Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) TENTANG

INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT UMUM DI WILAYAH

PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA

Laporan Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Semester V

Disusun oleh:

1. Ardyan Dwu Putro Utomo P07133114045


2. Dani Novita Putri P07133114052
3. Muryanti P07133114066
4. Ria Asrini Nurjanah P07133114075

REGULER B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2016

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang
mempunyai tempat, sarana, dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan
pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh
masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya
dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial,
belajar maupun melakukan aktifitas lainnya.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat penularan
penyakit, pencemaran lingkunga, ataupun gangguan kesehatan lainnya.
Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan
untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna
melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya (Budiman, 2006).
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat
umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional
atau swalayan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat,
taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek
wisata, dan lain-lain (Budiman, 2006).
Di Yogyakarta terdapat berbagai jenis tempat-tempat umum yang bisa
dijumpai, antara lain pasar, tempat ibadah, salon, taman, kolam renang, hotel,
tempat wisata, restoran/rumah makan, gedung bioskop, terminal, bandara, dan
panti pijat. Khusus di wilayah kerja Puskesmas Kraton dapat dijumpai
salon/pangkas rambut, masjid, tempat wisata, sekolah dan pasar. Puskesmas

2
Kraton sendiri melakukan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum secara rutin
setiap satu tahun sekali.
Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan
menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan
sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi
lingkungan yang baik, salah satunya dengan inspeksi sanitasi tempat-tempat
umum.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam pengawasan
sanitasi tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas Kraton.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas Kraton.
b. Diketahuinya status sanitasi tempat-tempat umum di wilayah kerja
Puskesmas Kraton.
c. Diketahuinya masalah sanitasi tempat-tempat umum di wilayah kerja
Puskesmas Kraton.
d. Diketahuinya cara perbaikan terhadap masalah sanitasi tempat-tempat
umum.
e. Diketahinya saran perbaikan terhadap keadaan sanitasi sesuai
permasalahan yang ada.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit
menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pemelihara kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua
faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan
daya tahan hidup manusia.
Sedangkan menurut Chandra sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan
lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi
kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

B. Pengertian Tempat-tempat Umum


Tempat-tempat umum adalah suatu tempat di mana semua orang dapat
masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus.
Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh
keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Harus ada gedung/tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu di mana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.

4
3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-
tempat umum tersebut.
4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.

C. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum


Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi
kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga
kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi tempat-
tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak
karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat
dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu, tempat
umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara, dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-
tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi,
memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi
lingkungan antara lain tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat
umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasat tradisional
atau swalayan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat,
taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek
wisata, dan lain-lain (Budiman, 2006).

5
D. Tempat Ibadah (Masjid)
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, di mana umum pada
waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.
Dalam upaya penyehatan tempat-tempat umum, diperlukan persyaratan sanitasi
yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas dari pengelolaan tempat umum
tersebut. Berikut ini adalah persyaratan sanitasi masjid:
1. Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.
2. Persyaratan bagian luar
a. Halaman
Bersih, tidak terdapat sampah berserakan, dan tidak terdapat genangan air.
b. Tempat sampah
Tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
c. Pembuangan air limbah/kotor
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran
pembuangan air kotor umum, dan kedap air. Bila tidak ada saluran air
kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat
sendiri dan tertutup.
d. Penyediaan air bersih
Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
e. Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter minimal satu buah,
yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor.
f. Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau
peturasan dan ruang masjid.
3. Persyaratan Bagian Dalam

6
a. Lantai, dinding, dan langit-langit bersih
b. Alas sembah yang
1) Bersih dan bebas dari kutu busuk
2) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih
dengan lebar 30 cm yang dipergunakan untuk tempat sujud.
c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab
d. Ventilasi
Lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e. Pencahayaan
Cukup terang dan tidak menyilaukan
f. Tempat sandal dan sepatu
Tersedia tempat sandal dan sepatu khusus

E. Salon
Salon kecantikan merupakan sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan
kecantikan khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut
dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif
tanpa adanya tindakan operasi.
Jenis salon kecantikan yang ada dapat dibedakan:
1. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan:
a. Salon kecantikan rambut
b. Salon kecantikan kulit
c. Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit
2. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan:
a. Salon kecantikan modern
b. Salon kecantikan tradisional
c. Salon kecantikan kombinasi modern dan tradisional
3. Menurut jenis bahan kosmetik yang dipergunakan:

7
a. Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk pabrik
tertentu, salon ini sebagai promosi, penerapan, dan pengembangan serta
evaluasi efektivitas produk kosmetiknya.
b. Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang
terdaftar di Kemenkes RI sesuai dengan keinginan pelanggan.
c. Salon yang menggunakan kosmetika buatan sendiri, tidak menggunakan
bahan terlarang dan tidak dijual belikan.
Salon kecantikan diklasifikasikan menjadi tipe D, C, B, dan A, uraiannya
adalah sebagai berikut:
1. Salon kecantikan tipe D
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 9 m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit
maksimum 2 dipan.
b. Salon kecantikan kulit atau rambut tipe D memberikan pelayanan
sederhana (dasar) manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan
yang dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (tanpa pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath).
2) Tata kecantikan kulit, meliputi perawat kulit, wajah, tangan (menikur)
dan kaki (pedikur) tanpa kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi,
siang, sore).
2. Salon kecantikan tipe C
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 30
m2.

8
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 6 kursi, untuk kulit
maksimum 3 dipan.
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe C memberikan pelayanan
perawatan secara manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif untuk
rambut/kulit dengan kelainan ringan. Kegiatan yang dapat dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan).
2) Tata kecantikan kulit merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki
(pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi, siang,
sore), panggung disco, karakter, cacat, dan usia lanjut, penambahan
bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang tidak dikehendaki,
perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik sederhana ( 2
jenis seperti frimator dan sauna)
3. Salon kecantikan tipe B:
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 50
m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit
maksimum 4 dipan
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe B memberikan pelayanan
perawatan kecantikan dan rambut secara manual, preparatif, aparatif, dan
dekoratif. Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan masih
terbatas. Kegiatan yang dapat dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut, meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit

9
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan), penambahan
rambut kepala
2) Tata kecantikan kulit, meliputi merawat kulit, wajah, tangan (menikur)
dan kaki (pedikur) dengan kelainan, merias wajah sehari-hari (pagi,
siang, sore), panggung disco, karakter, cacat, dan usia lanjut.
penambahan bulu mata, menghilangkan bulu-bulu yang tidak
dikehendaki, perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik,
perawatan badan (body massage)
Salon kecantikan tipe B diselenggarakan dengan menejemen yang baik
yang mempunyai pimpinan, staf administrasi, dan staf teknis.
4. Salon kecantikan tipe A
a. Fisik:
1) Tempat usaha rumah sendiri / tempat lain dengan ukuran minimal 75
m2.
2) Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk kulit
maksimum 4 dipan dengan penyekat atau merupakan cabin.
b. Salon kecantikan rambut atau kulit tipe A memberikan pelayanan
perawatan kecantikan kulit dan rambut (beauty centre) yang memberikan
pelaayanan lengkap baik manual, preparatif, aparatif, dan dekoratif,
ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. Disini alat
kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap. Kegiatan yang dapat
dilayani adalah:
1) Tata kecantikan rambut meliputi pencucian kulit kepala/rambut,
pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut, penataan
rambut, pengeringan, pengecatan (dengan pemucatan), perawatan kulit
kepala/rambut (creambath), pelurusan, perawatan rambut dengan
kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan), penambahan
rambut kepala.

10
2) Tata kecantikan kulit seperti pada pelayanan salon tipe B ditambah
perawatan yang lebih luas baik secara tradisional Indonesia (empirik
timur) maupun modern (empirik barat), seperti akupresur, aroma
terapi, reflekzone. Tersedia juga perawatan dengan alat elektronik
helioteraphy, hydroteraphy, mekanoterapy, elektroterapi, perawatan
tradisional yang spesifik seperti perawatan pengantin, ibu hamil, ibu
setelah melahirkan.
Salon kecantikan tipe A dikelola secara institusional dengan
menejemen yang baik seperti tipe B, tetapi disini lebih lengkap terutama staf
ahli teknis.
1. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
a. Lokasi
1) Terhindar dari pencemaran lingkungan
2) Tidak terletak di daerah banjir
b. Lingkungan halaman
1) Bersih
2) Tidak terdapat genangan air
3) Air mengalir dengan lancar
c. Bagian dalam
1) Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan.
2) Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, seperti ruang
konsultasi, ruang perawatan kecantikan kulit dan rambut harus
terpisah (diberi penyekat).
3) Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah
penduduk dan tidak mengganggu keadaan di sekitarnya.
4) Lantai kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
5) Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah
dibersihkan.

11
6) Langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5
m dari lantai.
7) Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya
serangga dan tikus.
8) Ventilasi/penghawaan
a) Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang
ventilasi minimal 5% luas lantai.
b) Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara
dengan baik, maka dapat digunakan peralatan ventilasi mekanis.
Khusus untuk ruang ber AC, tidak diperlukan lubang ventilasi.
9) Tersedia pencahayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan,
khusus ruang pelayanan/ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 lux
dan tidak menimbulkan kesilauan.
10) Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang
penghawaan dilengkapi dengan kawat kasa penahan nyamuk dan
tikus,dan lubang pembuangan pada saluran air limbah di kamar mandi,
jamban dll., dilengkapi dengan jeruji.
11) Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara
bagian antara bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak minimal
15 cm.
2. Penyediaan air bersih
a. Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan
Menteri Kesehatan
b. Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang
lain, berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.
c. Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan sesuai
dengan kebutuhan.

12
d. Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala
seminggu sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan dilengkapi
dengan penutup.
3. Pengelolaan limbah
a. Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.
b. Air limbah dapat mengalir dengan lancar, kemiringan 2% - 3%.
4. Tempat sampah
a. Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan
bagian dalam halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.
b. Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan
setiap hari.
5. Kamar mandi dan jamban
a. Bersih dan tidak berbau
b. Lantai miring ke arah saluran pembuang
c. Terpisah yang diperuntukkan pria dan wanita
6. Persyaratan karyawan
a. Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
sehat dari dokter.
b. Memiliki sertifikan/ijazah nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional
sesuai kriteria salon.
c. Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon.
d. Memakai pakaian kerja yang bersih, rapi, dan utuh.
7. Peralatan kerja dan bahan
a. Alat yang berhubungan dengan kulit
1) Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik.
2) Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik
3) Mesin cukur selalu dalam keadaan bersih dan baik
4) Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik
b. Handuk

13
1) Bersih
2) Tersedia dengan jumlah yang cukup 1 orang pelanggan 1 handuk
c. Kain penutup badan
1) Bersih
2) Berwarna putih/terang
3) Tersedia dalam jumlah yang cukup (berjumlah rata-rata
tamu/pengunjung)
d. Bahan-Bahan
1) Pisau, gunting, dan lain-lain didesinfeksi dengan bahan kimia atau air
panas.
2) Kosmetika/wangi-wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya dan
bebas dari potongan rambut.
8. Lain-lain
a. Tersedia minimal 1 buah kotak P3K yang berisi obat-obatan sederhana.
b. Tersedia alat pemadam kebakaran atau APAR.

F. Tempat Wisata
Tempat wisata atau objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan
manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Pengawasan lingkungan objek wisata bertujuan agar wisatawan,
pengelola, serta masyarakat di sekitar objek wisata terhindar dari gangguan
kesehatan yang berupa timbulnya penyakit dan penularan penyakit, terjadinya
kecelakaan, atau gangguan kesehatan lainnya.
Pengawasan kesehatan lingkungan objek wisata adalah suatu upaya untuk
melindungi dan memelihara serta mengoptimalkan kesehatan masyarakat baik
wisatawan, pengelola, maupun masyarakat sekitar objek wisata dengan cara:
1. Mencegah terjadinya suatu penyakit pada objek wisata.

14
2. Mencegah terjadinya penularan penyakit pada objek wisata.
3. Mencegah penurunan kualitas lingkungan pada objek wisata.
4. Pengawasan kesehatan lingkungan pada objek wisata.
5. Upaya mandiri oleh pengelola untuk menciptakan kesehatan lingkungan pada
objek wisata yang dikelolanya.

G. Pasar
Pasar merupakan suatu tempat yang sebagian terdiri atas pelataran
terbuka dan sebagian lagi terdiri atas bangunan yang digunakan untuk menjual
dan memperagakan barang-barang dagangan ke masyarakat umum. Pasar adalah
segenap kelompok pelataran yang sebagian beratap dan sebagian terbuka tanpa
atap yang ditunjuk dengan keputusan pemerintah daerah, dimana pedagang-
pedagang berkumpul untuk memperdagangkan dan menjual barang-barang
dagangannya. Pasar yang kurang diperhatikan akan kebersihannya seperti
pembuangan sampah dan air limbah, akan merupakan tempat perkembangbiakan
vektor penyakit dan gangguan estetika. Berikut ini adalah persyaratan sanitasi
pasar:
1. Letak atau lokasi
a. Jauh dari tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
b. Jauh dari tempat pengolahan limbah
c. Tidak pada tempat yang rendah atau rawan banjir
d. Tidak dipinggir jalan atau lingkungan yang menimbulkan debu
2. Konstruksi bangunan
Di lingkungan dalam pasar biasanya terdapat beberapa macam bangunan
antara lain los, kios, toko, restoran, selain itu terdapat bangunan yang perlu
mendapatkan perhatian khusus yakni los penjual daging dan los penjual ikan.
3. Tempat berjualan
Bangunan-bangunan tempat berjualan yang ada di pasar perlu diatur dengan
tujuan:

15
a. Memudahkan pengunjung untuk mencari dan membeli barang-barang
yang dibutuhkan.
b. Tidak bedesak-desakian.
c. Memudahkan cara membersihkan pasar.
d. Dapat menjamin keamanan pasar.
Untuk itu agar pasar dapat teratur dengan baik perlu dibagi menjadi
blok, setiap blok dibagi menjadi beberapa los, dan setiap los dibagi menjadi
beberapa petak. Dalam pembagian ini biasanya diberi tanda sebagai berikut:
a. A, B, C, dan seterusnya adalah tanda untuk Blok
b. I, II, III, dan seterusnya adalah tanda untuk los
c. 1, 2, 3, dan seterusnya adalah tanda untuk petak
Untuk memudahkan berjalan dan pengangkutan barang perlu adanya
pengaturan lalu-lintas atau trafic. Trafic dalam pasar antara lain main traffic,
yaitu jalan utama masuk-keluar pasar, lebarnya natara 4-5 meter, tergantung
besar kecilnya pasar, block traffic, yaitu janlan antar blok, lebarnya 3 meter
dan los traffic, yaitu jalan antar los, lebarnya 2 meter.
Konstruksi bangunan pasar secara umum harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Susunan bangunan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan arus
lalu lintas orang menjadi lancar
b. Tempat usaha yang sejenis seperti penjualan daging, sayur mayur, kain,
warung makan, dan lain-lain, dikelompokkan tidak bercampur.
c. Tidak boleh ada sudut mati, agar tidak menyulitkan dalam pembersihan,
dan juga tidak untuk bersarang tikus.
d. Konstruksi bangunan tidak terlalu banyak tiang, sehingga orang dapat
leluasa berdagang dan tidak mengganggu pemandangan pasar.
e. Lantai bangunan harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama, kedap
air, tidak licin, dan tidak retak-retak.

16
f. Permukaan lantai tempat berjualan harus rata/halus, ada kemiringan, dan
lebih tinggi dari dasar jalan.
g. Setiap bangunan harus cukup penghawaan dan pencahayaan antara 10
sampai dengan 15 foodcandle.
h. Pada sekeliling bangunan dibuat saluran pembuangan air limbah dan air
hujan.
i. Untuk bangunan khusus penjualan daging dan ikan (karena barang
tersebut mudah membusuk) maka perlu dipenuhi beberapa persyaratan,
antara lain:
1) Rapat insekta dan rapat tikus.
2) Pintu masuk dan keluar harus dapat menutup sendiri (self clossing
door).
3) Tidak terletak dekat WC dan urinoir.
4) Harus tersedia / dipasang kran air bersih.
5) Harus mempunyai saluran air kotor yang memenuhi syarat
6) Harus dilengkapi dengan:
a) Meja yang dilapisi porselin atau seng plat untuk memudahkan
pembersihannya.
b) Almari/alat pendingin daging dan ikan
4. Fasilitas sanitasi
a. Penyediaan air bersih
Air yang digunakan di pasar harus memenuhi persyaratan kualitas air
bersih yang berlaku dan kuantitasnya mencukupi.
b. Pembuangan air limbah
Untuk pasar perlu pengaturan saluran pembuangan yang menghubungkan
bangunan-bangunan pasar dengan saluran air kotor perkotaan, yang mana
lubang saluran di pasar harus dipasang saringan sampah/pembuangan air
limbah dari WC dan urinoir, los khusus daging/ikan harus dibuang ke
septic tank atau pengolahan khusus.

17
c. Pengelolaan sampah
Untuk itu pengelolaan sampah di pasar perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tersedia bak sampah yang bertutup rapat, kedap air, mudah diangkat,
volume dan jumlahnya disesuakan dengan kebutuhan.
2) Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang gunanya untuk
menampung sampah dari los, sumber sampah. Selama menunggu
pengangkutan berikutnya dengan volume minimal dua kali produksi
sampah setiap harinya.
3) Pengangkutan sampah hendaknya dilakukan setiap hari.
4) Tersedia alat-alat pembersih sampah seperti sapu, garpu, sekop,
pengki/keranjang, dll., dalam jumlah yang mencukupi.
d. Jamban dan urinoir
Pasar harus tersedia jamban dan urinoir baik bagi para pedagang maupun
para pemgunjung. Ketentuan mengenai jamban dan urinoir adalah sebagai
berikut:
1) Jamban yang digunakan model angsatrin (leher angsa)
2) Jamban untuk pria terpisah dengan untuk wanita
3) Jumlah diperhitungkan:
a) Untuk setiap 40 pedagang wanita 1 buah jamban.
b) Untuk setiap 60 pedagang laki-laki disediakan 1 buah jamban dan
1 buah urinoir.
5. Fasilitas penunjang
Pengelola pasar hendaknya juga menyediakan:
a. Kotak P3K berisi obat-obatan pokok untuk pertolongan kecelakaan yang
masih baik.
b. Alat pemadam kebakaran yang disertai dengan petunjuk penggunaanya,
ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau/dicapai umum dan
mudah terlihat.

18
c. Alat pengeras suara untuk digunakan bila memberi pengumuman kepada
pedagang waktu-waktu tertentu.
d. Penanggung jawab pasar berkewajiban selalu menjaga kebersihan pasar
menyeluruh setiap hari.

H. Sekolah
Sekolah adalah suatu lembaga yang mempunyai peran strategis terutama
mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia. Keberadaan sekolah sebagai
suatu sub sistem tatanan kehidupan sosial, menempatkan sekolah sebagai bagian
dari sistem sosial.Sekolah dapat menjalankan fungsinya yaitu sebagai lembaga
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang optimal dan mengamankan dari
pengaruh negatif dari ingkungan sekitar.
Sekolah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan tidak saja bangunan fisik
tetapi masyarakat sekolah terutama peserta didik. Salah satu bagian yang
memegang peran penting dalam menciptakan kesehatan peserta didik adalah
lingkungan sekolah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Higiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna
terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat yang bersih dan nyaman dan
terbebas dari ancaman penyakit.
Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan sekolah :
1. Kondisi atap
Atap yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya
penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis.
2. Kondisi dinding
Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga
berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asma
atau penyakit saluran pernafasan.

19
3. Kondisi lantai
Lantai yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanan
dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan
kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya
bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit
seperti TBC, ISPA dan lainnya.
4. Kondisi tangga
Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan, lebar
anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah
lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga >
150 cm serta mempunyai pegangan tangan
5. Pencahayaan
Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri
dan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang
menjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat.
6. Ventilasi
Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi
pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya
bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit
seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
7. Kepadatan Kelas
Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak
memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentase
ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan

20
menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko
penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas
ruangan 1,75 M2.
8. Ketersediaan Tempat Cuci Tangan
Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci
tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%.
Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun
bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan
sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah
satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan
Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat
satu wastafel yang terletak di luar ruangan.
9. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah
maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat
menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi
konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.
10. Air Bersih
Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak
diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun
lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara
lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya
ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
11. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir).
Bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,
demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi
syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya
nyamuk. WC dan urinoir. Tinja dan urine merupakan sumber penularan
penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui

21
air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC
dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1
WC untuk 40 siswa.
12. Pengelolaan Sampah
Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi
tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak.
Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan
menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap
ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah tersebut
harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
13. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan
menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan
dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan
menularkan penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).
14. Pengendalian Vector
Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk.
Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit
penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah senang
berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air maupun
non penampungan air. Beberapa tempat perindukan yang harus
diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang, barang-barang bekas dan
lainnya.
15. Kantin
Makanan jajanan yang disediakan di kantin harus memenuhi syarat
kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi
syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruh
terhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar
mengajar.

22
16. Kondisi Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi
tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
17. Perilaku
Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi
terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Beberapa perilaku hidup
bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok, buang sampah pada
tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga
kebersihan lingkungan dan lainnya.

23
BAB III

PELAKSANAAN

A. Lokasi
Pelaksanaan praktik Sanitasi Temapat-tempat Umum dilaksanakan di :
1. Masjid Margoyuwono
2. Masjid Wiwara Jati
3. Pasar Ngasem
4. Salon Kindi
5. SD N Panembahan
6. Museum kereta
7. Taman sari

B. Waktu
Pelaksanaan praktik Sanitasi Tempat-tempat Umum dilaksanakan pada
tanggal 17 Oktober s/d 19 November 2016.
Waktu dan Lokasi :
No Waktu Inspeksi Lokasi

1 Rabu , 19 Oktober 2016 Masjid Margoyuwono

2 Kamis, 20 Oktober 2016 Masjid Wiwara Jati

3 Jumat, 21 Oktober 2016 Pasar Ngasem

4 Rabu, 26 Oktober 2016 SDN Panembahan

5 Rabu, 26 Oktober 2016 Salon Kindi

6 Rabu, 26 Oktober 2016 Situs Tamansari

7 Rabu, 26 Oktober 2016 Museum Kereta

24
C. Langkah Kegiatan
1. Menentukan lokasi tempat-tempat umun yang akan dilakukan inspeksi
sanitasi.
2. Meminta izin kepada pengelola dan memantau keadaan TTU tersebut
3. Melakukan wawancara dengan pengelola dan melakukan inspeksi pada
TTU tersebut.
4. Melakukan pengamatan pada setiap tempat yang ada
5. Melakukan pengukuran keadaan fisik TTU, meliputi pencahayaan,
kebisingan, suhu, kelembapan dan pertukaran udara
6. Mengolah dan rekapitulasi data.

D. Alat
1) Sound Level Meter
2) Thermohigro Meter Digital
3) Lux Meter
4) Alat Tulis
5) Camera (alat dokumentasi)

E. Bahan
1) Form Inspeksi Sanitasi TTU
2) Formulir Bis 1 dan Bis 2
3) Surat Tugas dari Puskesmas Kraton

F. Prosedur Kerja
1. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum
a. Alat :
1) Alat tulis
b. Bahan :

25
1) Form Penilaian Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi
Sanitasi tempat-tempat umum)
c. Cara Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Melakukan pengamatan dan/atau wawancara sesuai dengan
pertanyaan/pernyataan pada form inspeksi sanitasi tempat-tempat
umum.
3) Menilai hasil pengamatan dan/atau wawancara.
4) Melakukan penilaian dan mengolah data yang sudah didapatkan.
2. Kebisingan
a. Alat :
1) Sound Level Meter (SLM)
2) Stopwatch
b. Bahan :
1) Formulir bis 1
2) Formulir bis 2
3) Alat tulis
c. Cara kerja :
1) Menyiapkan SLM
2) Menentukan titik pengukuran
3) Mengecek baterai SLM dengan menggeser tombol power
4) Meletakkan SLM pada ketinggian 1 1,2 m
5) Menghidupkan SLM dengan tombol switch on/off
6) Menyetel respon F (fast) pada jenis kebisingan continue dan S
(slow) pada kebisingan fluktuaktif
7) Mencatat angka yang muncul pada display tiap 5 detik terakhir
8) Hasilnya dimasukkan pada form bis 1
9) Pengukuran dilakukan selama 10 menit didapatkan 120 angka
10) Hasil pengukuran dikelompokkan pada form bis 2
11) Melakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

P1
L=X+( )c
P 1+P 2

Keterangan :

L : Tingkat Kebisingan

26
X : Batas bawah kelas yang mengandung modus

P1 : Beda frekuensi kelas modus dengan kelas

dibawahnya

P2 : Beda frekuensi kelas modus dengan kelas

diatasnya

C : Lebar kelas

3. Pencahayaan

a. Alat :

1) Lux meter

2) Stopwatch

3) Kalkulator

b. Bahan :

1) Alat tulis

2) Formulir/buku catatan

c. Cara kerja :

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Menghidupkan lux meter yang telah dikalibrasi dengan


membuka penutup sensor.

3) Membawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.

27
4) Mengarahkan fotocell ke sumber pencahayaan yang paling
dominan.

5) Membaca hasil pengukuran pada layar monitor setelah


menunggu beberapa saat hingga mendapat nilai yang stabil.

6) Mencatat hasil pengukuran

7) Mematikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran


intensitas pencahayaan.

4. Kelembaban dan Suhu

a. Alat :

1) Thermohigro Meter Digital

2) Stopwatch

b. Bahan :

1) Alat tulis

2) Formulir atau buku catatan

c. Cara kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Memasang baterai pada alat thermohigrometer.

3) Melakukan pengukuran pada titik pengukuran secara merata.

28
4) Mencatat hasil.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Masjid Margoyuwono
a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Rabu, 19 Oktober 2016
2. Waktu : 12.30 WIB
3. Alamat : Jl. Langesnatran Lor No. 9 Yogyakarta
4. Nama Pengurus : Bapak Nurhadi
b. Gambaran Umum Lokasi
Masjid Margoyuwono terletak di Jalan Langesnatran Lor No. 9 Yogyakarta.
Pengurus Masjid ini adalah Bapak Nurhadi. Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas timur : Rumah penduduk
Batas utara : Rumah penduduk
Batas selatan : Rumah penduduk
Batas barat : Rumah penduduk
c. Keadaan Sanitasi

29
Masjid Margoyuwono memiliki halaman yang cukup luas bersih dan
tertata rapi selalu dijaga kebersihanya oleh pengurus masjid. Tempat parkir
yang berada di samping kiri masjid cukup luas untuk parkir para pegunjung
masjid dan kendaraan para pengunjung selalu ditata oleh petugas masjid
sehingga tertata dengan rapi.
Bagian dalam Masjid Margoyuwono tempat untuk solat bersih tidak
berbau dan rutin dicuci setiap dua bulan sekali oleh petugas. Langit-langit
bersih dan terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna terang. Lantai tidak
licin dan mudah untuk dibersihkan dan kedap air.
Fasilitas yang terdapat di Masjid Margoyuwono seperti toilet selalu
terjaga kebersihanya lantai tidak licin dan kedap air dan berwarna terang, air
tersedia dalam jumlah yang cukup tidak berbau dan tidak keruh, dinding kuat
bersih kedap air dan berwarna terang, terpisah antara toilet laki-laki dan
perempuan tempat wundhu juga terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Ventilasi yang ada cukup lebih dari 10% dari luas lantai. Terdapat tempat
sampah yang telah terpisah antara sampah organik dan anorganik dan
tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup.
1. Hasil Inspeksi Sanitasi
VARIABEL UPAYA
I II
70% 75%
89,7% 100%
Laik sehat Laik sehat

Skore keseluruhan ={(538+400)/ 1000} x 100%


= 93,8%
Hasil pengukuran skore keseluruhan adalah 93,8% maka masjid
Margoyuwono dinyatakan laik sehat karena komponen nilai sekurang-
kurangnya 70%.
2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik
Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 115,6 Lux 100 Lux Memenuhi
Suhu 30 0C 18-28 0C Tidak memenuhi
Kelembaban 56% 40-60% Memenuhi
Kebisingan 62,45 db 55 db Tidak memenuhi

30
Pengukuran lingkungan fisik dilakukan pada pukul 13:00 WIB. Kondisi saat
dilakukan pengukuran lampu tidak menyala, kipas angin mati pintu terbuka 3
buah terdapat ventilasi 16 buah tidak ada alat penangkap debu di ventilasi.

