Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

“INSPEKSI SANITASI MASJID DARUL FALAH”

Dosen pengampu: Tri Marthy Mulyasari, SST, M.Kl

Disusun oleh:

Annisa Mareta Zahru

P1337433119095

2B

PRODI SANITASI PROGRAM DIII

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu usaha kesehatan masyarakat secara
luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan dengan tujuan agar setiap anggota
masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik
jasmani, rohani maupun sosial sehingga diharapkan dapat hidup sejahtera. Usaha untuk
melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan mempunyai jangkauan yang
luas baik badan maupun jiwa, untuk umum maupun perorangan. Yang lebih penting adalah
dasar-dasar bagaimana hidup yang sehat dan bagaimana mempertinggi kesejahteraan serta
daya guna dari kehidupan manusia untuk selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan usaha tersebut diantaranya dengan usaha pengawasan hygiene,
sanitasi tempat-tempat umum, dan usaha yang yang diperuntukan bagi umum agar akibat yang
ditimbulkan dari tempat-tempat umum dapat dihilangkan dan dikurangi, hal ini akan berhasil
baik apabila ada pengertian dan bantuan dari masyarakat berupa patisipasi secara teratur dan
terus-menerus baik dari pengusaha maupun pemakai jasa. (Suparlan,1981:1)
Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor
lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya
merugikan/ berbahaya terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan
hidupmanusia. Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum
(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik
secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).
Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang
dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah
kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan
ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/ pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan
sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan
dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan
lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum,
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu – waktu
tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Masjid-masjid besar di
Indonesia pada umumnya dibangun dengan konsep masjid berkubah berbentuk setengah bola
atau dome. Semestinya, pada saat merancang masjid, desain akustik tidak boleh
dikesampingkan karena berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang diterima pendengar
diakibatkan dari suara dengung didalam ruang masjid. Kegiatan yang sering dilakukan di
dalam masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat
berjamaah dan ceramah agama. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah
Kep. Menkes288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sanitasi Masjid Darul Falah Purworejo Klampok.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sanitasi lingkungan dan bangunan.
b. Mengetahui sarana/fasilitas sanitasi.
c. Mengetahui keamaan dan fasilitas lainnya.
C. Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai kondisi sanitasi Masjid Darul Falah
Purwareja Klampok.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai sanitasi tempat-tempat umum.
3. Memberikan solusi terhadap masalah yang terdapat di Masjid Darul Falah Purwareja
Klampok.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular
dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan (Arifin, 2009).
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan.
Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia,
yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi
perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.
Sedangkan menurut Chandra bahwa: “sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan
lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia” (dalam Zafirah, 2011).
B. Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempatdimana umum
(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untukberkumpul mengadakan
kegiatan baik secara insidentil maupun terusmenerus, (Suparlan 1977). Sanitasi tempat-
tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-
tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu
penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi
tempat-tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem kesehatan masyarakat
yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam
masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat.
Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Suatu tempat dikatakan tempat umum bila
memenuhi kriteria:
1. Diperuntukkan masyarakat umum.
2. Mempunyai bangunan tetap/ permanen.
3. Tempat tersebut ada aktivitas pengelola, pengunjung/ pengusaha.
4. Pada tempat tersebut tersedia fasilitas:
a. Fasilitas kerja pengelola
b. Fasilitas sanitasi, seperti penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ Urinoir, kamar
mandi
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul dari
tempat-tempat umum.
Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat berupa:
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap faktor lingkungan dan faktor manusia yang
melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.
2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.
Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah usaha untuk
