Anda di halaman 1dari 7

8.

inspeksi sanitasi rumah makan

1. Pengertian Rumah Makan Menurut MENKES

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/MENKES/SK/Vll/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran

pada pasal (1) terdapat pengertian rumah makan dan restoran. Rumah makan adalah setiap

tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan

minuman untuk umum di tempat usahanya.

Kebersihan di Rumah makan sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari rumah

makan yaitu sebagai tempat menjual makanan dan dihidangkan kepada pembeli.

Sebagaimana tempat umum lainnya, rumah makan perlu mendapat pengawasan khusus

mengenai keadaan sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal  –   hal yang tidak

diinginkan seperti timbulnya penyakit menular.

2. Persyaratan Sanitasi Rumah Makan/Restoran

 Air bersih harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

yang berlaku. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia

pada setiap tempat kegiatan.

 Pembuangan air limbah, Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran

terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemar, misalnya

memakai saluran tertutup, septic tank dan riol.

 Toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan,

ruang tamu dan gudang makanan. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet

untuk pria, begitu juga toilet  pengunjung terpisah dengan toilet untuk tenaga

kerja. Toilet dibersihkan dengan deterjen dan alat pengering seperti kain pel,
tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok dan sabun. Lantai dibuat

kedap air, tidak licin mudah dibersihkan. Air limbah dibuangkan ke septic tank,

riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Saluran pembuangan

terbuat dari  bahan kedap air. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi

dengan bak penampung dan saluran pembuangan. Di dalam kamar mandi harus

tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup dan peturasan harus dilengkapi

dengan air yang mengalir.

1. Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi dengan air

penggelontoran yang cukup serta sapu tangan kertas (tissue).

2. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,

mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa

bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. Jumlah dan

volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang

dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.

3. Disediakan juga tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung

dari serangga dan hewan lain dan terletak di tempat yang mudah

dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.

4. Tempat cuci tangan, Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu

disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk dengan satu tempat cuci

tangani. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan

alat  pengering.

5. Tempat mencuci peralatan terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak

berkarat dan mudah dibersihkan. Air untuk keperluan pencucian

dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40°C –  80°C dan air dingin

yang bertekanan 15 psi (1,2 kg/cm2). Tempat pencucian peralatan


dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah. Bak pencucian

sedikitnya terdiri dari tiga  bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur,

menyabun, dan membilas

6. Tempat pencuci bahan makanan terbuat dari bahan yang kuat, aman,

tidak berkarat dan mudah dibersihkan, bahan makanan dicuci dengan

air mengalir atau air yang mengandung larutan kalium permangat

0,02%. Tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan

air limbah.

7. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan terbuat dari bahan

yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlah loker

dhsesuaikan dengan jumlah karyawan, dan ditempatkan di ruangan

yang terpisah dengan dapur dan gudang serta dibuat terpisah untuk pria

dan wanita.

8. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus tempat

penyimpanan air bersih harus tertutup sehingga dapat menahan

masuknya tikus dan serangga termasuk juga nyamuk Aedes aegypti

serta albopictus. Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang

dapat mencegah masuknya serangga Setiap persilangan pipa dan

dinding harus rapat sehingga tidak dapat dimasuki serangga.

 Aspek Pengolahan Makanan

 a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan

cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.

 b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan

dengan : sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok garpu dan

sejenisnya.
 c. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus

memakai: celemek/apron, tutup rambut sepatu dapur, berperilaku :

1) Tidak merokok.

2) Tidak makan atau mengunyah.

3) Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang tidak berhias.

4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk

keperluannya.

3. Tujuan Sanitasi Rumah Makanan

 Agar makanan dan minuman yang dihasilkan restoran dan rumah makan

dalam keadaan bersih dan aman dikonsums

 Mencegah terjadinya gangguan penyakit dan keracunan yang ditimbulkan atau

disebabkan oleh  pengotoran makanan dan minuman selama proses

pengolahan dan penyajian

 Meningkatkan hygiene perseorangan penjamah makanan dan perilaku sehat

penjamah makanan

4. manfaat inspeksi sanitasi rumah makan

 mewujudkan rumah akan yang sehat dan bersih

 meningkatkan hygiene rumah makan

 mencegah timbulnya penyakit

 meningkatkan derajat Kesehatan (individu maupun masyrakat)


A. PENGERTIAN JAMBAN

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan

mengumpulkan kotoran atau najis manusia, biasa disebut kakus/ wc. Sehingga

kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab atau penyebaran penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman

Menurut Soeparman dalam Simatupang (2014), jamban adalah suatu ruangan

yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat

jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)

yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkan.

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus

memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik

harus dibuang kedalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban.

B. PERSYARATAN JAMBAN SEHAT

Syarat jamban sehat yaitu (Proverawati dan Rahmawati, 2012):

1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan

lubang penampungan minimal 10 meter).

2. Tidak berbau.

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.

4. Tidak mencemari tanah sekitarnya.

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.

6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.


7. Penerangan dan ventilasi yang cukup.

8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

C. JENIS JAMBAN SEHAT

1. Jamban cemplung (Pit Latrine)

Merupakan kakus paling sederhana yang digunakan masyarakat, namun

kurang sempurna. Dinamakan kakus cemplung karena hanya terdiri dari galian

dan atasnya diberi lantai sehingga kotoran langsung masuk ke tempat

penampungan dan dapat mengotori tanah.

2. Jamban plengsengan

Merupakan tempat untuk membuang kotoran dimana terdapat saluran yg

bentuknya miring penghubung antara tempat jongkok ke tempat pembuangan

kotoran. Kakus plengsengan lebih baik jika dibandingkan dengan kakus

cemplung karena baunya lebih berkurang dan lebih aman bagi pemakai

jamban. Namun seharusnya baik kakus cemplung atau plengsengan ada

baiknya tempat jongkok harus dibuatkan tutup.

3. Jamban bor

Jamban jenis bor mempunyai lubang pembuangan kotoran yang lebih dalam

jika dibandingkan dengan jamban cemplung dan plengsengan. Jamban ini

tidak cocok untuk daaerah dengan kontur tanah berbatu.Keuntungan dari

jamban bor adalah bau yang ditimbulkan makin berkurang, namun

kerugiannya adalah kotoran lebih mencemari tanah.

4. Angsatrine (Water Seal Latrine)


Jamban yang bentuknya leher dengan lubang closet melengkung, lebih baik

jika dibandingkan dengan jamban sebelum sebelumnya karena kotoran tidak

berbau, hal ini dikarenakan selalu ada air pada bagian yang melengkung.

Dengan demikian dapat mencegah hubungan lalat dengan kotoran. Sehingga

dianjurkan jamban jenis ini didirikan di dalam rumah.

5. Jamban empang (Overhung Latrine)

Jamban yang dibangun diatas sungai, rawa, empang, dan sebagainya. Kotoran

dari jamban ini jatuh ke air dan akan di makan oleh ikan atau di kumpulkan

melalui saluran khusus dari bambu atau kayu dan ditanam mengelilingi

jamban.

6. Jamban septic tank

Jamban yang pembuangan kotorannya mengalami proses pembusukan oleh

kuman kuman pembusuk yang sifatnya anaerob. Biasanya jamban jenis ini

menggunakan satu bak atau lebih yang nantinya dipasang sekat atau tembok

penghalang. Dalam bak pertama akan terjadi proses penghancuran,

pembususkan dan pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai