Anda di halaman 1dari 21

 

MAKALAH

AGEN-AGEN INFEKSIUS

Mata Kuliah :Patofisiologis

Oleh:

REGINA

NIM: B0218513

FAKULT
AKULTAS
AS ILMU KESE
KESEHAT
HATAN
AN

UNIVERSIT
UNIVERSI TAS SULA
SULAWESI
WESI BARA
BARAT
T

TAHUN AKADEMIK 2019

KATA
KATA PENGANTAR 
PEN GANTAR 

i
 

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayahnya
hidayahnyalah,
lah, saya telah mampu menyelesaika
menyelesaikan
n sebuah makalah yang berjudul
berjudul
“AGEN-AGEN INFEKSIUS” . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “ILMU DASAR KEPERAWATAN II”.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


 pengalaman bagi pembaca. Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah
Makalah ini, bukanlah karya yang sempurna
sempurna karena masih memiliki
memiliki banyak 
banyak 
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab
sebab itu,
itu, saya
saya sangat
sangat mengha
mengharap
rapkan
kan kritik
kritik dan saran
saran dari
dari teman-t
teman-tema
eman
n yang
yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi saya dan pembaca.

Majene, 2 April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ii
 

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1
1.1 Lata
Latarr Bel
Belak
akan
ang
g ………
……….…
.………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
………
… 2

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 2

1.3 Tuj
Tuju
uan ………
……….…
.………
……..…………
………………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…… 3

1.4 Manfaat ……….…………………………………………………… 3


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Agen-agen infeksius ……………………………………..…. 4

2.2 De
Definisi Vi
Virus ……
…………………………………………………..……. 4

2.3 De
Definisi Ba
Bakteri ……
……………………………………….………......... 7

2.4 Defi
Defin
nis
isii Jam
Jamur
ur …………
………………
…………
…………
…………
…………
……….
….……
……….
…...
....
....
....
....
....
.......
... 8

2.5 Definisi Parasit ……………………………………….………. ......... 9

2.6 Defin
finisi Riketsi
siaa ……………………………………….………...
........... 11

2.7 Defin
finisi Clamida …………………………………….…………...
........... 13

2.8 Agen
en-a
-age
gen
n In
Infe
feks
ksii Op
Opu
urt
rtun
unis
isti
tik
k …………
………………
………
…….……
….…………
……..
....
....
....
....
..... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 17

3.2 Sa
Saran ……
……………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar
Latar Belakang
Belakang
Tubuh
ubuh kita
kita sepanja
sepanjang
ng waktu
waktu terpapa
terpaparr dengan
dengan bakter
bakteri,
i, virus,
virus, jamur
jamur,, dan

 parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit,
mulut, jalan napas, saluran cerna, membran yang melapisi mata, dan bahkan
saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan
fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut
masuk ke jaringan yang lebih dalam.
Tub
ubuh
uh manu
manusi
siaa telah
telah dicip
dicipta
taka
kan
n de
deng
ngan
an be
berb
rbag
agai
ai macam
macam siste
sistem
m ya
yang
ng
 berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Selain itu juga terdapat respon-respon tubuh
terhadap benda asing yang bersifat merugikan. Apabila terjadi cedera jaringan
yang
yang dikaren
dikarenaka
akan
n oleh
oleh bakteri
bakteri,, trauma
trauma,, bahan
bahan kimia,
kimia, panas,
panas, atau
atau fenome
fenomena
na

lainny
lainnyaa maka
maka jaring
jaringan
an yang
yang cedera
cedera itu akan
akan melepa
melepaska
skann berbag
berbagai
ai zat yang
yang
menimbulka
menim bulkan
n perubahan
perubahan sekunder
sekunder yang sangat dramatis
dramatis disekelilin
disekeliling
g jaringan
jaringan
yang tidak mengalami cedera.
Dewasa ini penyakit
penyakit infeksi sudah merupakan
merupakan penyakit dimana para sarjana
Kedokteran
Kedokteran telah mengemban
mengembangkan,
gkan, baik terapi maupun
maupun penelitian-p
penelitian-peneliti
enelitian
an
tentang perkembangan, pencegahan dan pengobatan infeksi maupun penyakit-
 penyakit, yang berhubungan dengan infeksi.

1.2 Rumusan
Rumusan Masalah
Masalah

Berdasarakan latar belakang


Berdasarakan belakang diatas, kelompok
kelompok dapat mengambil
mengambil rumusan
rumusan
masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana Definisi Agen-agen infeksius ?
2. Bagaimana Pembahasan Virus ?
3. Bagaimana Pembahasan Bakteri ?
4. Bagaimana Pembahasan Jamur ?
5. Bagaimana Pembahasan Parasit ?
6. Bagaimana Pembahasan Riketsia ?
7. Bagaimana Pembahasan Clamida ?

8. Apa Agen-agen Infeksi Opurtunistik ?

1
 

1.3 Tujuan
ujuan
Berdasarakan rumusan masalah diatas, kelompok dapat mengambil tujuan
masalah sebagai berikut, yaitu:

1.3.1. Tujuan Umum


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Agen-agen infeksius ?
2. Untuk Mengetahui Pembahasan Virus ?
3. Untuk Mengetahui Pembahasan Bakteri ?
4. Untuk Mengetahui Pembahasan Jamur ?
5. Untuk Mengetahui Pembahasan Parasit ?
6. Untuk Mengetahui Pembahasan Riketsia ?

7. Untuk Mengetahui Pembahasan Clamida ?

1.4 Manfaat
Dapat mengetahui dan memahami Definisi Agen-agen Infeksius, yang berupa
Virus, Bakteri, Jamur, Parasit, Riketsia, Clamida.

2
 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Agen-agen infeksius

Infeksi merupakan
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan pengganda
penggandaan
an mikroorg
mikroorganisme
anisme di
dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah
mikroo
mikroorg
rgan
anism
ismee ya
yang
ng da
dapa
patm
tmen
enim
imbu
bulk
lkan
an ininfe
feks
ksi.
i. Mikr
Mikroo
oorg
rgan
anis
isme
me ya yang
ng
termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia,
dan clamidia.

Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang
 berbeda-beda dalammenimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai
contoh, pada satu ujung spektrum, satu mikroorganismehidup mungkin cukup
untuk
untuk menimb
menimbulk ulkan
an penyak
penyakitit (misal
(misal Richet
Richettsia
tsia tsutsug
tsutsugamu
amushi
shi),
), sedang
sedangkan
kan
mikr
mi krob
obaa lain
lain,s
,sej
ejut
utaa or
orga
gani
nism
smee atau
atau le
lebi
bih
h mung
mungkikinn ba
baru
ru di
dipe
perl
rluk
ukan
an un
untu
tuk 

meni
me nimb
mbululka
kann pepeny
nyak
akit
it (misa
(misall Salm
Salmon
onel
ella
la ty
typh
phi).
i). Hany
Hanyaa du
duaa sifat
sifat umum
umum
diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit.

1. Agen
Agen ininfe
feks
ksii ters
terseb
ebut
ut haru
haruss mamp
mampu
u mela
melaku
kuka
kan
n meta
metaboboli
lism
smee da
dan
n
memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus
mam
ma mpu menmendapa
dapatk
tkan
an teka
tekan
nan ok
oksi
sig
gen
en,, pH yayan
ng sesesu
suai
ai,, su
suh
hu,
danlingkungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya.

2. Agen
Agen in infek
feksiu
siuss pa
pato
toge
gen
n ha
haru
russ memi
memili
liki
ki ke
kema
mamp
mpua
uan
n un
untu
tuk
k mena
menaha
han
n
mekanisme pertahanan hospesyang cukup lama untuk mencapai jumlah
kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit.
Setiap
Set iap ada ganggu
gangguanan dari
dari mekani
mekanisme
sme pertah
pertahana
anan
n ho
hospe
spess jelas
jelas akan
akan
membantu terjadinya prosesinfeksi (Herold, 1994).

2.1 Virus
irus

2.2.1 Sejarah
Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah
ia termasu
termasukk makhlu
makhluk k hidup
hidup atau
atau benda
benda mati.
mati. Virus
irus diangg
dianggap
ap benda
benda mati
mati
karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena
virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang.

Para
Para ahahli
li biol
biolog
ogii teru
teruss meng
mengun
ungk
gkap
ap ha
haki
kika
katt vi
viru
russ in
inii sehin
sehingg
ggaa
akhirn
akh irnya
ya partik
partikel
el tersebu
tersebutt dikelo
dikelompo
mpokka
kkann sebaga
sebagaii makhlu
makhluk k hidup
hidup dalam
dalam
dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan organisme non-seluler, karenaia
tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa
membelahdi
memb elahdiri
ri sendiri.
sendiri. Penyelidik
Penyelidikan
an tentang
tentang objek-objek
objek-objek berukuran
berukuran sangat
kecil di mulai sejak ditemukannyamikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek 
(1632-172
(163 2-1723)
3) perkembanga
perkembangan n mikroskop
mikroskop inmendoron
inmendorong g berbagai
berbagai penemuan
penemuan

3
 

dibidang biologi
dibidang biologi salah satunya
satunya partikel
partikel mikroskopi
mikroskopikyait
kyaitu
u virus. Beberapa
tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:

1. Adoft Mayer (1883, Jerman)

Perc
Percob
obaa
aan
n diaw
diawali
ali da
dari
ri munc
muncul
ulny
nyaa pe
peny
nyak
akit
it bi
bint
ntik
ik ku
kuni
ning
ng pa
pada
da da
daun
un
tembakau. Iamencoba menyemprotkangetah tanaman sakit ke tanaman sehat,
hasilnyatanaman

2. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)

Ia menc
mencob obaa meny
menyari
aring
ng ge
geta
tah
h tana
tanama
mann ya
yang
ng sakit
sakit de
deng
ngan
an filt
filter
er ba
bakt
kter
erii
sebelu
seb elum
m disemp
disemprot
rotkan
kan ke tanama
tanamann sehat.
sehat. Hasilny
Hasilnya,
a, tanama
tanamann sehat
sehat tetap
tetap
tertular. Iamenyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri
yang lolossaringan yang menularkan penyakit.

3. Martinus W.
W. Beijerinck (1896, Belanda)

Ia men
menemu
emukan
kan bahwa
bahwa partik
partikel
el itu dapat
dapat berepr
bereprodu
oduksi
ksi pada
pada tanama
tanaman,
n, tapi
tapi
tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Ia menyimpulkan bahwa partikel
itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.

4. Wendel
Wendel M. Stanley (1935, Amerika)

Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu


dinamai TMV (Tobacco Mosaic Virus).

2.2.2 Definisi

Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi selorganisme biologis. Secara
umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang

mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA)


atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang
 berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar 
tubuh
tubuh inang.
inang. Virus
Virus memiliki
memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup
hidup (seluler)
(seluler) yaitu
memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat
 bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang
(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.

2.2.3 Bentuk dan Ukuran Virus

Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya.
Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada
4
 

 juga yang berbentuk T.


T. Ukuran V
Virus
irus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri.
Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm =
1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer 
(nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar 
merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200
nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

2.2.4 Susunan Tubuh

1. Kabsid

Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein.
Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.

Fungsi:

a. Memberi bentuk virus

 b. Pelindung dari kondisi lingkungan


lingkungan yang merugikan

c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel


2. Isi

Terdapat di sebelah dalam kapsid


kapsid berupa
berupa materi genetik/ molekul pembawa
pembawa
sifatt keturu
sifa keturunan
nan yaitu
yaitu DNA atau RNA.
RNA. Virus
irus hanya
hanya memili
memiliki
ki satu asam
nukleat
nuk leat saja
saja yaitu
yaitu satu DNA/ satu
satu RNA saja,
saja, tidak
tidak kedua-
kedua-dua
duanya
nya.. Asam
nukleat
nuk leat sering
sering bergab
bergabung
ung dengan
dengan protei
protein
n disebu
disebutt nukleo
nukleopro
protei
tein.
n. Virus
irus
tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.

3. Kepala

Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun

oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.


4. Ekor 

Se
Sera
rabu
butt ekor
ekor adal
adalah
ah bagi
bagian
an yang
yang beberu
rupa
pa ja
jaru
rum
m dadann beberf
rfun
ungs
gsii un
untu
tuk 

menemp
men empelk
elkan
an tubuh
tubuh virus
virus pada
pada sel inang.
inang. Ekor ini meleka
melekatt pada
pada kepala
kepala
kaps
kapsid
id.. Stru
Strukt
ktur
ur vi
viru
russ ad
adaa 2 maca
macam m ya
yait
itu
u vi
viru
russ te
tela
lanj
njan
ang
g da
dann viviru
russ
terselubung
terselu bung (bila terdapat
terdapat selubung
selubung luar (envelope)
(envelope) yang terdiri
terdiri dari protein
dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung
tabung bersumbat yang dilengkapi
dilengkapi benang
benang
atau
atau serabut
serabut.. Khusus
Khusus untuk
untuk virus
virus yang
yang mengin
menginfek
feksi
si sel eukario
eukariotik
tik tidak 
tidak 
memiliki ekor.
ekor.

2.2.5 Pengembangbiakan Virus

5
 

Virus
irus memanf
memanfaatk
aatkan
an metabo
metabolism
lismee sel penjam
penjamu
u untuk
untuk memban
membantu
tu
sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus
dapat
dapat sediki
sedikitt dapat
dapat banyak
banyak.. Untuk
Untuk tujuan
tujuan diagno
diagnosti,
sti, sebagia
sebagian
n besar
besar virus
virus
ditumb
ditumbuhk
uhkan
an dalam
dalam biakan
biakan sel, baik
baik turuna
turunan
n sel sekunde
sekunderr atau
atau kontin
kontinu;
u;
 pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus

hany
hanyaa dila
dilaku
kuka
kan
n untu
untuk
k inve
invest
stig
igas
asii kh
khus
usus
us.. Je
Jeni
niss bi
biak
akan
an sesell un
untu
tuk 

mengem
men gemban
bangbi
gbiaka
akan
n virus
virus sering
sering berasal
berasal dari
dari jaringa
jaringan n tumor
tumor,, yang
yang dapat
dapat
digunakan secara terus menerus.
2.2.6 Klasifikasi Virus
 Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi
akhiran virinae Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne &
Tournier adl ahli dlm taksonomi virus, berdasarkan criteria:
1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal.
2. Ukuran & morfologi tmsk tipe simetri kapsid.

3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting
 bagi replikasi genom.
4. Kepekaan thd zat kimia & keadaan fisik.
5. Cara penyebaran alamiah.
6. Gejala2 yang timbul.
7. Ada tidaknya selubung.
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid
untuk virus helikoidal.
Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifik
diidentifikasi,
asi, 21 diantaranya
diantaranya

mempunyai anggota yang mampu menyerang mns & binatang.


Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi:
- Picontohrnaviridae - Orthomyxoviridae
- Rhabdoviridae - Bunyaviridae
- Caliciviridae - Reoviridae
- Filoviridae - Arenaviridae
- Togaviridae
Togaviridae - Retroviridae
- Paramyxoviridae - Contohronaviridae
- Flaviviridae

Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi:

6
 

- Adenoviridae - Papovaviridae
- Herpesviridae - Parvoviridae
- Hepadnaviridae - Poxviridae
Selain itu tdpt kelompok virus yang belum dpt diklasifikasikan (unclassified
virus) karena banyak sifat biologiknya belum diketahui.

2.2.7 Peran Virus


Didala
Did alam
m kehidu
kehidupan
pan,, virus
virus memilik
memilikii 2 peran,
peran, yaitu
yaitu peran
peran virus
virus sebaga
sebagaii
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.
1. Virus yang menguntungkan: Virus
Virus berperan penting dalam bidang rekayasa
genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang
secara
secara geneti
genetiss identi
identik).
k). Sebaga
Sebagaii contoh
contoh adalah
adalah virus
virus yang
yang membaw
membawaa gen
untuk
untuk mengendali
mengendalikan
kan pertumbuh
pertumbuhan
an serangga.
serangga. Virus juga digunakan
digunakan untuk 
untuk 
terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes
dan kanker dapat disembuhkan.

2. Virus yang merugikan: Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan


 berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan
tumbuhan

2.2.8 Penyakit-penyakit
Penyakit-penyakit Akibat Virus
Proses infeksi virus dpt melalui berbagai jaringan.
1. Melalui saluran pernafasan
contoh : virus influenza penyebab influensa, virus rubeola penyebab campak,
ronavi
ronavirus
rus penyeb
penyebab
ab SARS,
SARS, virus
virus variol
variolaa penyeb
penyebab
ab penyak
penyakit
it cacar
cacar,, virus
virus
varicella penyebab penyakit cacar air.

2. Melalui saluran pencernaan


co
cont
ntoh
oh : viru
viruss he
hepa
pati
titi
tiss A,
A,B,
B, po
poli
liom
omye
yelit
litis
is pe
peny
nyeb
ebab
ab po
poli
lio,
o, ro
rotav
tavir
irus
us
 penyebab diare

3. Melalui kulit & mukosa genitalia


contoh
contoh : virus
virus herpes
herpes simple
simplex1
x1 penyeb
penyebab
ab stomat
stomatiti
itis,
s, flavivi
flavivirus
rus penyeb
penyebab
ab
DBD, rabies penyebab rabies, cytomegalovirus penyebab hepatitis
4. Melalui plasenta
contoh : virus rubella, cytomegalovirus
c ytomegalovirus

7
 

2.2.9 Beberapa Virus yang Merugikan


1. Virus Hepatitis
Hepatitits adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat
disebabkan
disebabkan oleh berbagai virus yang berbeda seperti virus hepati
hepatitis
tis A, B, C,
D, E. Karena perkembangan penyakit kuning merupakan fitur karakteristik 

 penyakit hati.
2. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Merupakan
Merupakan anggota
anggota subfamili
subfamili lentivirinae
lentivirinae dari famili retroviridae.
retroviridae.
Vir
irus
us RNA
RNA be
berse
rselu
lubu
bung
ng.. Deng
Dengan
an di
diam
amet
eter
er 10
100-
0-15
150
0 nm.
nm. HIV
HIV ad
adal
alah
ah
retrovirusyang biasanya menyerang organ vital system kekebalan manusia
sepertisel T CD4+ (sejenissel T), makrofaf, dan sel dendritik. Bereplikasi
melalui DNA perantana menggunakan DNA polimer yang dikendalikan oleh
RNA (reverse transcriptase). Terdapat 2 tipe yaitu: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok M, O, N.

3. Virus Dengue
Virus Dengue hanya dapat hidup dalam sel hidup, merupakan salah
satu virus yang termasuk dalam famili Flavividae. Virion Dengue merupakan
 partikelsferis dengan diameter nukleokapsid 30nm dan ketebalan selubung 10
mm, sehingga diameter virion kira-kira 50 nm. Genon virus Dengue terdiri
darii asam ribonu
dar ribonuleat
leat bersera
berseratt tungga
tunggall , panjan
panjangny
gnyaa kira-k
kira-kira
ira 11 kiliba
kilibasa.
sa.
Genon terdiri dari protein structural dan protein non structural, yaitugen C
mengkode sintesa nukleokapsid (Capsid), gen M mengkode sintesa protein
M(Membran) dangan E mengkode sentesa glikoprotein selubung (Envelope).

Virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN 2, DEN-3, dan
DEN-4.. Masing-masin
DEN-4 Masing-masing
g tipe mempunyai
mempunyai subtipe
subtipe (strain)
(strain) yang jumlahnya
jumlahnya
ratusan, sesuai daeraah atau asal virus itu. Serotipe DEN-2 dan DEN-3 adalah
 penyebab wabah demam berdarah di Asia Tenggara. Infeksi DD/DBD dapat
ditularkan
ditularkan padamanusia
padamanusia melalui gigitan
gigitan vector
vector nyamuk
nyamuk Aedes aegyptidan
aegyptidan
Aedes albopictus
albopictus betina.
betina. Virus dengue
dengue mampu berkembang
berkembang biak didalam
tubuh hospes (manusia, monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmut, tikus,
hamster serta serangga khususnya nyamuk).

8
 

Kontrol dan pencegahan virus dengue dilakukan PSN (pemberantasan sarang


nyamuk dengan menguras atau larvasida dan penyemprotan nyamuk dewasa
insekt
insektisid
isida.
a. Kontro
Kontroll epidem
epidemii yang
yang terpen
terpentin
ting
g adalah
adalah dengan
dengan membun
membunuh
uh
nyamuk vektor betina dewasa. Menghambat perkemabangan nyamuk.

4. Virus Polio
Virus polio merupakan penyebab penyakit polio. Penyakit polio terutama
menyerang pada anak-anak kecil. Polio dapat menyebabkan demam, sakit
kepala, muntah,sakit perut,nyeri otot,kekakuan pada leherdan punggung,serta
kelumpuhan.Kebanyakanpasien akan pulih,namun dalam kasus yang parah,
 penyakit ini dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian. Penyakit ini
sangat menular. Polio menyebar dari orang ke orang,terutama melalui rute
dari tinja ke mulut.Virus memasuki tubuh melalui rute mulut dan akhirnya
menyerang system saraf pusat. Masa inkubasi 7-14 hari, dengan kurun waktu

antara 3-35 hari. Orang yang diduga terinfeksi harus dirujuk ke rumah sakit
untuk penanganan lebih lanjut dan isolasi. Dewasa ini,tidak ada perawatan
 penyembuhan untuk penyakit
penyakit tersebut.

2.2 Bakte
Bakteri
ri

2.3.1 Definisi

Bakteri merupakan organisme prokariot, yaitu memiliki kromosom tunggal dan


tidak memiliki nukleus. (Gillespie et al, 2007)

Bakteri adalah nama sekelempok mikroorganisme yang termasuk prokariotik

yang bersel satu. Istilah


I stilah bakteri dari bahasa Yunani
Yunani dari kata bekterion berarti
tongkat atau batang dan umumnya tidak berklofrofil. Berkembang biak dengan
membela diri dan bahan – bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran
inti. (BIMA, 2005)

Bakteri mempunyai struktur sel yang penting, antara lain:

1. Kapsul
Kapsul : Merupa
Merupakan
kan struktu
strukturr polisa
polisakar
karida
ida longgar
longgar yang melindu
melindungi
ngi sel dari
fagositosis dan desikasi (kekurangan).

2. Lipop
ipopol
olis
isak
akar
arid
idaa : me
meli
lin
ndu
dung
ngii bak
akte
teri
ri Gram
Gram-n
-neg
egat
atif
if dari
dari lisi
lisiss yan
ang
g
diperantarai oleh komplemen. Merupakan stimulator pelepasan sitokin poten.

3. Fi
Fimb
mbria
ria atau Pili
Pili : Bulu
Bulu-b
-bul
ulu
u tipi
tipiss kh
khus
usus
us yang memba
membant
ntu
u ad
adhe
hesi
si ke se
sell
 pejamu dan kolonisasi. Eschercia coli yang uropatogenik memiliki fimbria
9
 

terspesialisasi (fimbria P) yang terikat ke reseptor manosa pada sel epitel


urete
ureterr. Anti
Antige
gen
n fimbr
fimbria
ia serin
sering
g be
bersi
rsifa
fatt im
imun
unog
ogen
enik
ik tetap
tetapii be
berv
rvari
arias
asii
antarst
antarstatin
atin sehing
sehingga
ga dapat
dapat terjadi
terjadi infeksi
infeksi ulang
ulang (misaln
(misalnya
ya pada
pada Neisser
Neisseria
ia
gonorrhoeae).

4. Flagel
Flagelaa : Organ
Organ perger
pergeraka
akan
n (lokom
(lokomasi)
asi) bakteri,
bakteri, membua
membuatt or
organ
ganism
ism mampu
mampu
untuk
untuk menemukan
menemukan sumber nutrisi
nutrisi dan menembus mukus pejamu.
pejamu. Flagela
Flagela
dapat tunggal atau multipel, dapat berada di salah satu ujung sel (polar) atau
di banyak tempat (peritrik). Pada beberapa spesies (misalnya Treponema),
flagela terfiksasi secara kuat di dalam dinding sel bakteri.

5. Lendir
Lendir : Materi
Materi polisak
polisakari
arida
da yang disekre
disekresik
sikan
an oleh beberap
beberapaa bakteri
bakteri yang
yang
tumbuh dalam lapisan biofilm, melindungi organisme tersebut dari serangan
imunitas dan eradikasi oleh antibiotik.

6. Spor
Sporaa : Suat
Suatu
u bent
bentuk
uk yang
yang ininer
ertt se
seca
cara
ra meta
metabo
boli
lik,
k, di
dipi
picu
cu ol
oleh
eh ko
kond
ndis
isii
lingkungan yang tidak cocok; sebagai adaptasi untuk kelangsungan hidup
 jangka panjang, sehingga memungkinkan
memungkinkan bakteri untuk tumbuh kembali pada
kondisi yang sesuai.(Gillespie et al, 2007)

2.3.2 Klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi


Tujuan klas ifikasi mikroorganisme adalah untuk menentukan potensi
dari patogeniknya. Beberapa bakteri memiliki kemampuan untuk menyebar secara
luas di komunitas dan menyebabkan penyakit yang serius.Bakteri dapat diidentifikasi
 berdasarkan serangkaian sifat-sifat, imunologis fisik atau sifat-sifat molekuler.

1. Reaksi Gram : Bakteri


Bakteri Gram-positi
Gram-positiff dan bakteri
bakteri Gram-negatif
Gram-negatif member
member
respons terhadap antibiotik yang berbeda. Bakteri lain (misalnya
Mikobakteria) mungkin memerlukan teknik pewarnaan khusus.

2. Bentuk
Bentuk Sel
Sel : Kokus
Kokus,, basilu
basilus,
s, at
atau
au spiral
spiral..
3. Endospora
Endospora : Keberad
Keberadaan,
aan, bentuk
bentuk,, dan posisin
posisinya
ya di dalam
dalam sel bakteri
bakteri
(terminal, subterminal, atau sentral).

4. Preferensi
Preferensi atmosfer
atmosfer : Organ
Organisme
isme aerob
aerob memerluk
memerlukan
an oksigen;
oksigen; organ
organism
ism
anaerob memerlukan atmosfer dengan sangat sedikit atau tanpa oksigen.

5. Kekhususan
Kekhususan (fastidi
(fastidioudn
oudness)
ess) : Kebutuha
Kebutuhan
n akan media khusu
khususs atau
 pertumbahan intraselular khusus.

6. Enzim Kunci : Tidak


Tidak adanya
adanya ferment
fermentasi
asi laktosa
laktosa membantu
membantu identifi
identifikasi
kasi
salmonela, urease membantu identifikasi Helicobacter.

10
 

7. Reaksi Serologis
Serologis : Interaks
Interaksii antara antibodi
antibodi dengan
dengan struktur
struktur permuk
permukaan
aan
(misalnya subtipe dari Salmonela, Haemophilus, Meningokokus, dan banyak
lagi)

8. Sekuens
Sekuens DNA : Sekuens
Sekuens DNA ribosom
ribosom 16S saat
saat ini merupak
merupakan
an elemen
elemen kunci
dalam klasifikasi. (Gillespieet al, 2007)

2.3.3 Identifikasi Bakteri


Terdapat beberapa cara untuk identifikasi bakteri antara lain

a. Pemeriksaan Mikroskopis

Peme
Pemerik
riksaa
saan
n lang
langsu
sung
ng digu
diguna
naka
kan
n un
untu
tuk
k meng
mengamamat
atii pe
perg
rgera
eraka
kan,
n, da
dan
n
 pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang
 pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan
mengakibatkan beberapa perubahan (Koes Irianto, 2006).

 b. Pembiakan Bakteri

Pembenihan
Pembenihan atau media yaitu campuran
campuran bahan-bahan
bahan-bahan tertentu yang dapat
menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat keasaman dan
inkuba
inkubasi
si terten
tertentu.
tu. Pembia
Pembiakan
kan diperlu
diperlukan
kan untuk
untuk mempel
mempelajar
ajarii sifat
sifat bakteri
bakteri
untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis-
 jenis yang ditemukan.