menjamin:
1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat:
a. Kualitas kesehatan
b. Kualitas sanitasi
2. Psikologis bagi masyarakat:
a. Rasa keamanan (security): bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak
menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
b. Kenyamanan (confortmity): misalnya kesejukkan.
c. Ketenangan (safety): tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian kendaraan.
C. Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid)
Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang
dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah.
Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan
dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/ pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu
dansangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang
berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya
peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan. Dengan peran
serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan:
1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek terhadap
Kesehatan.
2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam
pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan Kesehatan lingkungan.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-tempat ibadah.
a. Pengertian Masjid
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum,pada waktu –
waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Dasar
pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
b. Kategori Masjid
Berdasarkan Intruksi Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Dan Urusan
Haji Departemen Agama Nomor : 06 tahun 1991,tanggal 19 februari 1991, dan Surat
Edaran Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat, nomor : K.019/BKMP/IV/1991
tentang tingkatan-tingkatan masjid adalah sebagai berikut:
1) Masjid pada tingkat Pusat disebut Masjid Nasional
2) Masjid pada tingkat Propinsi disebut Masjid Raya
3) Masjid pada tingkat Kabupaten/Kotamadya disebut Masjid Agung
4) Masjid pada tingkat Kecamatan disebut Masjid Besar
5) Masjid pada tingkat Desa/Kelurahan disebut Masjid Jami’
6) Masjid pada tingkat RK/RW disebut Masjid Kampung
7) Masjid pada tingkat RT disebut Masjid Tetangga
c. Persyaratan Kesehatan Tempat Ibadah (Masjid/ Mushola)
1) Letak/ lokasi
- Sesuai dengan rencana tata kota.
- Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran (debu, asap, bau
dan cemaran lainya).
- Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau &
cemaran lainnya.
2) Bangunan
- Kuat, kokoh dan permanen
- Rapat serangga dan tikus
3) Lantai
Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah dibersihkan.
4) Dinding
Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.
5) Atap
Menutup bangunan, kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor.
6) Penerangan/ Pencahayaan
Pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak menyilau (min 10 fc).
7) Ventilasi
Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tidak pengap dan tidak panas).
8) Pintu
Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke arah luar. Terbuat
dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
9) Langit-langit
- Tinggi minimal 2,4 m dari lantai
- Kuat, tidak terdapat lubang-lubang
- Berwarna terang dan mudah dibersihkan
10) Pagar
Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk.
11) Halaman
Bersih, tidak berdebu dan becek, tidak terdapat genangan air, terdapat tempat
sampah yang cukup. Dan terdapat tempat parkir yang cukup.
12) Jaringan instalasi
- Aman (bebas cross conection)
- Terlindung
13) Saluran air limbah
- Tertutup
- Mengalir dengan lancar
d. Fasilitas Sanitasi
1) Air Bersih
- Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat
- Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna
- Angka kuman tidak melebihi NAB
- Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB
2) Pembuangan Air Kotor
- Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga
- Air limbah mengalir dengan lancer
- Saluran kedap air
- Saluran tertutup
3) Toilet/ WC
- Bersih
- Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama
- Tersedia air yang cukup
- Tersedia sabun dan alat pengering
- Toilet pria dan wanita terpisah
- Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak
- Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal)
- Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
4) Peturasan
- Bersih
- Dilengkapi dengan kran pembersih
- Jumlahnya mencukupi
5) Tempat Sampah
- Tempat sampah kuat, kedap air, tahan karat, dan dilengkapi dengan penutup
- Jumlah tempat sampah mencukupi
- Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA
- Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang
6) Tempat Wudhu
- Bersih
- Terpisah dari toilet, peturasan, dan ruang masjid
- Air wudhu keluar melalui kran – kran khusus dan jumlahnya mencukupi
- Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)
- Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu
- Limbah air wudhu mengalir lancar
- Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah
7) Tempat Sembahyang
- Bersih, tidak berbau yang tidak enak
- Bebas kutu busuk dan serangga lainnya
- Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30
cm sebagai tempat sujud
8) Tempat Sandal dan Sepatu
- Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus
- Bersih dan kuat
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

CHECK LIST INSPEKSI SANITASI MASJID

1. Nama Masjid : Masjid Darul Falah


2. Alamat Masjid : Purworejo Klampok
3. Ketua Ta’mir Masjid : Bapak H. Wahyudi
4. Tanggal Pemeriksaan : 19 Maret 2021

5. Nama Pemeriksa : Annisa Mareta Zahru

NO. VARIABEL UPAYA BOBOT KOMPONEN YANG DINILAI NILAI SKOR

I. PERSYARATAN

KES. LING DAN

BANGUNAN

UMUM

A. UMUM

1. Lokasi 3 Ditempat yang luas 30 90

Terhindar dari pencemaran lingkungan 40 105

Terletak ditempat yang strategis 30 90

seperti didekat perumahan

2. Lingkungan/ 3 Bersih 20 60

Halaman Tidak terdapat genangan air 20 60

Penerangan yang cukup 20 60


Air limbah mengalir dengan lancar 25 60

Terdapat pagar pembatas 15 45

B. KONTRUKSI UMUM

1. Lantai 3 Bersih 20 60

Bahan kuat, kedap air, permukaan rata 40 120

Tidak licin dan mudah dibersihkan 20 60

Tidak terdapat debu dan kotoran 20 45

2. Dinding 4 Bersih 30 120

Permanent, kedap air, tidak lembab 40 160

Berwarna terang, tidak berdebu 30 120

3. Atap 4 Tidak bocor/ kuat 60 240

Tidak memungkinkan terjadinya 40 160

genangan air (miring ke saluran

pembuangan)

