Laporan ASIDITAS
Laporan ASIDITAS
Hari : Selasa
Tanggal : 12 November 2013
Waktu : 120 menit
Tempat : Laboratorium Kimia
I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Asiditas
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Alkalinitas
III. ALAT
1. Gelas Ukur 100 ml
2. Gelas Kimia 100 ml
3. Labu Erlenmeyer 250 ml
4. Buret Basa
5. Buret Asam
6. Pipet tetes
7. Statif
IV. BAHAN
1. Larutan standard HCl 0,1 N
2. Larutan standard NaOH 0,1 N
3. Indikator MO
4. Indikator PP
5. Aquadest
6. Air Sampel
V. CARA KERJA
Penentuan Alkalinitas dalam air
1) Membilas alat-alat dengan aquadest
2) Menyiapkan 2 buah labu erlenmeyer
3) Mengambil air sampel sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur, kemudian masukkan ke dalam labu
erlenmeyer, masing-masing labu berisi 100 ml air sampel, beri label A dan B
4) Menambahkan 3 tetes indikator MO 0,2% ke dalam labu A kemudian gojok labu erlenmeyer seara
perlahan, amati perubahan warna nya. Jika warna menjadi kuning artinya alkalinitas MO nya bernilai positif,
maka lanjutkan titrasi dengan HCl 0,1 N. Mencatat perubahan warna yang terjadi
5) Untuk melakukan titrasi, letakkan labu dibawah buret asam, jangan lupa mengisi buret dengan HCl 0,1 N
dan mencatat volume awal pada buret. Dalam melihat volume, mata harus sejajar dengan garis tera pada
buret. Kemudian tangan kanan memegang labu erlenmeyer dan tangan kiri membuka kran pada burat asam
sedikit demi sedikit. Tangan kanan sambil menggojok labu erlenmeyer secara perlahan agar perubahan warna
merata. Hentikan titrasi pada perubahan warna yang pertama kali muncul, yaitu warna orange.
6) Melihat volume akhir, kemudian catat volume akhirnya
7) Menambahkan 3 tetes indikator PP ke dalam labu B kemudian gojok perlahan, amati perubahan warna
yang terjadi
8) Tidak terjadi perubahan warna, artinya alkalinitas PP nya bernilai negatif. Hentikan penggojokan dan
simpan larutan. Catat perubahan warna yang terjadi.
9) Ulangi pemeriksaan sampel satu kali lagi, sehingga di dapatkan 2 volume titrasi
VI. PERHITUNGAN
Alkalinitas
Diketahui :
Pada pemeriksaan MO diperoleh data titrasi
No. Sampel Volume Volume akhir Volume
awal titrasi
1 1 7 ml 17 ml 10 ml
2 2 14 ml 22 ml 8 ml
Rata-rata titrasi 9 ml
= 9 1 0,1 N 61
= 0 1 0,1 N 61
Asiditas
Diketahui :
Pada pemeriksaan PP diperoleh data titrasi
No. Sampel Volume Volume akhir Volume titrasi
awal
1 1 21,5 ml 22,5 ml 1 ml
2 2 21,5 ml 24 ml 1,5 ml
Rata-rata titrasi 1,25 ml
= 12,5 1 0,1 N 44
= 55 mg/L sebagai CO2
VII. PEMBAHASAN
Dalam pemeriksaan alkalinitas dan asiditas perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Dalam pengamatan perlu diperhatikan dengan seksama perubahan warna yang terjadi. Untuk warna orange,
warnanya mendekati merah jingga
2. Pada pembacaan volume pada buret, buret harus sejajar dengan mata
3. Perubahan warna yang pertama kali adalah yang diharapkan, maka pada perubaha warna yang pertama kali,
titrasi di hentikan
4. Perlu dilakukan dua kali pemeriksaan titrasi untuk mendapatkan hasil yang akurat
VIII. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan alkalinitas dan asiditas di atas, dapat diperoleh hasil asiditas MO= 0 mg/L
CaCO3 asiditas PP = 55 mg/L CO2 alkalinitas MO= 549 mg/L HCO3- dan alkalinitas PP= 0 mg/L CaCO3
. dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan alkalinitas dan
asiditas menggunakan indikator MO dan PP.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
PEMERIKSAAN ASIDITAS-ALKALINITAS
III. Tujuan :
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan asiditas
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan alkalinitas
V. Dasar Teori :
Asiditas :
Asiditas dalam air disebabkan oleh karbondioksida (CO2) asam mineral. Adanya asiditas dalam air
ditunjukkan oleh PH air tersebut dibawah 8,5. Air yang dengan PH <4,5 hanya mengandung
asam mineral ( kuat ).
Asiditas oleh CO2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan larutan baku asam.
Asam mineral di titrasi sampai PH mencapai kira-kira 4,5. Karena methyl orange (MO) atau Metil
Jingga biasanya digunakan sebagai indicator untuk penentuan asiditas oleh asam mineral, maka
biasa disebut sebagai asiditas MO.
Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai Ph 8,3 untuk menentukan asam mineral dan
asam lemah ( asiditas jumlah ). Asiditas ini sering disebut sebagai asiditas phenol pthalein ( PP )
Alkalinitas :
Alkalinitas dalam air biasanya disebabkan oleh bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Jumlah
masing-masing penyebab alkalinitas itu ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar
asam kuat sampai titik ekuivalen bikarbonat atau asam bikarbonat berdasarkan perubahan warna
indicator
Dengan indicator Phenol Pthalein (PP) ditentukan alkalinitas hidroksida dan setengah dari
karbonat. Untuk menentukan alkalinitas jumlah (hidroksida,karbonat, dan bikarbonat) digunakan
indicator yang perubahan warnanya berkisar pada PH 4-5
VII. Hasil
Asiditas (PP) :
Sampel V. Awal (ml) V. Akhir (ml) V. Titrasi
(ml)
I 0 1 1
II 0 0,5 0,5
: . 0,75 . 1 . 0,1 . 44
: 33 Mg/L
Alkalinitas (MO) :
Sampel V. Awal (ml) V. Akhir V.Titrasi (ml)
(ml)
I 1 8 7
II 18 25,5 7,5
: . 7,25 . 1 . 0,1 . 61
: 442,25 Mg/L
VIII. Pembahasan
Pada percobaan asiditas-alkalinitas dapat menggunakan sampel air apapun , seperti air sungai ,
danau , dan lain-lain. Percobaan ini menentukan kadar asiditas-alkalinitas air kran. Sebelum
memulai percobaan, dilakukan persiapan alat dan bahan bahan yang akan digunakan . Isikan 100
ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes MO 0,2 % pada labu A dan tiga tetes PP
1% pada labu B . Pada asiditas, labu A yang berwarna kuning ( negative ) tidak dilakukan titrasi,
dan labu B yang tidak berwarna ( positif ) akan dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N sehingga
berubah warna menjadi merah muda.Sedangkan pada alkalinitas kebalikannya, pada labu A yang
berwarna kuning (positif ) akan dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N sehingga berubah menjadi
warna orange, dan labu B yang tidak berwarna ( negative ) tidak dilakukan titrasi.
Setelah semua volume dicatat, selanjutnya dilakukan perhitungan asiditas- alkalinitas dengan
rumus yang telah ditentukan sehingga didapat nilai 33 mg/L sebagai CO2 pada asiditas PP dan
442,25 mg/L sebagai HCO3 pada alkalinitas MO . Namun ,pada asiditas MO dan alkalinitas PP
bernilai 0 . Karena ketika kedua labu masing-masing yang ditetesi indicator MO dan PP bernilai
negatif ,sehingga tidak dilakukan titrasi. Maka bernilai 0 mg/L
IX. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
A Nilai asiditas PP adalah 33 mg/L sebagai CO2
B Nilai alkalinitas MO adalah 442,25 mg/L sebagai HCO
Laporan Praktikum Kimia TSS DAN TDS
Ratings: (0)|Views: 1,872 |Likes: 45
See more
37
Hari, tanggal : Selasa, 9 Januari 2012Materi Praktikum : Pemeriksaan TSS dan TDS
A.
TUJUAN
B.