3. Pembahasan
Masjid Margoyuwono terletak di Jalan Langesnatran Lor No. 9
Yogyakarta. Pengurus Masjid ini adalah Bapak Nurhadi, masjid ini
merupakan masjid terbuka yang tidak terdapat dinding sebagai bangunannya.
Pemeriksaan dilakukan pada hari Rabu, 19 Oktober 2016. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada bangunan dan lingkungan
masjid. Setelah dilakukannya pengamatan lalu kami mewawancarai bapak
Nurhadi selaku pengurus masjid. Setelah melakukan inspeksi sanitasi
kemudian kami melakukan pengukuran fisik yang meliputi suhu, kelembaban,
pencahayaan, kebisingan pada masjid Margoyuwono yang dilakukan beberapa
hari setelah melakukan ispeksi sanitasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat
diketahui bahwa total skore yang didapat adalah 93,8% dan masjid ini
dinyatakan laik sehat. Dari hasil tersebut dapat dijabarkan pada masing-
masing variabel berikut ini :
a. Variabel persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
Pada variabel ini didapat skore 89,7% yang telah memenuhi
standar yaitu 70% dan dapat diartikan laik sehat. Pada semua komponen
variabel I ini rata-rata semuanya telah memenuhi persyaratan tetapi pada
atap kemukinan bisa terjadi genagan air saat hujan, ventilasi yang kurang
untuk pergantian sirkulasi udara.
b. Variabel fasilitas sanitasi
Pada variabel ini didapatkan skore 100% yang telah memenuhi standar yaitu
75% dan dapat diartikan laik sehat.
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil 115,6 Lux
hasil ini memenuhi persyaratan karena minimal untuk pencahayaan adalah 100
Lux. Suhu didapatkan hasil saat pengukuran sebesar 30 0C dan untuk persyaratan
suhu adalah antara 18-28 0C, sehingga suhu didalam masjid tidak memenuhi
persyaratan, dikarenakan pada saat pegukuran kipas angin tidak menyala. Hasi
pengukuran kelembaban didapatkan hasil sebesar 56% dan untuk persyaratan
kelembaban adalah 40-60% maka kelembaban di dalam masjid masih memenuhi
persyaratan. NAB untuk suhu kelembaban dan kebisingan berdasarkan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

31
NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan
didapatkan hasil sebesar 62,45 db dan untuk keriteria kebisingan utuk tempat
umum adalah 55 db maka kebisingan di masjid Margoyuwono belum memenuhi
persyaratan. NAB untuk kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI
NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 .
Hal ini terjadi karena pada saat dilakukannya pemeriksan kebisingan
banya pegunjung yang datang dan situasi ramai karena masjid
Margoyuwono terletak di pinggir jalan raya.
4. Saran
a. Atap sebaiknya bersih dan tidak bocor, dan tidak dimukinkan ada air
hujan yang bisa mengenag.
b. Ventilasi sebaiknya terdapat perlengkapan untuk mengatur sirkulasi
udara.
c. Kebisingan diatasi dengan menanam pepohonan yang di pingir-pingir
pagar masjid yang dekat degan jalan raya.

B. Masjid Wiwara Jati


a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Kamis, 20 Oktober 2016
2. Waktu : 13.45 WIB
3. Alamat : Jl. Suryoputran, Kraton, Yogyakarta
4. Nama Pengurus : Bapak Prayudi
b. Gambaran Umum Lokasi
Masjid Wiwara Jati terletak di Jalan Suryoputran, Kraton, Yogyakarta.
Pengurus Masjid ini adalah Bapak Supri. Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas timur : Rumah penduduk
Batas utara : Rumah penduduk
Batas selatan : Polsek Kraton
Batas barat : Rumah penduduk
c. Keadaan Sanitasi
Masjid Wiwara Jati memiliki halaman yang cukup luas, pagar
disekeliling masjid agak kotor, berlumut, warna cat yang sudah kusam dan
kurang perawatan. Tempat parkir yang berada disebelah timur masjid agak

32
luas dan cukup untuk parki para pegunjung masjid, kendaraan para
pengunjung selalu ditata oleh petugas masjid sehingga tertata dengan rapi
dan terjaga keamananya.
Bagian dalam Masjid Wiwara Jati tempat untuk solat bersih tidak
berbau. Langit-langit bersih dan terbuat dari bahan yang kuat tetapi
warnanya kurang cerah. Lantai mudah untuk dibersihkan dan kedap air tetapi
bila laintai terkena air lantai lantai agak licin. Dinding terbuat dari bahan
yang kuat tetapi warnan cat yang digunakan kurang cerah. Kebanyakan
bagunan terbuat dari kayu yag berwarna coklat tua sehingga cahaya menjadi
agak gelap.
Fasilitas yang terdapat di Masjid Wiwara Jati seperti toilet selalu
terjaga kebersihanya lantai tidak licin dan kedap air dan berwarna terang,
tersedia air dengan jumlah yang cukup tidak berbau dan tidak keruh, dinding
kuat bersih kedap air dan berwarna terang, terpisah antara toilet laki-laki dan
perempuan. Ventilasi yang ada kurang sehingga pergantian udara tidak
maksimal. Terdapat tempat sampah yang sudah tertutup tetapi belum terpisah
antara sampah organik dan anorganik, jumlah tepat sampah yang masih
kurang.

1. Hasil Inspeksi Sanitasi


VARIABEL UPAYA
I II
70% 75%
85,67% 93,75%
Laik sehat Laik sehat

Skore keseluruhan ={(514+360)/ 1000} x 100%


= 87,4%
Hasil pengukuran skore keseluruhan adalah 87,4% maka Masjid Wiwara Jati
dinyatakan laik sehat karena komponen nilai sekurang-kurangnya 70%.
2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik
Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 12 Lux 100 Lux Memenuhi

33
Suhu 29 0C 18-28 0C Tidak memenuhi
Kelembaban 46% 40-60% Memenuhi
Kebisingan 40,43 db 55 db Memenuhi
Pengukuran lingkungan fisik dilakukan pada pukul 13:45 WIB. Kondisi saat
dilakukan pengukuran lampu tidak menyala, kipas angin menyala 7 buah
pintu terbuka 4 buah.
3. Pembahasan
Masjid Wiwara Jati terletak di Jalan Suryoputran, Kraton, Yogyakarta.
Pengurus Masjid ini adalah Bapak Prayudi, masjid ini merupakan masjid
terbuka. Pemeriksaan dilakukan pada hari Kamis, 20 Oktober 2016.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada bangunan
dan lingkungan masjid. Setelah dilakukannya pengamatan lalu kami
mewawancarai bapak Prayudi selaku pengurus masjid. Setelah melakukan
inspeksi sanitasi kemudian kami melakukan pengukuran fisik yang meliputi
suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan pada Masjid Gedhe Kuman yang
dilakukan beberapa hari setelah melakukan ispeksi sanitasi. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dapat diketahui bahwa total skore yang didapat adalah 87,4%
dan masjid ini dinyatakan laik sehat. Dari hasil tersebut dapat dijabarkan pada
masing-masing variabel berikut ini :
a. Variabel persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
Pada variabel ini di dapat skore 85,67% yang telah memenuhi
standar yaitu 70% dan dapat diartikan laik sehat. Pada semua komponen
variabel I ini rata-rata semuanya telah memenuhi persyaratan tetapi pada
pagar di lingkungan luar masjid kurang terawat dan berlumut.
Pencahayaan yang ada kurang terang.
b. Variabel fasilitas sanitasi
Pada variabel ini didapatkan skore 93,75% yang telah memenuhi
standar yaitu 75% dan dapat diartikan laik sehat. Tetapi penyediaan TPS
yang tidak memenuhi syarat dan belim tersedia dengan jumlah yang
cukup.
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil
12 Lux hasil ini tidak memenuhi persyaratan karena minimal untuk
pencahayaan adalah 100 Lux, pencahayaan sangat kurang karena ventilasi
yang kurang dan sumber cahaya dari lampu yang kurang terang
kebanyakan bagunan terbuat dari kayu yang berwarna coklat tua dan
kurang terang. Suhu didapatkan hasil saat pengukuran sebesar 29 0C dan

34
untuk keriteria suhu adalah antara 18-280C, sehingga suhu didalam masjid
tidak memenuhu persyaratan. Hasi pengukuran kelembaban didapatkan
hasil sebesar 46% dan untuk keriteria kelembaban adalah 40-60% maka
kelembaban di dalam masjid masih memenuhi persyaratan. NAB untuk
suhu kelembaban dan kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan
didapatkan hasil sebesar 40,43 db dan untuk keriteria kebisingan utuk
tempat umum adalah 55 db maka kebisingan di masjid Margoyuwono
masih memenuhi persyaratan. NAB untuk kebisingan berdasarkan
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :
KEP-48/MENLH/11/1996.
4. Saran
a. Pagar yang tidak terpelihara dapat menimbulkan gangguan estetika,
dan pagar yang tidak terpelihara dapat ditumbuhi jamur dan lumut-
lumut, sebaiknya pagar rajin untuk dibersihkan dan dicat kurang
lebih 2 tahun sekali.
b. Tempat sampah yang tidak memenuhu syarat akan mengundang
banyak vektor penyakit contohnya lalat, sebaiknya kotak sampah di
Masjid Gedhe Kauman diganti menjadi kotak sampah yang
memenuhi persyaratan dan dengan jumlah yang mencukupi.
Sehingga dapat meminimalisir terjadinya penyakit akibat sampah.
c. Menambah sumber cahaya dan memperbesar daya lampu yang
dipasang di dalam masjid.

