Anda di halaman 1dari 15

Dasar Kesehatan Lingkungan

Persyaratan Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid & Gereja )


Sanitasi Tempat Ibadah
Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang digunakan
oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama mereka masing-masing.
A. Menjamin Keadaan Lingkungan Yang Memenuhi Syarat Kesehatan, seperti :
1. Penyediaan Air Bersih
Adapun indikator tempat peribadatan sehat yang digunakan,antara lain:
a. Kualitas dan kuantitas penyediaan air bersih
b. Kualitas dan penempatanjamban/kakus,
c. kebersihan tempat berwudhu
d. Kebersihan dinding/langit-langit
e. Kebersihan lantai/tikar
f. Kualitas dan penempatan sarana pembuangan air limbah.

2. Pembuangan Kotoran Terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain:


a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari
sumber air minum.
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
c. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di
sekitarnya.
d. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
f. Cukup penerangan
g. Lantai kedap air
h. Ventilasi cukup baik
i. Tersedia air dan alat pembersih.
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
a. Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
b. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
c. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
d. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

3. Pengelolaan Limbah Cair


Tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk
berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan
lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal
ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum
(tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan. Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan:
a. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap
kesehatan
b. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
c. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam pelestarian
dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
d. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan lingkungan
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-tempat ibadah.

4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, berkelanjutan,
manfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, dan nilai ekonomi.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pemerintah dan pemerintahan daerah
bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan
lingkungan. Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah dalam pengelolaan sampah untuk
menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah;
melakukan penelitian, pengembanganteknologi pengurangan, dan penanganan sampah;
memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan
pemanfaatan sampah; melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan
prasarana dan sarana pengelolaan sampah; mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat
hasil pengolahan Foto KLH sampah; Hasil pengolahan sampah, misalnya berupa kompos,
pupuk, biogas, potensi energi, dan hasil daur ulang lainnya; memfasilitasi penerapan teknologi
spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani
sampah; dan melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar
terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah. Kelola Sampah Kita Pemerintah menetapkan
kebijakan dan strateginasional pengelolaan sampah; menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria pengelolaan sampah; Penyelenggaraan pengelolaan sampah, antara lain, berupa
penyediaan tempat penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan sementara,
tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; memfasilitasi
dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan
sampah; menyelenggarakan koordinasi,pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah
dalam pengelolaan ampah; dan menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah
dalam pengelolaan sampah.

5. Pengendalian Vektor Dan Binatang


Pengganggu Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan
arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada
manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah arthropoda yang dapat
memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan. Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit:
o Cuaca
o Reservoir
o Geografis

