Cara Mendiagnosa
Infeksi HIV dapat diketahui melalui serangkaian tes darah dengan mengacu pada gejala-gejala
yang muncul pada pasien, salah satunya adalah menurunnya kekebalan tubuh, pneumonia,
demam, diare berkepanjangan, infeksi mulut, munculnya ruam pada tubuh, rasa lemas dan letih
yang hebat dan nyeri pada sendi dan otot.
Saat dirasa tubuh menunjukkan gejala yang mencurigakan, anda dapat memeriksakan diri pada
tenaga medis di rumahsakit. Biasanya dokter akan memerintahkan untuk dilakukan tes HIV. Tes
HIV hanya perlu dilakukan bila anda termasuk kelompok orang dari beberapa golongan yang
disebutkan di atas, yaitu pemakai narkoba, pendonor, pekerja seks, pelaku hubungan bebas,
sering mentattoo dan pernah berhubungan badan dengan penderita HIV. Setelah diagnosa
ditegakkan dan anda positif menderita HIV dokter akan menyarankan anda melakukan
pengobatan antiretroviral.
Tes HIV dapat anda lakukan setelah 3 bulan dari saat terpapar untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat, karena dalam waktu tersebut tubuh akan membentuk antibodi HIV yang akan
menjadi penunjuk ada tidaknya virus HIV dalam tubuh.
Namun ada satu tes lagi yang bisa menjawab bagaimana mendiagnosa infeksi HIV. Tes tersebut
bernama Tes HIV PCR yang mampu memberikan hasil yang akurat hanya dalam waktu 3
minggu, namun masalahnya, tes ini membutuhkan biaya yang sangat mahal dan tidak tersedia
secara bebas. Sebaiknya sebelum anda memutuskan untuk melakukan tes tersebut anda harus
mempersiapkan mental yang kuat untuk segala jawaban yang didapat dari tes tersebut.
Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan
menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata cukup lama dan dapat mencapai
kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala sakit.
Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa dimana virus HIV
tidak dapat tedeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak tertular virus HIV yang
dikenal dengan masa window periode.
Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan virus HIV kepad aorang lain
dengan berbagai caa sesuai pola transmisi virus HIV. Mengingat masa inkubasi yang relatif lama, dan
penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, maka sangat besar kemungkinan penularan terjadi
pada fase inkubasi ini.
2. Fase Presimtomatis
Pada fase ini didalam tubuh terdapat HIV namun penderita tidak menunjukkan gejala apapun,
tetapi jika dilakukan tes antibody hasilnya sudah menunjukkan positif. Fase ini berlangsung
selama 1 sampai 6 bulan. Pada fase ini penderita mengalami perubahan patologi seperti sindrom
retroviral akut berupa pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau ginjal, nyeri otot, nyeri
tenggorokan dan sebagainya seeprti pada infeksi virus lain.
3. Fase Klinis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atai keseluruhan system immune penerita
dan penderita dapa dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika
ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala utamanya antara lain
demam berkepanjangan, penurunan berat badan lebih dari 10% dalam kurun waktu tiga bulan,
dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara berulang-ul;ang maupun terus menerus.
Gejala minornya yaitu batuk krois selama lebih dari 1 bulan, munculnya Herpes zoster secara
berulang-ulang, infeksi pad amulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh Candida albicans,
bercak-bercak gatal di seluruh tubuh, serta pembengkakan kelenjar getah bening secara menetap
di seluruh tubuh. Akibat rusaknya system kekebalan, penderita menjadi mudah terserang
penyuakit-penyakit yang disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa menyerang orang
normal seperti flu, diare, gatal-gatal, dan lain-lain. Bias menjadi penyakit yang mematikan di
tubuh seorang penderita AIDS.
4. Fase Terminal
Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh penderita. Fase akhir
dari penderita penyakit AIDS adalah meninggal dunia.