Mengetahui
Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan
VISI
MISI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat- Nya
sehingga Modul Bahan Ajar untuk mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Medan ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul Bahan Ajar ini dibuat
sebagai pedoman dalam mempelajari teori mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan
khususnya tentang materi EVIDANCE BASED TERKAIT ASUHAN KEBIDANAN DAN
ROLE MODEL DALAM ASUHAN KEBIDANAN Berdasarkan Konsep Teori Kebidanan
yang dipahami dalam Praktik Kebidanan’.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan modul bahan ajar ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan belajar 1
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan mengutamakan
keterampilan profesioanal denggunakan praktik berbasis bukti, dalam bentuk evidence based
midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat
digunakan dalam proses preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan
keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang
dilaksanakan di Indonesia maupun akan didadptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media
dalam mengurangi risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.
B.RumusanMasalah
C.Tujuan
A.Pengertian Evidence
Based
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base
dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence (Bukti, fakta) dan Base (Dasar) Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan
bukti.
Pengertian Evidence Base menurut sumber lain:
The process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for
clinical decisions.
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.Jadi pengertian Evidence Base-
Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam
hambatan implementasi evidence-based dukungan selama persalinan normal di Praktik
Mandiri Bidan (PBM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif fenomenologi. Partisipan adalah bidan yangmemiliki Praktik Mandiri Bidan
(PMB), seleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan convenience sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawacara mendalam dan observasi.Analisis data
yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga
hambatanimplementasi dukungan selama persalinan normal yaitu hambatan dari keluarga,
hambatan dari pasiendan suami, dan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
dukungan selama persalinan. Sulituntuk menerapkan praktik sesuai dengan evidence-based,
terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saatpenerapannya. Profesional kesehatan
diharapkan meningkatkan pemberian edukasi kepada pasien dankeluarga tentang dukungan
selama persalinan.
Pengertian Evidence Based Practice
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan
agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang
dapatmenjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat
memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan menurut
(Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah pengetahuan
dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapakan EBP
didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang
efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan
pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi
pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan
evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat
penting.
B.Tujuan Evidence
Based
Merupakan kerangka kerja praktik klinik yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah terbaik
yang didapat melalui penelitian,pengalaman klinik perawat serta pilihan pasien dalam
menentukan keputusan klinik dalam pelayanan kesehatan(Carlos,2010).dimana tujuan dari
penerapan evidence based.
C.Manfaat
Evidence
Manfaat
Based yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
Meningkatkan kompetensi (kognitif).
Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang
bermutu.
Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
D.Prinsip
Evidence
Prinsip evidence based adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis harus dilandasi
suatuBased
bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat kemanfaatannya untuk pasien.Bagi
farmsis, segala tindakan dalam rangka pengobatan dan pemilihan jenis obat.
Prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial yang berbeda,
sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak
boleh disamakan.
Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan dengan
berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau konseling, maupun dengan
upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan di
mana mendapatkan pelayanan kesehatan.
Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan).
Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi
dilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk
memberdayakan perempuan.
Lingkup Asuhan Kehamilan dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus
memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan pada ibu hamil meliputi:
Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan
fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum
tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamill.
Kegiatan belajar 3
1.MODEL MEDICAL
KEBIDANAN
Orienta-si pada penyakit X filosofi asuhankebidananOrientasi pada manusia sehat mengikuti
proses alamiah
Manusia (bidan) sebagai kontrol terhadap alam
(mempercepat proses seharusnya dapat berjalan secara alami-ah)Kondisi
fisiologisMemahami individu dari bio dan body
Holistic approach (bio-psiko sosio cultural
spirit)Bidan berorientasi pada pengobatan penyakitOrientasi sehatManusia dipisahkan dari
lingkungan di-manakesehatan individu lebih diprioritaskandaripada kesehatan
manusiaKeduanya saling mempengaruhiAdanya
spesialis
asuhanKomprehensif Minimalis intervensi
asuhan
menguta-makan highteknologiDokter sebagai kontrol, peran pasien pasif,informasi terbatas
pada pasienPasien sebagai objek Fokus pada kondisi pasienMen-cakup lingkungan
c.Model partisipasi.
Model asuhan selanjutnya adalah model partisipasi.
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pa-da
tingkat individual maupun tingkat masyarakat.Kunci aspek partisipasi pasien meli-puti:
1)Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
2)Tidak medikalisasi dan tidak professional
3)Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi pada pelayanan ke-bidanan.
Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam, yaitu :
1)Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
2)Tk II : Partisipasi aktif dengan rencana-rencana yg jelas misal, bertanya
/mengajak diskusi
3)Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
4)TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi
5)Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
/modelUntuk melaksanakan model partisipasi ini membutuhkan :
1)Pendekatan
2)Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
3)Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan)
4)Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan,
5)alternatif tindakanUnit komponen dalam model ini:
1)Ibu dan keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
2)Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
3)Partnership (kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
4)Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan dan keterampilan,
pengharapan, kepercayaan, dan perekanan)
5)Model menolong Bagi bidan di ruang kebidanan
6)Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
7)Pemberian pilihan dan kontrol (dilibatkan dalam
decision making )
8)Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
9)Kesadaran diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)
10)Model sistem maternitas di komunitas
11)Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan2.Model konseptual
dalam asuhan kebidanan
a.Medical model
Medical model merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu-manusia
dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini seringdigunakan
dalam bidang kedoteran dan lebih fokus pada proses penyakit dan
mengobatiketidaksempurnaan
Yang tecakup dalam model ini adalah
• 1)Berorientasi pada penyakit
• 2)Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah
• 3)Manusia menguasai alam
• 4)Yang tidak biasa menjadi menarik
• 5)Pasien berperan pasif
• 6)Dokter yang menentukanModel ini kurang cocok untuk ke-bidanan karena terlalu
berorientasi pada penyakitdan tidak memberikan pasien menentukan keinginannya sendiri.