6. Kualitas Bangunan Yang Terpelihara Dengab Baik


Untuk mendirikan sebuah bangunan tempat ibadah ada aturan dan mekanismenya,yakni
harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung.sebaiknya
harus ada perhatian khusus pemerintah pusat mengenai persyaratan bangunan ibadah. Misalnya
dalam aspek perencanaan dalam pembangunan masjid. Membangun masjid tidak sekedar
mendirikan sebuah bangunan,dan hal ini lebih mudah dilakukan oleh umat Islam, sehingga
masjid berdiri menjamur dimana-mana. Untuk mendirikan masjid perlu memperhatikan
berbagai pertimbangan:
1) Menentukan lokasi sesuai Herarkhinya.
Untuk membangun masjid perencanaan harus disesuaikan dengankeadaan masjid yang
akan dibangun, seperti masjid kota, maka masjidmemiliki aksesibilitas dan daya tarik
yang sangat tinggi bagi kehidupanmasyarakat kota. Karena itu letak masjid harus
memilih lokasi yang paling strategis, dapat dijangkau oleh semua komunitas dan
aktifitaskerja, seperti perdagangan, perkantoran, pendidikan dan sebagainya.Dengan
penempatan masjid pada pusat aktuvitas ini dapatmemudahkan masyarakat terutama
melaksanakan shalat lima waktu.Dapat menjadi sarana rekreasi, dan pusat kegiatan sosial
keagamaan Demikian juga pembangunan masjid di kota Kecamatan, dan
masjidlingkungan, semua harus memperhatikan jangkauan pelayananterhadap
jamaahnya. Hal ini penting diperhatikan karena akanmemudahkan masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas masjid dalam rangka mengembangkan kwalitas pemikiran
keagamaan maupunproses interaksi sosial sesama umat Islam.
2) Peranan Pemerintah dalam Penentuan Lokasi Masjid
Pendirian tempat Ibadah termasuk pendirian masjid haruslah mengacu kepada peraturan
pemerintah seperti SKB menteri Komunitas, Dalam keputusan bersama tersebut
dikemukakan pada pasal 4 bahwa dalam pendirian tempat Ibadah harus mendapat Izin
kepala daerah setelah mempertimbangkan
3) Peranan Masyarakat dalam Pembangunan Masjid.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan fasilitas umumseperti pembangunan tempat
ibadah sangat diperlukan, sebab denganadanya partisipasi tersebut rasa memiliki (sense
of belonging) masyarakat terhadap bangunan lebih tinggi.
4) Merencanakan Ruang Untuk Kegiatan Ibadah dan aktivitas Mu’amalah.
Adapun perencanaan ruang yang ideal untuk dapat menunjangkegiatan jangka panjang
antara lain:
a. Ruang bangunan utama, digunakan untuk pelakasanaan ibadah sholat lima waktu/
shalat jum’at.
b. Ruang bangunan pelengkap terdiri dari:
o Tempat bersuci untuk berwudhu, WC dan kamar mandi.Tampat wudlu’
harus dirancang sesuai kapasitas jama’ahmasjid.
o Tempat penitipan sepatu/ sandal. Disediakan sesuaikapasitas jama’ah.
o Kantor pengurus masjid (sekretariat).dapat terdiri Kantor Ta’mir, TPA dan
Majlis Ta’lim.
o Ruang perpustakaan, disediakan untuk membantu paraj ama’ah
mendalami ajaran agama.
o Ruang belajar/pendidikan. Untuk kegiatan pendidikan Al-Qur’an,
pelatihan-pelatihan, dan kursus agama.
o Ruang serbaguna; untuk kegiatan resepsi pernikahan,seminar dan
sebagainya.
o Ruang pelayanan konsultasi agama.
o Ruang asrama, untuk menampung tamu dari jauh,diperlukan untuk
menunjang kegiatan yang harus menginap.
o Ruang usaha ekonomi dan kesehatan; seperti kegiatan BMT,kantin dll.
o Gudang ;untuk menyimpan peralatan sarana prasarana masjid.
o Halaman parkir; dan taman, dirancang untuk menampung jama’ah
terutama dalam kegiatan shalat Idul Fitri maupun Idul Adha, serta
menampung parkir kendaraan para jama’ah dan taman untuk menambah
keindahan suasana lingkungan masjid.
o Menara masjid, untuk seruan azan dan artistik masjid.
o Ruang penjaga masjid. Untuk memudahkan pelayanan kegiatan rutin
sholat lima waktu dan kegiatan perawatan masjid
.
B. Memberikan Jaminan Psikologi Pada Masyarakat Pengunjung Dan Masyarakat
Sekitarnya, seperti:
1. Rasa Aman
2. Rasa Nyaman
3. Terlindungi
4. Privasi
Tempat Beribadah:
o Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika
melakukanibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu
kuliah/kerja.
o Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika,
dengan luastotal minimum adalah 24 m2.
o Tempat beribadah dilengkapi sarana, seperti:
1. Penyimpanan satu set/ruang Dapat menyimpan perlengkapan
ibadah.Minimum terdiri atas lemari atau rak.
2. Perlengkapan ibadah satu set/ruang Sesuai dengan kebutuhan.

Contoh Inspeksi Tempat Ibadah


KRITERIA / SKALA
PENILAIAN / CHECK LIST

NILAI
NO KRITERIA KONDISI
1 Nilai 1 Sangat Jelek
2 Nilai 2 Jelek
3 Nilai 3 Sedang
4 Nilai 4 Baik
5 Nilai 5 Sangat Baik

Kriteria Penentuan Bobot Mengacu pada Teori Blum


Teori Blum: Konstruksi :
1.Lingkungan (45%) Fasilitas Sanitasi :
2.Perilaku (35%) Letak :
3.Pelayanan Kesehatan (15%) Sarana Penunjang :
4.Keturunan (5%) Lain-lain:

Dalam hal pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan maka penjelasan sebagai berikut:
1. Bobot komponen rumah (25/80 x 100% = 31)
2. Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100% = 25)
3. Bobot perilaku (35/80 x 100% = 44)

Kriteria Hasil Akhir Penilaian


Hasil Akhir (Skor) = BOBOT x NILAI
Kriteria Skor : *60-100% dari total skor
*< 60 % dari total skor

TEMPAT IBADAH

Nama Tempat Ibadah :


