PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyusun check list penilaian GMP
Mahasiswa mampu melakukan penilaian GMP di Industri makanan
B. Pencahayaan
7. Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan. Kuat
cahaya sedikitnya 10 fc pada bidang kerja.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (1) adalah 0 karena pencahayaan yang
berasal dari lampu kurang memadai bagi karyawan.
C. Penghawaan
8. Ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi
sirkulasi udara dan tidak pengap.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (1) adalah 0 karena ruang kerja dilengkapi
ventilasi namun masih kurang memadai sehingga kondisi ruangan tetap pengap.
D. Air Bersih
9. Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (5) adalah 5 karena sumber air bersih aman
dan dalam jumlah cukup karena berasal dari pompa air yang kemudian ditampung
dalam tandon.
E. Air Kotor
10. Pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air hujan
lancar, baik dan tidak menggenang.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (1) adalah 0 karena tidak terdapat air limbah
dari dapur.
G. Pembuangan Sampah
12. Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus, dan dilapisi
kantong plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (2) adalah 2 karena kondisi tempat sampah
cukup dan dalam keadaan tertutup.
I. Karyawan
15. Semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit menular, seperti penyakit kulit,
bisul, luka terbuka dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
Bobot yang diberikan dari ketentuan (5) adalah 5 karena karyawan yang bekerja
bebas dari penyakit, karyawan yang sakit tidak diperkenankan untuk bekerja.
16. Tangan selalu dicuci bersih, kuku dipotong pendek, bebas kosmetik dan perilaku
yang higienis.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (5) adalah 3 karena karyawan yang bekerja
tidak selalu mencuci tangan dan masih ada kosmetik yang digunakan oleh para
karyawan.
17. Pakaian kerja dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan.
c celemek yang digunakan oleh karyawan di ruang dapur tidak layak.
J. Makanan
18. Sumber makanan, keutuhan, dan tidak rusak.
bobot yang diberikan dari ketentuan (5) adalah 5 karena menggunakan bahan jadi
berupa tape baru yang telah difermentasi.
19. Bahan makanan terolah dalam kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak
kadaluarsa.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (1) adalah 1 karena bahan yang sudah terolah
dikemas dalam bungkus kertas berlabel dan tidak kadaluarsa.
K. Perlindungan makanan
20. Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara, dan waktu yang
memadai selama penyimpanan peracikan, persiapan penyajian dan pengangkutan
makanan serta melunakkan makanan beku sebelum dimasak (thawing).
Bobot yang diberikan dari ketentuan (5) adalah 0 karena tidak adanya penanganan
yang memadai dari potensi berbahaya selama penyimpanan peracikan, persiapan
penyajian dan pengangkutan makanan dan tidak adanya thawing.
21. Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau
disajikan ulang.
Bobot yang diberikan dari ketentuan (4) adalah 4 karena terdapat penanganan
pada makanan dengan ditutup pada bahan yang sudah digiling dan dibungkus
pada bahan yang sudah jadi.
Formulir 11
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di salah satu Industri Suwar-suwir
jember terdapat beberapa hasil data yang telah disesuaikan dengan form 11. Penilaian
menggunakan angka skor yang telah terserdia pada form. Untuk nilai 0 dapat dikatakan
bahwa objek kritis berada pada kriteria aman atau tidak memiliki bahaya. Nilai 1 dikatakan
bahwa objek kritis berada pada kriteria sedikit aman atau memiliki sedikit bahaya. Semakin
tinggi nilai kritisnya maka tingkat bahaya dari objek semakin tinggi. Data-data yang telah
diperoleh dari pengamatan industri antara lain :
A. MAKANAN
1. Sumber dan keutuhan makanan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-5
diberikan skor 0, karena bahan-bahan yang digunakan untuk membuat suwar-suwir
menggunakan bahan yang aman untuk dikonsumsi manusia.
2. Wadah atau kemasan asli berlabel : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1
diberikan skor 1, karena pada industri suwar-suwir rata-rata menggunakan bahan produksi
yang tidak berlabel contohnya tape.
3. Suhu, penyimpanan, peracikan persiapan dan penyajian serta pengangkutan
makanan dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-5 diberikan skor 5, karena pada industri
suwar-suwir tidak menggunakan suhu yang sesuai untuk masing-masing makanan dengan
kiteria yang berbeda-beda. Mulai dari tahap persiapan hingga makanan jadi rata-rata
menggunakan suhu ruang yang sama.
4. Pengaturan suhu ruangan produksi : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-
4 diberikan skor 4, karena pada tempat industri suwar-suwir tidak menggunakan pendingin
ruang contoh AC atau kipas angin. Udara yang didapatkan hanya melalui jendela berventilasi
dan 2 pintu pada ruang produksi. Serta suhu ruang pada tempat produksi sangat pengap,
sehingga dapat mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja.
5. Tersedia termometer yang berfungsi dengan baik : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 1, karena pada tempat industri suwar-suwir tidak
terdapat termometer untuk mengatur suhu ruang produksi. Suhu ditentukan oleh udara sekitar
lingkungan produksi.
6. Suhu pelunakkan makanan beku ( thawing) : dari bobot yang mempunyai nilai
kritis 0-2 diberikan skor 2, karena pada pembuatan suwar-suwir terdapat proses pembuatan
pencampuran tape dan gula pada api besar dengan tujuan menjadikan bahan tersebut lunak
dan tercampur menjadi satu dan setelah matang bahan yang sudah jadi menjadi padat dan
keras, namun proses tersebut tidak menggunakan suhu yang spesifik untuk mendapatkan
bahan lunak dan bahan padat.
7. Perlindungan makanan matang : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-4
diberikan skor 1, karena setelah makanan matang diletakkan pada sebuah papan yang terbuat
dari bambu tanpa ditutup dengan tujuan makanan akan menjadi cepat dingin dan dapat
langsung dikemas.
8. Perlakuan terhadap makanan selama tahap penyimpanan, persiapan, penyajian
dan pengangkutan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-2 diberikan skor 1, karena
selama tahap penyimpanan, persiapan, penyajian, dan pengangkutan karyawan melakukan
tahap tersebut dengan kurang hati-hati dan tempat penyimpanan juga menggunakan bak atau
wadah yang kurang bersih.
9. Kontak langsung anggota tubuh dengan makanan : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-2 diberikan skor 2, karena semua karyawan saat melakukan
pekerjaannya tidak memakai sarung tangan sehingga makanan mudah terkontaminasi bakteri
yang ada pada tangan baik itu mulai tahap persiapan, pengolahan dan pengemasan.
10. Penyimpanan alat untuk mengambil makanan ( sendok, penepit dsb) : dari
bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 1, karena ada beberapaalat misalnya
pisau yang tidak langsung dicuci setelah pemakaian dan diletakkan begitu saja ditempat
produksi, namun ada tempat khusus untuk menyimpan alat-alat tajam.
B Karyawan
11. Kesehatan karyawan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-5 diberikan
skor 5, karena semua karyawan sebelum bekerja tidak dilakukan cek kesehatan sehingga
tidak diketahui apakkah karyawan yang sedang bekerja dalam keadaan sehat atau sakit.
12. Kebersihan dan perilaku : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-5
diberikan skor 5, karena semua karyawan pada saat bekerja tidak memakai perlengkapan
kerja yang sesuai misalnya appron , clemek dan sepatu produksi. Maka demikian mungkin
dapat terjadi apabila terdapat bahaya makanan yang berasal dari karyawan.
13. Pakaian bersih,kuku dan rambut dipotong pendek dan bersih : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 1, karena semua karyawan pada saat bekerja
memakai seragam berupa kaos namun tidak dilengkapi perlengkapan lain seperti
apron,clemek,dan sepatu produksi, dan ada juga karyawan yang menggunakan clemek dari
plastik dan karung beras bekas sehingga dapat mencemari makanan yang sedang diproduksi.
Untuk rambut karyawan dibiarkan dalam keadaan panjang dan terbuka serta kuku yang
dipotong pendek.
C Peralatan makan dan masak
14. Peralatan yang permukaannya kontak dengan makanan : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-3 diberikan skor 2, karena terdapat beberapa alat yang kontak
langsung dengan makanan misalnya pisau dan sebagian pisau tersebut tidak dicuci dan
disimpan dengan baik.
15. Peralatan yang permukaannya tidak kontak dengan makanan : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 0, karena tidak terdapat peralatan yang
permukaannya tidak kontak dengan makanan.
16. Fasilitas pencucian piring dan peralatan : dari bobot yang mempunyai nilai
kritis 0-2 diberikan skor 2, karena terdapat satu tempat pencucian peralatan produksi yang
terdapat di luar ruangandengan kontsruksi yang kurang sesuai dan kurang bersih.
17. Tersedia alat pengukur desinfektan untuk pencucian : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 0, karena tidak terdapat peralatan alat pengukur
desinfektan untuk pencucian.
18. Peralatan yang digunakan sekali pakai : dari bobot yang mempunyai nilai
kritis 0-1 diberikan skor 0, karena tidak terdapat peralatan yang sekali pakai.
19. Cara pemakaian alat yang digunakan sekali pakai : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 0, karena tidak terdapat peralatan yang sekali
pakai.
20. Tahap awal pencucian : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan
skor 0, karena tidak terdapat tahap awal pencucian.
21. Alat untuk pembilasan pencucian : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-2
diberikan skor 1, karenaterdapatalat pembilasan pencucian berupa kran yang sekaligus
digunakan untuk pencucian alat.
22. Desinfektan atau sanitasi pencucian : dari bobot yang mempunyai nilai kritis
0-4 diberikan skor 3, karenapada proses pencucian alat menggunakan sabun pencuci tetapi
tidak menggunakan desinfektan.
23. Penirisan dan pengeringan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1
diberikan skor 1, karenatempat penirisan diletakkan di teras atau di sebelah tempat pencucian
yang terdapat dari pondasi biasa.
24. Peralatan makan atau masak yang kontak dengan makanan : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-2 diberikan skor 1, karena terdapat alat produksi yang masih ada
sisa makanan yaitu pisau, wadah tape, papan bambu.
25. Peralatan makan atau masak atau tidak kontak dengan makanan : dari bobot
yang mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan skor 0, karena tidak terdapat peralatan makan atau
masak yang tidak kontak dengan makanan.
Penyimpanan dan perlakuan alat makan dan masak : dari bobot yang mempunyai
nilai kritis 0-1 diberikan skor 1, karena tempat penyimpanan alat produksi merupakan tempat
yang berdebu dan mudah dijangkau oleh serangga
27. Sumber air dingin dan air panas : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-3
diberikan skor 2 karena pada pada pabrik industri suwar-suwir hanya terdapat sumber air
dingin yang berasal dari PDAM, sedangkan untuk sumber air panas tidak ada.
28. Pembuangan air kotor/limbah : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-4,
diberikan skor 2 karena tempat pembuangan air melalui satu tempat yaitu melalui tempat
mencuci alat-alat.
29. Pemasangan dan konstruksi perpipaan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis
0-1, diberikan skor 0 karena konstruksi perpipaan sudah sesuai.
30. Tidak terjadi hubungan antara pipa air bersih dan air kotor : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-5, diberikan skor 0 karena pipa air bersih dan pipa air kotor terpisah.
31. Konstruksi, jumlah tempat cuci tangan dan pemeliharaannya : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-4, diberikan skor 4 karena di tempat tersebut tidak terdapat westafel
atau tempat untuk mencuci tangan.
32. Konstruksi, letak toilet dan pemeliharaannya : dari bobot yang mempunyai nilai
kritis 0-2, diberikan skor 2 karena letak toilet dekat dengan lokasi pengemasan serta toilet
yang ada kurang terpelihara.
33. Jumlah konstruksi dan frekuensi pembuangan sampah : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-2, diberikan skor 1 karena pada bangunan industri tidak terlihat
tempat sampah namun bahan yang sudah tidak terpakai lagi diletakkan dalam wadah
tersendiri.
34. Halaman luar, sekitar bangunan dan kebersihan : dari bobot yang mempunyai
nilai kritis 0-1, diberikan skor 1 karena di halaman luar banyak ayam peliharaan yang
berkeliaran dan banyak kotoran ayam.
35. Terhindar dari serangga, tikus, dan hewan lainnya : dari bobot yang mempunyai
nilai kritis 0-3, diberikan skor 3 karena di halaman luar banyak terdapat kotoran ayam, hal itu
memicu munculnya lalat.
36. Konstruksi, pemeliharaan fisik dan kebersihan lantai : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-2, diberikan nilai 1 karena meskipun terlihat bersih namun jika
diinjak lantai tersebut terasa lengket.
37. Konstruksi, pemeliharaan fisik dan kebersihan dinding dan langit-langit : dari
bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1, diberikan skor 1 karena dalam tempat produksi pabrik
suwar-suwir dindingnya hitam yang disebabkan oleh asap dari proses pemasakan suwar-
suwir, selain itu dinding sekitar terlihat ada bercak-bercak coklat.
38. Pencahayaan cukup baik : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1, diberikan
skor 1 karena lampu yang digunakan di ruangan pengemasan kurang terang, selain itu di
dalam pabrik terdapat jendela besar yang dibuka hanya saat proses produksi saja.
39. Penghawaan cukup baik : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1, diberikan
skor 1 karena dalam ruangan produksi hanya terdapat jendela yang hanya dibuka pada saat
produksi saja. Sedangkan pada ruangan pengemasan, ventilasi yang ada dinilai kurang sesuai
antara lebar ruangan dan jumlah ventilasi.
40. Penyediaan dan pemeliharaan kamar ganti pakaian : dari bobot yang mempunyai
nilai kritis 0-1, diberikan skor 1 karena tidak terdapat ruang ganti pakaian untuk pegawai
pabrik.
41. Penanganan bahan berbahaya : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-5,
diberikan skor 5 karena di tempat industri suwar-suwir tidak terdapat alat-alat untuk
mengantisipasi bahaya.
42. Pemeliharaan bangunan : dari bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1 diberikan
skor 0 karena di tempat tersebut bangunan yang ada cukup terpelihara.
43. Bangunan terpisah sempurna dari tempat tidur dan tempat cuci pakaian : dari
bobot yang mempunyai nilai kritis 0-1, diberikan skor 0 karena bangunan pabrik terpisah
dengan bangunan rumah sehingga jauh dari tempat tidur dan tempat cuci pakaian.
44. Secara umum dalam keadaan bersih, rapi, dan teratur : dari bobot yang
mempunyai nilai kritis 0-1, diberikan skor 1 karena di tempat industri suwar-suwir tersebut
terlihat kurang bersih, kurang rapi, dan tidak teratur.
Formulir 12
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di industri suwar suwir jember didapatkan
hasil data yang telah disesuaikan dengan form 12 data-data tersebut antara lain:
Kapasitas pengelolaan normal dalam sehari yaitu lebih dari 1000 hidangan. Hal ini
dikarenakan industri tersebut memproduksi makanan yang cukup besar yang didistribusikan
ke berbagai tempat tidak hanya di daerah Jember. Produk dari industri suwar suwir ini
didistribusikan kepada masyarakat umum seperti rumah tangga, untuk pesta dan acara-acara
yang lain. Pada proses pendistribusian ini produsen menggunakan kardus agar mudah dalam
proses pendistribusiannya dan agar tidak terjadi kerusakan produk. Selain itu kendaraan yang
digunakan dalam proses distribusi yaitu menggunakan kendaraan khusus yaitu berupa truk
untuk mengangkut produk.
Pada proses produksi dikelola secara profesional karena dikelola oleh karyawan dan
tenaga kerja. Selain itu produk tersebut sudah tersebar hingga keluar pulau Jawa dan disertai
dengan adanya BPOM pada produk tersebut. Karyawan yang ada dalam industri ini yaitu 17
orang, yang termasuk pengusaha jasaboga , koki, pelayan dan tukang cuci peralatan makan
dan masak. Selanjutnya adalah lokasi dapur dimana yang digunakan adalah dapur khusus.
Dapur untuk pengolahan produksi dipisahkan dengan dapur untuk pengemasan. Untuk luas
lantai dapur yaitu 54,08 m2. Tetapi lantai tersebut tidak kedap air dan tidak dibuat miring.
Namun lantai tersebut tidak tergenang air.
Pada industri tersebut, telah diproduksi tidak disimpan dalam lemari es namun
disimpan dalam rak rak atau lemari biasa sehingga di industri ini tidak tersedia freezer, lemari
es maupun kamar beku. Rak rak yang ada pada industri ini yaitu ada 2 buah rak untuk
menyimpan makanan yang sudah jadi. Tempat penyimpanan terdapat pada tempat khusus
yaitu tempat penyimpanan peralatan dengan makanan kering dipisah. Selanjutnya untuk
sumber air bersih yaitu menggunakan sanyo. Namun belum pernah ada pemeriksaan untuk
kualitas air bersih. Untuk memproduksi makanan bahan bakar yang digunakan adalah kayu
bakar, karena kayu bakar menghasilkan api yang besar sehingga cepat masak dan juga
menghasilkan aroma yang khas. Produk yang dihasilkan pada industri ini yaitu sudah
diperiksa oleh Badan terkait namun hasil pemeriksaan tidak diberikan oleh pihak yang
terkait.
Pada proses pencucian, pencucian dilakukan oleh tangan dan tidak menggunakan
mesin cuci untuk mencuci alat. Selain itu juga bak pencucian hanya tersedia 1 bak untuk
semua keperluan namun dicuci dengan air mengalir. Alat alat yang dicuci menggunakan air
biasa dan tidak menggunakan air panas. Alat tersebut dicuci menggunakan sabun biasa.
Bahan desinfeksi atau sanitasinya tidak dilakukan secara khusus karena ketika selesai
menggunakan alat nya langsung diletakkan sembarangan. Pada proses produksi makanan
tidak ada limbah karena semua bahan yang digunakan adalah bahan jadi dan kering, bahan
kering yang menggunakan sedikit air. Namun ada juga bahan yang tidak digunakan sehingga
menjadi sampah yang langsung dibuang, yaitu kulit singkong yang digunakan untuk tape.
Sampah dapat diangkat setiap hari dari tempat pembuangan. Untuk limbah dari
hasil pencucian alat dibuang ke sarana umum yaitu langsung ke sungai. Untuk bahan plastik
dibuang ke tempat pembuangan umum. Pada saluran limbah tidak terdapat alat penangkap
lemak.
Pada industri ini tersedia kotak PPPK untuk mengantisipasi jika ada karyawan yang
merasa sakit dan terjadi kecelakaan kerja. Untuk pemeriksaan kesehatan karyawan belum
pernah dilakukan namun apabila ada karyawan yang sakit disarankan untuk tidak bekerja
beberapa hari sampai sembuh. Untuk kamar ganti pakaian hanya tersedia pada toilet saja
sehingga apabila berganti pakaian karyawan hanya berganti di toilet. Di industri ini tidak
menyediakan loker untuk penyimpanan pakaian atau barang barang karyawan sehingga
karyawan biasanya sudah berganti pakaian dari rumah masing masing. Namun toilet yang
disediakan tidak terpisah antara toilet pria dan wanita sehingga toilet yang digunakan
bercampur jadi satu yang berjumlah 1 toilet.
Nilai perhitungan = 65 : 100 x 100% = 65%
Jika nilai pemeriksaan (score) di bawah 70% (penyimpangan di atas 30) maka
kepada pengusaha diminta untuk menghentikan kegiatannya, dan segera
memperbaiki diri dalam waktu 24 jam. Bila tidak dapat memenuhi peringatan
tersebut dapat berakibat pencabutan sementara izin usaha dari Pemerintah
Daerah/Administrator Pelabuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan formulir 3, diketahui bahwa industri tersebut masih belum memenuhi
syarat uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga. Untuk formulir 11
diketahui bahwa industri tersebut masih belum layak sehigga perlu diperbaiki.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pengawasan Mutu Makanan. 2014. Buku Kerja Panduan Mahasiswa (BKPM)
Pengawasan Mutu Makanan. Jember : Politeknik Negeri Jember
LAMPIRAN
Resep Pembuatan Suwar-Suwir
Proses pembuatan :
Campurkan tepung beras, tepung ketan, tape, garam lalu sisihkan. Kemudian masak gula
merah, gula pasir, dan susu cair lalu disaring. Setelah itu masukkan ke dalam campuran
tepung ketan. Aduk terus hingga menjadi bubur. Tuang santan kental sedikit demi sedikit.
Aduk terus hingga kental dan keluar minyak. Angkat. Terakhir cetak dalam layang,
dinginkan dan dipotong-potong.
proses mencetak produk proses pemotongan produk
Mata Kuliah :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
GOLONGAN A
JURUSAN KESEHATAN