Medium pembiakan terdiri dari :

1) Medium pembiakan dasar 

Pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung


 bahan yang umum diperlukan
diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan
dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan
lain. agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi aatau
tau bulyon agar.

2) Medium pembiakan penyubur (Euriched Medium)

Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan


 penambahan bahan lain untuk mempersubur
mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu
yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik.

3) Medium pembiakan selektif 

Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang


diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam
 bahan pemeriksaan.

2.3
2.3 Ja
Jamu
murr

11
 

2.4.1 Definisi

Istilah jamur
Istilah jamur berasal
berasal dari
dari bahasa
bahasa Yunani,
unani, yaitu
yaitu fungu
funguss (mushr
(mushroom
oom)) yang
yang
 berarti tumbuh dengan subur.
subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
memilik
mem ilikii tubuh
tubuh buah
buah serta
serta tumbuh
tumbuh atau muncul
muncul di atas tanah
tanah atau
atau pepoho
pepohonan
nan
(Tjitrosoepomo, 1991). Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding
sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat
fagotrof,
fagotrof, umumny
umumnyaa memili
memilikiki hifa
hifa yang
yang berdin
berdindin
ding
g yang
yang dapat
dapat berint
berintii banyak 
banyak 
(multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan
cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006).

Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu
dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora. Dinding sel
 jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang dominan. Kitin adalah
 polimer dari gugus amino yang lebih memiliki karakteristik seperti tubuh serangg
daripa
daripada
da tubuh
tubuh tumbuh
tumbuhan.
an. Spora
Spora jamur
jamur teruta
terutama
ma spora
spora yang
yang diprod
diproduks
uksii secara
secara
seksual berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan (bentuk) dan metode
 produksinya (Alexopoulus
(Alexopoulus dan Mimms, 1979).

2.4.2 Klasifikasi Jamur

Mc-Kane (1996) mengatakan setiap jamur tercakup di dalam salah satu dari
katego
kategori
ri takson
taksonomi
omi,, dibeda
dibedakan
kan atas dasar
dasar tipe
tipe spora,
spora, morfol
morfologi
ogi hifa
hifa dan siklus
siklus
seks
seksua
ualn
lnya
ya.. Kelo
Kelomp
mpok ok-k
-kel
elom
ompo
pok
k ini
ini ad
adal
alah
ah:: Oomy
Oomyce cete
tes,
s, Zygo
Zygomymyce
cete
tes,
s,
Asco
As commycet
ycetes
es,, Ba
Basisid
dio
iom
mycet
ycetes
es dan
dan Deut
Deuter
erom
omyc
ycet
etes
es.. Ter
erk
kec
ecua
uali
li unt
ntu
uk 
deuteromycetes, semua jamur menghasilkan spora seksual yang spesifik. Berikut ini
disajikan Tabel
Tabel 1 untuk membedakan 5 kelompok jamur.

a. Oomycetes

Dikatakan sebagai jamur air karena sebagian besar anggotanya hidup di air 
atau di dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Miseliumnya terdiri atas

hifa yangdan
saprofit tidak
adabersekat,
juga yangbercabang, dan mengandung
parasit. Pembiakan banyak
aseksualnya inti. Hidup
dengan sebagai
zoospora, dan
dengan
den gan sporan
sporangiu
gium
m untuk
untuk yang
yang hidup
hidup di darat.
darat. Pembia
Pembiakan
kan seksua
seksualny
lnyaa dengan
dengan
oospora. Beberapa contoh dari kelompok ini antara lain: Saprolegnia sp., Achya sp.,
Phytophtora sp (Alexopoulus dan Mimms, 1979).

 b. Zygomycetes

Kelompok
Kelomp ok Zygomy
Zygomycete
cetess terkada
terkadang
ng disebu
disebutt sebaga
sebagaii “jamur
“jamur rendah
rendah”” yang
yang
dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat (coneocytic), dan berkembang biak secara
aseksual
asek sual dengan
dengan zigosp
zigospora
ora.. Kebany
Kebanyaka
akan
n anggot
anggotaa kelomp
kelompok
ok ini adalah
adalah saprof
saprofit.
it.
Pilob
Pil obolu
olus,
s, Mucor
Mucor,, Absidi
Absidia,
a, Phycom
Phycomyceycess termasu
termasukk kelomp
kelompokok ini (Walla
(Wallace,
ce, et
al.,1986). Rhizopus nigricans adalah contoh dari anggota kelompok ini, berkembang

12
 

 biak juga melalui hifa yang koneositik dan juga berkonjugasi dengan hifa lain.
Rhizopus nigricans juga mempunyai sporangiospora.

c. Ascomycetes

Golong
Golo ngan
an jamu
jamurr in
inii dicir
dicirik
ikan
an de
deng
ngan
an spor
sporan
anya
ya ya
yang
ng te
terl
rleta
etak
k di da
dala
lam
m
kantung yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di dalamnya

terbentuk
askos
askospo ra spora
pora (Dwi yang
(Dwidj
djos disebut
osep
eput
utro askuspora.
ro,, 19
1978
78).
). KelaSetiap
Kelas inii askus
s in umum biasanya
umumny menghasilkan
nyaa memi
memili
liki
ki 2 stad 2-8
stadiu
ium
m
 perkembangbiakan yaitu stadium askus atau stadium aseksual.

d. Basidiomycetes

Basidio
Basid iomy
mycet
cetes
es dici
diciri
rika
kan
n memp
mempro rodu
duks
ksii spora
spora seksu
seksual
al ya
yang
ng di diseb
sebut
ut
 basidiospora. Kebanyakan anggota basiodiomycetes adalah cendawan,
ce ndawan, jamur payung
dan cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, yang spora seksualnya
menyebar di udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur 
tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa haploid hasil dari formasi
sel dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti yang disumbangkan oleh sel
yang
yan g kompat
kompatibe
ibell secara
secara seksual
seksual.. Sel-sel
Sel-sel yang
yang diploi
diploid
d membel
membelah
ah secara
secara meiosi
meiosiss
menghasilkan basidiospora yang haploid.

e. Deuteromycetes

Mc-Kanee (1996)
Mc-Kan (1996) mengat
mengatakan
akan,, ada bebera
beberapa
pa jenis
jenis jamur
jamur belum
belum diketah
diketahui
ui
siklus reproduksi seksualnya (disebut fase sempurna). Jamur ini “tidak sempurna”
karena belum ada spora seksual mereka yang ditemukan. Anggota kelompok ini
 berkembang biak dengan klamidospora, arthrospora, konidiospora, pertunasan juga
terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa yang bersekat (Tortora, et al., 2001).

2.4.3 Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur

a. Kelembaban

Kelembaba
Kelemb aban
n tanah
tanah diarti
diartikan
kan sebagai
sebagai aktifi
aktifitas
tas air di dalam
dalam tanah
tanah (water 
(water 
activity). Rasio aktifitas air ini disebut juga kelembaban relatif (relatif humidity).
Ketersediaan air di lingkungan sekitar jamur dalam bentuk gas sama pentingnya
dengan ketersediaan air dalam bentuk cair. Hal ini menyebabkan hifa jamur dapat
menyebar ke atas permukaan yang kering atau muncul di atas permukaan substrat
(Carlile dan Watkinson,
Watkinson, 1995).

 b. Suhu

Menurut Carlile dan Watkinson


Watkinson (1995), suhu maksimum untuk kebanyakan
 jamur untuk tumbuh berkisar 30°C sampai 40°C
40°C dan optimalnya pada suhu 20
20°C
°C
sampai 30°C. Jamur- jamur kelompok Agaricales seperti Flummulina spp, Hypsigius
spp, dan Pleurotus spp, tumbuh optimal pada suhu 22°C (Kaneko dan Sugara, 2001)

13
 

dalam Panji (2004). Sementara jamur-jamur Coprinus spp, tumbuh optimal pada
kisaran suhu 25°C sampai 28°C (Kitomoro, et al., 1999).

c. Intensitas cahaya

Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap


 pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur.
jamur. Walaupun
Walaupun

 prosesreproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja yang memerlukan


cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam sporokarp dapat memberi
respon berbeda terhadap cahaya.

d. pH

Menurut Bernes, et al., (1998), jamur yang tumbuh di lantai hutan umumnya
 pada kisaran pH 4-9, dan optimumnya
optimumnya pada pH 5-6. Konsentrasi pH pada sub subsrat
srat
 bisa mempengaruhi pertumbuhan meskipun
meskipun tidak langsung tetapi berpengaruh
terhadap ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan atau beraksi langsung pada
 permukaan sel.

2.5 Parasit

Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan


menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas
 pertahanan yang berbeda.

1. Parasit mengu
mengubah
bah permukaan
permukaan antigen
antigen mereka
mereka selama
selama siklus
siklus hidup dalam host
host
vertebrata.

2. Parasit menjadi
menjadi resisten
resisten terhadap
terhadap mekanis
mekanisme
me efektor
efektor imun
imun selama
selama berada
berada
dalam host.

3. Parasit protozo
protozoaa dapat bersembu
bersembunyi
nyi dari sistem
sistem imun
imun dengan
dengan hidup
hidup di dalam
dalam
sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit
dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah
terikat pada antibodi spesifik. Parasit menghambat respon imun dengan
 berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit.

2.6 Riketsia

Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat yang
sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia mempunyai enzim
yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan
glutamat serta merubah asam glutamat menjadi asam aspartat.Riketsia tumbuh dalam
 berbagai bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam

sitoplasma sel. Sedangkan golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti
sel. Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat yang
14
 

rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320 C. Pada umumnya riketsia
dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan danpengeringan atau oleh bahan-
 bahan bakterisid.