4. Langit-Langit 3 Tinggi dari lantai min 2,5 m 40 120

Kerangka kuat jika terbuat dari kayu 35 105

anti rayap

Berwarna terang 25 75

5. Pintu 3 Kuat 40 120

Dapat mencegah masuknya serangga 60 60

dan tikus

6. Pagar 2 Kuat 50 100

Terpelihara 50 100
7. Pencahayaan 3 Cukup terang minimal 10 fc 40 120

Tidak menyilaukan 25 75

Masih dapat untuk membaca dengan 35 90

jelas pada tempat tergelap

8. Ventilasi 3 Bila luas penghawaan minimal 20% 40 120

dari luas bangunan

Kondisi ruangan terasa nyaman/ tidak 30 90

panas dengan suhu antara 20-25%

Kelembapan diantara 40-50% 30 90

C. FASILITAS SANITASI

1. Penyediaan Air 8 Jumlah air yang tersedia melebihi 40 320

Bersih kebutuhan wudhu jamaah walaupun di

musim kemarau

Jernih, tidak berbau, dan tidak berasa 40 320

Suhu = suhu udara 20 160

2. Jamban/ Peturasan 6 Jamban/ peturasan yang tersedia 15 60

mencukupi

Jamban leher angsa 15 90

Bersih, tidak berbau, dan tidak licin 15 90

Bebas serangga dan tikus 15 90

Tidak ada ceceran tinja/ kotoran 10 60

Tersedia air penggelontor dalam 15 90

jumlah cukup

Tersedia sabun 15 90
3. Saluran 5 Tersedia saluran pembawa permanent, 20 100

Pembuangan Air tertutup, dan kedap air

Limbah Tersedia bak control 20 50

Tidak mencemari sumber air 20 100

Aliran air mengalir dengan lancar 20 100

Saluran pembawa dalam keadaan 20 100

bersih

4. Tempat 6 Tertutup, mudah dibersihkan, dan 30 180

Pembuangan kedap air

Sampah Volume tong sampah mencukupi 25 120

volume sampah

Tersedia tempat sampah dengan 25 120

jumlah yang cukup

Terdapat pemilahan sampah organik 20 0

dan anorganik

D. PENGAWASAN SERANGGA DAN VEKTOR

Semua tempat di 7 Bebas jentik 25 175

masjid Bebas lalat 25 175

Bebas kecoa 25 175

Bebas tikus 25 175

E. PENGATURAN BARANG-BARANG

1. Penempatan 6 Teratur di tempat yang sesuai dengan 50 300

fungsinya

Tidak kotor 50 300


2. Fasilitas P3K 6 Ada dan isinya lengkap 50 0

Berfungsi dengan baik 50 0

3. Alat Sembahyang 6 Bersih 25 150

Utuh 25 150

Tidak berbau 25 150

Tidak berdebu 25 150

4. Pemadam 6 Tersedia alat yang berfungsi baik dan 60 0

Kebakaran mudah dijangkau

Terdapat penjelasan tentang cara Fire 40 0

Fog penggunaannya

F. KARYAWAN/ PETUGAS/ PENGURUS MASJID

1. Kebersihan 7 Tidak sedang sakit mata/ kulit 50 350

Perorangan Penampilan bersih 50 280

2. Pemeriksaan 6 Pemeriksaan dilakukan berkala tiap 6 40 0

Kesehatan bulan sekali

Tidak pernah terjadi kecelakaan kerja 30 180

Tersedia APD dan APD memenuhi 30 0

syarat

TOTAL BOBOT 100 TOTAL SKORE 8770

8390
Hasil Penilaian = 1000 × 100% = 0,839 × 100% = 83,9% = 84%

Jadi, Masjid Darul Falah memenuhi syarat dan sangat baik karena presentase dari hasil
kunjungannya yaitu 84%.
CARA PENILAIAN:

a. Skore = ( jumlah nilai tiap komponen x bobot tiap komponen )


Total score
b. Penilaian = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100%
𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑥

KATEGORI PENILAIAN:

NO KRITERIA PRESENTASE
1 Sangat Baik 81% - 100%
2 Baik 61% - 80%
3 Kurang 41% – 60 %
4 Buruk 21% - 40%
5 Sangat buruk < 20%

KUESIONER INSPEKSI SANITASI MASJID

Nama Masjid : Masjid Darul Falah


Alamat Masjid : Purworejo Klampok
Ketua Ta’mir Masjid : Bapak H. Wahyudi
Tanggal Pemeriksaan : 19 Maret 2021
Nama Pemeriksa : Annisa Mareta Zahru

1. Berapa kalikah frekuensi pembersihan masjid dilakukan?


Jawab: Setiap hari, 2 kali sehari.
2. Apakah terdapat petugas khusus untuk pembersihan masjid?
Jawab: Iya ada petugas khusus.
3. Jika ya, apakah jumlah petugas mencukupi luas masjid?
Jawab: Tidak mencukupi.
4. Apakah diberikan waktu istirahat khusus untuk petugas atau pengurus masjid yang sedang
sakit?
Jawab: Iya diberikan.
5. Darimanakan sumber air bersih yang digunakan?
Jawab: Sumur gali.
6. Apakah jumlah sumber air bersih mencukupi kebutuhan masjid?
Jawab: Sangat mencukupi karena sumur tidak pernah kering.
7. Apakah dilakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologis dan kimiawi sumber air bersih dari
Dinas Kesehatan setempat?
Jawab: Tidak.
8. Berapa rata-rata volume sampah perhari?
Jawab: 1,5kg.
9. Berapa kali dalam seminggu pembuangan sampah ke TPA dilakukan?
Jawab: 3 kali.
10. Apakah terdapat pengolahan limbah?
Jawab: Tidak.
11. Apakah saluran perpipaan limbah cair berada diatas saluran perpipaan air bersih?
Jawab: Tidak.
12. Apakah jumlah jamban, WC, peturasan mencukupi pengunjung/ jamaah masjid?
Jawab: Mencukupi.
13. Berapakah rata-rata jumlah pengunjung/ jamaah masjid?
Jawab: Kurang lebih 45 orang.
14. Apakah pengaturan barang-barang memudahkan pengunjung/ jamaah masjid untuk
beribadah?
Jawab: Ya, karena mukena, sajadah, dan Al-Qur’an tertata rapi di lemari.
15. Apakah kondisi masjid nyaman untuk beribadah?
Jawab: Sangat nyaman.

Jadi, hasil inspeksi sanitasi dengan kuesioner untuk Masjid Darul Falah dikategorikan
BAIK. Karena nilainya 12 memenuhi syarat yaitu 11-15.

Kriteria Penilaian
Dalam penilaian ada tiga kriteria hasil penelitian:
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Dikatakan baik bila jumlah nilai: 11-15
Dikatakan cukup bila jumlah nilai: 6-10
Dikatakan kurang bila jumlah nilai: 0-5
B. Pembahasan
Masjid Darul Falah memenuhi syarat dan sangat baik karena presentase dari hasil
kunjungannya yaitu 84% dan hasil inspeksi sanitasi dengan kuesioner untuk Masjid Darul Falah
dikategorikan baik karena nilainya 12 memenuhi syarat yaitu 11-15. Saat melakukan inspeksi
sanitasi masjid di Masjid Darul Falah, terlihat bahwa lokasinya sangat strategis yaitu disekitar
rumah warga, disebelah sekolahan, dan KUA sehingga banyak jamaahnya. Keadaan halaman
masjid bersih, rapi dan letak untuk parkir kendaraan sudah ditentukan tempatnya sehingga
memudahkan jamaah. Pada bangunan masjid sudah diatur sesuai tempatnya, seperti tempat
bedug, lemari mukena, rak alqur’an dan buku, serta kotak amal. Untuk kamar mandi dibedakan
untuk perempuan dan laki-laki. WC kamar mandi pria belum memakai keramik dan masih
menggunakan ember.
Masjid Darul Falah menggunakan air bersih yang bersumber sumur gali. Air tersebut
ditampung di bak penampungan dengan tujuan untuk mengantisipasi apabila air sewaktu-waktu
kering. Maka dengan demikian penyediaan air bersih untuk masjid tersebut dikatakan baik.
Selanjutnya, kuantitas air bersih untuk kebutuhan jamaah masih tercukupi. Dan hasil
pengamatan kami, untuk kualitas dari segi fisik masih memenuhi syarat karena tidak berbau,
tidak berwarna, tidak keruh serta tidak berasa. Sehingga sarana sanitasi air bersih di Masjid
Darul Falah memenuhi syarat. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, kondisi
sarana sanitasi jamban dan urinoir pada Masjid Darul Falah dalam keadaan bersih. Permukaan
lantai yang tidak berlumut dan tidak berbau. Jambannya pun dalam keadaan bersih. Urinoir
tersedia dan jamban untuk pria dan wanita terpisah.
Air buangan/limbah Masjid Darul Falah tidak diolah sendiri. Untuk frekuensi
pembuangan sampah ke TPA sudah memenuhi. Pihak pengelola telah menyiapkan alat
pembersih yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kebersihan yang dimiliki. Alat-alat tersebut
berupa sapu lidi, skop sampah, gerobak sampah, tempat sampah, namun alat pembersih untuk
toilet kurang memadai. Selanjutnya, untuk perlengkapan kotak P3K di Masjid Darul Falah tidak
memiliki kotak P3K. Untuk perlengkapan pemadam kebakaran, pihak pengelola tidak
menyiapkan alat Apar atau alat pemadam api ringan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan masjid tersebut layak sehat/ memenuhi
syarat. Hal ini dikarenakan banyaknya kondisi halaman/ lingkungan dan konstruksi
bangunan masjid yang memadahi.
2. Fasilitas Sanitasi masjid tersebut layak sehat/ memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan
penyediaan air, jamban dan urinoir, pembuangan air limbah dan pengelolahan sampah yang
memadahi.
3. Keamanan dan Fasilitas Lainnya tidak layak sehat/ tidak memenuhi syarat. Hal ini
dikarenakan banyaknya sarana/fasilitas yang kurang memadahi karena tidak ada P3K dan
alat pemadan kebakaran.
B. Saran
Sebaiknya pihak pengelola masjid yang terkait diharapkan lebih meningkatkan serta
menjaga sanitasi Masjid Darul Falah agar tetap layak/ sehat, menyiapkan alat pemadam
kebakaran tabung APAR untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran serta mencantumkan cara
penggunaannya, menyediakan kotak P3K yang berisi obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://dwiafriapratama.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-inspeksi-sanitasi-tempat.html

http://skmtugsnrisepraman.blogspot.com/2013/09/contoh-tugas-makalah-sttu-sanitasi.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai