Anda di halaman 1dari 25

 

TUGAS PRAKTIK KEBIDANAN YANG SENSITIF


BUDAYA 

NAMA KELOMPOK :

1. DEFA OKTAFIANA
OKTAFIANA ( G2E020009
G2E020009 )
2. HANUM
HANUM HABIBAH
HABIBAH ( G2E020017
G2E020017 )

PROGRAM SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020 / 2021

i
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

mencurah
mencurahkan
kan rahmat
rahmat dan hida
hidayah-N
yah-Nya,
ya, sehingga
sehingga kami dapat
dapat menyeles
menyelesaika
aikan
n
makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PERSPEKTIF ILMU SOSIAL
BUDAYA
BUDAYA DAN HUMANIOR
HUMANIORA
A DALAM
DALAM PRAKTIK
PRAKTIK KEBIDANAN
KEBIDANAN dengan
dengan judul “
PRAKTIK
PRAKTIK KEBIDANA
KEBIDANAN
N YANG SENSITIF
SENSITIF BUDAYA
BUDAYA ” ini dapat
dapat terselesa
terselesaiaka
iakan
n
semaksimal mungkin, walaupun mengalami berbagai kesulitan.
 
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan
karena usaha dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
 
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
selaku penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
 
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam
pembuatan makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah
yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Tegal, 27 Oktober 2020

Penyusun

ii
 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR 
PENGANTAR .....................
...............................
....................
....................
.....................
..................................
.......................iiii

DAFTAR ISI ...........


.....................
....................
.....................
.....................
....................
....................
.....................
..........................
............... iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

 A.   LATAR BELAKANG..........


BELAKANG.....................
.....................
....................
....................................
.......................... 1

B.   TUJUAN MAKALAH..........
MAKALAH.....................
.....................
....................
.....................
..........................2
...............2

C.   RUMUSAN MASALAH.........
MASALAH....................
.....................
....................
.................................2
.......................2

BAB II PEMBAHASAN ..........


....................
.....................
.....................
....................
....................
.....................
.....................
..........33

 A. KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN DAN SENSITIF BUDAYA.................................3
BUDAYA.................................3

B. PRAKTEK
PRAKTEK KEBIDANA
KEBIDANAN
N....................
..............................
.....................
.....................
...................
.........33

C. ASPEK BUDAYA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN..............


KEBIDANAN....................
......3
3

D. ASPEK SOSIA; BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PRA

PERKAWINAN DAN PERKAWINAN ........................................4

E. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN

KEHAMILAN..........
KEHAMILAN ....................
....................
....................
.....................
.....................................
.......................... 7

F. ASPEK
ASPEK SOSIAL
SOSIAL BUDAY
BUDAYA
A YANG
YANG BERKAITA
BERKAITAN
N DENGAN
DENGAN

KELAHIRAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR.........................10

G. PENDEKATAN MELALUI
MELALUI BUDAYA
BUDAYA DAN KEGIATAN KEBIDAYAAN
KEBIDAYAAN

KAITANYA DENGAN PERAN BIDAN .......................................13

H. PAIN IN LABOR
LABOR BASED
BASED ON CULTURE
CULTURE....................................15
....................................15

BAB IV PENUTUP ...................


..............................
.....................
....................
.....................
......................................18
...........................18

 A. KESIMPULAN..........
KESIMPULAN....................
.....................
.....................
....................
..................................18
........................18

 A. SARAN.....................................
SARAN....................... .............................
.............................
.............................
....................
..... 18

iii
 

....................
DAFTAR PUSTAKA ..............................
....................
....................
.....................
.....................
.........................19
...............19

iv
 

BAB I
PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang


 Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi
mempengaruhi pola kehidupan manusia.
Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu
masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian
ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari
faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka
berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya
seperti
seperti konsepsi
konsepsi-kon
-konseps
sepsii mengenai
mengenai berbaga
berbagaii pantanga
pantangan,
n, hubu
hubungan
ngan sebab-
sebab-

akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan,


seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu
dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus
siap fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan
yang siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar 
dalam mengubah pola kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif 
tehadap
tehadap kesehata
kesehatan
n masyarak
masyarakat..
at.. Tida
Tidak
k mudah
mudah mengubah
mengubah pola pikir
pikir ataupun
ataupun
sosial
sosial budaya
budaya masyarak
masyarakat.
at. Apalagi
Apalagi masalah
masalah proses
proses persali
persalinan
nan yang umum
masih banyak menggunakan dukun beranak.

Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah


kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali
masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar 
yang harus dimiliki bidan.
Untuk
Untuk itu seorang
seorang bidan
bidan agar dapat melakukan
melakukan pendekatan
pendekatan terhadap
terhadap
masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi
tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

1
 

B. Tujuan
Tujuan Makalah
Makalah
Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang
bidan.

C. Rumusan
Rumusan Masalah
Masalah
1. Apa itu
itu Kebudayaan
Kebudayaan dan sensitif budaya?
2. Apa itu
itu prakte
praktek
k kebuday
kebudayaan?
aan?
3. Bagaimana
Bagaimana aspek budaya dalam praktik kebidanan?
kebidanan?
4. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan dengan Pra Perkawinan
Perkawinan
dan Perkawinan?
5. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang Berkaitan
Berkaitan dengan
dengan Kehamilan?
Kehamilan?
6. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan dengan Kelahiran,
Kelahiran, Nifas
Nifas
dan Bayi Baru Lahir?

7. Bagaimana pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaa


Kebudayaan
n
Kaitannya dengan Peran Seorang Bidan?
8. Apa itu pain in
in labor
labor based
based on culture?

2
 

BAB II
PEMBAHASAN

 A. Kebudayaa
Kebudayaan
n Dan Sensitif Budaya

Kebudayaan
Kebudaya an atau yang disedisebut
but pera
peradapa
dapan
n ada
adalah
lah pema
pemahama
haman n yang
meliputi
meliputi : peng
pengetah
etahuan,
uan, kepe
kepercaya
rcayaan,
an, seni
seni,, mora
moral,
l, huku
hukum,
m, ada
adatt istia
istiadat
dat yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 1997).Pendapat umum sesuatu yang
baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat ( Bakker 1984 ).Pola tingkah
laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama
diwujudkan
diwujudka n oleh simbol-si
simbol-simbol
mbol pada pencapai
pencapaian
an tersendiri dari kelompok
manusia yang bersifat universal (Kroeber & Klukhon, 1950).Kebudayaan berasal
dari bah
bahasa
asa sans
sanseker
ekerta
ta “bud
“budayah
ayah““ atau “bodhi“
“bodhi“ yang bera
berarti
rti budi akal atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai
kata
kata majmajemu
emuk k Bud
Budii & Da Daya
ya yanyang
g be berup
rupa:
a: cip
cipta,
ta, ras
rasa,
a, kar
karsa,
sa,
karya (Kuncoronin
(Kuncoroningrat,
grat, 1980).