Tapi masih banyak yang-terpengaruhi dengan model ini. berikut ini akan diberikan gambaran
bagaiman perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai medical model dan falsafah
kebidanan.
Medical model
Falsafah kebidanan
perspektif
Kasus tidak biasa menjadimenarik
Dokter bertanggung jawab Informasi terbatas
Outcome yang diharapkan ibu dan bayi hidup
dan sehat Normal dalam antisipasiSetiap persalinan peristiwa unik
Wanita dan keluarga membuat keputusan
Informasi diberikan tidak terbatasOut-come yang diharapkan ibu dan bayiyang hidup dan
sehat dan kepuasan akankebutuhan individu
b.Paradigma sehat
Seperti yang kita sama-sama ketahui bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih-rendah, hal
ini menuntut adanya upaya pemerintah dalam upaya menurunkannya. Salah
satu usaha pemerintah dalam menigkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satumodel
dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Apa yang dimaksud paradigma
sehat?
Paradigma sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.Dr.F.A.Moeloek (Menkes RI)
Pada Rapat sidang DPR Komisi VI pada Tanggal 15 September 1998. Paradigma sehat
adalah
cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalahkesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintassektor, dan
upayanya lebih diarahkan pada pen-ingkatan, pemeliharaan dan perlindungankesehatan,
bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Jadi, pa-da paradigma
sehat ini lebih menekankan pada pengobatan promotif, dan preventif.
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Prinsip yangmendasari batasan ini adalah ‘komitmen pencapaian’ yakni komitmen untuk
melakukankegiatan yang bertujuan, bukan semata-mata kegiatan. Untuk menegaskan gagasan
tujuan ini, batasannya dapat ditulis ulang sebagai : ‘manajemen adalah mengungkapkan apa
yanghendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya’. Dengan kata lain, mana-jemen
menentukantujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak
dituju) danmencapainya.
b. Prinsip-Prinsip Manajemen
Ti-ga prinsip pokok manejemen adalah efisien, efektif, dan rasional dalam
mengambilkeputusan.
1. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan han-ya menggunakan sarana yang
perlu,atau dengan menggunakan sarana sedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran
mengenaihubungan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah dikeluarkan (misalnya
oleh seorangtenaga kesehatan).
2. Efektivitas
Efektifi-tas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai;
efektivitasmerupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.
3. Rasional dalam mengambil keputusan
Pengambi-lan keputusan yang rasioanal sangat diperlukan dalam proses
manajemen.Keputusan merupakan su atau pilihan dari dua atau lebih tindakan. Dalam istilah
mana-jemen, pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang
perkembangan suatukegiatan.
Rangkuman
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan mengutamakan
keterampilan profesioanal denggunakan praktik berbasis bukti, dalam bentuk evidence based
midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat
digunakan dalam proses preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan
keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang
dilaksanakan di Indonesia maupun akan didadptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media
dalam mengurangi risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base
dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence (Bukti, fakta) dan Base (Dasar) Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan
bukti.
Pengertian Evidence Base menurut sumber lain:
The process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for
clinical decisions.
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.Jadi pengertian Evidence Base-
Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam
hambatan implementasi evidence-based dukungan selama persalinan normal di Praktik
Mandiri Bidan (PBM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif fenomenologi. Partisipan adalah bidan yangmemiliki Praktik Mandiri Bidan
(PMB), seleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan convenience sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawacara mendalam dan observasi.Analisis data
yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga
hambatanimplementasi dukungan selama persalinan normal yaitu hambatan dari keluarga,
hambatan dari pasiendan suami, dan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
dukungan selama persalinan. Sulituntuk menerapkan praktik sesuai dengan evidence-based,
terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saatpenerapannya. Profesional kesehatan
diharapkan meningkatkan pemberian edukasi kepada pasien dankeluarga tentang dukungan
selama persalinan
1. bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi merupakan pengertian
dari :
a. sampel
b. populasi
c. analisa data
d. desain penelitian
4. pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi disebut :
a. Proportionate Stratified Random Sampling
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
c. Cluster Sampling (Area Sampling)
d. Simple Random Sampling
5. Ada beberapa rambu-rambu sederhana antara analisis data sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor kecuali :
a. Jenis penyelidikan (deskriptif, inferensial)
b. Jenis variabel (terikat, bebas)
c. Jumlah variabel ( banyak,sedikit )
d. Tingkat pengukuran variabel (nominal, ordinal, interval)
6. Yang bukan merupakan penelitian kualitatif adalah
a. Setiap pada Ideographic
b. Menggali dengan Kuisioner
c. Menekan penuh dengan nilai
d. Menekankan pada proses