2.7 Clamidia

Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA, dinding sel

da
dari
ri pepept
ptid
idog
ogli
lika
kan
n ya
yang
ng meng
menganandu
dung
ng asam
asam muram
muramatat.. Di
Dike
kena
nall ju
juga
ga dedeng
ngan
an
Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,
 berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia
 berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang infeksius,
 berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti dan sejumlah
ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan kemudian
 badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu 24-48 jam.
Cl
Clam
amididia
ia memp
mempun unya
yaii 2 jeni
jeniss an
anti
tige
genn ya
yaitu
itu an
anti
tige
gen
n gr
grup
up da
dan
n an
anti
tige
gen
n spes
spesie
ies.
s.
Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam dinding sel
mesk
me skip
ipun
un seseba
bagi
gian
an besa
besarr gr
grup
up tela
telah
h didile
lepa
pask
skan
an de
deng
ngan
an fluo
fluoro
roca
carb
rbon
on at
atau
au
deoksikho
deok sikholat.
lat. Clamidia
Clamidia dapat dibeda-bedakan
dibeda-bedakan atas dasar patologenitas
patologenitas dan jenis
hospes yang diserangnya. Dua spesies yang terpenting adalah

1. Clamid
Clamidia
ia psitta
psittaci,
ci, membentu
membentuk
k badan
badan iklusi
iklusi intrasit
intrasitopl
oplasm
asmaa yang
yang terseb
tersebar 
ar 
secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit Psitttacosis
 pada manusia, omitosisi pada burung dan lain-lain.

2. Clamid
Clamidia
ia trachom
trachomatis
atis,, memben
membentuktuk badan
badan iklusi
iklusi intrasito
intrasitopla
plasma
sma yang padat
dan mengandun
mengandung g glikogen.
glikogen. Dapat menyebabkan
menyebabkan pneumoniti
pneumonitiss pada tikus.
tikus.
Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma,
tr achoma, konjungtivitas induksi,
non-spesifik, salpingitis, servistik, dan pneumonitis.

2.8 Agen Infeksi Opportunistik 

Definisii Infeksi
Definis Infeksi op
oport
ortuni
unistik
stik adalah
adalah penyak
penyakit
it yang
yang jarang
jarang terjad
terjadii pada
pada orang
orang
sehat
seh at,, tetap
tetapii meny
menyeb
ebab
abka
kann in
infek
feksi
si pa
pada
da in
indi
divi
vidu
du ya
yang
ng siste
sistem
m kekeke
keba
bala
lann
nnya
ya
tergangg
terganggu,u, termasuk
termasuk infeksi
infeksi HIV.
HIV. Organisme-o
Organisme-organ
rganisme
isme penyakit
penyakit ini sering hadir 
dalam tubuh tetapi umumnya dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Ketika seseorang terinfeksi HIV mengembangkan infeksi oportunistik, tahapannya
masuk ke diagnosis AIDS.

Peny
Penyeb
ebab
ab utam
utamaa morb
morbod
odit
itas
as da
dan
n mort
mortil
ilita
itass di
dian
anta
tara
ra pa
pasie
sien
n de
deng
ngan
an stadi
stadium
um
lanjutinfeksi HIV adalah infeksi oportunistik, yaitu infeksi berat yang diinduksi agen
yang
yan g jarang
jarang menyeb
menyebabk
abkan
an penyak
penyakitit serius
serius pada
pada indivi
individu
du yang
yang imunik
imunikomp
ompeten
eten..
Infeksioportunistik biasanya tidak terjadi pada pasien yang terinfeksi HIV hingga
 jumlah sel T CD4 turun dari kadar normal sekitar 1.000 sel/μl menjadi kurang dari

15
 

200 sel/μl. Infeksi oportunistik yang paling sering terjadi pada pasien AIDS yang
tidak dapatdiobati yaitu :

1. Protozoa:
Protozoa: Toxop
Toxoplasma
lasma gondii,
gondii, Isospora
Isospora belli,
belli, spesies
spesies cryptosporid
cryptosporidium.
ium.

2. Fungi:
Fungi: Candida
Candida albican
albicans,
s, Cryptoco
Cryptococcus
ccus neoform
neoformans,Co
ans,Coccidio
ccidiodes
des
immitis,Histoplasma capsulatum, Pneumocytis jiroveci.

3. Bakteri:
Bakteri: Mycoba
Mycobacterium
cterium tuberculosi
tuberculosis,
s, Mycobact
Mycobacterium
erium avium
intracellulare,Listeria monocytogenes, spesies salmonella.

4. Virus: Cytom
Cytomegalov
egalovirus,
irus, virus
virus herpes
herpes simpleks,
simpleks, virus vacella
vacella
zoster,adenovirus, virus poliomavirus JC, virus hepatitis B dan C

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimp
Kesimpula
ulan
n

16
 

3.1.1 Agen infeksius


infeksius adalah
adalah mikroorg
mikroorganisme
anisme yang dapatmenim
dapatmenimbulka
bulkan
n infeksi.
infeksi.
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus,
 bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.

3.1.2 Infeksi
Infeksi oportunis
oportunistik
tik adalah
adalah penyak
penyakit
it yang
yang jarang
jarang terjadi
terjadi pada
pada orang
orang sehat,
sehat,
tetapi menyebabkan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya
terganggu, termasuk infeksi HIV

3.2
3.2 sara
saran
n

Demikian sedikit
Demikian sedikit informasi
informasi dari kelompok 2. Tentu masih banyak
banyak sekali
kekura
kekuranga
ngann yang
yang jauh
jauh dari
dari sempur
sempurna.
na. Maka
Maka dari
dari itu kritik
kritik dan saran yang
yang
membangun masih sangat kami butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih layaknya pantas kami persembahkan
 bagi dosen pembimbing kami dan para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang
sebesar – besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak 
melontarkan kata – kata yang kurang berkenan.

DAFTAR PUSTAKA

Staf Penagajar FK UI, (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara

Pringngoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (Umum).
Jakarta: Sangung Seto.

17
 

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/351
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35135/4/Chapter%20II.pdf 
35/4/Chapter%20II.pdf 

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf 

https://mikrobia2.files.wordpress.com/2008/05/rickettsia-typhi-new.pdf 

http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdf 

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/559
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter%20II.pdf 
04/4/Chapter%20II.pdf 
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20870/4/Chapter%20II.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai