Tersusunnya modul ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini kami mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) Universitas Fort De
Kock Bukittinggi, kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah mendukung kelancaran dalam
pembuatan modul ini.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha sanitasi pada umumnya, maka
pengertian usaha STTU tidak lepas dari pengertian sanitasi. Sanitasi menurut WHO adalah :
suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada
manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik,
kesehatan dan kelangsungan hidup.
Sanitasi Tempat – tempat Umum Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah
suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul
mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus (Suparlan, 1977). Salah satu
tempat-tempat umum yaitu obyek wisata. obyek dan daya Tarik wisata adalah segala yang
menjadi sarana perjalanan wisata (UU No.9, 1990). Wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/Negara karena tertarik oleh sesuatu yang
menarik dan menyebabkan wisatawan berkunjung ke suatu tempat/daerah/Negara disebut daya
tarik dan atraksi wisata (Mappi, 2001).
Menurut Chandra (2006), tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya.Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah
besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.tempat-tempat umum perlu
dijaga sanitasinya, seperti halnya transportasi baik darat,air dan
Indonesia menduduki peringkat ke-2 di dunia sebagai negara dengan sanitasi terburuk
setelah India. Hal ini sangat ironis dibandingkan dengan negaranegara di kawasan Asia Tenggara
seperi Singapura dan Malaysia yang cakupan layanan sanitasinya diatas 90 persen. Sanitasi yang
buruk dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyaki.
Permasalahan sanitasi yang ada di negara berkembang disebabkan beberapa faktor
diantaranya adalah minimnya perhatian dan prioritas yang diberikan oleh pemerintah atau dinas
terkait pada sektor sanitasi, minimnya ketersedian air bersih dan sanitasi, minimnya ketersediaan
ruang, perilaku kebersihan yang masih minim, serta sanitasi yang tidak memadai di tempat-
tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, masjid, tempat rekreasi, restoran dan
lain-lain.
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usahausaha untuk mencegah dan mengawasi
kerugian akibat dari tempat-tempat umum yang memiliki potensi terjadinya penularan,
pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Tempat ataupun sarana layanan
umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain : tempat umum yang
dikelola secara komersial, tempat yang dapat memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau
tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat-tempat
umum diantaranya adalah terminal, hotel, angkutan umum, pasar tradisional atau
swalayan/pertokoan, bioskop, salon kecantikan, pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan,
gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain.
B. Tujuan Modul
1. Untuk mengetahui tentang Sanitasi di Tempat-Tempat Umum.
2. Untuk mengetahui persyaratan Sanitasi Tempat-Tempat umum.
3. Untuk mengetahui maanfaat Sanitasi Tempat-Tempat Umum
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi Sanitasi Tempat-Tempat Umum.
C. Sasaran Modul
D. Prosedur Penggunaan
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat ketika menggunakan modul
ini.
1. Modul ini dapat digunakan sesuai kebutuhan dalam meningkatkan pemahaman terkait
Sanitasi di Tempat-Tempat Umum.
2. Bacalah dengan cermat modul ini. Apabila mengalami kesulitan dalam proses
memahami materi, masyarakat bisa mendiskusikannya dengan pihak yang ahli
dibidangnya.
3. Setiap lembara aktifitas dan lembar evaluasi yang terdapat pada setiap bagian akhir
materi bahasan harus dikerjakan dengan jujur serta tanggung jawab baik secara
individu maupun kelompok.
4. Jika masyarakat sudah menguasai seluruh materi modul ini secara tunta, diharapkan
bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
Pengantar Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Bangunan
Kuat, kokoh dan permanen
Rapat serangga dan tikus
Lantai ; Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah
dibersihkan.
Dinding ; Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.
Atap ; Menutup bangunan,kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor
Penerangan/Pencahayaan ; Pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak
menyilau (min 10 fc).
Ventilasi ; Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tidak pengap
dantidak panas).
Pintu ; Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke
arahluar. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan
Langit – langit - Tinggi minimal 2,4 m dari lantai - Kuat, tdk terdapat lubang-
lubang - Berwarna terang dan mudah dibersihkan
Pagar ; Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk.