 Jenis Kebudayaan di Indonesia

a. Kebu
Kebudaya
dayaan
an Mod
Modern
ern

Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca negara datang


di Indonesia merupakan budaya/ kesenian import. Budaya modern
akting, penampilan, dan kemampuan meragakan diri didasari sifat
komersial. Budaya modern lebih mengesampingkan norma, gaya
menjadi idola masyarakat dan merupakan target sasaran.
Contoh : film, musik jazz.

b. Kebu
Kebudaya
dayaan
an Trad
Tradisio
isional
nal

  Bersumber dan berkembang dari daerah setempat. Penampilan


mengutama
meng utamakan
kan norm
norma a deng
dengan
an meng
mengedep
edepanka
ankann intu
intuisi
isi bahk
bahkanan
bersifat
bers ifat bimb
bimbinga
ingann dan petu
petunjuk
njuk tenta
tentang
ng kehi
kehidup
dupan
an manu
manusia.
sia.
Kebudaya
Kebu dayaanan trad
tradisio
isional
nal kura
kurang
ng meng
mengutam
utamakan
akan kome
komersia
rsiall dan
sering
sering dil
dilanda
andasi
si sifat keke
kekelua
luargaa
rgaan.
n. Con
Contoh
toh : Keto
Ketoprak
prak,, way
wayang
ang
orang, keroncong, ludruk.

c. Buda
Budaya
ya Camp
Campuran
uran

Budaya campuran pada hakekatnya merupakan campuran


budaya
budaya mode
modern
rn deng
denganan buda
budaya
ya tradi
tradision
sional
al yang berk
berkemba
embang
ng
dengan
dengan cara asim
asimilas
ilasii atau
ataupun
pun defu
defusi.
si. Kebu
Kebudaya
dayaan
an camp
campuran
uran
sudah memperhitungkan komersiel tapi masih mengindahkan
norma dan adat setempat. Contoh : Musik dangdut, orkes
gambus, campur sari.

Istilah budaya merupakan sesuatu yang kompleks. Apa lagi jika


ditelusuri dari asal usul kata di Indonesia, yang berasal dari budi
dan
dan day
daya.
a. Bu
Budi
di be
berar
rarti
ti pik
pikira
iran,
n, car
cara
a be
berpi
rpiki
kir,
r, ata
atau
u pe
penge
ngerti
rtian,
an,

3
 

sedangkan daya merujuk pada kekuatan, upaya-upaya, dan hasil-


hasil (Supriatna, 2009). Kebudayaan itu sendiri berarti hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kesenia
kese nian,
n, kepe
kepercaya
rcayaan
an dan ada
adatt isti
istiadat
adat (kam
(kamus
us besa
besarr baha
bahasa
sa
Indonesia). Kesamaan perilaku, sikap, penampilan, pendapat dan
lain sebagainya itu tercermin dalam keseharian individu.
Sehingga, tampak adanya kesamaan perilaku, sikap, dan
pendapat antara individu dengan masyarakat di sekitarnya.
Bahkan sering kali hal-hal yang ditampakkan oleh individu bisa
dijadikan acuan untuk mengenal dari mana individu itu berasal
(Sulistyarini & Jauhar dalam Suwarni,2016).

Pengertian
Pengertian bud
budaya
aya adal
adalah
ah sepe
seperang
rangkat
kat sika
sikap,
p, nila
nilai,
i, keya
keyakina
kinan,
n,
dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok orang, namun
demikian ada derajat perbedaan pada setiap individu dan
dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Dayakisni & Yuniardi dalam Suwarni, 2016). Menurut Herkovitz
dalam (Gainau, 2009), budaya ialah bagian buatan manusia yang
berasal dari lingkungan manusia dan juga bersifat material, seni,
pengetah
pengetahuan,
uan, agam
agama,
a, masy
masyarak
arakat
at dan peme
pemerinta
rintahan.
han. Buda
Budaya
ya
memberii kit
member kita
a seb
sebua
uahh idident
entita
itas
s da
dan n sep
sepera
erang
ngkat
kat atr
atribu
ibutt yan
yang
g
menentukan identitas. Budaya mempengaruhi apa yang kita
pikirkan
pikirkan,, bag
bagaima
aimana
na pera
perasaan
saan kita
kita,, baga
bagaiman
imana a kita berp
berpakai
akaian,
an,
apa dan bagaimana kita makan, bagaimana kita berbicara, nilai
dan prinsip moral apa yang kita pegang, bagaimana kita
berinteraksi satu sama lain dan bagaimana kita memahami dunia
disekitar kita. Budaya mencakup hampir semua aspek eksistensi
kita.
kita. Ole
Oleh h ka
karen
rena
a itu
itu,, bud
budaya
aya me merup
rupaka
akann la
latar
tar bel
belaka
akangng yan
yang
g
diambil untuk masa depan (Hogg & Vaughan, 2011) ataupun hal
yang tak kalah harus diperhatikan oleh seorang konselor dalam
proses konseling.

Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi


(banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki,
dalam
dalam kata itu terka
terkandun
ndungg peng
pengakua
akuann akan martabat
martabat manu
manusia
sia
yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-
masing
mas ing yan
yang g uni
unik.
k. De
Denga
ngan
n de
demik
mikia
ian,
n, set
setiap
iap ind
indivi
ividu
du me
meras
rasaa
dihargai sekaligus merasa bertanggung jawab untuk hidup
bersama komunitasnya. Pengingkaran suatu masyarakat terhadap
kebutuhan untuk diakui merupakan akar dari segala ketimpangan
dalam berbagai bidang kehidupan (Mahfud dalam Sumadi, 2016).
Multikul
Multikultura
turalism
lisme
e menu
menurut
rut Abdu
Abdullah
llah meru
merupaka
pakann sebu
sebuahah pah
paham
am
yang mene
menekank
kankan
an pada kese
kesenjan
njangan
gan dan kese
kesetaraa
taraann buda
budaya-
ya-
budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya yang ada. Dengan kata lain, penekanan utama
multikulturalisme adalah pada kesetaraan budaya (Sumadi, 2016).
Lintas budaya atau multikultur bisa juga disebut sebagai
keberaga
kebe ragaman
man bud
budaya
aya pada suatu wila
wilayah,
yah, di mana masing-
masing budaya akan saling memperlihatkan jati diri mereka yang
menjadikan ciri khas di setiap budaya.

