NAMA KELOMPOK :
1. DEFA OKTAFIANA
OKTAFIANA ( G2E020009
G2E020009 )
2. HANUM
HANUM HABIBAH
HABIBAH ( G2E020017
G2E020017 )
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurah
mencurahkan
kan rahmat
rahmat dan hida
hidayah-N
yah-Nya,
ya, sehingga
sehingga kami dapat
dapat menyeles
menyelesaika
aikan
n
makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PERSPEKTIF ILMU SOSIAL
BUDAYA
BUDAYA DAN HUMANIOR
HUMANIORA
A DALAM
DALAM PRAKTIK
PRAKTIK KEBIDANAN
KEBIDANAN dengan
dengan judul “
PRAKTIK
PRAKTIK KEBIDANA
KEBIDANAN
N YANG SENSITIF
SENSITIF BUDAYA
BUDAYA ” ini dapat
dapat terselesa
terselesaiaka
iakan
n
semaksimal mungkin, walaupun mengalami berbagai kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan
karena usaha dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
selaku penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam
pembuatan makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah
yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR
PENGANTAR .....................
...............................
....................
....................
.....................
..................................
.......................iiii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
B. TUJUAN MAKALAH..........
MAKALAH.....................
.....................
....................
.....................
..........................2
...............2
C. RUMUSAN MASALAH.........
MASALAH....................
.....................
....................
.................................2
.......................2
A. KEBUDAYAAN
KEBUDAYAAN DAN SENSITIF BUDAYA.................................3
BUDAYA.................................3
B. PRAKTEK
PRAKTEK KEBIDANA
KEBIDANAN
N....................
..............................
.....................
.....................
...................
.........33
KEHAMILAN..........
KEHAMILAN ....................
....................
....................
.....................
.....................................
.......................... 7
F. ASPEK
ASPEK SOSIAL
SOSIAL BUDAY
BUDAYA
A YANG
YANG BERKAITA
BERKAITAN
N DENGAN
DENGAN
G. PENDEKATAN MELALUI
MELALUI BUDAYA
BUDAYA DAN KEGIATAN KEBIDAYAAN
KEBIDAYAAN
H. PAIN IN LABOR
LABOR BASED
BASED ON CULTURE
CULTURE....................................15
....................................15
A. KESIMPULAN..........
KESIMPULAN....................
.....................
.....................
....................
..................................18
........................18
A. SARAN.....................................
SARAN....................... .............................
.............................
.............................
....................
..... 18
iii
....................
DAFTAR PUSTAKA ..............................
....................
....................
.....................
.....................
.........................19
...............19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan
Tujuan Makalah
Makalah
Untuk mengetahui aspek sosial budaya yang berkaitan dengan peran seorang
bidan.
C. Rumusan
Rumusan Masalah
Masalah
1. Apa itu
itu Kebudayaan
Kebudayaan dan sensitif budaya?
2. Apa itu
itu prakte
praktek
k kebuday
kebudayaan?
aan?
3. Bagaimana
Bagaimana aspek budaya dalam praktik kebidanan?
kebidanan?
4. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan dengan Pra Perkawinan
Perkawinan
dan Perkawinan?
5. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang Berkaitan
Berkaitan dengan
dengan Kehamilan?
Kehamilan?
6. Bagaimana
Bagaimana aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan dengan Kelahiran,
Kelahiran, Nifas
Nifas
dan Bayi Baru Lahir?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebudayaa
Kebudayaan
n Dan Sensitif Budaya
Kebudayaan
Kebudaya an atau yang disedisebut
but pera
peradapa
dapan
n ada
adalah
lah pema
pemahama
haman n yang
meliputi
meliputi : peng
pengetah
etahuan,
uan, kepe
kepercaya
rcayaan,
an, seni
seni,, mora
moral,
l, huku
hukum,
m, ada
adatt istia
istiadat
dat yang
diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor 1997).Pendapat umum sesuatu yang
baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat ( Bakker 1984 ).Pola tingkah
laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama
diwujudkan
diwujudka n oleh simbol-si
simbol-simbol
mbol pada pencapai
pencapaian
an tersendiri dari kelompok
manusia yang bersifat universal (Kroeber & Klukhon, 1950).Kebudayaan berasal
dari bah
bahasa
asa sans
sanseker
ekerta
ta “bud
“budayah
ayah““ atau “bodhi“
“bodhi“ yang bera
berarti
rti budi akal atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan akal. Budaya dapat dipisahkan sebagai
kata
kata majmajemu
emuk k Bud
Budii & Da Daya
ya yanyang
g be berup
rupa:
a: cip
cipta,
ta, ras
rasa,
a, kar
karsa,
sa,
karya (Kuncoronin
(Kuncoroningrat,
grat, 1980).
a. Kebu
Kebudaya
dayaan
an Mod
Modern
ern
b. Kebu
Kebudaya
dayaan
an Trad
Tradisio
isional
nal
c. Buda
Budaya
ya Camp
Campuran
uran
3
Pengertian
Pengertian bud
budaya
aya adal
adalah
ah sepe
seperang
rangkat
kat sika
sikap,
p, nila
nilai,
i, keya
keyakina
kinan,
n,
dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok orang, namun
demikian ada derajat perbedaan pada setiap individu dan
dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Dayakisni & Yuniardi dalam Suwarni, 2016). Menurut Herkovitz
dalam (Gainau, 2009), budaya ialah bagian buatan manusia yang
berasal dari lingkungan manusia dan juga bersifat material, seni,
pengetah
pengetahuan,
uan, agam
agama,
a, masy
masyarak
arakat
at dan peme
pemerinta
rintahan.
han. Buda
Budaya
ya
memberii kit
member kita
a seb
sebua
uahh idident
entita
itas
s da
dan n sep
sepera
erang
ngkat
kat atr
atribu
ibutt yan
yang
g
menentukan identitas. Budaya mempengaruhi apa yang kita
pikirkan
pikirkan,, bag
bagaima
aimana
na pera
perasaan
saan kita
kita,, baga
bagaiman
imana a kita berp
berpakai
akaian,
an,
apa dan bagaimana kita makan, bagaimana kita berbicara, nilai
dan prinsip moral apa yang kita pegang, bagaimana kita
berinteraksi satu sama lain dan bagaimana kita memahami dunia
disekitar kita. Budaya mencakup hampir semua aspek eksistensi
kita.
kita. Ole
Oleh h ka
karen
rena
a itu
itu,, bud
budaya
aya me merup
rupaka
akann la
latar
tar bel
belaka
akangng yan
yang
g
diambil untuk masa depan (Hogg & Vaughan, 2011) ataupun hal
yang tak kalah harus diperhatikan oleh seorang konselor dalam
proses konseling.
4
B. Prak
Praktek
tek Kebu
Kebudaya
dayaan
an
5
masyarakat,
Undang bangsa,
Undang Dasar dan
Negaranegara sebagaimana
Republik diamanatkan
Indonesia Tahun 1945; dalam
b. bahwa pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan kepada
kepada masyarakat
masyarakat khususnya perempuan,
perempuan,
bayi, dan anak yang dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab,
akuntabe
akun tabel,
l, berm
bermutu,
utu, aman
aman,, dan berk
berkesin
esinambu
ambunga
ngan,
n, masi
masihh diha
dihadapk
dapkan
an
pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan;
c. bahw
bahwa a peng
pengatura
aturan
n meng
mengenai
enai pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan oleh bidan maupun
maupun
pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara
komprehensif sebagaimana profesi kesehatan lain, sehingga belum
memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Kebidanan .
C. Aspek Budaya
Budaya Dalam
Dalam Praktik Kebidanan
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor determinan pada derajat
kesehatan. Perilaku kesehatan tersebut meliputi seluruh perilaku seseorang atau
masyaraka
masya rakatt yang dapat
dapat memb
memberi
eri akibat
akibat terhadap
terhadap kesehata
kesehatan,n, kesakita
kesakitan
n dan
kematian. Perilaku sakit adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala
penyakit yang biasanya dipengaruhi
dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengetahuan, fasilitas,
fasilitas, kesempatan,
kesempatan,
kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai dan segala aturan dalam masyarakat atau
yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek budaya yang
mempengaruhi pelayanan kebidanan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Health believe
Adalah
Adalah tradisi-
tradisi- tradisi
tradisi yang diberlak
diberlakukan
ukan secara
secara turun-
turun- menu
menurun
run
dalam. Contohnya: dalam pemberian makanan pada bayi, di daerah Nusa
Tenggara Barat ada pemberian nasi papah atau di jawa dengan tradisi
nasi pisang.
