatan penduduk, sosial ekonomi
dan karakteristik lingkungan fisik, sikap, perilaku serta budaya yang ada di masyarakat
(Sahil, 2016).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 3 tahun
2013, tempat penampungan sementara (TPS) adalah tempat dimana sebelum sampah
diangkut untuk dilakukan pendauran ulang, pengolahan dan tempat pengolahan sampah
terpadu. Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) adalah tempat pelaksanaan kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan
pemrosesan akhir.
Menurut EPA (Environmental Protecion Agency) 1998 mengatakan bahwa, illegal
dumping / tempat penampungan ilegal adalah suatu tempat yang secara sengaja dilakukan
pembuangan sampah di daerah tersebut untuk menghindari biaya dan waktu serta upaya
yang diperlukan membuang sampah ke tempat yang legal. Lahan yang dimanfaatkan
bervariasi seperti bangunan yang tidak beroperasi lagi, lahan kosong, jalan raya atau gang-
gang sepanjang jalan pedesaan. Hal ini dikarenakan penerangan dan aksesibilitas yang
buruk sehingga rentan digunakan untuk tempat pembuangan sampah ilegal. Faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi adalah jumlah penduduk, karakteristik fisik (tidak tersedianya
lahan), rendahnya alternatif pengelolaan sampah (daur ulang), dan kebijakan pemerintah.
Tempat penampungan sementara (TPS) ilegal menandakan rendahnya perilaku masyarakat
sekitar dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dampak berupa pemandangan
yang tidak enak, ketidaknyamanan ketika bernafas dikarenakan bau yang relatif tidak
sedap, dan estetika, serta mencemari lingkungan serta terganggunya kondisi perairan (Asti,
2014).

C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Januari 2020
Pukul : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Jalan Dharmawangsa 7 RT 10 RW 1

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Meja
 Kursi
2. Bahan
 Data sampah yang telah dianalisis

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
2. Pembahasan

F. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari hasil sampah yang kami dapatkan yaitu sampah organik yang paling
banyak, maka kami melakukan penyuluhan tentang apa itu sampah organik, cara
mengolah sampah organik menjadi kompos, dan cara pemisahan sampah organik
dan anorganik. Hal ini untuk mengurangi sampah anorganik dan organik, selain itu
agar tidak mencemari lingkungan.
2. Saran
 Diharapkan masyarakat sekitar mengetahui apa itu sampah organik.
 Diharapkan masyarakat sekitar dapat melakukan teknik pengomposan
untuk mengurangi sampah organik.
 Diharapkan masyarakat sekitar dapat memisahkan sampah organik dan
anorganik

G. DAFTAR PUSTAKA
D Truk. 2016. Makalah Sampah. PDF.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15636/7.BAB%20III.pdf?
sequence=7&isAllowed=y Diakses 27 Januari 2020.
Elamin, Muchammad Zamzami, dkk. 2018. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Surabaya.
https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/6424/5796 Diakses 27 Januari
2020.

H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai