Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk serangga.
Perkembangan entomologi modern telah membuka banyak rahasia tentang peran
serta serangga dan angota-anggota artropoda lainnya dalam hubunganya dengan
manusia dan hewan, serangga merupakan hewan yang paling sukses menempati
berbagai kehidupan dan menjadi hewan yang terbesar dalam jumlah dan jenis
spesies serta mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan.
Nyamuk termasuk dalam jenis serangga dengan ordo diptera, serangga
merupakankelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang
bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam"), nyamuk
anopheles vector utama penyakit malaria sehingga nyamuk anopheles sering
disebut dengan nyamuk malaria. Dan salah satu cara untuk mengetahui apakah
nyamuk tertentu dapat menularkan penyakit malaria perlu diadkan beberapa tes
untuk menetuakan apakah didalam nyamuk tersebut terdapat plasmodium sebagai
agent malaria atau tidak dengaqn cara melakukan pembedahan salifary gleen atau
pembedahan salifa. Untuk mendukung program pemberantasan malaria perlu ddi
adakanya penelitian tentang populasi nyamuk, karena itulah perlu adanya
pembedahan ovarium sebgai upaya untuk mengetahui berapakah umur nyamuk
dan populasi serta telah berapa kali nyamuk tersebut telah bertelur.
Suatu metode untuk lebih mendalami kebiasaan nyamuk yakni untuk
mengetahui kebiasaan nyamuk menggigit manusia (antropofilik) atau hewan
(zoofilik), dapat dilakukan uji presipitin (presipitin test) untuk mengetahui jenis
darah yang terkandung di dalam lambung nyamuk. Namun kelemahan uji
presifitin daalah lamanya waktu karena peralatan yang susah dan di Indonesia uji
presifitin dapat dilakukan di Jakarta.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui tujuan pembedahan salifary gleen.
2. Mengetahui tujuan pembedahan ovarium.
3. Mengetahui tujuan presipitin test.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nyamuk termasuk dalam serangga dengan ordo Diptera, salah satu nyamuk
yang menjadi vektor penyebab penyakit adalah nyamuk anopheles sebagai vector
penyakit malaria. Banyak jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan
penyakit malaria. Ada anopheles sundaicus yang banyak terdapat di air
payau. anopheles maculatus dananopheles balabacensis yang banyak terdapat di
perbukitan, seperti di Bukit Manoreh, Yogyakarta. Biasanya nyamuk ini bertelur
di mata air, di air rembesan, atau di sungai yang tak deras airnya, seperti di antara
bebatuan sungai. Ada lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di daerah
pesawahan atau saluran-saluran air yang ada rumputnya. Selain yang sudah
disebutkan, masih banyak lagi jenis anopheles lainnya. Menurut Soeroto ada
sekitar 70 jenis nyamuk ini. Penyakit malaria yang ditimbulkan pun jenisnya
bermacam-macam, tergantung jenis parasitnya. Semisal, ada malaria falsiparum,
vivak, ovale, dan malariae. Selain itu, nyamuk anopheles bisa juga menyebabkan
penyakit kaki gajah.
Vektor adalah arthropoda atatu binatang tidak bertulang belakang lain yang
secara aktif menularkan mikroorganisme penyebab penyakit dari penderita kepada
orang sehat. Jenis vektor dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Vektor Biologis
Dalam arthropoda mikroorganisme penyebab penyakit (agent)
mengalami perubahan bentuk atau jumlah atau sifatnya.
Ada tiga jenis penularan oileh vektor biologis:
a. Cyclo Propagaive Transmission
Perubahan bentuk dan bertambah banyak (multiplikasi), contoh
plasmodium pada nyamuk anopheles.
b. Cyclo Developmental Transmission
Agent hanya mengalami perubahan bentuk saja, contohnya Wuchereria
brancrofti penyebab filariasis di dalam tubuh nyamuk Culex
quinqefaciatus.

3
c. Propagative Transmission
Agent hanya hanya mengalami pertanbahan jumlah (multiplikasi),
contohnya pasteurela pestis.

2) Vektor Mekanik
Pada arthropoda, penyebab penyebab penyakit tidak mengalami perubahan
apapun baik jumlah, bentuk maupun sifat. Hanya sebagai pembawa
mikroorganisme dari penderita (tinja, muntahan, bahan infektif) ke makanan
maupun minuman orang sehat. Contoh : lalat rumah (Musca domestica)
menyebabkan amubiasis, disentri basiler, askariasis dan miasis.
Pembedahan salifa diperuntukan untuk mengetahui apakah nyamuk tersebut
terinfeksi plasmodium atau tidak, dengan memeriksa apakah ada plasmodium atau
tidak pada salifari glenn nyamuk tersebut.
Uji presipitin (precipitin testadalah suatu uji untuk mengetahui jenis darah
yang terkandunng didalam lambung nyamuk. Darah yang berwarna merah
dilambung nyamuk bukan merupakan darah nyamuk yang bersangkutan, tetapi
darah yanga berasal dari organisme yang dihisap (digigit). Darh ini perlu diuji
atau diperiksa untuk mengetahui macam atau jenis darah tersebut.sedangkan
pembedahan ovarium ditujukan untuk mengetahui umur nyamuk, telah berapa kali
nyamuk tersebut bertelur dan mengetahui umr populasi. Ovarium nyamuk dapat
dibedakan menjadi dua yaitu ovarium nulli parous dan ovarium parous.
Data hasil uji presipitin sangat penting untuk diketahui, oleh karena
besar/kecilnya indeks darah orang (Human Blood Index) dari hasil pemeriksaan
merupakan salah satu para-meter utama untuk menghitung besarnya kapasitas
vektorial (kapasitas vektorial dalah kemampuan nyamuk sebagai vector penyakit)
dari nyamuk bersangkutan kaitannya dengan penularan penyakit malaria.
Kapasitas vektorial dapat diukur dengan rumus KV= m.a2 [pn/-ln ep]. Kecuali
untuk mendapatkan gambaran tentang kapasitas vektorial, dari hasil uji presipitin
dapat diketahui .dilihat dari besarnya indeks darah orang (Human Blood Index)
nyamuk dapt dibedakan menjadi antropofilik atau zoofilik.

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang
dilaksanakan pada 16 November 2015
B. Alat dan Bahan
1. Pembedahan salifa dan ovarium
No Alat No Bahan
1. Cawan Petri 1. Sampel Nyamuk
2. Objek Glass 2. Kloroform
3. Breeder 3. Kapas
4. Pincet 4. Aquades
5. Pipet
6. Jarum bedah
7. Mikroskop coumpoun
8. Mikroskop disekting
9. Gelas kimia

2. Presipitin test
a. Nyamuk
b. Kertas saring (filter paper) ataukertas wordman berbentuk lingkaran
dengan garis tengah 10 cm.
c. Kantong plastic dengan ukuran melebihi ukuran dari kertas saring.
d. Jarum, 3 kaca benda, 3 batangan gelas
e. Formulir untuk presipitin test

C. Cara Kerja
1. Pembedahan Salifary Gleen
a. Menagkap nyamuk pada kandang dengan menggunakan respirator.
b. Memasukan nyamuk kedalam breeder, lalu membius dengan memasukan
kapas yang telah diberi klorofom ke dalam breeder.

5
c. Setelah nyamuk mati/pingsan meletakkan nyamuk ke cawan petri.
d. Mengidentifikasi nyamuk menggunakan mikroskop compound (hasil
(An.Barbirostris).
e. Objeck glass diberi setetes aquades pada tengahnya, meletakkannya di
bawah lensa mikroskop disekting.
f. Kepala nyamuk diletakkan pada aquades yang ada di objeck glass
(dilakukan dibawah mikroskop disekting).
g. Menggunakan 2 jarum bedah untuk melakukan pembedahan salifa, jarum
yang satu ditusukkan pada torak sedangkan jarum yang satunya digunakan
untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop disekting).
h. Jarum yang digunakan untuk memebedah diletakkan diantara kepala dan
thoraks nyamuk sedikit ditekan dan menarik jarum agar kepala nyamuk
terpisah dari thoraks secara pelan-pelan (dilakukan di bawah mikroskop
disekting).
i. Setelah slifari gleen dapat dikeluarkan, pecahkan salifa dan amati dengan
menggunakan mikroskop compound, apakah pada salifa nyamuk terdapat
plasmodium atau tidak.

2. Pembedahan Ovarium
a. Setelah nyamuk yang telah dilakukan pembedahan salifa, kemudian
nyamuk tersebut digunakan untuk pembedahan ovarium.
b. Objeck glass diberi setetes aquades pada tengahnya, meletakkannya di
bawah lensa mikroskop disekting.
c. Tempelkan/letakkan abomen bagian belakang yang akan dibedah pada
aquades yang ada pada objeck glass (dilakukan di bawah mikroskop
disekting).
d. Menggunakan 2 jarum bedah untuk melakukan pembedahan salifa, jarum
yang satu ditusukkan pada torak sedangkan jarum yang satunya digunakan
untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop disekting).

6
e. Jarum yang digunakan untuk memebedah diletakkan diantara sela
abdomen ke 2 dan ke 3 dari belakang (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
f. Tarik jarum secara perlahan-lahan hingga ovarium keluar dari tubuh
nyamuk (dilakukan dibawah mikroskop disekting).
g. Melakukan pemisahan ovarium agar dapat dilakukan pemeriksaan
ovarium dan simpul dilatasinya dapat terlihat dengan jelas , dengan cara 1
jarum ditusukkan ke ovarium sedangkan jarum yang satunya digunakan
untuk menggetar-getarkan jarum yang ditusukkan ke ovarium.
h. Lakukan pemeriksaan dibawah mikroskop compound, amati ada berapa
simpul dilatasi yang terlihat atau tidak ada simpul dilatasinya.

3. Presipitin Test
a. Kertas saring dibagi-bagi menjadi 16 bagian yang sama besar dan
ditengahnya diberi kode (kode provinsi, tanggal, bulan, tahun dank ode
kolektor).
b. Setelah nyamuk diidentifikasi, letakkan nyamuk pada kertas saring dengan
jarak 1cm dari tepi.
c. Bagian dari abdomen ditindih dengan jarum/ sudut kaca benda/ batang
gelas sehingga pecah dan darah yang didalam perutnya keluar terhisap
oleh kertas saring.
d. Bersihkan jarum untuk menghindari kontaminasi antara tetes darah dari
nyamuk satu dengan nyamuk lainya.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan hasilnya adalah
1. Pembedahan ovarium menunjukan bahwa nyamuk anopheles vagus tersebut
telah bertelur 1 kali, ditunjukan dengan adanya 1 simpul dilatasi pada
ovarium nyamuk tersebut.
2. Presipitin test hanya dilakukan melalui penjelasan saja.

B. Pembahasan
Dalam kaitannya dengan penghitungan kepadatan nyamuk untuk
mengetahui misalnya tingkat keberhasilan pemberantasan vector nyamuk
anopheles dapat dilakukan pembedahan ovarium untuk menentukan umur nyamuk
dan juga perkiraan jumlah populasi serta telah berapa kali nyamuk tersebut telah
bertelur dengan menghitung dilatasi pada ovarium nyamuk tersebut. Sedangkan
umur nyamuk dapat diketahui dengan satu simpul dilatasi mewakili satu siklus
gonotropik daerah tersebut, karena daerah satu dengan yang lain siklus
gonoropiknya bisa berbeda. Sedangkan umur populasi dapat dihitung dengan
rumus: p = A x B
Dari nyamuk yang dibedah terlihat adanya ovarium, badan malpigi dan usus.
Dari hasil pemeriksaan di dalam ovarium terdapat satu simpul dilatasi, itu
menunjukan bahwa nyamuk tersebut telah bertelur satu kali dan umurnya selama
satu siklus gonotropik. Uji presipitin sangat penting dilakukan untuk mengetahui
kapasitas vektoral nyamuk yang diuji kaitanya dengan penularan penyakit
malaria. Uji presipitin ditujukan untuk mengetahui darah organisme apakah yang
ada di lambung nyamuk, apakah darah manusia atau bukan. Yang berhubungan
dengan sifat nyamuk apakah bersifat zoofilik atau antropofilik dan mix(suka
keduanya). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa nyumuk tersebut mempunyai
kebiasaan menghisap darah manusia atau darah hewan. Manfaat uji presipitin
yaitu :

8
a. Menentukan kapasitas vektorial

C = m x a2 x px / (- log(p))
Keterangan :
a = HBI (durasi siklus gonotropis)
m = kepadatan nyamuk
p = umur relatif nyamuk
x = durasi siklus ekstrinsik plasmodium

b. Menyusun program pengendalian vektor di suatu lokasi

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan :
1. Tujuan dari pembedahan salifari gleen seekor nyamuk adalah untuk
mengetahui apakah pada kelenjar ludah nyamuk tersebut terdapat
plasmodium atau tidak, jika terdapat plasmodium maka nyamuk tersebut
dapat menularkan ke menusia dan menyebakan penyakit malaria.
2. Tujuan dari uji presipitin adalah untuk mengetahui darah yang ada di dalam
lambung nyamuk. Dapat digunakan untuk mengetahui besar/kecilnya indeks
darah orang (Human Blood Index) dari hasil pemeriksaan merupakan salah
satu para-meter utama untuk menghitung besarnya kapasitas vektorial dan
dapat membedakan nyamuk menjadi antropofilik atau zoofilik.

B. Saran
1. Perlu waktu yang cukup untuk melakukan uji presipitin agar didapat hasil
yang jelas.
2. Perlu dilakukan pengamatan yang jeli agar didapat hasil yang jelas dan benar
sesuai buku panduan / buku kunci identifikasi nyamuk.

10
DAFTAR PUSTAKA

Id.M. wikipedia. Org / wiki/ tikus #/search


Ahmadin 1991.blogspot.co.id/2011/04/laporan praktikum biologi mencit.html
Wikipedia.2010.vekotr.tersediadi: http://id.wikipedia.org/wiki/vektor.diakses
tanggal 23 juni 2010.

11
LAMPIRAN

Gambar 1. Uji Resipitin

Gambar 2. Uji Resipitin

12
Gambar 3. Uji Resipitin

Gambar 4. Membuat awetan nyamuk

13
Gambar 5. Hasil awetan nyamuk

Gambar 6. Identifikasi nyamuk

14

Anda mungkin juga menyukai