Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian


semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap
manusia terutama yang sifatnya merugikan/berbahaya terhadap perkembangan
fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Definisi Tempat-Tempat
Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk
ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus.

Tempat ibadah, rumah ibadah, tempat peribadatan adalah tempat yang


digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut agama atau
kepercayaan mereka masing-masing. Tempat yang merupakan salah satu
sarana tempat-tempat umum yang digunakan untuk berkumpulnya masyarakat
guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya
merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Dalam
hal ini pengelola/pengurus tempat ibadah perlu dan sangat perlu untuk
memiliki pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan
dengan tempat-tempat umum guna mendukung upaya peningkatan kesehatan
lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat
umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan. Karena digunakan
secara bersama-sama maka tempat ibadah perlu juga memperhatikan
sanitasinya. Hal ini didasari untuk membuat kondisi yang nyaman dan sehat
dalam beribadah.

Katedral (bahasa Latin: cathedra, tempat duduk, dari bahasa Yunani


kathedra (καθέδρα), tempat duduk, kursi) adalah gedung Gereja Katolik yang
di dalamnya terdapat tempat duduk khusus bagi uskup.

1
Sanitasi adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk membudayakan
hidup dengan bersih dan bermaksud untuk mencegah manusia bersentuhan
secara langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya yang mana perilaku
ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan
kesehatan manusia. Jadi, dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini
merupakan upaya yang dilakukan demi menjamin dan mewujudkan kondisi
yang sudah memenuhi syarat kesehatan.

Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi


dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Untuk
mencegah akibat yang timbul dari tempat-tempat umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi sanitasi di Katedral Parorki Kristus Raja?
2. Apakah sanitasi di Katedral Parorki Kristus Raja telah sesuai standar yang
berlaku?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kondisi sanitasi di Katedral Parorki Kristus Raja.
2. Mengetahui sanitasi di Katedral Parorki Kristus Raja telah sesuai standar
yang ditetapkan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sanitasi Tempat Ibadah

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat

umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna

melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan

suatu masalah yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini

pengelola atau pengurus tempat-tempat ibadah tersebut sangat perlu untuk

diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan

dengan tempat-tempat umum (tempat-tempat ibadah) guna mendukung upaya

peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan

mutu lingkungan tempat umum, termaksud pengendalian pencemaran

lingkungan.

1. Menjamin keadaan Lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan seperti:

a. Penyediaan air bersih

Adapun Indikator tempat peribadatan sehat yang digunakan antara lain:

 kualitas dan kuantitas penyediaan air bersih.

 Kualitas dan penempatan jamban/kakus.

 Kebersihan tempat berwudhu.

 Kebersihan lantai atau tikar.

 Kebersihan dinding atau langit-langit.

 Kualitas dan penempatan sarana pembuangan air limbah.

3
b. Pembuangan kotoran. Terdapat beberapa syarat jamban sehat antara

lain:

 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung

berjarak 10 -15m dari sumber air minum.

 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan

tikus.

 Cukup luas dan landai atau miring ke arah lubang jongkok

sehingga tidak mencemari tanah disekitarnya.

 Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.

 Dilengkapi dinding dan atap pelindung dinding kedap air dan

berwarna.

 Cukup penerangan.

 Lantai kedap air.

 Ventilasi cukup baik

 Tersedia air dan alat bersih.

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.

Jamban yang baik dan memenuhi syarat keehatan akan menjamin

beberapa hal yaitu:

 melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit.

 melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang

aman.

 bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit.

 melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

4
2. Pengelolaan Limbah Cair.

Tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum

yang dipergunakan untuk masyarakat una melaksanakan ibadah.

Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang

perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola atau

pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu

diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkunan yang berhubungan

dengan tempat-tempat umum (tempat-tempat ibadah) guna mendukung

upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan umum, termasuk pengendalian

pencemaran lingkungan. Dengan peran serta dari pengurus tempat-

tempat ibadah diharapkan, seperti:

a. berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik

dari lingkungan yang terdapat di lingkungan tempat ibadah yang

dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan.

b. Meningkatkan mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.

c. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor

lain dalam pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan

tempat-tempat ibadah.

d. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan

kesehatan lingkungan.

e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-

tempat ibadah.

5
3. Pengelolaan sampah.

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung

jawab, berkelanjutan, manfaat keadilan, kesadaran, kebersamaan,

keselamatan, keamanan dan nilai ekonomi. Pengelolaan sampah

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

4. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.

Peraturan Pemerintah No. 374 tahun 2010 menyatakan bahwa

vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan

atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan

menurut Nurmaini (2001) Vektor adalah arthropoda yang dapat

memindahkan /menularkan suatu Infectious agent dari sumber infeksi

kepada induk semang yang rentan.

5. Kualitas Bangunan yang terpelihara dengan baik

Untuk mendirikan sebuah bangunan tempat ibadah ada aturan dan

mekanismenya yakni harus memenuhi persyaratan administrasi dan

persyaratan teknis bangunan gedung. Sebaiknya harus ada perhatian

khusus pemerintah pusat mengenai persayaratan bangunan ibadah.

2.2 Pengertian Gereja

Dalam KBBI karya J. S Badudu dan Sutan Mohammad Zain disebutkan

bahwa gereja berarti gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara

agama kristen badan (organisasi) umat kristen yang sama kepercayaan, ajaran

dan tata caranya (katolik, protestan). Dengan kata lain gereja adalah suatu

tenpat termaksud fasilitasnya, dimana umum pada waktu –waktu tertentu

6
dapat melakukan ibadah keagamaan kristen. Oleh karena itu perlu

memperhatikan standar kesehatan lingkungan tempat-tempat umum. Selain

itu juga dapat memberikan jaminan psikologi pada masyarakat pengunjung

dan masyarakat sekitarnya seperti:

 rasa aman

 rasa nyaman terlindungi

 privasi

2.3 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Gereja

Dasar Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep.

Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan sarana dan

bangunan umum. Persyaratan sanitasi dari gereja antara lain:

1. Letak:

Tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan tata kota.

2. Konstruksi:

Kuat, aman, dan sesuai petunjuk Dinas Pekerjaan Umum.

3. Persyaratan bagian Luar

a. Halaman

Bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan dan genangan air.

b. Tempat Sampah

Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah

dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan

kebutuhan.

c. Pembuangan air limbah/kotor.

7
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran

pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air

kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang

dibuat sendiri dan tertutup.

d. Persediaan Air.

Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat

diperlukan.

e. Jamban dan peturasan.

Tersedianya jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu

bush yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor.

4. Persayaratan Bagian Dalam

a. Lantai, dinding dan langit-langit bersih

b. Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa

c. Bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya

d. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab

e. Ventilasi:

Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung

terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.

f. Pencahayaan.

Cukup terang dan tidak menyilaukan.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Waktu : Inspeksi dilakukan pada tanggal 18 Meret 2019 pukul 11.30
– 12. 30 WITA.
Temopat : Gereja Katederal Parorki Kristus Raja
Pelaksana : Anggota Kelompok 5
Instrumen : Keputusan Menteri Kesehatan 288/Menkes/SK/III/2003
Alat : Instrumen inspeksi, peralatan tulis menulis dan kamera
handphone.

KRITERIA / SKALA
PENILAIAN / CHECK LIST

NILAI
NO KRITERIA KONDISI
1. Nilai 1 Sangat Jelek
2. Nilai 2 Jelek
3. Nilai 3 Sedang
4. Nilai 4 Baik
5. Nilai 5 Sangat Baik

NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR


I LETAK 10 5 50
Sesuai dengan Rencana tata kota.
II KONTRUKSI 30 4 120
Kuat aman sesuai dengan petunjuk dari
DPU
III PERSYARATAN 60 2400
A. Bagian luar
1. Halaman
Bersih tidak terdapat sampah 4

9
NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR
Berserakan
2. Tempat sampah
Tersedia tempat pengumpul sampah
4
yang tertutup
3. Pembuangan air bebas / air kotor 5
Air mengalir lancar, saluran
bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum yang
kedap air.
4. Jamban / peturusan
Tersedia jamban / peturusan saniter,
3
minimum masing – masing satu buah.
B. Bagian dalam
1. Ruang sembahyang bersih 5
2. Peralatan / kursi bersih 5
3
3.
. Kotak sampah
Tersedia kotak sampah dengan
jumlah yang cukup dan di 1
sesuaikan dengan kebutuhan.
4
. 4. Pencahayaan
- Cukup terang minimal 10 fc 4
- Tidak Menyilaukan 4
5
. 5. Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak
5
lembab.

Total 2.570

KRITERIA

Memenuhi Syarat : 1.740 – 2.900


Tidak Memenuhi syarat : < 1.740

10
3.2 Pembahasan

Gereja Ketederal Parorki Kristus Raja memenuhi syarat sanitasi untuk


tempat-temapat umum, hal ini terlihat dari beberapa aspek penilaian seperti:

1. Letak
Letak Gereja Katederal Parorki Kristus Raja berada pada pusat kota dan
tidak terletak pada daerah rawan banjir serta sesuai dengan rencana tata
kota.
2. Konstruksi
Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari DPU. Bangunan yang dibuat
sangat kuat dan tetap kokoh selama 53 tahun dari berdirinya gereja ini.
Pada saat melakukan proses observasi terlihat terdapat beberapa petugas
yang akan memperbaiki plafon gereja karena kebocaran namun dinding
dan bangunnan lainnya terlihat kuat dan aman.
3. Pesyaratan
a. Bagian Luar
 Halaman
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
Sampah plastik tidak terdapat pada halaman gereja ini dan
halaman terlihat bersih.
 Tempat sampah
Tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup dan ada
tempat sampah yang tidak tertutup.
 Pembuangan air bebas atau air kotor
Air mengalir lancar, saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum yang kedap air. Selain itu
pembuangan air ini langsung terhubung dengan drainase di luar
gereja.
 Jamban atau petrusan

11
Terdapat 5 toilet dan semua toilet terdapat jamban. Namun
terdapat 2 toilet yang memiliki jamban yang tidak berfungsi
dengan baik.
b. Bagian dalam
 Ruang yang digunakan untuk sembayang bersih, dan selalu
dibersihkan.
 Peralatan atau kursih bersih, dan meja yang digunakan bersih.
 Kotak sampah
Tidak tersedia kotak sampah di dalam tempat ibadah.
 Pencahayaan
Pencahayaan di dalam gereja tidak menyilaukan dan
didapatkan cahaya yang cukup serta dikategorikan
pencahayaan yang baik, hal ini mempermudah para jemaat
melaksanakaan ibadah seperti dapat membaca kitab suci.
 Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak lembab dari keramik dan dengan
permukaan yang tidak licin.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil inspeksi sanitasi tempat ibadah di Gereja Katederal Parorki
Kristus Raja dinyatakan memenuhi persyaratan, hal ini dikarenakan
komponen-komponen yang dihitung mencapai skor 2.570, berdasarkan Kep.
Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan sarana dan
bangunan umum dikategorikan memenuhi persyaratan.

4.2 Saran
Gereja Katederal Parorki Kristus Raja merupakan gereja Katolik tertua
di Kota Kupang yang telah berdiri kurang lebih 53 tahun untuk itu kepada
pengelola gereja diharapkan agar dapat terus menjaga kebersihan dan
memperhatikan sanitasi bangunan di gereja serta dapat meningkatkan
kualiatas sanitasi gereja ini seperti menyediakan kotak untuk menyimpan
sampah di dalam gereja.

13

Anda mungkin juga menyukai