Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN ASIDITAS DAN ALKALINITAS

Hari : Selasa
Tanggal : 12 November 2013
Waktu : 120 menit
Tempat : Laboratorium Kimia

I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Asiditas
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Alkalinitas

II. DASAR TEORI


Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan
(Alaerts dan Ir. S. Sumetri S.). alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi
kesuburan yang di ukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas mampu menetralisir keasaman didalam air.
Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion
bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan
bereaksi dengan ion hydrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan Ph
Asiditas (keasaman) adalah banyaknya basa yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam air,
merupakan kapasitas kuantitatif air untuk bereaksi dengan basa kuat sehingga menstabilkan Ph hingga
mencapai 8,3 atau kemampuan air untuk mengikat OH- untuk mencapai pH 8,3 dari pH asal yang rendah.
Semua air yang memiliki Ph<8,5 mengandung Asiditas.
Prinsip dari pemeriksaan Alkalinitas yaitu, apabila air sampel ditetesi indikator MO (methyl orange)
akan terjadi dua kemungkinan, berwarna orange dan kuning. Untuk warna orange tidak perlu dilakukan
titrasi, dan warna kuning dilanjutkan dengan titrasi HCl 0,1 N. Apabila air sampel ditetesi indikator PP
(phenolftalein), akan terjadi dua kemungkinan,berwarna pink dan tidak berwarna. Untuk warna pink, lakukan
titrasi dengan HCl 0,1 N untuk yang tidak berwarna menunjukkan alkalinitas nya negatif.
Prinsip pemeriksaan asiditas berkebalikan degan alkalinitas. Untuk sampel yang ditetesi MO jika
berwarna orange lanjutkan dengan titrasi. Sampel yang ditetesi indikator PP jika tidak berwarna lakukan
titrasi dengan NaOH 0,1 N.
Dalam penentuan asiditas dan alkalinitas dalam air digunakan bebrapa rumus :
Asiditas MO = ml titrasi F NaOH 0,1 N BE CaCO3

Asiditas PP = ml titrasi F NaOH 0,1 N BE CO2

Alkalinitas MO = ml titrasi F HCl 0,1 N BE H CO3-

Alkalinitas PP = ml titrasi F HCl 0,1 N BE CaCO3

III. ALAT
1. Gelas Ukur 100 ml
2. Gelas Kimia 100 ml
3. Labu Erlenmeyer 250 ml
4. Buret Basa
5. Buret Asam
6. Pipet tetes
7. Statif

IV. BAHAN
1. Larutan standard HCl 0,1 N
2. Larutan standard NaOH 0,1 N
3. Indikator MO
4. Indikator PP
5. Aquadest
6. Air Sampel

V. CARA KERJA
 Penentuan Alkalinitas dalam air
1) Membilas alat-alat dengan aquadest
2) Menyiapkan 2 buah labu erlenmeyer
3) Mengambil air sampel sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur, kemudian masukkan ke dalam labu
erlenmeyer, masing-masing labu berisi 100 ml air sampel, beri label A dan B
4) Menambahkan 3 tetes indikator MO 0,2% ke dalam labu A kemudian gojok labu erlenmeyer seara
perlahan, amati perubahan warna nya. Jika warna menjadi kuning artinya alkalinitas MO nya bernilai positif,
maka lanjutkan titrasi dengan HCl 0,1 N. Mencatat perubahan warna yang terjadi
5) Untuk melakukan titrasi, letakkan labu dibawah buret asam, jangan lupa mengisi buret dengan HCl 0,1 N
dan mencatat volume awal pada buret. Dalam melihat volume, mata harus sejajar dengan garis tera pada
buret. Kemudian tangan kanan memegang labu erlenmeyer dan tangan kiri membuka kran pada burat asam
sedikit demi sedikit. Tangan kanan sambil menggojok labu erlenmeyer secara perlahan agar perubahan warna
merata. Hentikan titrasi pada perubahan warna yang pertama kali muncul, yaitu warna orange.
6) Melihat volume akhir, kemudian catat volume akhirnya
7) Menambahkan 3 tetes indikator PP ke dalam labu B kemudian gojok perlahan, amati perubahan warna
yang terjadi
8) Tidak terjadi perubahan warna, artinya alkalinitas PP nya bernilai negatif. Hentikan penggojokan dan
simpan larutan. Catat perubahan warna yang terjadi.
9) Ulangi pemeriksaan sampel satu kali lagi, sehingga di dapatkan 2 volume titrasi