Halamanmasjid ; Bersih, tidak berdebu dan becek, tidak terdapat genangan air,
terdapat terdapat temapat sampah yang cukup.
Jaringan instalasi - Aman (bebas cross conection) 11 - Terlindung
Saluran air limbah - Tertutup - Mengalir dengan lancar
Fasilitas Sanitasi
Toilet/ WC
Bersih
Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama
Tersedia air yang cukup
Tersedia sabun dan alat pengering
Toilet pria dan wanita terpisah
Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak
Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar 12
Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau Saluran
pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau(water seal).
Peturasan
Bersih
Dilengkapi dengan kran pembersih
Jumlahnya mencukupi
Tempat sampah kuat, kedap air, tahan karat, dan dilengkapi dengan penutup.
Jumlah tempat sampah mencukupi
Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA
Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang
Tempat Wudhu
Bersih
Terpisah dari toilet, peturasan, dan ruang mesjid
Air wudhu keluar melalui kran
kran khusus dan jumlahnya mencukupi.
Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)
Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu
Limbah air wudhu mengalir lancar
Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah
Tempat Ibadah
Bersih, tidak berbau dan berdebu
Bebas kutu busuk dan serangga lainnya
Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30
cm sebagai tempat sujud.
Tempat ibadah
Bersih, tidak berbau yang tidak enak
Bebas kutu busuk dan serangga lainnya
panjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30
cm sebagai tempat sujud.
a. Umum:
Bangunan yang bersih dapat mencegah terjadinya penularan penyakit dan atau
kecelakaan.
Pembagian ruangan sesuai dengan fungsinya.
Bangunan tidak menimbulkan gangguan terhadap fasilitas lainnya.
b. Khusus
Lantai Lantai kedap air, rata, tidak licin serta mudah dibersihkan.
Dinding Dinding atau penyekat sebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah
dibersihkan.
Langit-Langit Langit-langit berwarna terang, mudah dibersihkan dengan tinggi
dari lantai minimal 2,5 meter.
Atap Atap kuat dan tidak bocor.
Ventilasi
Ventilasi dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik atau luas
ventilasi minimal 5% dari luas lantai.Bila ruangan dilengkapi dengan fasilitas AC,
ventilasi tidak diperlukan.
Pencahayaan
Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup.
Ruang kerja intensitas minimal 150 lux.
Tidak menimbulkan kesilauan.
Tindakan hygiene personal pada usaha salon adalah bertujuan untuk (Prihantina &
Indaryani, 2013):
Meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
Memelihara kebersihan seseorang.
Memperbaikipersonalhygiene yang kurang.
Mencegah penyakit.
Membudayakan personal hygiene pada karyawan usaha salon.
peralatan salon
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
No.HK.01.01/BI.4/4051/2011, alat-alat yang digunakan untuk tindakan terhadap
kulit dan atau rambut harus memenuhi persyaratan yaitu:
Jelas mempunyai daya guna.
Tidak menimbulkan bahaya, baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu lama.
Sudah teregistrasi di institusi terkait.
Peralatan harus dijaga kebersihanya. Peralatan yang dapat dicuci, harus dicuci
dengan sabun, air bersih dan desinfektan setelah setiap kali habis digunakan.
Kosmetika
Syarat dan Fungsi Bahan Kosmetik adalah (Prihantina & Indaryani, 2013):
Cream, pada prinsipnya cream merupakan emulsi oil inwater. Secara umum
berfungsi untuk mempertahankan kelembaban kulit, memperlunak kulit,
mencegah terjadinya penguapan air.
Lation, preparat berbentuk cair, terlarutdan kadang-kadang ada endapan.
Bedak/powder, untuk menutupi pori-pori dan riasan muka di atas foundation.
Stick, kosmetika yang dibuat berbentuk tongkat kecil yang dalam pembuatannya
dibuat dengan bahan yang dapat mencair pada suhu badan.
Salep, kosmetika setengah padat yang merupakan bahan campuran bahan dasar
salep.
Aerosol, suatu preparat berbentuk cair dalam tabung. Untuk mengeluarkannya
dibantu dengan tekanan gas.
Shampo, preparat air yang berbusa untuk membersihan rambut dan kulit kepala
serta melemaskan, membentuk rambut, dan mudah disisir.
a. Umum
Bangunan dan rancang bangun
Durasi
Waktu Berdagang Menurut Depkes (2007), lama berdagang adalah jangka waktu
pedagang berdagang selama kurung waktu di atas 2 tahun, dihitung sejak mulai pertama
berdagang ditempat tersebut. Menurut Abraham (2003), lama berdagang adalah proses
waktu selama berdagang berlangsung dalam 1 periode (2 – 4 tahun) pada waktu tersebut.
Peran Masyarakat
Bangunan pasar
Secara umum Bangunan dan rancang bangun harus di buat sesuai dengan
perundang undangan angunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan perundang
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Mubarak dan Chayatin, 2009).
pengolahan sampah
menurut UU no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah pengelolaan sampah
merupakan sebagai sisa kegiatan manusia atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah terbagi 2 yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic
yaitu sampah yang bersifat bisa diurai oleh tanah sedangkan sampah anorganik
merupakan sampah yang tidak bisa diuraikan oleh tanah.
Standar tempat sampah yang disediakan di sekolah :
tersedia tempat sampah yang terpisah sesuai dengan jenis sampahnya
tersedia di setiap ruangan.
disekolah perlu disediakan tempat pembuangan sampah sementara
bekerja sama dengan mitra terkait pengangkutan sampah.
b. khusus
Kamar tidur
Dinding, pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus
dilengkapi dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
Perbandingan jumlah tempat tidur “Single” (untuk satu orang dengan
luas lantai kamar tidur, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Gudang
Gudang untuk menyimpan bahan makanan, bahan berbahaya, alat
kantor, alat rumah tangga, dll harus terpisah.
Gudang untuk menyimpan bahan makanan dan bahan berbahaya harus
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Dilengkapi rak – rak dengan tinggi minimal 20 cm dari lantai dan
tangga serta peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.
Ruangan tunggu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan ruang tunggu bioskop
antara lain:
Orientasi ruangan jelas, tersedia tempat duduk yang memadai
Bisa memicu interaksi antar pengunjung
Ruangan sirkulasi
a). lalu lintas masuk
Lebar ruang sirkulasi masuk disesuaikan dengan kebutuhan sirkulasi untuk 4
orang.
Pada salah satu atau kedua sisi ruang diberikan tempat duduk (bangku) untuk
ruang tunggu calon penonton.
Lalu lintas ruang sirkulasi masuk sebaiknya satu arah.
Memiliki sistem penanda tujuan ruang yang jelas.
b.) Lalu lintas keluar
Lebar ruang sirkulasi keluar disesuaikan dengan kebutuhan sirkulasi untuk 2-3
orang.
Sebaiknya terhubung langsung dengan ruang luar, atau dapat dengan cepat
mengakses ruang luar.
Terhubung dengan ruang toilet ataupun terhubung kembali dengan lobby
dan ruang tunggu utama.
Mempertahankan suasana ruang yang sama dengan penerimaan.
Ruangan pemutaran
a.) Kenyamanan thermal, visual & akustik
Geometri mengikuti rasio proyektor dan layar.
Kondisi ruang pemutaran yang bebas gangguan visual dan akustik.
b.) Raut ruang dan bentuk ruang pemutaran.
Bentuk dasar umumnya menggunakan tipe teater proscenium.
Dapat dibuat bertingkat/dilengkapi dengan balkon, dengan
mempertimbangkan area bebas pada bagian tengah sebagai area sorot lampu
proyektor.
c.) Layout kursi
Layout segregasi yang mengoptimalkan lingkup pandang versus optimalisasi
kapasitas tempat duduk.
d.) Elemen pembentuk ruang.
Sistem konstruksi campuran dan dinding berongga. Perlakuan ini diterapkan
untuk menciptakan insulasi bunyi dan getaran, serta menjadi landasan
konstruksi perlengkapan akustik.