2. Life style
Adala
Adalahh gaya
gaya hidup
hidup yan
yang
g berpe
berpenga
ngaruh
ruh terha
terhadap
dap keskeseha
ehatan
tan..
Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok
3. Health seeking behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila
seseorang sakit tidak perlu ke pelayanan kesehatan akan tetapi cukup
dengan
deng an membeli
membeli obat di warung
warung atau mendatan
mendatangigi fasilita
fasilitas
s kesehatan
kesehatan
tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
Masyarakat sebagai
sebagai tempat
tempat atau budaya
budaya
6
kepercayaan
sejalan
sejalan dengantentang
dengan keluarga,sehat,
perilaku
perilaku keluarga
keluarga dansakit serta
keyakina
keya penyakit.
kinan Keyakinan
n kelompok
kelompoknya, personal
nya, yang ini
menjadi
menjadi
dasarr individu
dasa individu untuk
untuk memutuska
memutuskan n cara-cara
cara-cara menjaga
menjaga status
status kesehata
kesehatann dan
perawatan individu yang sakit.
D. Aspek
Aspek Sosia
Sosiall Budaya
Budaya Yang
Yang Berka
Berkaita
itan
n Deng
Dengan
an Pra Perka
Perkawi
winan
nan Dan
Dan
Perkawinan
1. Pra Perkawin
Perkawinan
an
Masa pra perkawinan adalah masa pasangan untuk mempersiapkan diri
ke jenjang
jenjang perkawi
perkawinan
nan Pela
Pelayana
yanan
n kebidana
kebidanan
n diawali
diawali dengan
dengan pemelih
pemeliharaa
araan
n
kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang
perkawin
perkawinan
an perlu
perlu dijaga
dijaga kondisi
kondisi kesehata
kesehatannya
nnya.. Kepada
Kepada para remaja di beri
penger
pengertia
tian
n tentan
tentang
g hu
hubun
bunga
gan
n seksua
seksuall yang
yang sehat,
sehat, kesia
kesiapan
pan mental
mental dalam
dalam
menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi
Promosi kesehatan
kesehatan pada masa pra kehamil
kehamilan
an disa
disampai
mpaikan
kan kepada
kepada
kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian
nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat
intelektual para calon ibu dan keadaan sosial budaya masyarakat. Nasehat yang
di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang
di berikan bersifat pribadi dan sensitif. Remaja yang tumbuh kembang secara
biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran
remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang,
sesua
sesuatu
tu yang
yang diangg
dianggap
ap kaku
kaku da
dan
n kolot
kolot serta
serta ingi
ingin
n akan
akan kebeb
kebebasa
asan
n da
dapat
pat
menimbul
menimbulkan
kan konflik
konflik di dalam
dalam diri mereka. Pendekat
Pendekatan
an keremaja
keremajaan
an di dalam
dalam
7
kelompok atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai
wanita remaja dan sebagainya.
Promosi
Promosi kesehata
kesehatan
n pranikah
pranikah merupaka
merupakan
n suatu proses untuk
untuk
meningka
meningkatkan
tkan kemampua
kemampuan
n masyarak
masyarakat
at dala
dalam
m memelih
memelihara
ara dan meningka
meningkatkan
tkan
kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.
Bidan juga berperan dalam mencegah perkawinan dini pada pasangan
pra nikah
nikah yang masih menjadi
menjadi masalah
masalah penting
penting dalam
dalam kesehata
kesehatan
n reproduk
reproduksii
sii
perempua
perempuan
n di Indonesi
Indonesia.
a. Data Riset
Riset Kesehatan
Kesehatan Dasar (Riskesd
(Riskesdas)
as) mencatat,
mencatat,
anak perempuan
perempuan yang menikah
menikah pertama kali pada usia sangat muda,
muda, 10-14
10-14
tahun, cukup tinggi, jumlahnya 4,8 persen dari jumlah perempuan usia 10-59
tahun. Sedangkan yang menikah dalam rentang usia 16-19 tahun berjumlah 41,9
persen.