 Penentuan Asiditas dalam air


1) Menyiapkan 2 labu erlenmeyer
2) Mengambil air sampel menggunakan gelas ukur sebanyak 100 ml, kemudian dituangkan ke dalam labu
erlenmeyer, masing-masing labu di isi 100 ml air sampel. Beri label A dan B.
3) Ke dalam labu A ditambahkan 3 tetes indikator MO 0,2%. Mengamati perubahan warna. Jika warna air
sampel menjadi kuning, artinya asiditas MO bernilai negatif, hentikan sampai disitu. Apabila warna air
sampel berubah menjadi orange, artinya asiditas MO bernilai positif, lanjutkan titrasi. Pada pemeriksaan ini
menunjukkkan warna kuning sehingga tidak di lanjutkan titrasi.
4) Ke dalam labu B ditambahkan 3 tetes indikator PP. Lakukan penggojokan sampai warna berubah. Amati
perubahan warna yang terjadi
5) Air sampel tidak mengalami perubahan warna, artinya asiditas PP nya bernilai positif, kemudian lanjutkan
titrasi dengan NaOH 0,1 N
6) Melakukan titrasi
7) Mengulangi pemeriksaan sampel sekali lagi, sehingga di dapatkan 2 volume titrasi

VI. PERHITUNGAN
 Alkalinitas
Diketahui :
Pada pemeriksaan MO diperoleh data titrasi
No. Sampel Volume Volume akhir Volume
awal titrasi
1 1 7 ml 17 ml 10 ml
2 2 14 ml 22 ml 8 ml
Rata-rata titrasi 9 ml

a) Alkalinitas MO = ml titrasi F HCl 0,1 N BE H CO3-

= 9 1 0,1 N 61

= 549 mg/L sebagai HCO3-

b) Alkalinitas PP = ml titrasi F HCl 0,1 N BE CaCO3

= 0 1 0,1 N 61

= 0 mg/L sebagai CaCO3

 Asiditas
Diketahui :
Pada pemeriksaan PP diperoleh data titrasi
No. Sampel Volume Volume akhir Volume titrasi
awal
1 1 21,5 ml 22,5 ml 1 ml
2 2 21,5 ml 24 ml 1,5 ml
Rata-rata titrasi 1,25 ml

a) Asiditas MO = ml titrasi F NaOH 0,1 N BE CaCO3


= 0 1 0,1 N 50
= 0 mg/L sebagai CaCO3

b) Asiditas PP = ml titrasi F NaOH 0,1 N BE CO2

= 12,5 1 0,1 N 44
= 55 mg/L sebagai CO2

VII. PEMBAHASAN
Dalam pemeriksaan alkalinitas dan asiditas perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Dalam pengamatan perlu diperhatikan dengan seksama perubahan warna yang terjadi. Untuk warna orange,
warnanya mendekati merah jingga
2. Pada pembacaan volume pada buret, buret harus sejajar dengan mata
3. Perubahan warna yang pertama kali adalah yang diharapkan, maka pada perubaha warna yang pertama kali,
titrasi di hentikan
4. Perlu dilakukan dua kali pemeriksaan titrasi untuk mendapatkan hasil yang akurat

VIII. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan alkalinitas dan asiditas di atas, dapat diperoleh hasil asiditas MO= 0 mg/L
CaCO3 asiditas PP = 55 mg/L CO2 alkalinitas MO= 549 mg/L HCO3- dan alkalinitas PP= 0 mg/L CaCO3
. dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan alkalinitas dan
asiditas menggunakan indikator MO dan PP.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
PEMERIKSAAN ASIDITAS-ALKALINITAS

I. Hari,tanggal : Selasa , 12 November 2013

II. Materi : Asiditas dan Alkalinitas


Asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah
kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu:
a. Asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir fenolftalan
b. Asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir netral orange
Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang
sudah diketahui konsentrasinya. Pada percobaan asiditas dan alkalinitas, jenis titrasi yang
digunakan adalah titrasi asam basa

III. Tujuan :
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan asiditas
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan alkalinitas

IV. Alat dan Bahan :


Alat : Bahan :
 Gelas ukur 100 ml Larutan standard HCl 0,1 N
 Gelas kimia 100ml Larutan standard NaOH 0,1 N
 Labu Erlenmeyer 250 ml Indikator PP
 Buret asam Indikator MO
 Buret basa Aquadest
 Pipet tetes Air sampel
 Corong kaca
 Statif

V. Dasar Teori :
Asiditas :
Asiditas dalam air disebabkan oleh karbondioksida (CO2) asam mineral. Adanya asiditas dalam air
ditunjukkan oleh PH air tersebut dibawah 8,5. Air yang dengan PH <4,5 hanya mengandung
asam mineral ( kuat ).
Asiditas oleh CO2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan larutan baku asam.
Asam mineral di titrasi sampai PH mencapai kira-kira 4,5. Karena methyl orange (MO) atau Metil
Jingga biasanya digunakan sebagai indicator untuk penentuan asiditas oleh asam mineral, maka
biasa disebut sebagai asiditas MO.
Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai Ph 8,3 untuk menentukan asam mineral dan
asam lemah ( asiditas jumlah ). Asiditas ini sering disebut sebagai asiditas phenol pthalein ( PP )
Alkalinitas :
Alkalinitas dalam air biasanya disebabkan oleh bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Jumlah
masing-masing penyebab alkalinitas itu ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar
asam kuat sampai titik ekuivalen bikarbonat atau asam bikarbonat berdasarkan perubahan warna
indicator
Dengan indicator Phenol Pthalein (PP) ditentukan alkalinitas hidroksida dan setengah dari
karbonat. Untuk menentukan alkalinitas jumlah (hidroksida,karbonat, dan bikarbonat) digunakan
indicator yang perubahan warnanya berkisar pada PH 4-5

VI. Cara Kerja :


A Penentuan Asiditas dalam air
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Alat-alat dibilas dengan aquadest
3. Pada dua buah labu Erlenmeyer 250 ml masing-masing diisi 100 ml air sampel dan diberi label
A dan B
4. Kedalam labu A tambahkan 3 tetes indicator MO 0,2 % dan kedalam labu B tambahkan 3 tetes
indicator PP 1 %
5. Amati labu A, bila terjadi perubahan warna menjadi orange (positif) dilanjutkan titrasi. Bila
berwarna kuning tidak dilanjutkan titrasi
6. Amati labu B, bila tidak terjadi perubahan warna ( positif ) dilanjutkan titrasi dengan NaOH 0,1 N
Bila berwarna merah tidak dilanjutkan titrasi
7. Titrasi labu B dengan titran NaOH 0,1 N . Ketika berubah menjadi warna pink tipis, ulangi titrasi
8. Catat volume awal, volume akhir , dan volume titrasi secara keseluruhan. Lakukan perhitungan
sesuai data yang diperoleh.
9. Cucu alat yang telah digunakan dan kembalikan ketempat semula
B. Penentuan Alkalinitas dalam air
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Alat-alat dibilas dengan aquadest
3. Pada dua buah Erlenmeyer 250 ml masing-masing diisi 100 ml air sampel dan diberi label
A dan B
4. Kedalam labu A tambahkan 3 tetes indicator MO 0,2 % dan kedalam labu B tambahkan 3 tetes
indicator PP 1%
5. Amati labu A, bila terjadi perubahan warna menjadi kuning ( positif ) dilanjutkan titrasi dengan
HCl 0,1 N. Bila warna orange (negative) tidak dilanjutkan titrasi
6. Amati labu B, bila terjadi perubahan warna menjadi merah (positif) dilanjutkan titrasi dengan
HCl 0,1 N . Bila tidak berwarna ( negative ) tidak dilanjutkan titrasi
7. Titrasi labu A dengan titran HCl 0,1 N, ketika berubah menjadi orange, ulangi titrasi
8. Catatan volume awal, volume akhir, dan volume titrasi secara keseluruhan. Lakukan
perhitungan sesuai data yang diperoleh
9. Cuci alat yang telah digunakan dan kembalikan ke tempat semula

VII. Hasil

Asiditas (PP) :
Sampel V. Awal (ml) V. Akhir (ml) V. Titrasi
(ml)

I 0 1 1

II 0 0,5 0,5

Rata-rata Titrasi 0,75

Asiditas PP : . ml titrasi . f NaoH . 0,1 N . BE CO2

: . 0,75 . 1 . 0,1 . 44

: 33 Mg/L

Alkalinitas (MO) :
Sampel V. Awal (ml) V. Akhir V.Titrasi (ml)
(ml)
I 1 8 7

II 18 25,5 7,5

Rata-rata Titrasi 7,25

Alkalinitas MO : . ml titrasi . f HCl . 0,1 N . BE HCO

: . 7,25 . 1 . 0,1 . 61

: 442,25 Mg/L

VIII. Pembahasan

Pada percobaan asiditas-alkalinitas dapat menggunakan sampel air apapun , seperti air sungai ,
danau , dan lain-lain. Percobaan ini menentukan kadar asiditas-alkalinitas air kran. Sebelum
memulai percobaan, dilakukan persiapan alat dan bahan bahan yang akan digunakan . Isikan 100
ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes MO 0,2 % pada labu A dan tiga tetes PP
1% pada labu B . Pada asiditas, labu A yang berwarna kuning ( negative ) tidak dilakukan titrasi,
dan labu B yang tidak berwarna ( positif ) akan dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N sehingga
berubah warna menjadi merah muda.Sedangkan pada alkalinitas kebalikannya, pada labu A yang
berwarna kuning (positif ) akan dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N sehingga berubah menjadi
warna orange, dan labu B yang tidak berwarna ( negative ) tidak dilakukan titrasi.
Setelah semua volume dicatat, selanjutnya dilakukan perhitungan asiditas- alkalinitas dengan
rumus yang telah ditentukan sehingga didapat nilai 33 mg/L sebagai CO2 pada asiditas PP dan
442,25 mg/L sebagai HCO3 pada alkalinitas MO . Namun ,pada asiditas MO dan alkalinitas PP
bernilai 0 . Karena ketika kedua labu masing-masing yang ditetesi indicator MO dan PP bernilai
negatif ,sehingga tidak dilakukan titrasi. Maka bernilai 0 mg/L

IX. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
A Nilai asiditas PP adalah 33 mg/L sebagai CO2
B Nilai alkalinitas MO adalah 442,25 mg/L sebagai HCO
Laporan Praktikum Kimia TSS DAN TDS
Ratings: (0)|Views: 1,872 |Likes: 45

Published by Javier De Valen

See more

37

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Hari, tanggal : Selasa, 9 Januari 2012Materi Praktikum : Pemeriksaan TSS dan TDS

A.

TUJUAN

Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan TSS dan TDS.

B.

DASAR TEORI

Sifat

sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi, besarnya ukuran porisaringan, luas dan ketebalan
saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yangterendap paadanya merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pemisahan zat padattersuspensi dan zat padat terlarut.

Total Suspended Solid (TSS)

atau zat padat yang tersuspensi, merupakan residuyang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh saringan.
TSS adalah salah satu parameteryang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan
pada beratkering partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu.Umumnya,
filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45

μm (

Clescerl, 1905). Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air denganvolume
tertentu, biasanya dalam ukurtan liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-poritertentu. Sebelumnya,
filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkandengan berat filter setelah dialirkan air setelah
mengalami pengeringan. Berat filter tersebutakan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel
tersuspensi yangterperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-
bahanorganik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l).Kandungan TSS memiliki
hubungan yang erat dengan kecerahan perairan.Keberadaan padatan tersuspensi tersebut akan menghalangi
penetrasi cahaya yang masukke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan
hubunganyang berbanding terbalik (Blom, 1994).Nilai TSS umumnya semakin rendah ke arah laut. Hal ini
disebabkan padatantersuspensi tersebuit di

supply
oleh daratan melalui aliran sungai (Helfinalis, 2005).Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak
positif apabila tidak melebihitoleransi sebaran suspensi baku mutu kualitas perairan yang ditetapkan oleh
KementrianLingkungan Hidup, yaitu 70 mg/l (Helfinalis, 2005).