DASAR TEORI
Sifat
sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi, besarnya ukuran porisaringan, luas dan ketebalan
saringan, dan jumlah serta keadaan fisik dari material yangterendap paadanya merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pemisahan zat padattersuspensi dan zat padat terlarut.
atau zat padat yang tersuspensi, merupakan residuyang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh saringan.
TSS adalah salah satu parameteryang digunakan untuk pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan
pada beratkering partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu.Umumnya,
filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45
μm (
Clescerl, 1905). Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air denganvolume
tertentu, biasanya dalam ukurtan liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-poritertentu. Sebelumnya,
filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkandengan berat filter setelah dialirkan air setelah
mengalami pengeringan. Berat filter tersebutakan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel
tersuspensi yangterperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-
bahanorganik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l).Kandungan TSS memiliki
hubungan yang erat dengan kecerahan perairan.Keberadaan padatan tersuspensi tersebut akan menghalangi
penetrasi cahaya yang masukke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan
hubunganyang berbanding terbalik (Blom, 1994).Nilai TSS umumnya semakin rendah ke arah laut. Hal ini
disebabkan padatantersuspensi tersebuit di
supply
oleh daratan melalui aliran sungai (Helfinalis, 2005).Keberadaan padatan tersuspensi masih bisa berdampak
positif apabila tidak melebihitoleransi sebaran suspensi baku mutu kualitas perairan yang ditetapkan oleh
KementrianLingkungan Hidup, yaitu 70 mg/l (Helfinalis, 2005).
TDS
) atau zat terlarut adalah residu yang dapat melewatisaringan yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic
maupun anorganic, mis : garam, dll)yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah
zat terlarut dalam
(PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkandefinisi diatas seharusnya zat
yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewatisaringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10
-6
meter). Aplikasi yang umum digunakanadalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan,
pemeliharaan aquarium,kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat
mengetahuiair minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia(misalnya
pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll).
38
C.
1.
Alat:a.
Ovenb.
Gelas kimiac.
Cawan petridisd.
Kertas saringe.
Neraca analitikf.
Desikatorg.
Pinset besih.
Penjepiti.
Corong j.
Pipet tetesk.
Kompor listrikl.
Labu erlenmeyer2.
Bahan:A.
Air sampelB.
Aquadest
D.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan labu erlenmeyer dan kertas saring yang di oven pada suhu 105 °C selama 1 jam.2.
Memasukkan labu erlenmeyer dan kertas saring dalam desikator selama 15 hingga 30menit untuk
menetralkan.3.
30 menit, kertas saring dan labu erlenmeyerditimbang menggunakan neraca analitik, kemudian
mencatat hasil penimbangannya.4.
Melipat kertas saring hingga menyerupai corong menggunakan pinset sehingga tidaktersentuh oleh tangan.5.
Meletakkan kertas saring pada corong, kemudian corong tersebut diletakkan pada ataslabu erlenmeyer.6.
Setelah air sampel tersaring semua, bilas kertas saring menggunakan 5 ml aquadest.8.
Mendidihkan air sampel yang sudah disaring menggunakan kompor listrik hinggamenyisakan 5 ml,
kemudian memasukkannya ke dalam oven selama 1 jam.9.
Menimbang labu erlenmey dan kertas saring secara bergantian, kemudian mencatathasil
penimbangannya.Cara menghitung:a.
x (D - C) x 1000 mg/gram
x (B - A) x 1000 mg/gram
E.
DATA PRAKTIKUM
Hasil Penimbangan
TSS =
x (D - C) x 1000 mg/gram=
x (0,3821
TDS =
x (B - A) x 1000 mg/gram=
x (73,0246
F.
PEMBAHASAN
Berat kertas saring dan labu erlenmeyer berubah setelah digunakan. Ternyatasetelah digunakan terjadi
penambahan berat yang disebabkan oleh partikel-partikel kecilyang menempel pada kertas serta labu
erlenmeyer. Sifat
–
sifat kimia dan fisika dari materialdalam suspensi, besarnya ukuran pori saringan, luas dan ketebalan
saringan, dan jumlahserta keadaan fisik dari material yang terendap paadanya merupakan faktor penting
yangmempengaruhi pemisahan zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut.
G.
KESIMPULAN