Lokasi :
Pengelola :
No Komponen Bobot Nilai Skor
Letak (V)
1
Sesuai dengan rencana Tata Kota
Kontruksi (V)
2
Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari PU
Persyaratan
a. Halaman (V)
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan
genangan air.
b. Tempat Sampah (V)
Tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup
rapat, kedap air, dan mudah dibersihkan, mudah
diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan
kebutuhan.
c. Pembuangan air kotor/bekas (V)
Air mengalir lancar, saluran bersambung dengan
3
saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.
d. Persediaan air (V)
Mutu memenuhi persyaratan air minum atau air
bersih dan harus selalu tersedia pada setiap saat. Air
wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
e. Jamban/Peturusan (V)
Tersedia jamban/peturusan saniter minuman masing-
masing satu buah yang dilengkapi dengan kran
pembersih.
f. Ruang tempat pengambilan air wudhu harus terpisa
dari jamban peturusan dan ruang mesjid (V)
Alat Sembahyang (V)
a. Bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga
4 b. Sepanjang bagian depan tiap sap pasang kain putih
yang bersih dengan lebar 30 cm, yang dipergunakan
sebagai tempat sujud.
5 Laintai (V)
Mudah dibersihkan dan tidak lembab
Ventilasi (V)
Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlah
6
pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan
ventilasi mekanis.
Pencahayaan (V)
7 a. Cukup terang minimal 10 fc
b. Tidak menyilaukan
Tempat sandal dan sepatu (V)
8
Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus.
NILAI MAKSIMAL

Kriteria:
Memenuhi Syarat : 2.130- 3.550
Tidak Memenuhi Syarat : <2.130

PETUGAS

(Lena Tindaon)

Masjid
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umumnya pada waktu-waktu tertentu
berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Dasar pelaksanaan Penyehatan
Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan
Sarana dan Bangunan Umum. Komponen penilaian meliputi : 1.
b.Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang selalu kontak dengan air kedap
air.
c.Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya
genangan air. d.

Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna
terang. e.

Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik. 3.

Bersih dan tidak terdapat sampah berserakan b)

Tidak ada genangan air di sekitar lingkungan masjid / halaman masjid 2)

Tempat sampah Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah dibersihkan,
mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan. 3)

Pembuangan air limbah/kotor


Air mengalir dengan lancar , saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum,
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. 4)

Penyediaan air bersih Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air Wudhu keluar melalui kran-kran khusus. 5)

Jamban dan peturasan Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu buar
yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor. 6)

Tempat Wudhu Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau peturasan
dan ruang mesjid. b.
PersyaratanBagianDalam 1)

Lantai a)

Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata. b)

Mudah dibersihkan dan tidak lembab. 2)

Ventilasi a)

Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami maupun buatan,
sehingga kondisi ruangan menjadi terasa nyaman. b)

Ventilasi (V)Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlahpengunjung terbanyak, bila mungkin
dilengkapidengan ventilasi mekanis. 3)

Pencahayaan a)

Cukup terang minimal 10 fc. b)

Tidak menyilaukan.
4. alat sembahyang
)

Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan dijemur secara periodik b)

Alat sholat bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga. c)

Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putihyang bersih dengan lebar 30 cm, yang
dipergunakan sebagai tempat sujud 5)
TempatSandaldanSepatu a)

Tersediatempatsandaldansepatuyangkhusus Fasilitas Sanitasi : 1.

Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi persyaratan air bersih atau
air minum dan tersedia setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus. 2.

Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air
kotor umum yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak yang tertutup dan kedap
air. 3.

Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat,
jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang memenuhi
syarat
MasjidyangMemenuhiKriteriaSanitasi

Masjidbersihdarisampah

LokasiMasjidbebasdariBanjir

TempatWudluBersihMasjidyangTidakMemenuhiKriteriaSanitasi

TerdapatBanyakSampahdiMasjid

LokasiMasjidterletakdiDaerahBanjir

TempatWudlupenuhsampah
Gereja

Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu


waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan Kristen. Dasar pelaksanaan Penyehatan
Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan
Sarana dan Bangunan Umum. Persyaratan sanitasi dari gereja, antara lain: a. Letak : Tidak
terletak diedarah banjir dan sesuai dengan rencana tatakota b. Konstruksi : Kuat, aman, dan
sesuai petunjuk Dinas Pekejaan Umum c. Persyaratan Bagian Luar 1) Halaman : Bersih, tidak
terdapat sampah yang berserakan dan genangan air. 2) Tempat sampah : Tersedia tempat sampah
yang bertutup rapat, kedap air, mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas
disesuaikan dengan kebutuhan. 3) Pembuangan air limbah/kotor : Air mengalir dengan lancar ,
saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada
saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan
tertutup. 4) Persediaan air : Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap
saat diperlukan 5) Jamban dan peturasan Tersedia jamban dan peturasan )urinoir) yang santer
minimal satu buar yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor d. Persyaratan Bagian Dalam
1) Lantai, dinding, dan langit-langit bersih 2) Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
3) Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya 4) Lantai mudah dibersihkan dan tidak
lembab 5) Ventilasi : Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis. 6) Pencahayaan : Cukup terang, minimal 100
Lux dan tidak menyilaukan.

Anda mungkin juga menyukai