4
 

Sementara sensitif budaya itu sensitivitas atau kepekaan


budaya (cultural sensitivity) juga disebut sebagai empati budaya
(cultural empathy). Merujuk pada penghargaan secara sadar atas
budaya
buda ya yang berbeda.
berbeda. Baik perbedaan
perbedaan bud
budaya
aya anta
antarr bang
bangsa,
sa,
bahkan antar suku dalam bangsa. Ada upaya kemampuan untuk
memahami sesuatu kajian dengan perspektif atau cara pandang
orang
ora ng la
lain.
in. Ca
Cara
ra pan
panda
dang
ng yan
yangg mer
meran
angku
gkumm nil
nilai
ai,, nor
norma
ma pun
keyakinan yang hidup dalam sistem masyarakat tertentu.
Pemahaman akan sensitivitas budaya akan mempengaruhi
strategi dan teknik berkomunikasi maupun bertindak. Pada
giliran
gilirannya
nya meng
menguran
urangi
gi hal
hal-hal
-hal yang tida
tidak
k perl
perluu terj
terjadi
adi..
Meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan bersama.

B. Prak
Praktek
tek Kebu
Kebudaya
dayaan
an

Kebidanan memiliki Undang-Undang tersendiri. Undang-Undang Nomor 4


Tahun
Tahu n 2019 tentang Kebi
Kebidana
danan
n disa
disahkan
hkan oleh Presiden
Presiden Joko Widodo
pada
pad a tan
tangg
ggal
al 13 Mar
Maret
et 201
2019.
9. UU 4 tah
tahun
un 202019
19 ten
tentan
tang
g Keb
Kebid
idana
anan
n
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 56 dan Penjelasan Atas UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
dalam Tamb
dalam Tambahan
ahan Lembaran
Lembaran Neg
Negara
ara Rep
Republi
ublik
k Indo
Indonesi
nesia
a Nom
Nomoror 6325
oleh
oleh Me
Menku
nkumha
mham
m Ya
Yason
sonna
na H. La
Laoly
oly pad
pada
a tan
tangg
ggal
al 15 Ma
Maret
ret 201
20199 di
Jakarta.
Kebidanan dalam UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa
kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi,
balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Bidan
adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program
pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang
diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan.

Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan


yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya,
didasari etika dan kode etik bidan.
Pelayanan Kebidanan menurut ketentuan umum Undang-Undang Nomor 
4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidct.n secara mandiri, kolaborasi,
dan/atau rujukan. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Kompeten
Komp etensi
si Bida
Bidan
n adal
adalah
ah kema
kemampua
mpuann yang dimiliki
dimiliki oleh Bidan yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memberikan
Pelayanan Kebidanan.

5
 

Pertimbangan sebagai latar belakang lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun


2019 tentang Kebidanan adalah:
a. bahwa setiap
setiap orang berhak
berhak memperoleh
memperoleh pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan agar dapat
dapat
hidup sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu membangun

masyarakat,
Undang bangsa,
Undang Dasar dan
Negaranegara sebagaimana
Republik diamanatkan
Indonesia Tahun 1945; dalam
b. bahwa pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan kepada
kepada masyarakat
masyarakat khususnya perempuan,
perempuan,
bayi, dan anak yang dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab,
akuntabe
akun tabel,
l, berm
bermutu,
utu, aman
aman,, dan berk
berkesin
esinambu
ambunga
ngan,
n, masi
masihh diha
dihadapk
dapkan
an
pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan;
c. bahw
bahwa a peng
pengatura
aturan
n meng
mengenai
enai pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan oleh bidan maupun
maupun
pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara
komprehensif sebagaimana profesi kesehatan lain, sehingga belum
memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
d.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Kebidanan .

C. Aspek Budaya
Budaya Dalam
Dalam Praktik Kebidanan
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor determinan pada derajat
kesehatan. Perilaku kesehatan tersebut meliputi seluruh perilaku seseorang atau
masyaraka
masya rakatt yang dapat
dapat memb
memberi
eri akibat
akibat terhadap
terhadap kesehata
kesehatan,n, kesakita
kesakitan
n dan
kematian. Perilaku sakit adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala
penyakit yang biasanya dipengaruhi
dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengetahuan, fasilitas,
fasilitas, kesempatan,
kesempatan,
kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai dan segala aturan dalam masyarakat atau
yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek budaya yang
mempengaruhi pelayanan kebidanan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Health believe
  Adalah
Adalah tradisi-
tradisi- tradisi
tradisi yang diberlak
diberlakukan
ukan secara
secara turun-
turun- menu
menurun
run
dalam. Contohnya: dalam pemberian makanan pada bayi, di daerah Nusa
Tenggara Barat ada pemberian nasi papah atau di jawa dengan tradisi
nasi pisang.
2. Life style
  Adala
Adalahh gaya
gaya hidup
hidup yan
yang
g berpe
berpenga
ngaruh
ruh terha
terhadap
dap keskeseha
ehatan
tan..
Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok
3. Health seeking behavior 
  Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila
seseorang sakit tidak perlu ke pelayanan kesehatan akan tetapi cukup
dengan
deng an membeli
membeli obat di warung
warung atau mendatan
mendatangigi fasilita
fasilitas
s kesehatan
kesehatan
tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).


  Masyarakat sebagai
sebagai tempat
tempat atau budaya
budaya

6
 

Masyarakat dapat digambarkan baik secara fisik sebagai tempat tinggal


individu
individu atau sebagai
sebagai lingkung
lingkungan
an kehidupan
kehidupan sosial
sosial di suatu
suatu tempat tertentu.
tertentu.
Sebagi
Seb agian
an besar
besar indiv
individu
idu hidup
hidup di masya
masyarak
rakat
at bersam
bersama a orang
orang lai
lain.
n. Melalu
Melaluii
hubungan dalam masyarakat, individu mengembangkan dan mendukung sistem

kepercayaan
sejalan
sejalan dengantentang
dengan keluarga,sehat,
perilaku
perilaku keluarga
keluarga dansakit serta
keyakina
keya penyakit.
kinan Keyakinan
n kelompok
kelompoknya, personal
nya, yang ini
menjadi
menjadi
dasarr individu
dasa individu untuk
untuk memutuska
memutuskan n cara-cara
cara-cara menjaga
menjaga status
status kesehata
kesehatann dan
perawatan individu yang sakit.

Menilai pelahiran dari sudut pandang antropologi, mengemukakan bahwa


konteks budaya dan social pelahiran bagi pengalaman melahirkan serta
kesejahteraan seorang ibu sama penting dengan perawatan ibu tersebut. Ibu
menjalani pengalaman melahirkan dalam konteks budaya dengan aturan dan
ritual sosial yang menganut keyakinan.

D. Aspek
Aspek Sosia
Sosiall Budaya
Budaya Yang
Yang Berka
Berkaita
itan
n Deng
Dengan
an Pra Perka
Perkawi
winan
nan Dan
Dan
Perkawinan
1. Pra Perkawin
Perkawinan
an
Masa pra perkawinan adalah masa pasangan untuk mempersiapkan diri
ke jenjang
jenjang perkawi
perkawinan
nan Pela
Pelayana
yanan
n kebidana
kebidanan
n diawali
diawali dengan
dengan pemelih
pemeliharaa
araan
n
kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang
perkawin
perkawinan
an perlu
perlu dijaga
dijaga kondisi
kondisi kesehata
kesehatannya
nnya.. Kepada
Kepada para remaja di beri
penger
pengertia
tian
n tentan
tentang
g hu
hubun
bunga
gan
n seksua
seksuall yang
yang sehat,
sehat, kesia
kesiapan
pan mental
mental dalam
dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi
Promosi kesehatan
kesehatan pada masa pra kehamil
kehamilan
an disa
disampai
mpaikan
kan kepada
kepada
kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian
nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat
intelektual para calon ibu dan keadaan sosial budaya masyarakat. Nasehat yang
di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang
di berikan bersifat pribadi dan sensitif. Remaja yang tumbuh kembang secara
biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran
remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang,
sesua
sesuatu
tu yang
yang diangg
dianggap
ap kaku
kaku da
dan
n kolot
kolot serta
serta ingi
ingin
n akan
akan kebeb
kebebasa
asan
n da
dapat
pat
menimbul
menimbulkan
kan konflik
konflik di dalam
dalam diri mereka. Pendekat
Pendekatan
an keremaja
keremajaan
an di dalam
dalam

7
 

membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan


melalui bahasa remaja dengan memperhatikan aspek sosial budaya setempat.
Pemeriks
Pemeriksaan
aan kesehata
kesehatan
n bagi remaja
remaja yang akan menikah dianjurk
dianjurkan.
an.
Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang
kondisi kesehatan para remaja. Bila ditemukan penyakit atau kelainan di dalam
diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit
atau
atau kelain
kelainan
an terseb
tersebut
ut tid
tidak
ak di
diata
atasi
si maka
maka di
diupa
upayak
yakan
an agar
agar remaja
remaja terseb
tersebut
ut
berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular 
kepada
kepada pasanga
pasangannya
nnya.. Misalnya
Misalnya remaja
remaja yang menderita
menderita peny
penyakit
akit jantung
jantung,, bila
hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Remaja
yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus HIV.
Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui

kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai
wanita remaja dan sebagainya.
Promosi
Promosi kesehata
kesehatan
n pranikah
pranikah merupaka
merupakan
n suatu proses untuk
untuk
meningka
meningkatkan
tkan kemampua
kemampuan
n masyarak
masyarakat
at dala
dalam
m memelih
memelihara
ara dan meningka
meningkatkan
tkan
kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Bidan juga berperan dalam mencegah perkawinan dini pada pasangan
pra nikah
nikah yang masih menjadi
menjadi masalah
masalah penting
penting dalam
dalam kesehata
kesehatan
n reproduk
reproduksii
sii
perempua
perempuan
n di Indonesi
Indonesia.
a. Data Riset
Riset Kesehatan
Kesehatan Dasar (Riskesd
(Riskesdas)
as) mencatat,
mencatat,
anak perempuan
perempuan yang menikah
menikah pertama kali pada usia sangat muda,
muda, 10-14
10-14
tahun, cukup tinggi, jumlahnya 4,8 persen dari jumlah perempuan usia 10-59

tahun. Sedangkan yang menikah dalam rentang usia 16-19 tahun berjumlah 41,9
persen.
persen. Dengan
Dengan demikian
demikian,, hampir
hampir 50 persen
persen perempua
perempuan n Indonesi
Indonesia
a menikah
menikah
pertama kali pada usia di bawah 20 tahun. Provinsi dengan persentase
perkawinan dini tertinggi adalah Kalimantan Selatan (9 persen), Jawa Barat (7,5
persen
persen),
), serta
serta Kalima
Kalimanta
ntan
n Timur
Timur dan Kalima
Kalimanta
ntan
n Tenga
Tengah
h masin
masing-m
g-masi
asing
ng 7
persen. Hal ini sangat berhubungan dengan sosial budaya pada daerah tersebut
yang mendukung perkawinan dini.
Usia
Usia perkaw
perkawina
inan
n dini
dini yang
yang cu
cukup
kup tin
tingg
ggii pa
pada
da pe
perem
rempu
puan
an
mengindikasikan rentannya posisi perempuan di masyarakat. Koordinator Kartini
Network
Network Nursyahb
Nursyahbani
ani Katjasung
Katjasungkana
kana menyebut
menyebut dalam
dalam berbagai
berbagai kesempata
kesempatan,
n,
pernikahan dini menunjukkan posisi perempuan yang lebih lemah secara

8
 

ekonomi maupun budaya. Secara budaya, perempuan disosialisasikan segera


menikah sebagai tujuan hidupnya. Akibatnya, perempuan memiliki pilihan lebih
terbatas
terbatas untuk
untuk mengemba
mengembangka
ngkan
n diri sebagai
sebagai individ
individu
u utuh. Selain itu, segera
segera
menikahkan anak perempuan artinya keluarga akan mendapat mas kawin yang
berharga di masyarakat setempat, seperti hewan ternak. Data Riskesdas
memperlihatkan, perkawinan sangat muda (10-14 tahun) banyak terjadi pada
perempua
perempuan
n di pedesaan
pedesaan,, berpendi
berpendidika
dikan
n rendah,
rendah, berstatus
berstatus ekonomi
ekonomi termiskin
termiskin,,
serta berasal dari kelompok buruh, petani, dan nelayan.
Sedangkan bagi perempuan, menikah artinya harus siap hamil pada usia
sangat muda. Bila disertai kekurangan energi dan protein, akan menimbulkan
masalah kesehatan yang dapat berakibat kematian bagi ibu saat melahirkan dan
 juga bayinya. Dan resiko hamil muda sangat tinggi.