TDS

Total Dissolve Solid

) atau zat terlarut adalah residu yang dapat melewatisaringan yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic
maupun anorganic, mis : garam, dll)yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah
zat terlarut dalam

Part Per Million

(PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkandefinisi diatas seharusnya zat
yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewatisaringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10

-6

meter). Aplikasi yang umum digunakanadalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan,
pemeliharaan aquarium,kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat
mengetahuiair minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia(misalnya
pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll).

38

C.

ALAT DAN BAHAN

1.

Alat:a.

Ovenb.

Gelas kimiac.

Cawan petridisd.

Kertas saringe.

Neraca analitikf.
Desikatorg.

Pinset besih.

Penjepiti.

Corong j.

Pipet tetesk.

Kompor listrikl.

Labu erlenmeyer2.

Bahan:A.

Air sampelB.

Aquadest

D.

CARA KERJA

1.

Menyiapkan labu erlenmeyer dan kertas saring yang di oven pada suhu 105 °C selama 1 jam.2.

Memasukkan labu erlenmeyer dan kertas saring dalam desikator selama 15 hingga 30menit untuk
menetralkan.3.

Setelah selesai selama kurang lebih 15

30 menit, kertas saring dan labu erlenmeyerditimbang menggunakan neraca analitik, kemudian
mencatat hasil penimbangannya.4.
Melipat kertas saring hingga menyerupai corong menggunakan pinset sehingga tidaktersentuh oleh tangan.5.

Meletakkan kertas saring pada corong, kemudian corong tersebut diletakkan pada ataslabu erlenmeyer.6.

Mengambil 100 ml air sampel, untuk kemudian disaring.7.

Setelah air sampel tersaring semua, bilas kertas saring menggunakan 5 ml aquadest.8.

Mendidihkan air sampel yang sudah disaring menggunakan kompor listrik hinggamenyisakan 5 ml,
kemudian memasukkannya ke dalam oven selama 1 jam.9.

Menimbang labu erlenmey dan kertas saring secara bergantian, kemudian mencatathasil
penimbangannya.Cara menghitung:a.

TSS (Total Suspended Solids) =

x (D - C) x 1000 mg/gram

menggunakan datayang diperoleh dari penimbangan kertas saring.b.

TDS (Total Dissolved Solids) =

x (B - A) x 1000 mg/gram

menggunakan datayang diperoleh dari penimbangan labu erlenmeyer.

E.

DATA PRAKTIKUM

Hasil Penimbangan

No Nama Alat Berat Sebelum (gr) Berat Sesudah (gr)

1 Kertas Saring 0,2808 0,38212 Labu Erlenmeyer 72,9719 73,0246


39a.

TSS =

x (D - C) x 1000 mg/gram=

x (0,3821

0,2808) x 1000 mg/gram= 10 x 0,1013 x 1000 mg/gram= 1013 mg/gramb.

TDS =

x (B - A) x 1000 mg/gram=

x (73,0246

72,9719) x 1000 mg/gram= 10 x 0,0527 x 1000 mg/gram= 527 mg/gram

F.

PEMBAHASAN

Berat kertas saring dan labu erlenmeyer berubah setelah digunakan. Ternyatasetelah digunakan terjadi
penambahan berat yang disebabkan oleh partikel-partikel kecilyang menempel pada kertas serta labu
erlenmeyer. Sifat


sifat kimia dan fisika dari materialdalam suspensi, besarnya ukuran pori saringan, luas dan ketebalan
saringan, dan jumlahserta keadaan fisik dari material yang terendap paadanya merupakan faktor penting
yangmempengaruhi pemisahan zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut.

G.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:1.

Berat kertas saring sebelum digunakan adalah 0,2808 gram.2.

Berat labu erlenmeyer sebelum digunakan 72,9719 adalah gram.3.

Berat kertas saring setelah digunakan adalah 0,3821 gram.4.

Berat labu erlenmeyer setelah digunakan adalah 73,0246 gram.

Anda mungkin juga menyukai