Ruangan control
a) Dimensi & Raut Ruang
Minimal 4 m x 3 m atau 5,5 m x 4 m.
Bentuk raut persegi tidak dianjurkan karena menghasilkan efek akustik yang
kurang baik.
Jika diperlukan fungsi lain seperti penyimpanan, diterapkan dalam ruang
terpisah tanpa mengurangi dimensi minimum.
b) Observation Window
Pada bagian tengah terdapat jendela sorot proyektor dan jendela observasi
untuk memeriksa seluruh area ruang pemutaran.
Jendela observasi terbuat dari kaca double dan terdapat pada lubang
(jendela) bagi jendela sorot proyektor.
Jendela observasi minimal berukuran lebar 2 m dan tinggi 1 m.
c) Akustik Ruang Kontrol
Insulasi kebisingan ruang kontrol harus lebih baik dari ruang pemutaran,
sebaiknya dilengkapi dengan konstruksi peredam getaran.
Pintu/bukaan sebaiknya tidak terhubung langsung dengan ruang pemutaran,
jika terpaksa, menggunakan sistem pintu ganda untuk menahan rambatan
bunyi.
Harus diterapkan sound system terpisah dalam ruang kontrol agar operasi
kontrol sinergis dengan pemutaran yang berlangsung.
Penonton Pada waktu darurat, jalur evakuasi harus membuat seluruh penonton
dapat keluar bangunan dengan cepat, selama kurang dari 5 menit.
Distribusi langsung, penonton terdistribusi keluar melewati salah satu sisi
atau kedua sisi bangunan.
Distribusi tak langsung, memerlukan beberapa persyaratan tambahan
diantaranya: lebar minimal koridor 2m, tidak boleh terdapat tangga (step),
tetapi harus berbentuk ramp dengan kemiringan 1:20 sampai 1:10.
Pintu Darurat
Merupakan titik orientasi evakuasi penonton dan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
Lebar minimal pintu darurat adalah 2 kali lebar pintu biasa (160cm).
Pintu darurat berjumlah 2, letak pintu darurat sebelah kiri dan sebelah
kanan ruang pertunjukan dan harus simetris.
Pintu harus terbuka ke arah luar.
Jarak pintu darurat yang satu dengan lain sedikit-dikitnya 5m dengan tinggi
1,8 dan membuka ke arah luar.
Selama pertunjukan berlangsung pintu darurat tidak boleh dikunci.
Di atas pintu harus dipasang lampu merah dengan tulisan yang jelas “Pintu
Darurat”.
Terbuat dari bahan tahan api (fire proof).
Perlindungan terhadap Kebakaran
Perlindungan terhadap kebakaran berkaitan dengan adanya sistem instalasi
dan instumen pemadam kebakaran (fire protection).
1). pengertian
Menurut kepmenkes 2017 sanitasi kolam renang merupakan pengawasan kolam renang
merupakan usaha pengawasan dan pengendalian terhadap factor fisik lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2). persyaratan inspeksi sanitasi kolam renang
Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
Kolam Renang terdiri dari 5 (lima) parameter. Empat parameter tersebut terdiri dari indikator
pencemaran oleh tinja (E. coli), bakteri yang tidak berasal dari tinja (Pseudomonasaeruginosa,
Staphylococcus aureus dan Legionella spp). Sedangkan parameter Heterotrophic Plate Count
(HPC) bukan merupakan indikator keberadaan jenis bakteri tertentu tetapi hanya
mengindikasikan perubahan kualitas air baku atau terjadinya pertumbuhan kembali koloni
bakteri heterotrophic.
1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit,
dan tempat perkembangbiakan vector
Tersedia kolam kecil untuk mencuci/disinfeksi kaki sebelum berenang yang letaknya
berdekatan dengan Kolam Renang.
Dilakukan pemeriksaan pH dan sisa khlor secara berkala sesuai Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan untuk media air Kolam Renang dan hasilnya dapat terlihat
oleh pengunjung.
Tersedia informasi tentang larangan menggunakan Kolam Renang bila berpenyakit
menular.
Air Kolam Renang kuantitas penuh dan harus ada resirkulasi air.