2. Perkaw
Perkawina
inan
n
Pekaw
Pekawina
inan
n bu
bukan
kan ha
hanya
nya sekeda
sekedarr hu
hubun
bungan
gan an
antar
tara
a suami
suami da
dan
n ist
istri.
ri.
Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan
 juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
direncanakan. Kegiatan pembinaan
pembinaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan agar peran
serta ibu dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga meningkat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan
bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat. Peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan pengetahuan aspek sosial
budaya dalam penerapannya kemudian melakukan pendekatan-pendekatan
untuk melakuka
melakukan
n perubaha
perubahan-per
n-perubah
ubahan
an terhadap
terhadap kebiasaa
kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an yang
tidak mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak. Misalnya pola makan,
pacta dasarnya
dasarnya adalah
adalah merupaka
merupakan
n salah
salah satu selera manusia
manusia dimana
dimana peran
peran
kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola
makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan
tertentu. Misalnya di Jawa Tengah adanya anggapan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena
karena akan mempersulit
mempersulit persalinan dan
dan pantang makan
makan daging
karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu

9
 

daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Sikap seperti ini akan berakibat buruk bagi ibu hamil karena akan membuat ibu
dan anak kurang gizi.

E. Aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan
Berkaitan dengan Kehamilan
Kehamilan
Peraw
Perawata
atan
n kehami
kehamila
lan
n merup
merupaka
akan
n salah
salah satu
satu faktor
faktor yang
yang amat
amat pe
perlu
rlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.
Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk
mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Fakta di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-
ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.

Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun
dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor 
resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada
saat persali
persalinan
nan yang sering kali karena kasusnya
kasusnya sudah terlambat
terlambat dapat
dapat
membawa akibat fatal yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan
pengetahuan akan pentingnya
perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan
persal
persalin
inan
an dipen
dipengar
garuhi
uhi juga
juga oleh
oleh faktor
faktor nikah
nikah pada
pada usia
usia muda
muda yang
yang masih
masih

banyak dij
banyak dijumpa
umpaii di daerah
daerah ped
pedesaa
esaan.
n. Dis
Disampi
amping
ng itu, dengan
dengan masi
masih
h adanya
adanya
preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang
menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu
yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi saat melahirkan.
Contohnya di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku)
terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa
biasa,
biasa, khususny
khususnya
a masa kehamila
kehamilan
n seorang
seorang perempua
perempuan
n pada bulan pertama
pertama
hingga
hingga bulan
bulan kedelapa
kedelapan.
n. Namun
Namun pada usia saat kandunga
kandungan
n telah
telah mencapa
mencapaii
Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara. Masyarakat
nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang
perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri perempuan yang

10
 

bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat


menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya dirinya sendiri juga anak
yang dikandungannya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya kaum laki-
laki. Untuk menghindari pengaruh roh-roh jahat tersebut, si perempuan hamil
perlu diasingkan dengan menempatkannya di posuno. Masyarakat nuaulu juga
beranggapan bahwa pada kehidupan seorang anak manusia itu baru tercipta
atau baru dimulai sejak dalam kandungan yang telah berusia 9 bulan. Jadi dalam
hal ini ( masa kehamilan 1-8 bulan ) oleh mereka bukan dianggap merupakan
suatu proses dimulainya bentuk kehidupan.
Perma
Permasal
salah
ahan
an lain
lain yang
yang cukup
cukup be
besar
sar pe
penga
ngaruh
ruhnya
nya pa
pada
da kehami
kehamilan
lan
adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-
kepercay
kepercayaan
aan dan pantanga
pantangan-pa
n-pantan
ntangan
gan terhadap
terhadap beberapa
beberapa makanan
makanan..
Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan

pantangan-pan
pantangan -pantang
tangan
an terhadap
terhadap beberap
beberapa
a makanan
makanan yang sebenamy
sebenamyaa sangat
sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap
kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur 
karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa
Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makan
makannya
nya agar ba
bayi
yi yang
yang dikan
dikandun
dungny
gnya
a kecil
kecil dan mudah
mudah dila
dilahir
hirkan
kan.. Di
masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan

kepiting karena dapat


kepiting dapat meny
menyebab
ebabkan
kan ASI menjadi
menjadi asin. Dan memang,
memang, selain
selain
ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal
ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.

   Perilaku budaya masyarakat selama kehamilan

1. Upaya
Upaya yang
yang harus
harus dilak
dilakuka
ukan
n untuk
untuk mengu
mengupapayak
yakan
an kes
kesel
elama
amatan
tan ba
bagi
gi
 janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya.
kelahirannya. Contohnya
upacara 7 bulanan.
2. Pantangan jangan
jangan memancing
memancing ikan karena
karena akan menyebabka
menyebabkan n bibir anak
menjadi sumbing.
3. Larangan
Larangan masu
masukk hutan.
hutan.
4. Pantangan keluar waktu magrib.

11
 

5. Pantangan menjalin
menjalin rambut
rambut karena bisa menyebabkan
menyebabkan lilitan
lilitan tali pusat.
pusat.
6. Pantangan nazar
nazar karena bisa menyebabkan
menyebabkan air liur menetes terus.
7. Pantan
Pantanga
gan
n makan
makan terten
tertentu,
tu, pa
panta
ntanga
ngan
n terhad
terhadapap pa
pakai
kaian,
an, pa
panta
ntanga
ngan
n
 jangan pergi malam, pantangan jangan duduk depan pintu, dll.

8. Kenduri
Kend
Kendur
urii pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda
wanita itu hamil, kenduri kedua dilakukan pada waktu umur kehamilan &
bulan.

   Peran bidan terhadap prilaku selama hamil

1. KIE tentang menjaga


menjaga kehamila
kehamilann yaitu
yaitu dengan
dengan ANC teratur,kom
teratur,komunik
unikasi
asi
makanan bergizi, batasi aktifitas fisik, dan tidak perlu pantang makan.
2. KIE tentang
tentang segala sesuatu
sesuatu sudah diatur
diatur tuhan yang maha
maha esa, mitos
yang tidak benar ditinggalkan.
3. Pende
Pendekat
katan
an kepad
kepadaa tokoh
tokoh masyar
masyarakaakatt un
untuk
tuk mengub
mengubahah tradi
tradisi
si yang
yang
negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan.

F. Aspek
Aspek Sosial
Sosial Budaya yang Berkaitan
Berkaitan dengan Kelahira
Kelahiran,
n, Nifas dan Bayi
Baru Lahir 
Berda
Berdasar
sarkan
kan su
surve
rveii rumah
rumah tangga
tangga (SKRT
(SKRT)) pa
pada
da tahun
tahun 19
1986,
86, angka
angka
kematian ibu maternal berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup atau lebih dari
20.000
20.000 kemat
kematian
ian pertah
pertahun
unnya
nya.. Angka
Angka kemati
kematian
an ibu
ibu merupa
merupakan
kan salah
salah satu
satu
indikator kesehatan ibu yang meliputi ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas. Angka tersebut dikatakan tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara

 ASEAN. Dari hasil penelitian


penelitian di 12 rumah sakit, dikatakan bahwa kehamilan
merupakan penyebab utama kematian ibu maternal, yaitu sebesar 94,4%
dengan
dengan penyeba
penyebabnya
bnya,, yaitu pendarahan
pendarahan,, infe
infeksi,
ksi, dan toxaemia
toxaemia (*)%).
(*)%). Selain
Selain
menimbulkan kematian, ada penyebab lain yang dapat menambah resiko
terjadinya kematian yaitu Anemia gizi pada ibu hamil, dengan Hb kurang dari
11gr%.
 Angka kematian balita masih didapatkan sebesar 10,6 per 1000 anak
balita. Seperti halnya dengan
dengan bayi sekitar 31% penyebab
penyebab kematian balita
balita adalah
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu infeksi saluran pernafasan,
polio, dan lain-lain.

12
 

Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia berkaitan erat
dengan faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk,
khususnya wanita dewasa yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang
belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi tempat
pelayana
pelayanan
n kesehata
kesehatan
n dari rumah-ru
rumah-rumah
mah pendudu
penduduk
k kebiasaa
kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an dan
adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan lain
sebagainya.
Tingkat pendidikan terutama pada wanita dewasa yang masih rendah,
mempunya
mempunyaii pengaruh
pengaruh besar
besar terhadap
terhadap masih
masih tingginy
tingginya
a angka
angka kematian
kematian bayi.
bayi.
Berdasar
Berdasarkan
kan survei
survei rumah
rumah tanggany
tangganya
a (SKRT)
(SKRT) pad
pada
a tahun
tahun 1985,
1985, tingkat
tingkat buta
huruf pada wanita dewasa adalah sebesar 25,7%. Rendahnya tingkat pendidikan
dan buta huruf pada wanita menyeba
menyebabkan
bkan ibu-ibu
ibu-ibu tidak
tidak mengetah
mengetahui
ui tentang
tentang

perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi dan semasa nifas, tidak
mengetahui kapan ia harus datang ke pelayanan kesehatan, kontrol ulang, dan
sebagainya.
Kebiasaa
Kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an adat istiadat
istiadat dan perilaku
perilaku masyara
masyarakat
kat sering
sering kali
merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di
masyar
masyaraka
akat.
t. Peril
Perilaku
aku,, kebias
kebiasaan
aan,, da
dan
n ad
adat
at ist
istiad
iadat
at yang
yang merug
merugika
ikan
n se
seper
perti
ti
misalnya:
   Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan.
   Ibu menyusui
menyusui dilarang
dilarang makan makanan
makanan yang asin, misalnya:
misalnya: ikan asin,
asin,

telur asin karena bisa membuat ASI jadi asin.


   Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang,
   Bayi
Bayi be
berus
rusia
ia 1 mingg
minggu
u sudah
sudah bo
boleh
leh diberi
diberikan
kan na
nasi
si atau
atau pisan
pisang
g ag
agar 
ar 
mekoniumnya cepat keluar.
   Ibu post partum
partum harus
harus tidur
tidur dengan
dengan posisi duduk atau seten
setengah
gah duduk
karena takut darah kotor naik ke mata.
   Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus
diuraikan dan persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat
dengan mudah melahirkan.
   Bayi baru lahir
lahir yang sedang
sedang tidur
tidur harus
harus ditemani
ditemani dengan
dengan benda-b
benda-benda
enda
tajam.

13
 

Tingkat
Tingkat kepercay
kepercayaan
aan masyaraka
masyarakatt kepada
kepada petugas
petugas kesehata
kesehatan,
n, dibebera
dibeberapa
pa
wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik

dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan
meminta tolong kepada ibu dukun. Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil
masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya
dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992
rnenunju
rnenunjukkan
kkan bahwa
bahwa 65% persali
persalinan
nan ditolong
ditolong oleh
oleh dukun
dukun beranak.
beranak. Beberapa
Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat
praktek-praktek persalinan
persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan
membahayakan si ibu.
Penelitia
Penelitian
n Iskandar
Iskandar dkk (1996)
(1996) menunjuk
menunjukkan
kan beberap
beberapa
a tindakan
tindakan/prak
/praktek
tek yang
membawa resiko infeksi seperti "ngolesi" (membasahi vagina dengan minyak
kelapa untuk memperlancar persalinan), "kodok" (memasukkan tangan ke dalam

vagina dan uterus untuk rnengeluarkan placenta) atau "nyanda" (setelah


persalin
persalinan,
an, ibu duduk
duduk dengan
dengan posisi
posisi bersanda
bersandardan
rdan kaki dilurus
diluruskan
kan ke depan
depan
selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih
diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini
biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada
makanan
makanan tertentu
tertentu yang sebaikny
sebaiknya
a dikonsum
dikonsumsi
si untuk memperba
memperbanyak
nyak produks
produksii
 ASI; ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat
mempenga
mempengaruhi
ruhi kesehata
kesehatan
n bayi.
bayi. Secara
Secara tradision
tradisional,
al, ada praktek-p
praktek-prakt
raktek
ek yang
dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan

si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke


posisi semula; memasukka
memasukkan n ramuan-ramuan
ramuan-ramuan seperti daun-daunan
daun-daunan kedalam
vagin
vagina
a de
denga
ngan
n maksud
maksud untuk
untuk memb
members
ersihk
ihkan
an da
darah
rah dan cairan
cairan yang
yang keluar 
keluar 
karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh
(Iskandar et al., 1996).
Ini adalah sedikit gambaran tentang aspek sosial budaya masyarakat yang
berkaitan dengan persalinan dan pasca persalinan, yang tentunya masih banyak
terdapat aspek sosial budaya yang mempengaruhi persalinan dan pasca
persalinan sesuai dengan keanekaragaman masyarakat di Indonesia.

14
 

   Perilaku budaya masyarakat selama persalinan

1. Bayi laki-laki
laki-laki adalah penerus keluarga
keluarga yang
yang akan membawa
membawa nama baik.
2. Bayi perempuan
perempuan adalah
adalah pelanjut
pelanjut atau
atau penghasil
penghasil keturunan.
keturunan.

3. Memasukan minyak ke dalam vagina


vagina supaya
supaya persalinan
persalinan lancar.
lancar.
4. Melahirkan di tempat terpencil
terpencil hanya
hanya dengan dukun, biasanya
biasanya persalinan
persalinan
dilakukan dengan duduk dilantai di atas tikar, dukun yang menolong
menunggu sampai persalinan selesai.
5. Minum air
air akar rumput fatimah
fatimah dapat membuat persalinan
persalinan lancar.

   Peran Bidan terhadap perilaku selama persalinan

1. Memberikan pendidikan
pendidikan pada penolong
penolong persalinan
persalinan mengenai
mengenai tempat
tempat
persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
2. Memberikan pendidikan
pendidikan mengenai konsep kebersihan
kebersihan baik
baik dari segi
tempat dan peralatan.
3. Bekerja sama dengan penolong
penolong persalinan(
persalinan( dukun)
dukun) dan tenaga

kesehatan setempat.

   Perilaku budaya
budaya masyarakat
masyarakat selama masa nifas
nifas

Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus
bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu diberikan juga jamu untuk peredaran darah
dan untuk laktasi. Cara ibu tidur setengah duduk agar darah kotor lekas keluar.
Ibu masa nifas tidak boleh minum banyak, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum
40 hari karena bisa sawan, ibu tidak boleh makan terong karena bisa membuat
bayi demam dan lain sebagainya.


  Perilaku budaya
budaya masyarakat pada bayi baru
baru lahir 
Bayi diurut baru dimandikan oleh dukun selama 40 hari, ramuan tali pusat
tiap hari harus diganti sampai putus. Tali pusat yang sudah lepas dibuat jimat
atau obat. Bayi ditidurkan disamping ibu,tidak boleh dibawa jauh dari rumah
sebelum bayi 40 hari, khitan dilakukan pada bayi laki-laki dan perempuan.

   Peran bidan terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir 

1. KIE perilaku positif dan negatif.


2. Memberikan penyuluhan
penyuluhan tentang pantangan
pantangan makanan
makanan selama
selama nifas dan
dan
menyusui sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
3. Memberikan pendidikan
pendidikan tentang perawatan
perawatan bayi
bayi baru lahir
lahir yang benar
benar
dan tepat, meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan,
menyusukan (kolostrum), dan menjaga kehangatan bayi.

15
 

4. Memberikan penyuluhan
penyuluhan pentingnya
pentingnya pemenuhan
pemenuhan gizi selama
selama masa pasca
bersalin, bayi dan balita.

G. Pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaan Kaitannya


dengan Peran Seorang Bidan
Bidan
Bidan sebag
sebagai
ai sa
salah
lah seoran
seorang
g anggot
anggota
a tim keseha
kesehatan
tan yang
yang terde
terdekat
kat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak
di wilayah kerjanya.
Seorang
Seorang bidan
bidan harus
harus mampu
mampu mengger
menggerakka
akkan
n peran
peran serta masyarakat
masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, bayi baru
lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi
yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Dalam

rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan


pendekata
pendekatan-pen
n-pendeka
dekatan
tan khususny
khususnya
a sosial
sosial budaya,
budaya, untuk
untuk itu sebagai
sebagai tenaga
tenaga
kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan
berbagai
berbagai upaya
upaya untuk
untuk meningka
meningkatkan
tkan peran
peran aktif masyarak
masyarakat
at agar masy
masyarak
arakat
at
sadar pentingnya kesehatan.
Menurut
Menurut Departem
Departemen
en Kesehata
Kesehatan
n RI, fungsi
fungsi bidan
bidan di wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat
masyarakat di rumah-rumah,
rumah-rumah,
mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan pengayoman
medis kontrasepsi.
kontrasepsi.

2. Mengge
Menggerak
rakkan
kan da
dan
n membi
membina
na pe
peran
ran se
serta
rta masyar
masyaraka
akatt dalam
dalam bidan
bidang
g
kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai
dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina
Membina dan memberikan
memberikan bimbin
bimbingan
gan teknis kepada
kepada kader
kader serta dukun
dukun
bayi.
4. Membina kelompok dasa wisma
wisma di
di bidang
bidang kesehatan.
kesehatan.
5. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga
swadaya masyarakat.
6. Melakukan
Melakukan rujukan
rujukan medis
medis maupun
maupun rujukan
rujukan kesehata
kesehatan
n ke fasilitas
fasilitas
kesehatan lainnya.

16
 

7. Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian


kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi
sesuai dengan kemampuannya.

Melihat
Melihat dari luasnya fungsi
fungsi bidan
bidan tersebut
tersebut,, aspek
aspek sosial-b
sosial-buday
udaya
a perlu
perlu
diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan
aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam peraturan Menteri Kesehatan No.
363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu: Mengenai wilayah, struktur kemasyarakatan dan
komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desa dengan cara:
1. Menghubu
Menghubungi
ngi pamong desa untuk
untuk mend
mendapat
apatkan
kan peta desa yang telah
ada pembagia
pembagian
n wilayah
wilayah pendukuh
pendukuhan/R
an/RK
K dan pembagi
pembagian
an wilayah
wilayah RT
serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-masing RT.
2. Mengenal
Mengenalii struktur
struktur kemasyarakat
kemasyarakatan
an seperti LKMD, PKK, LSM, karang
karang
taruna,
taruna, tokoh masyarak
masyarakat,
at, kelompok
kelompok pengajia
pengajian,
n, kelompok
kelompok arisan,
arisan, dan

lain-lain.
3. Mempelajari
Mempelajari data penduduk yang meliputi :
   Jenis kelamin
   Umur 
   Mata pencaharian
pencaharian
   Pendidikan
   Agama
4. Mempela
Mempelajari
jari peta desa
5. Mencat
Mencatat
at jumla
jumlah
h KK, PUS, da
dan
n pe
pendu
nduduk
duk menurut
menurut jenis
jenis kelami
kelamin
n da
dan
n
golongan.

 Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan


dilaksanakan secara efektif,
bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat. Salah
satu kunci
kunci keberhas
keberhasilan
ilan hubungan
hubungan yang efektif
efektif adalah
adalah komu
komunika
nikasi.
si. Kegiatan
Kegiatan
bidan yang pertama kali harus dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah
mempelajari bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Kemudia
Kemudian
n seorang
seorang bidan
bidan perlu
perlu mempela
mempelajari
jari sosial-b
sosial-buday
udaya
a masyaraka
masyarakatt
tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan,
adat istiadat
istiadat dan kebiasaa
kebiasaan
n sehari-h
sehari-hari,
ari, pandanga
pandangan
n norma
norma dan nilai,
nilai, agama,
agama,
bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Bidan
Bidan dapat
dapat menunjuk
menunjukan
an otonomin
otonominya
ya dan akuntabi
akuntabilita
litas
s profesi
profesi melalui
melalui
pendekatan social dan budaya yang akurat. Manusia sebagai mahluk ciptaan

17
 

Tuhan
Tuhan ya
yang
ng di an
anuge
ugerah
rahii pikira
pikiran,
n, perasa
perasaan
an da
dan
n kemau
kemauan
an secara
secara na
nalu
luria
riah
h
memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif 
dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam

kegiatan
kegiatan apresiati
apresiatif,
f, yaitu mengada
mengadakan
kan pendekata
pendekatan
n terhadap
terhadap kese
kesenia
nian
n atau
kebudayaan seolah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Maka itu
dalam
dalam mengad
mengadaka
akan
n pende
pendekat
katan
an terha
terhadap
dap kesen
kesenian
ian ki
kita
ta tid
tidak
ak cukup
cukup hanya
hanya
bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Melalui
kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif 
untuk melakuka
melakukan
n promosi
promosi kesehata
kesehatan
n kepada
kepada masyarat
masyaratkat
kat dengan
dengan melakuka
melakukan
n
penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional
tersebut. Misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit melalui pertunjukan ini
diselipk
diselipkan
an pesan-pe
pesan-pesan
san kesehata
kesehatan
n yang ditampil
ditampilkan
kan di awal
awal pertunju
pertunjukan
kan dan
pada akhir pertunjukan.