persen. Dengan
Dengan demikian
demikian,, hampir
hampir 50 persen
persen perempua
perempuan n Indonesi
Indonesia
a menikah
menikah
pertama kali pada usia di bawah 20 tahun. Provinsi dengan persentase
perkawinan dini tertinggi adalah Kalimantan Selatan (9 persen), Jawa Barat (7,5
persen
persen),
), serta
serta Kalima
Kalimanta
ntan
n Timur
Timur dan Kalima
Kalimanta
ntan
n Tenga
Tengah
h masin
masing-m
g-masi
asing
ng 7
persen. Hal ini sangat berhubungan dengan sosial budaya pada daerah tersebut
yang mendukung perkawinan dini.
Usia
Usia perkaw
perkawina
inan
n dini
dini yang
yang cu
cukup
kup tin
tingg
ggii pa
pada
da pe
perem
rempu
puan
an
mengindikasikan rentannya posisi perempuan di masyarakat. Koordinator Kartini
Network
Network Nursyahb
Nursyahbani
ani Katjasung
Katjasungkana
kana menyebut
menyebut dalam
dalam berbagai
berbagai kesempata
kesempatan,
n,
pernikahan dini menunjukkan posisi perempuan yang lebih lemah secara
8
2. Perkaw
Perkawina
inan
n
Pekaw
Pekawina
inan
n bu
bukan
kan ha
hanya
nya sekeda
sekedarr hu
hubun
bungan
gan an
antar
tara
a suami
suami da
dan
n ist
istri.
ri.
Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan
juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
direncanakan. Kegiatan pembinaan
pembinaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan agar peran
serta ibu dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga meningkat.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan
bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat. Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan pengetahuan aspek sosial
budaya dalam penerapannya kemudian melakukan pendekatan-pendekatan
untuk melakuka
melakukan
n perubaha
perubahan-per
n-perubah
ubahan
an terhadap
terhadap kebiasaa
kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an yang
tidak mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak. Misalnya pola makan,
pacta dasarnya
dasarnya adalah
adalah merupaka
merupakan
n salah
salah satu selera manusia
manusia dimana
dimana peran
peran
kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola
makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan
tertentu. Misalnya di Jawa Tengah adanya anggapan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena
karena akan mempersulit
mempersulit persalinan dan
dan pantang makan
makan daging
karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu
9
daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Sikap seperti ini akan berakibat buruk bagi ibu hamil karena akan membuat ibu
dan anak kurang gizi.
E. Aspek Sosial
Sosial Budaya yang
yang Berkaitan
Berkaitan dengan Kehamilan
Kehamilan
Peraw
Perawata
atan
n kehami
kehamila
lan
n merup
merupaka
akan
n salah
salah satu
satu faktor
faktor yang
yang amat
amat pe
perlu
rlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.
Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk
mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Fakta di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-
ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.
Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun
dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor
resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada
saat persali
persalinan
nan yang sering kali karena kasusnya
kasusnya sudah terlambat
terlambat dapat
dapat
membawa akibat fatal yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan
pengetahuan akan pentingnya
perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan
persal
persalin
inan
an dipen
dipengar
garuhi
uhi juga
juga oleh
oleh faktor
faktor nikah
nikah pada
pada usia
usia muda
muda yang
yang masih
masih
banyak dij
banyak dijumpa
umpaii di daerah
daerah ped
pedesaa
esaan.
n. Dis
Disampi
amping
ng itu, dengan
dengan masi
masih
h adanya
adanya
preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang
menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu
yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi saat melahirkan.
Contohnya di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku)
terdapat suatu tradisi upacara kehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa
biasa,
biasa, khususny
khususnya
a masa kehamila
kehamilan
n seorang
seorang perempua
perempuan
n pada bulan pertama
pertama
hingga
hingga bulan
bulan kedelapa
kedelapan.
n. Namun
Namun pada usia saat kandunga
kandungan
n telah
telah mencapa
mencapaii
Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu upacara. Masyarakat
nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang
perempuan telah mencapai Sembilan bulan, maka pada diri perempuan yang
10
pantangan-pan
pantangan -pantang
tangan
an terhadap
terhadap beberap
beberapa
a makanan
makanan yang sebenamy
sebenamyaa sangat
sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap
kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa
Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makan
makannya
nya agar ba
bayi
yi yang
yang dikan
dikandun
dungny
gnya
a kecil
kecil dan mudah
mudah dila
dilahir
hirkan
kan.. Di
masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
1. Upaya
Upaya yang
yang harus
harus dilak
dilakuka
ukan
n untuk
untuk mengu
mengupapayak
yakan
an kes
kesel
elama
amatan
tan ba
bagi
gi
janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya.
kelahirannya. Contohnya
upacara 7 bulanan.
2. Pantangan jangan
jangan memancing
memancing ikan karena
karena akan menyebabka
menyebabkan n bibir anak
menjadi sumbing.
3. Larangan
Larangan masu
masukk hutan.
hutan.
4. Pantangan keluar waktu magrib.
11
5. Pantangan menjalin
menjalin rambut
rambut karena bisa menyebabkan
menyebabkan lilitan
lilitan tali pusat.
pusat.
6. Pantangan nazar
nazar karena bisa menyebabkan
menyebabkan air liur menetes terus.
7. Pantan
Pantanga
gan
n makan
makan terten
tertentu,
tu, pa
panta
ntanga
ngan
n terhad
terhadapap pa
pakai
kaian,
an, pa
panta
ntanga
ngan
n
jangan pergi malam, pantangan jangan duduk depan pintu, dll.
8. Kenduri
Kend
Kendur
urii pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda
wanita itu hamil, kenduri kedua dilakukan pada waktu umur kehamilan &
bulan.
F. Aspek
Aspek Sosial
Sosial Budaya yang Berkaitan
Berkaitan dengan Kelahira
Kelahiran,
n, Nifas dan Bayi
Baru Lahir
Berda
Berdasar
sarkan
kan su
surve
rveii rumah
rumah tangga
tangga (SKRT
(SKRT)) pa
pada
da tahun
tahun 19
1986,
86, angka
angka
kematian ibu maternal berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup atau lebih dari
20.000
20.000 kemat
kematian
ian pertah
pertahun
unnya
nya.. Angka
Angka kemati
kematian
an ibu
ibu merupa
merupakan
kan salah
salah satu
satu
indikator kesehatan ibu yang meliputi ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas. Angka tersebut dikatakan tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara
12
Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia berkaitan erat
dengan faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk,
khususnya wanita dewasa yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang
belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi tempat
pelayana
pelayanan
n kesehata
kesehatan
n dari rumah-ru
rumah-rumah
mah pendudu
penduduk
k kebiasaa
kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an dan
adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan lain
sebagainya.
Tingkat pendidikan terutama pada wanita dewasa yang masih rendah,
mempunya
mempunyaii pengaruh
pengaruh besar
besar terhadap
terhadap masih
masih tingginy
tingginya
a angka
angka kematian
kematian bayi.
bayi.
Berdasar
Berdasarkan
kan survei
survei rumah
rumah tanggany
tangganya
a (SKRT)
(SKRT) pad
pada
a tahun
tahun 1985,
1985, tingkat
tingkat buta
huruf pada wanita dewasa adalah sebesar 25,7%. Rendahnya tingkat pendidikan
dan buta huruf pada wanita menyeba
menyebabkan
bkan ibu-ibu
ibu-ibu tidak
tidak mengetah
mengetahui
ui tentang
tentang
perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi dan semasa nifas, tidak
mengetahui kapan ia harus datang ke pelayanan kesehatan, kontrol ulang, dan
sebagainya.
Kebiasaa
Kebiasaan-keb
n-kebiasa
iasaan
an adat istiadat
istiadat dan perilaku
perilaku masyara
masyarakat
kat sering
sering kali
merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di
masyar
masyaraka
akat.
t. Peril
Perilaku
aku,, kebias
kebiasaan
aan,, da
dan
n ad
adat
at ist
istiad
iadat
at yang
yang merug
merugika
ikan
n se
seper
perti
ti
misalnya:
Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan.
Ibu menyusui
menyusui dilarang
dilarang makan makanan
makanan yang asin, misalnya:
misalnya: ikan asin,
asin,
13
Tingkat
Tingkat kepercay
kepercayaan
aan masyaraka
masyarakatt kepada
kepada petugas
petugas kesehata
kesehatan,
n, dibebera
dibeberapa
pa
wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik
dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan
meminta tolong kepada ibu dukun. Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil
masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya
dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992
rnenunju
rnenunjukkan
kkan bahwa
bahwa 65% persali
persalinan
nan ditolong
ditolong oleh
oleh dukun
dukun beranak.
beranak. Beberapa
Beberapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat
praktek-praktek persalinan
persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan
membahayakan si ibu.
Penelitia
Penelitian
n Iskandar
Iskandar dkk (1996)
(1996) menunjuk
menunjukkan
kan beberap
beberapa
a tindakan
tindakan/prak
/praktek
tek yang
membawa resiko infeksi seperti "ngolesi" (membasahi vagina dengan minyak
kelapa untuk memperlancar persalinan), "kodok" (memasukkan tangan ke dalam
14
1. Bayi laki-laki
laki-laki adalah penerus keluarga
keluarga yang
yang akan membawa
membawa nama baik.
2. Bayi perempuan
perempuan adalah
adalah pelanjut
pelanjut atau
atau penghasil
penghasil keturunan.
keturunan.
1. Memberikan pendidikan
pendidikan pada penolong
penolong persalinan
persalinan mengenai
mengenai tempat
tempat
persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
2. Memberikan pendidikan
pendidikan mengenai konsep kebersihan
kebersihan baik
baik dari segi
tempat dan peralatan.
3. Bekerja sama dengan penolong
penolong persalinan(
persalinan( dukun)
dukun) dan tenaga
kesehatan setempat.
Perilaku budaya
budaya masyarakat
masyarakat selama masa nifas
nifas
Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus
bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu diberikan juga jamu untuk peredaran darah
dan untuk laktasi. Cara ibu tidur setengah duduk agar darah kotor lekas keluar.
Ibu masa nifas tidak boleh minum banyak, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum
40 hari karena bisa sawan, ibu tidak boleh makan terong karena bisa membuat
bayi demam dan lain sebagainya.
Perilaku budaya
budaya masyarakat pada bayi baru
baru lahir
Bayi diurut baru dimandikan oleh dukun selama 40 hari, ramuan tali pusat
tiap hari harus diganti sampai putus. Tali pusat yang sudah lepas dibuat jimat
atau obat. Bayi ditidurkan disamping ibu,tidak boleh dibawa jauh dari rumah
sebelum bayi 40 hari, khitan dilakukan pada bayi laki-laki dan perempuan.
Peran bidan terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir
15
4. Memberikan penyuluhan
penyuluhan pentingnya
pentingnya pemenuhan
pemenuhan gizi selama
selama masa pasca
bersalin, bayi dan balita.
2. Mengge
Menggerak
rakkan
kan da
dan
n membi
membina
na pe
peran
ran se
serta
rta masyar
masyaraka
akatt dalam
dalam bidan
bidang
g
kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai
dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina
Membina dan memberikan
memberikan bimbin
bimbingan
gan teknis kepada
kepada kader
kader serta dukun
dukun
bayi.
4. Membina kelompok dasa wisma
wisma di
di bidang
bidang kesehatan.
kesehatan.
5. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga
swadaya masyarakat.
6. Melakukan
Melakukan rujukan
rujukan medis
medis maupun
maupun rujukan
rujukan kesehata
kesehatan
n ke fasilitas
fasilitas
kesehatan lainnya.
16
Melihat
Melihat dari luasnya fungsi
fungsi bidan
bidan tersebut
tersebut,, aspek
aspek sosial-b
sosial-buday
udaya
a perlu
perlu
diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan
aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam peraturan Menteri Kesehatan No.
363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu: Mengenai wilayah, struktur kemasyarakatan dan
komposisi penduduk, serta sistem pemerintahan desa dengan cara:
1. Menghubu
Menghubungi
ngi pamong desa untuk
untuk mend
mendapat
apatkan
kan peta desa yang telah
ada pembagia
pembagian
n wilayah
wilayah pendukuh
pendukuhan/R
an/RK
K dan pembagi
pembagian
an wilayah
wilayah RT
serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-masing RT.
2. Mengenal
Mengenalii struktur
struktur kemasyarakat
kemasyarakatan
an seperti LKMD, PKK, LSM, karang
karang
taruna,
taruna, tokoh masyarak
masyarakat,
at, kelompok
kelompok pengajia
pengajian,
n, kelompok
kelompok arisan,
arisan, dan
lain-lain.
3. Mempelajari
Mempelajari data penduduk yang meliputi :
Jenis kelamin
Umur
Mata pencaharian
pencaharian
Pendidikan
Agama
4. Mempela
Mempelajari
jari peta desa
5. Mencat
Mencatat
at jumla
jumlah
h KK, PUS, da
dan
n pe
pendu
nduduk
duk menurut
menurut jenis
jenis kelami
kelamin
n da
dan
n
golongan.
17
Tuhan
Tuhan ya
yang
ng di an
anuge
ugerah
rahii pikira
pikiran,
n, perasa
perasaan
an da
dan
n kemau
kemauan
an secara
secara na
nalu
luria
riah
h
memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif
dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam
kegiatan
kegiatan apresiati
apresiatif,
f, yaitu mengada
mengadakan
kan pendekata
pendekatan
n terhadap
terhadap kese
kesenia
nian
n atau
kebudayaan seolah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Maka itu
dalam
dalam mengad
mengadaka
akan
n pende
pendekat
katan
an terha
terhadap
dap kesen
kesenian
ian ki
kita
ta tid
tidak
ak cukup
cukup hanya
hanya
bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Melalui
kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif
untuk melakuka
melakukan
n promosi
promosi kesehata
kesehatan
n kepada
kepada masyarat
masyaratkat
kat dengan
dengan melakuka
melakukan
n
penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional
tersebut. Misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit melalui pertunjukan ini
diselipk
diselipkan
an pesan-pe
pesan-pesan
san kesehata
kesehatan
n yang ditampil
ditampilkan
kan di awal
awal pertunju
pertunjukan
kan dan
pada akhir pertunjukan.
18
c. Keringa
Keringanan
nan dari rasa sakit.
sakit.
d. Penerimaan
Penerimaan atas sikap dan perilakunya.
perilakunya.
e. Pemberian informasi tentang kemajuan proses persalinan.
persalinan.
Persepsi Rasa Nyeri
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Rasa takut
takut atau
atau kecema
kecemasan
san
Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual
terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa
takut ditinggal sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping)
dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan
kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan
menambah kecemasan.
b. Kepri
Kepriba
badia
dian
n
c. Kelelahan
Ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin
sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir
masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.
d. Faktor sosial dan budaya
Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa
sakit.
sakit. Beberapa
Beberapa budaya
budaya menghar
mengharapka
apkan
n stooicism
stooicisme
e (sabar
(sabar dan
membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk
menyatakan perasaan.
e. Pengharapan
Penghara
Peng harapan
pan akan memberi
memberi warna
warna pada pengala
pengalaman.
man. Wanita
Wanita
yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan
tanggapa
tanggapannya
nnya terhadap
terhadap hal tersebut
tersebut mungkin
mungkin adalah
adalah persiapa
persiapan
n yang
terba
terbaik
ik sepan
sepanjan
jang
g ia meras
merasa
a percay
percaya
a dir
dirii bahwa
bahwa ia akan
akan meneri
menerima
ma
pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan
menerima analgesik yang sesuai.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
Bidan
Bidan sebag
sebagai
ai sa
salah
lah seoran
seorang
g anggot
anggota
a tim keseha
kesehatan
tan yang
yang terde
terdekat
kat
dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak
di wilayah kerjanya.
Seorang
Seorang bidan
bidan harus
harus mampu
mampu mengger
menggerakka
akkan
n peran
peran serta masyarakat
masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru
lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi
yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang
Seorang bidan
bidan perlu
perlu mempela
mempelajari
jari sosial-bu
sosial-budaya
daya masyarak
masyarakat
at tersebut
tersebut,,
yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat
istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,
kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat
B. Sara
Saran
n
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat dengan
selalu mengadakan komunkasi efektif.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
www.google.com
htp://rohanihasanuddin.blogspo.com/2016/06/budaya-dalam-prakk-kebidanan.hml
htps://slideplayer.info/slide/13342854/
htps://www.jogloabang.com/pusaka/uu-4-2019-kebidanan
le:///C:/Users/User/Downloads/8196-18680-1-SM.pdf
le:///C:/Users/User/Downloads/8196-18680-1-SM.pdf
21