C. Pasar Ngasem
a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016
2. Waktu : 11.00 WIB
3. Lokasi : Jalan Polowijan No. 11, Kraton, Yogyakarta
4. Pengelola Pasar : Papak Hedi Purwoko
b. Gambaran Umum Lokasi

35
Pasar Ngasem terletak di Jalan Polowijan No. 11, Kraton, Yogyakarta.
Unit pengelola dari pasar ini adalah Kelurahan Patehan yang bertanggung
jawab dengan Dinas Pengelola Pasar yang bertempat di Pusat Pengelola Pasar
Beringharjo Lt. 3. Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas utara : Jalan raya
Batas timur : Jalan kampung
Batas Barat : Pertokoan
Batas selatan : Rumah penduduk
c. Keadaan Sanitasi
Halaman depan dari Pasar Ngasem kurang begitu luas karena lansung
menghadap kearah jalan raya. Tempat parkir yang juga sempit dan kurang
menampung kendaraan para pengunjung pasar bila dalam keadaan ramai
pengunjung. Jalan untuk masuk ke dalam parkir agak sulit karena jalan raya
didepan jalan menuju pasar pas dipertigaan dan banyak kendaraan yang
lewat.
Bagian dalam pasar terdapat kios-kios yang sudah tertata dengan baik dan
pedagang berdagang di kios-kios sesuai dengan jenis dagaganya. Lantai jalan
di dalam pasar tidak licin dan mudah dibersihkan. Bagunan terbuat dari
bahan yang kuat atap kuat dan bersih, lantai kedap air dan mudah
dibersihkan.
Terdapat toilet yang bersih dan terawat air tercukupi, lantai tidak licin
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air, atap kuat tidak bocor, dinding
bersih dan berwarna terang. Pengolahan sampah yang ada di pasar Ngasem
belum dilakukan pemilahan, tempat sampah tersedia dengan cukup dan juga
terdapat TPS yang juga digunakan untuk membuang sampah dari warga
sekitar. Terdapat beberapa sapu lidi yang digunakan untuk menyapu
lingkungan pasar, juga terdatapat alat pemadam kebakaran dan P3K di dalam
kantor pasar.

1. Hasil Inspeksi Sanitasi


Variabel Upaya
I II III
60% 80% 70%

36
75 % 69,8% 75,8%
Laik sehat Tidak laik sehat Laik sehat

Skore keseluruhan = {(90 + 408 + 182) / 936} x 100%


= 72,6%
Hasil perhitungan skore kesluruhan adalah 72,6% maka Pasar Ngasem
dinyatakan laik sehat karena komponen nilai sekurang-kurangnya 70%, maka
dari hasil perhitungan diketahui bahwa pasar ngasem laik sehat.
2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik
Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 145,6 Lux 100 Lux Memenuhi
Suhu 32 0C 18-28 0C Tidak memenuhi
Kelembaban 43% 40-60% Memenuhi
kebisingan 72,63 db 70 db Tidak memenuhi

Pengukuran kualitas ligkungan fisik dilakukan pada pukul 12:15 WIB.


Pengukuran dilakukan ditengah pasar.
3. Pembahasan
Penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan di pasar Ngasem kami
lakukan pada hari Jumat 21 Oktober 2016 pukul 12:15 WIB. pada saat
pemeriksaan kami bertemu Bapak Hedi Purwoko selaku penanggung jawab
pasar ngasem, setelah itu kami melakukan beberapa pengamatan terhadap
kondisi lingkungan dan bangunan serta fasilitas sanitasi, di akhir pemeriksaan
kami melakukan wawancara kepada Bapak Hedi Purwoko. Dari hasil
pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa skore total adalah 72,6%, dari
masing-masing variabel sudah laik sehat, maka dari hasil tersebut pasar
ngasem dinyatakan laik sehat.
Dan apabila dijabarkan dari masing-masing variabel dapat diketahui
bahwa :
a. Variabel persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
Dari hasil inspeksi yang dilakukan, variabel upaya ini memiliki nilai
75%, nilai ini telah memenuhi standar dan dinyatakan laik sehat. Sebagian
besar komponen pada variabel ini sudah sesuai dengan ketentuan namun
pada lingkungan halaman, sistem drainase belum berfungsi dengan baik
karena bila terjadi hujan bisa terjadi genagan air di sekitar halaman pasar.
b. Variabel fasilitas sanitasi

37
Berdasarkan inspeksi sanitasi yang telah dilakukan didapatkan hasil
pengamatan pada variabel kedua yaitu 69,8%. Nilai pada variabel ini telah
dinyatakan tidak laik sehat, dalam variable ini belum terdapat urinoir
untuk setiap 60 pedagang pria, jamban antara jamban wanita dan pria
tidak terpisah. Jumlah tempat sampah yang masih kurang, dan masih ada
tempat sampah yang belum memenuhi syarat seperti permukaan dalam
belum rata dan tidak halus.
c. Variabel lain-lain
Hasil pengukuran pada variabel ini adalah 75,8%, hasil pada
variabel ini telah memenuhi standar yang telah di tetapkan, tetapi terdapat
komponen yang belum memenuhi dalam variabel ini, yaitu bagian kotak
P3K yang ada obat-obatanya masih kurang dan hanya tersedia dalam
jumlah yang sedikit.
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil
145,6 Lux hasil ini memenuhi persyaratan karena minimal untuk
pencahayaan adalah 100 Lux. Suhu didapatkan hasil saat pengukuran
sebesar 320C dan untuk persyaratan suhu adalah antara 18-28 0C, sehingga
suhu melebihi dari persyaratan yang ada. Hasil pengukuran kelembaban
didapatkan hasil sebesar 43% dan untuk persyaratan kelembaban adalah
40-60% maka kelembaban di pasar Ngasem masih memenuhi persyaratan.
NAB untuk suhu kelembaban dan kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan
didapatkan hasil sebesar 72,63 db dan untuk persyaratan kebisingan untuk
tempat umum adalah 70 db maka kebisingan di Pasar Ngasem melebihi
dari persyaratan, hal ini terjadi karena pada saat dilakukan pengukuran
kebisingan keadaan masih sangat ramai dengan para pedagang dan
pembeli. NAB untuk kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI
NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996.
4. Saran
a. Pada lingkungan halaman pasar terdapat drainase yang tidak
berfungsi dengan baik. Sebaiknya drainase rajin dibersihkan agar
tidak tersumbat oleh sampah yang dapat mengakibatkan air di
drainase dapat meluap dan tergenang.
b. Sebaiknya pada jamban dipisahkan antara jamban wanita dan pria.

38
c. Sebaiknya jamban dilengkapi dengan urinoir untuk setiap 60
pedagang laki-laki, dan saluran dihubingkan dengan saluran air kotor
atau septi tank.
d. Menyediakan tempat sampah yang dengan jumlah yang cukup dan
tempat sampah memenuhi persyaratan kesehatan.
e. Penyediaan kontak P3K dalam jumlah yang cukup dan jenis obat-
obatan tersedia dengan lengkap.

D. Salon Kindi
a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016
2. Waktu : 14.00 WIB
3. Lokasi : Jalan Ngadisoryan No. 22, Kraton, Yogyakarta
4. Pengelola : Ibu Kindi
b. Gambaran Umum Lokasi
Salon Kindi terletak di Jalan Ngadisoryan No. 22, Kraton, Yogyakarta.
Salon Kindi dikelola oleh Ibu Kindi. Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas utara : Rumah penduduk
Batas timur : Rumah penduduk
Batas selatan : Jalan raya
Batas Barat : Rumah penduduk
Salon tidak memiliki karyawan. Salon ini hanya memiliki 1 ruangan yaitu
ruang perawatan rambut, ruang pakaian, dan ruang ganti pakaian menjadi 1
ruangan. Jika dilihat dari luas salon 10 m2 dan jumlah kursi untuk perawatan
rambut sebanyak 2 buah, maka salon ini termasuk Salon Type D.
c. Keadaan Sanitasi
Salon Kindi memiliki halaman depan yang sempit, hanya kurang dari 2 m jarak
dari bagunan salon sampai ke jalan depan salon. Tempat parkir yang berada di depan
salon Kindi sangat sempit dan kurang untuk parkir para pegunjung salon.

39
Bagian dalam salon tempat untuk rias bersih tidak berdebu dan tidak berbau dan
rutin dibersihkan setiap hari dan setelah ada pegunjung yang datang. Langit-langit
bersih dan terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna terang. Lantai tidak licin dan
mudah untuk dibersihkan dan kedap air. Pencahayaan masih kurang cukup tapi tidak
menyilaukan. Bagian dalam salon bersih dan bebas debu. Peralatan yang digunakan
diletakkan ditempat yang tersediri dan di dalam lemari kaca yang tertutup.
Fasilitas yang terdapat di Salon Kindi toilet yang belum memenuhi persyaratan.
Ventilasi yang ada cukup lebih dari 10% dari luas lantai. Terdapat satu tempat sampah
yang telah terpisah antara sampah organik dan anorganik dan tertutup. Belum terdapat
alat pemadam kebakaran. Kotak P3K belum tersedia.
1. Hasil Inspeksi Sanitasi
VARIABEL UPAYA
I II III IV V
55% 75% 70% 60% 100%
85,7% 70% 82,98% 100% 0%
Laik Sehat Tidak Laik Laik Sehat Laik Sehat Tidak Laik
sehat sehat

Skore keseluruhan = {(251+182+317+36+0)/936} x 100%


= 80,1%
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 80,1% , maka dari hasil
perhitungan diketahui bahwa Salon Kindi dinyatakan laik sehat karena
komponen nilai sekurang-kurangnya adalah 65%.
2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik
Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 66,8 Lux 100 Lux Tidak memenuhi
Suhu 28 0C 18-28 0C Memenuhi
Kelembaban 59% 40-60% Memenuhi
kebisingan 67,7 db 70 db Memenuhi

Pengukuran kualitas ligkungan fisik dilakukan pada pukul 14:00 WIB.


Kondisi salon saat dilakukan pengukuran lampu menyala, candela dan
ventilasi terbuka 2, kipas angin menyala, lokasi dipinggir dan dekat dengan
jalan raya.
3. Pembahasan

40
Salon Kindi terletak di Jalan Ngadisoryan No. 22, Kraton, Yogyakarta.
Pemeriksaan kami laksanakan pada hari Rabu 26 Oktober 2016 pukul 14:00
WIB. Pelaksanaan kami awali terlebih dahulu dengan bertemu pengurus dari
Salon Kindi yaitu ibu Kindi. Pengamatan dilakukan dengan wawancara
terlebih dahulu setelah itu melakukan pengamatan terhadap lingkungan dan
bangunan dari Salon Kindi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan total skore
adalah 80,1%, dan Salon Kindi ini dinyatakan laik sehat, tetapi terdapat dua
variabel tersebut yang tidak laik sehat yaitu variabel fasilitas sanitasi yang
mendapatkan skore 70% dan variabel lain-lain yang mendapatkan skore 0%.
Apabila dijabarkan dari masing-masing variabel dapat diketahui bahwa :
a. Variabel persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan
Pada variabel ini didapatkan skore 61,5% dan variabel ini
dinyatakan laik sehat. Tetapi masih banyak komponen pada variabel ini
yang tidak memenuhi syarat, seperti komponen atap yang buruk, atap di
salon Kindi beresiko bocor dan tidak kuat.
b. Variabel fasilitas sanitasi
Variabel ini hanya memiliki skore 67,6% dan batas skore minimum
pada variabel ini adalah 75%, maka dari itu pada variabel ini dinyatakan
tidak laik sehat. Banyak komponen pada variabel ini yang tidak memenuhi
persyaratan yaitu komponen toilet, karena salon Kindi toilet belum
memenuhi syarat dan masih kotor belum terawat dengan baik, dan tempat
sampah di salon Kindi juga tidak tersedia dalam jumlah yang cukup.

c. Variabel alat kerja dan bahan


Skore yang didapatkan variabel ini adalah 82,98% dan dinyatakan
laik sehat. Pada variabel ini banyak komponen yang sudah memenuhi
persyaratan hanya saja pada komponen pisau dan gunting tidak dilakukan
desinfeksi setelah pisau dan gunting itu digunakan.
d. Variabel karyawan
Setelah dilakukan pengamatan pada karyawan Salon Kindi
didapatkan skore 100% dan dinyatakan laik sehat. Semua komponen pada
variabel ini sudah memenuhi persyaratan, baik dari kesehatan
karyawannya maupun dari pakaian kerja karyawan.
e. Variabel lain-lain

41
Variabel ini mendapatkan skore 0% dan dinyatakan tidak laik
sehat. Variabel ini membahas tentang ada atau tidaknya kotak P3K di
Salon Kindi. Diketahui bahwa salon tersebut belum tersedia sarana P3K
dari hasil wawancara terhadap pengelola Salon Kindi
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil
66,8 Lux hasil ini belum memenuhi persyaratan karena minimal untuk
pencahayaan adalah 100 Lux, pencahayaan kurang karena sumber cahaya
alami yang ada sangat kurang, lampu yang digunakan kurang terang. Suhu
didapatkan hasil saat pengukuran sebesar 28 0C dan untuk persyaratan
suhu adalah antara 18-28 0C, sehingga suhu didalam salon masih
memenuhu persyaratan. Hasi pengukuran kelembaban didapatkan hasil
sebesar 59% dan untuk persyaratan kelembaban adalah 40-60% maka
kelembaban di dalam ruang kelsa masih memenuhi persyaratan. NAB
untuk suhu kelembaban dan kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan
didapatkan hasil sebesar 67,7 db dan untuk persyaratan kebisingan utuk
tempat umum adalah 70 db maka kebisingan di dalam salon memenuhi
persyaratan. NAB untuk kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-
48/MENLH/11/1996.
4. Saran
a. Sebaiknya di bangun toilet yang memenuhi persyaratan untuk
pemenuhan kebutuhan pengunjung salon maupun karyawan salon,
karena jika toilet tidak memenuhi syarat akan menyulitkan para
pengunjung dan karyawan untuk buang air kecil maupun buang air
besar.
b. Peralatan salon seperti gunting, pisau cukur, sisir, dan peralatan
lainnya sebaiknya dilakukan desinfeksi, agar tidak terjadi penularan
benyakit yang diakibatkan oleh alat yang tidak steril dan sebagai
tempat bersembunyi kutu rambut.
c. Penambahan sumber cahaya, bisa dengan menambah genting kaca atau
dengan memperbesar daya lampu yang digunakan.

42
E. SD N Panembahan
a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016
2. Waktu : 09:15 WIB
3. Alamat : Jl. Mantrigawon Lor No.8 Yogyakarta
4. Nama Pengurus : Ibu Eni Endaryati Spd
b. Gambaran Umun Lokasi
SDN Panembahan ini terletak Jalan Mantrigawen Lor No. 8 Yogyakarta..
Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas timur : Rumah penduduk
Batas selatan : Rumah jalan raya
Batas barat : Rumah penduduk
Batas utara : Rumah penduduk
c. Keadaan Sanitasi
SDN Panembahan memiliki halaman yang cukup luas bersih dan tertata rapi
selalu dijaga kebersihanya oleh petugas kebersihan sekolah. Tempat parkir yang
tersedia cukup luas untuk parkir sepeda para murit dan sepeda selalu ditata oleh
petugas.
Bagian dalam ruang kelas yang berukuran kurang lebih 7 x 8 m bersih tidak
berbau dan tidak berdebu. Langit-langit bersih dan terbuat dari bahan yang kuat dan
berwarna terang, tapi ada sebagian yang agak kotor dan belum dilakukan
pembersihan. Lantai tidak licin dan mudah untuk dibersihkan dan kedap air. Atap
kuat kedap air dan tidak bocor.
Fasilitas yang terdapat di SDN Panembahan seperti toilet selalu terjaga
kebersihanya tidak baud dan air tersedi dalam jumlah yang cukup lantai tidak licin
dan kedap air dan berwarna terang, dinding kuat bersih kedap air dan berwarna
terang, terpisah antara toilet murit laki-laki dan perempuan. Ventilasi yang ada
disebagian ruang kelas masih kurang. Terdapat tempat sampah yang telah terpisah
antara sampah organik dan anorganik dan tertutup, tersedia dalam jumlah yang
cukup. Terdapat alat pemedam kebakaran. Terdapat tempat cuci tangan yang
diletakkan dibagian halaman tengah-tengah sekeliling ruang kelas. Terdapat dua
kantin sekolah yang keadaanya bersih dan tertata rapi setiap jenis dagangan
makananya.
1. Hasil Inspeksi Sanitasi

43
Skore keseluruhan = {(9313)/10440} x 100%
= 89,20%
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 89,20%. maka dari hasil
inspeksi sanitasi diketahui bahwa SDN Panembahan dalam kategori baik.
Karena komponen nilai keseluruhan adalah 9.313, maka nilai hasil dari
inspeksi sanitasi sekolah tersebut masuk dalam kategori baik yaitu antara 6961
- 10440.

2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik


Variable Hasil Nilai Ambang Keterangan
Pengukuran Pengukuran Batas
Pencahayaan 74,4 Lux 100 Lux Tidak memenuhi
Suhu 28 0C 18-28 0C Memenuhi
Kelembaban 50% 40-60% Memenuhi
Kebisingan 73,43 db 55 db Tidak memenuhi

Pengukuran kualitas ligkungan fisik dilakukan pada pukul 09:15 WIB.


Dilakukan pengukuran kualitas fisik di ruang kelas II B yang berukuran 6 x 7
m. Kondisi saat dilakukan pengukuran lampu TL menyala 1 buah lampu pijar
menyala 1 buah, pintu terbuka 2, kipas menyala 1, candela dan ventilasi terbuka
4, genting kaca ada 4 buah.
3. Pembahasan
SDN Panembahan terletak di Jalan Mantrigawen Lor No.8 Yogyakarta.
Pengurus SDN Panembaha ini adalah Ibu Eni Endaryati Spd, sekolah ini
merupakan sekolahan negeri yang dibuka untuk seluruh anak-anak yang ingin
menuntut ilmu dan belajar di SDN Panembahan.. Pemeriksaan inspeksi sanitasi
dilakukan pada hari Rabu, 26 Oktober 2016. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara meminta izin kepada kepala sekolah SDN Panembahan kemudian
melakukan pengamatan pada bangunan dan lingkungan sekolah. Setelah
dilakukannya pengamatan lalu kami mewawancarai Ibu Eni Endaryati Spd
selaku kepala sekolah SDN Panembahan. Setelah melakukan inspeksi sanitasi
kemudian kami melakukan pengukuran fisik yang meliputi suhu, kelembaban,
pencahayaan, kebisingan pada ruang kelas. Berdasarkan hasil pemeriksaan
dapat diketahui bahwa total nilai yang didapat adalah 9.313, nilai tersebut
berada diantara nilai antara 6961 - 10440 dan SDN Panembahan ini dinyatakan
dalam keadaan baik.

44
Pengukuran fisik kami lakukan pada hari yang sama setelah kami
melakukan ispeksi sanitasi selesai. Pengukuran lingkungan fisik antara
suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan kami lakukan di ruang
kelas 2 B dan kami juga melakukan pemeriksaan fisik di halaman tengah
sekolah di tengah-tengah yang pada saat kami melakukan pengukuran
fisik kebetulan pada waktu jam istirahat. Untuk hasil yang pengukuran di
ruang kelas untuk pencahayaan didapatkan hasil sebesar 74,4 Lux. Hasil
dari pencahayana tersebut belum memenuhi persyaratan karena
persyaratan untuk pencahayaan minimal 100 Lux, hal ini Karena genting
kaca yang ada hanya 4 buah lampu yang digunakan kurang terang. Hasil
dari pengukuran suhu didapatkan hasil sebesar 28 0C. hasil pengukuran
suhu tersebut masih memenuhi persyaratan karena persyaratan untuk suhu
adalah 18-28 0C. Hasil dari kelembaban dari hasil pengukuran didapatkan
hasil sebesar 50% hasil tersebut masih memenuhi persyaratan, karena
persyaratan untuk kelembaban adalah 40-60%. NAB untuk suhu,
kelembaban, dan pencahayaan menurut KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan dari
pemeriksaan yang kami lakukan didaptkan hasil sebesar 73,43 db hasil
tersebut melebihi persyaratan yang ada yaitu untuk persyaratan kebisingan
untuk sekolah adalh 55 db, hal ini dikarenakan pada saat pengukuran pada
waktu jam istirahat dan SDN Panembahan terletak di pingir jalan raya.
NAB untuk kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996.
4. Saran
a. Menambah sumber cahaya alami diruang kelas dengan menambah
genting kaca atau secara buatan yaitu dengan menambah ventilasi atau
menambah lampu atau memperbesr daya lampu yang ada.
b. Untuk mengatasi kebisingan bisa dilakukan dengan menutup pintu saat
dilakukan prosos belajar mengajar agar suara yang dari luar bisa
terhalang tidak terdengan dari dalam.

F. Museum Kereta
a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016

45
2. Waktu : 12.50 WIB
3. Alamat : Jl. Rotowijayan Blok No.1 Yogyakarta
4. Nama Pengurus : GPPH Prabu Kusumo
b. Gambaran Umum Lokasi
Museum Kereta Kraton ini terletak di Kestalan Rotowijayan RT 39 RW 11.
Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas timur : Jalan raya
Batas selatan : Rumah penduduk
Batas barat : Rumah penduduk
Batas utara : Gang menuju perkampungan
Luas museum Kereta Kraton kurang lebih 125 m 2 yang dikelilingi dengan
rumah penduduk RT 39. Untuk luas wilayah sekitar museum sekitar 500 m2.
c. Keadaan Sanitasi
Museum Kereta memiliki halaman depan samping kanan dan kiri yang
cukup luas bersih dan tertata rapi selalu dijaga kebersihanya oleh pengurus.
Tempat parkir yang berada di samping kiri dan depan Musium Kereta cukup
luas untuk parkir para pegunjung atau wisatawan dan kendaraan para
pengunjung selalu ditata oleh petugas sehingga tertata dengan rapi. Di
halaman depan juga terdapat beberapa para pedagang.
Bagian dalam Museum Kereta struktur baguanan adalah bagunan tua
yang digunakan untuk menyimpan kereta-kereta milik Kraton. Lantai terbuat
dari bahan yang kuat kedap air tidak licin dan mudah untuk dibersihkan.
Dinding ada berwarna putih terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air, ada
juga yang dari kaca, keadaan dinding bersih dan tidak berlumut. Langit-
langit kuat dan berwarnna terang.
Fasilitas yang terdapat di Museum Kereta, toilet selalu terjaga
kebersihanya lantai tidak licin dan kedap air dan berwarna terang, dinding
kuat bersih kedap air dan berwarna terang, tidak terpisah antara toilet laki-
laki dan perempuan, air bersih tersedia dalam jumlah yng cukup. Ventilasi
yang ada cukup lebih dari 10% dari luas lantai. Terdapat tempat sampah
yang telah terpisah antara sampah organik dan anorganik dan tertutup,
jumlah tempat sampah yang masih kurang. Terdapat alat pemadam
kebakaran didalam Musium Kereta dan juga terdapat pintu darurat.
1. Hasil Inspeksi Sanitasi
VARIABEL UPAYA

46
I II III
70% 65% 60%
85,75% 85,83% 68,96%
Laik Sehat Laik Sehat Tidak Laik Sehat

Skore keseluruhan = {(72+436+240)/ 864} x 100%


= 86,56%
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 86,56% , maka dari hasil
perhitungan diketahui bahwa Museum Kereta kraton dinyatakan laik sehat
karena komponen nilai sekurang-kurangnya adalah 65%.

2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik


Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 1082,4 Lux 100 Lux Memenuhi
0 0
Suhu 32 C 18-28 C Tidak memenuhi
Kelembaban 54% 40-60% Memenuhi
kebisingan 61,57 db 70 db Memenuhi
Pemeriksaan dilakukan di halaman depan Museum Kereta pada pukul 12:50
WIB. Kondisi pada saat dilakukan pengukuran cuaca mendung, wisata atau
pengujung sepi, lalu-lintas di jalan depan Museum Kereta ramai.
3. Pembahasan
Museum kereta kraton terletak di Kestalan Rorowijayan RT 39 RW 11.
Kegiatan inspeksi ini, kami lakukan pada hari Rabu 26 Oktober 2016 pukul
12:50 WIB. Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui pengelola untuk
meminta izin dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan
beberapa pengamatan pada lingkungan dan bangunan museum kereta kraton
tersebut. Dari hasil pemeriksaan ditetapkan total skore adalah 86,57%, dan
museum Kereta Kraton ini dinyatakan laik sehat. Apabila dijabarkan dari
masing-masing variabel dapat diketahui bahwa :
a. Variabel umum
Hasil pemeriksaan pada variabel ini diketahui mendapatkan skore
85,71% dan dinyatakan laik sehat. Setelah dilakukan pengamatan dapat

47
diketahui bahwa lingkungan telah memenuhi syarat dari segi kebersihan,
tidak terdapat genangan air, dan air limbah mengalir dengan lancar. Tapi
pada saat kami melakukan inspeksi di halaman ada sedikit sampah daun-
daun yang jatuh dan belum debersihkan.
b. Variabel fasilitas sanitasi
Pada variabel ini didapatkan skore 85,83%, dinyatakan telah
memenuhi syarat dan laik sehat. Pada komponen tempat sampah belum
tersedia dalam jumlah yang cukup memenuhi standar yang ditetapkan,
karena TPS yang tersedia belum memenuhi syarat. Toilet belum terpisah
antara wanita dan laki-laki.
c. Variabel lain-lain
Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore 68,96%,
variabel ini dinyatakan laik sehat karena standar yang ditetapkan yaitu
60%. Tetapi banyak komponen yang tidak memenuhi syarat, yaitu pada
sarana penyuluhan yang tidak terdapat alat pengeras suara dan tidak
adanya poliklinik.
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil
1082,4 Lux hasil ini memenuhi persyaratan karena minimal untuk
pencahayaan adalah 100 Lux, hasil pencahayaan yang sangat besar
dikarankan pengukuranya dilakukan di halaman luar gedung. Suhu
didapatkan hasil saat pengukuran sebesar 32 0C dan untuk persyaratan
suhu adalah antara 18-28 0C, sehingga suhu didalam museum tidak
memenuhu persyaratan, hasil dari parameter suhu tidak memenuhi
persyaratan karena pengukuran dilakukan diluar gedung dan dalam
keadaan siang hari. Hasil pengukuran kelembaban didapatkan hasil
sebesar 54% dan untuk keriteria kelembaban adalah 40-60% maka
kelembaban di dalam Museum Kereta Kraton memenuhi persyaratan.
NAB untuk suhu, kelembaban, dan pencahayan berdasarkan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil dari pengukuran kebisingan
didapatkan hasil sebesar 61,57 db dan untuk persyaratan kebisingan utuk
tempat rekreasi adalah 70 db maka kebisingan di Museum Kereta masih
memenuhi persyaratan. NAB untuk kebisingan berdasarkan KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-
48/MENLH/11/1996.

4. Saran

48
a. Penambahan sarana dan prasarana pendukung untuk lingkungan dan
bangunan museum sangat dibutuhkan, agar terus terjaga kebersihan
lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar museum, misalnya
seperti slogan-slogan atau poster.
b. Pengelola dan pengurus diharapkan melengkapi fasilitas yang belum
memenuhi persyaratan, yaitu menambah alat pengeras suara yang
berfungsi untuk memberikan penyuluhan atau himbauan untuk para
pengunjung.
c. Penambahan tempat sampah yang memenuhi persyaratan disetiap
radius 20 m.

G. Situs Taman Sari


a. Pelaksanaan :
1. Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016
2. Waktu : 11:00 WIB
3. Alamat : Jl. Taman Kraton Yogyakarta 55133
4. Nama Pengurus : Bapak Slamat
b. Gambaran Umum Lokasi
Tempat wisata Situs Taman Sari ini terletak di Taman Patehan, Kraton,
Yogyakarta. Batas wilayah lokasi ini adalah:
Batas timur : Rumah penduduk
Batas selatan : Rumah penduduk
Batas barat : Rumah penduduk
Batas utara : Rumah penduduk
Luas Situs Taman Sari dan luas wilayah sekitarnya kurang lebih 10 hektar
yang dikelilingi dengan rumah penduduk dengan 57 bangunan.
c. Keadaan Sanitasi
Situs Taman Sari memiliki halaman depan samping kanan dan kiri
yang cukup luas bersih dan tertata rapi selalu dijaga kebersihanya oleh
pengurus. Tempat parkir yang berada di samping kiri dan depan Taman Sari
cukup luas untuk parkir para pegunjung atau wisatawan dan kendaraan para

49
pengunjung selalu ditata oleh petugas sehingga tertata dengan rapi. Di
halaman depan juga terdapat beberapa para pedagang.
Bagian dalam Taman Sari struktur gedung adalah bagunan tua yang
sagat luas. Di dalam taman sari terdapat berbagai tempat dan jalan-jalan
yang dilalui untuk menuju ke tempat lain. Jalan yang biasa dilalui ada yang
berupa jalan lorong-lorong yang panjang dan belum ada alat untuk
peneragan. Lantai terbuat dari bahan yang kuat kedap air tidak licin dan
mudah untuk dibersihkan. Dinding berwarna putih terbuat dari bahan yang
kuat dan tahan air, keadaan dinding ada yang sudah berlumut dan berkerak
dan cat yang digunakan sudah rusak dan ada dinding yang kotor. Dibeberapa
tempat di dalam Taman Sari masih ada beberapa sampah yang berserakan
dilantai.
Fasilitas yang terdapat di Taman Sari, toilet sangat kurang dan belum
terpisah antara toilet wanita dan laki-laki, sanitasi toilet yang masih kurang
terawat dan masih kotor, lantai tidak licin dan kedap air tetapi lantai yang
ada kurang bersih dan berwarna gelap karena berlumut. Dinding kuat bersih
kedap air dan berwarna terang. Terdapat tempat sampah yang sebagian telah
terpisah antara sampah organik dan anorganik dan tertutup, ada juga yang
belum terpisah dan juga belum tertutup, jumlah tempat sampah yang masih
kurang. Sudah terdapat alat pemadam kebakaran di dalam Taman Sari yang
terletak didekat loket pembayaran.

1. Hasil Inspeksi Sanitasi


VARIABEL UPAYA
I II III
70% 65% 60%
80% 90,9% 73,9%
Laik Sehat Laik Sehat Laik Sehat

Skore keseluruhan = {(64+360+204)/ 912} x 100%


= 68,85%
Hasil perhitungan skore keseluruhan adalah 68,85% , maka dari hasil
perhitungan diketahui bahwa Taman Sari dinyatakan laik sehat karena
komponen nilai sekurang-kurangnya adalah 65%.

50
2. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik
Variable Hasil Persyaratan Keterangan
Pengukuran Pengukuran
Pencahayaan 29 Lux 100 Lux Tidak Memenuhi
0 0
Suhu 31 C 18-28 C Memenuhi
Kelembaban 58% 40-60% Memenuhi
kebisingan 62,33 db 70 db Memenuhi
Pengukuran lingkungan fisik dilakukan pada pukul 11:00 WIB. Pengukuran
dilakukan di titik tengah dari Situs Taman Sari yang berlorong dari taman sari,
ventilasi ada 12. Kondisi saat dilakukan pengukuran lampu tidak ada.
3. Pembahasan
Taman Sari terletak di Taman Patehan, Kraton, Yogyakarta. Kegiatan
inspeksi ini, kami lakukan pada hari Rabu 26 Oktober 2015 pukul 08.20 WIB.
Pemeriksaan ini kami lakukan dengan menemui pengelola untuk meminta izin
dan melakukan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan beberapa
pengamatan pada lingkungan dan bangunan Taman Sari tersebut. Dari hasil
pemeriksaan ditetapkan total skore adalah 68,85%, dan Taman Sari ini
dinyatakan laik sehat, dari ketiga variabel tersebut juga telah laik sehat.
Apabila dijabarkan dari masing-masing variabel dapat diketahui bahwa :
a. Variabel umum
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa skore pada variabel ini
mendapatkan skore sempurna yaitu 100% dan dinyatakan laik sehat.
Setelah pengamatan terlihat jelas bahwa lingkungan telah memenuhi
syarat dari segi kebersihan, tidak terdapat genangan air, dan air limbah
mengalir dengan lancar.

b. Variabel fasilitas sanitasi


Pada variabel ini didapatkan skore 90,9%, dinyatakan telah memenuhi
syarat dan laik sehat. Tetapi banyak komponen yang belum memenuhi
syarat seperti, toilet umum tidak bersih dan terpelihara, tempat sampah
yang belum tersedia dalam jumlah yang cukup, tidak kedap air, tidak
terdapat penutup, dan tidak tersedianya TPS yang memenuhi syarat.
c. Variabel lain-lain
Varibel ini setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil skore
73,9%, variabel ini dinyatakan laik sehat karena standar yang ditetapkan

51
yaitu 60%. Tetapi banyak komponen yang tidak memenuhi syarat, yaitu
tidak adanya poliklinik.
Hasil dari pengukuran fisik untuk pencahayaan didapatkan hasil
29 Lux hasil ini tidak memenuhi persyaratan karena minimal untuk
pencahayaan adalah 100 Lux. hasil pencahayaan yang sangat sedikit
dikarankan pengukuranya dilakukan di tengah-tengah gedung yang sudah
tua dan sinar matahari hanya sedikit yang bisa masuk kedalam ruagan.
Suhu didapatkan hasil saat pengukuran sebesar 31 0C dan untuk
persyaratan suhu adalah antara 18-28 0C, sehingga suhu didalam Taman
Sari tidak memenuhu persyaratan, hasil dari parameter suhu tidak
memenuhi persyaratan karena saat pengukuran tidak ada kipas angin dan
ventilasi sangat kurang. Hasil pengukuran kelembaban didapatkan hasil
sebesar 58% dan untuk keriteria kelembaban adalah 40-60% maka
kelembaban memenuhi persyaratan. NAB untuk suhu, kelembaban, dan
pencahayan berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002 . Hasil
dari pengukuran kebisingan didapatkan hasil sebesar 62,33 db dan untuk
persyaratan kebisingan utuk tempat rekreasi adalah 70 db maka
kebisingan masih memenuhi persyaratan. NAB untuk kebisingan berdasarkan
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-
48/MENLH/11/1996.
4. Saran
a. Temapt sampah harus seluruhnya tertutup dan dari bahan yang kedap
air.
b. Penyediaan tempat sampah yang mencakup seluruh kawasan wisata.
c. Pemberian pencahayaan di jalan yang berlorong-lorong/tangga untuk
menghindari bahaya kecelakanan.
d. Jalan yang ada harus selalu dijaga dan diperhatikan kebersihanya.

52
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Inspeksi Tempat-Tempat Umum (TUU) dan pengukuran kualitas fisik
dilakukan di 5 jenis TUU berupa masjid, pasar, tempat wisata, sekolah dan
salon. Inspeksi dan pengukuran ini dilakukan pada hari Rabu, 19 Oktober
2016 untuk Inspeksi dan pengukuran Masjid Margoyuwono. Masjid Wiwara
Jati dilakuan inspeksi dan pengukuran pada hari Kamis 20 Oktober 2016.
Pasar Ngasem dilakukan ispeksi sanitasi dan pengukuran fisik pada hari
Jumat 21 Oktober 2016. Sedangkan Inspeksi sanitasi dan pengukuran fisik
yang dilakukan pada hari Rabu, 26 Oktober 2016 untuk SDN Panembahan,
Salon Kindi, Situs Tamansari dan Museum Kereta. Dari hasil inspeksi TTU
didapatkan:
a. Skore Masjid Margoyuwono sebesar 93,8% dan dinyatakan laik sehat.
b. Skore Masjid Wiwara Jati sebesar 87,4% dan dinyatakan laik sehat.
c. Skore Pasar Ngasem sebesar 72,6% dan dinyatakan laik sehat.
d. Skore SDN Panembahan 89,20% dan dinyatakan laik sehat.
e. Skore Salon Kindi sebesar 80,1% dan dinyatakan laik sehat.
f. Skore Situs Tamansari sebesar 68,85% dan dinyatakan laik sehat.
g. Skore Museum Kereta sebesar 86,56% dan dinyatakan laik sehat.
2. Berdasarkan dari hasil inspeksi yang dilakukan, masalah yang sering timbul
adalah penyediaan tempat sampah yang kurang dan tidak tertutup. Selain itu
di tempat wisata dan di salon fasilitas toilet yang kotor dan tidak terawat.

53
54
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat ikut mendukung menjaga kebersihan lingkungan dan
sanitasi tempat-temapt umum dan memberikan saran kepada pengelola jika
terdapat tempat-tempat umum yang tidak memenuhi syarat atau tidak laik
sehat.
2. Bagi Pengelola Tempat Umum
Menerima saran yang diberikan pengunjung dan masyarakat disekitar
tempat-tempat umum sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan sarana
dan prasarana agar tercapainya tempat-tempat umum yang memenuhi
persyaratan atau laik sehat.
3. Bagi Puskesmas Kraton
Melakukan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum secara berkala atau
dalam periode tertentu untuk mengetahui perkembangan kualitas sanitasi
tempet-tempat umum serta memberikan saran yang dapat dilakukan perbaikan
oleh pengelola.

55

Anda mungkin juga menyukai