H. Pain in labor based


based on culture
Pain in labor based
based on culture adalah
adalah budaya memainkan
memainkan peran penting
penting
dalam sikap menghadapi rasa nyeri persalinan. Tanggapan terhadap nyeri dalam
melahirk
melahirkan
an dapat dipenga
dipengaruhi
ruhi oleh faktor-fa
faktor-faktor
ktor budaya,
budaya, makna
makna nyeri dan
harapan intervensi berbeda antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa budaya mengharapkan stoicisme ( sabar dan membiarkannya) sedang
budaya lainnya mendorong keterbukaaan untuk menyatakan perasaan ibu.

Salah satu kebutuha


Salah kebutuhan n wan
wanita
ita dalam
dalam proses
proses persalin
persalinan
an adalah
adalah adalah
adalah
keringanan rasa sakit. Umumnya bidan menemukan ibu pada persalinan awal
normal , mengeluh
mengeluh nyeri hebat,
hebat, yang terlih
terlihat
at dari perilaku marah,
marah, mengulang-
mengulang-
ulang
ulang cercaan,
cercaan, dan mengelua
mengeluarkan
rkan kata-kata
kata-kata secara
secara berlebih
berlebihan,
an, tetapi
tetapi ketika
ketika
melakukan palpasi bidan hanya menemukan kontraksi ringan berdurasi
singkat.B
singkat.Bida
idan
n dapat
dapat meng
menghad
hadirka
irkan
n perubaha
perubahan n perillak
perillaku
u yang dramatis
dramatis ketika
ketika
dramatis ketika memberi perhatian terhadap apa yang dirasakan ibu secara fisik
dan dialami
dialami secara
secara psikolog
psikologis.
is. Kemungki
Kemungkinan nan besar
besar ibu merasa
merasa sangat
sangat takut.
takut.
Dengan
Deng an melakuk
melakukan
an perawata
perawatann penunjan
penunjang g ibu dapat
dapat dibantu
dibantu untuk
untuk terseyum,
terseyum,
meningkatkan kemampuan kopingnya untuk menuju persalinan aktif yang tidak
memerlukan narkotik pada saat ini.Sebaliknya dalam mengobati ibu, bidan harus
selalu mengantisipasi kapan ia paling membutuhkannya, yaitu selama transisi
dan kemudian mengatur perencanaan. Nyeri persalinan yang dialami ibu tidak
boleh
boleh diremehk
diremehkanan terlepas
terlepas apapun
apapun temuan
temuan bidan.
bidan. Ibu merasaka
merasakan n dan bidan
harus menghargai apa yang dialaminya. Sekali lagi ditegaskan, kiat pengobatan
melibatkan perencanaan perawatan penunjang secara total, termasuk
pengobata
peng obatan n sepanjan
sepanjangg persali
persalinan
nan yang di rancang
rancang untuk
untuk setiap
setiap ibu dengan
dengan
memperhatikan
memperhatika n batas keamanan.

18
 

   Pengurangan Rasa Nyeri Dalam Persalinan


Kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan adalah:
a. Peme
Pemenuha
nuhan
n kebutuh
kebutuhan
an fisik
fisik..
b. Kehadiran seorang pendamping
pendamping secara
secara terus-menerus.
terus-menerus.

c. Keringa
Keringanan
nan dari rasa sakit.
sakit.
d. Penerimaan
Penerimaan atas sikap dan perilakunya.
perilakunya.
e. Pemberian informasi tentang kemajuan proses persalinan.
persalinan.
   Persepsi Rasa Nyeri
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Rasa takut
takut atau
atau kecema
kecemasan
san
Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual
terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa
takut ditinggal sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping)
dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan
kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan
menambah kecemasan.

b. Kepri
Kepriba
badia
dian
n

Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang


secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi
persalinan dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.

c. Kelelahan
Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin
sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir 
masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.
d. Faktor sosial dan budaya
Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa
sakit.
sakit. Beberapa
Beberapa budaya
budaya menghar
mengharapka
apkan
n stooicism
stooicisme
e (sabar
(sabar dan
membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk
menyatakan perasaan.
e. Pengharapan
Penghara
Peng harapan
pan akan memberi
memberi warna
warna pada pengala
pengalaman.
man. Wanita
Wanita
yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan
tanggapa
tanggapannya
nnya terhadap
terhadap hal tersebut
tersebut mungkin
mungkin adalah
adalah persiapa
persiapan
n yang
terba
terbaik
ik sepan
sepanjan
jang
g ia meras
merasa
a percay
percaya
a dir
dirii bahwa
bahwa ia akan
akan meneri
menerima
ma
pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan
menerima analgesik yang sesuai.

19
 

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

 A. Kesimpulan
Kesimpulan
Bidan
Bidan sebag
sebagai
ai sa
salah
lah seoran
seorang
g anggot
anggota
a tim keseha
kesehatan
tan yang
yang terde
terdekat
kat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak

di wilayah kerjanya.
Seorang
Seorang bidan
bidan harus
harus mampu
mampu mengger
menggerakka
akkan
n peran
peran serta masyarakat
masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru
lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi
yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang
Seorang bidan
bidan perlu
perlu mempela
mempelajari
jari sosial-bu
sosial-budaya
daya masyarak
masyarakat
at tersebut
tersebut,,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat
istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,
kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat

berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan


melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan
tradisional tersebut.

B. Sara
Saran
n
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat dengan
selalu mengadakan komunkasi efektif.

20
 

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
www.google.com
htp://rohanihasanuddin.blogspo.com/2016/06/budaya-dalam-prakk-kebidanan.hml 

htps://slideplayer.info/slide/13342854/ 

htps://www.jogloabang.com/pusaka/uu-4-2019-kebidanan

 le:///C:/Users/User/Downloads/8196-18680-1-SM.pdf 
 le:///C:/Users/User/Downloads/8196-18680-1-SM.pdf 

21

Anda mungkin juga menyukai