Anda di halaman 1dari 21

Modul 14

EVIDANCE BASED ASUHAN KEBIDANAN DAN


ROLE DALAM ASUHAN KEBIDANAN

DITULIS OLEH KELOMPOK 14

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
n
T.A 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

1.Mata Kuliah : Pengantar Praktik Kebidanan


2.Kode Mata Kuliah : Bd.6.105
3.Judul Modul : Evidance Based Asuhan Kebidanan Dan Role Dalam Asuhan
Kebidanan

4.Penyusun Modul : Kelompok 4 : 1.Shabina Annisaa Yasmine


2. Syaharani Pretty Dina
3.Fatimah Julianty
5.Penepatan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
Semester I
Disahkan dan digunakan bagi kalangan sendiri

Medan, 4 Agustus 2023

Ketua Jurusan kebidanan Dosen Pengampu


Medan

Yulina D H,Skep,Ners. M.Biomed


Arihta Sembiring SST, M.Kes
NIP:197807012000032001
NIP : 197002113199803200

Mengetahui
Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan

RR.Sri Arini Winarti Rinawati,SKM.M.Kep


NIP :196711101993032002
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
MEDAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

VISI

Menghasilkan lulusan bidan profesionalisme dalam asuhan


kebidanankomprehensif yang unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI

Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan


dikerjakan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan dengan mengikuti
perkembangan IPTEK kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian kebidanan untuk mengembangkan
keilmuankebidanan.

3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip


pemberdayaan keluarga.

4. Mengembangkan pelayanan kebidanan dengan unggulan


hypnotherapydalam asuhan kebidanan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat- Nya
sehingga Modul Bahan Ajar untuk mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Medan ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul Bahan Ajar ini dibuat
sebagai pedoman dalam mempelajari teori mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan
khususnya tentang materi EVIDANCE BASED TERKAIT ASUHAN KEBIDANAN DAN
ROLE MODEL DALAM ASUHAN KEBIDANAN Berdasarkan Konsep Teori Kebidanan
yang dipahami dalam Praktik Kebidanan’.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan modul bahan ajar ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Medan,8 Agustus 2023


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ 2


VISI MISI ........................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 4
DAFTAR ISI. ...................................................................................................... 5
UNDANG UNDANG KEBIDANAN .................................................................. 6
KEGIATAN BELAJAR I................................................................................... 6
A. Pengertian Imunologi Reproduksi ............................................................. 6
B. Reproduksi imunologi ............................................................................... 6
C. Tes Imunologi Reproduksi ........................................................................ 7
D. Komplikasi Pada Imunologi ......................................................................... 9
E. Tes Penyebab Interfilitas ..........................................................................10
KEGIATAN BELAJAR II ............................................................................... 11
A. Definisi Anti Sperma ...............................................................................11
B. Penyebab Terjadinya Anti Sperma ...........................................................11
C. Dampak Antibodi Antisperma ..................................................................12
D. Pengobatan Antibodi Antisperma .............................................................12
RANGKUMAN................................................................................................. 13
TUGAS MANDIRI ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

Kegiatan belajar 1

EVIDANCE BASED ASUHAN KEBIDANAN


A.Latar Belakang

Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan mengutamakan
keterampilan profesioanal denggunakan praktik berbasis bukti, dalam bentuk evidence based
midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat
digunakan dalam proses preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan
keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang
dilaksanakan di Indonesia maupun akan didadptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media
dalam mengurangi risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.

B.RumusanMasalah

A. Apa yang dimaksud dengan evidence based?


B. Bagaimana tujuan evidence based?
C. Apa Manfaat Evidence Based?
D. Apa Prinsip Evidence based?
E. Bagaimana Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam asuhan kebidanan?

C.Tujuan

A. Untuk mengetahui pengertian evidence based!


B. Untuk mengetahui tujuan evidence based!
C. Untuk mengetahui Manfaat Evidence Based!
D. Untuk mengetahui Prinsip Evidence based!
E. Untuk mengetahui Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam asuhan kebidanan!
Kegiatan belajar 2

A.Pengertian Evidence
Based
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base
dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence (Bukti, fakta) dan Base (Dasar) Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan
bukti.
Pengertian Evidence Base menurut sumber lain:
The process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for
clinical decisions.
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.Jadi pengertian Evidence Base-
Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam
hambatan implementasi evidence-based dukungan selama persalinan normal di Praktik
Mandiri Bidan (PBM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif fenomenologi. Partisipan adalah bidan yangmemiliki Praktik Mandiri Bidan
(PMB), seleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan convenience sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawacara mendalam dan observasi.Analisis data
yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga
hambatanimplementasi dukungan selama persalinan normal yaitu hambatan dari keluarga,
hambatan dari pasiendan suami, dan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
dukungan selama persalinan. Sulituntuk menerapkan praktik sesuai dengan evidence-based,
terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saatpenerapannya. Profesional kesehatan
diharapkan meningkatkan pemberian edukasi kepada pasien dankeluarga tentang dukungan
selama persalinan.
Pengertian Evidence Based Practice
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga kesehatan
agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang
dapatmenjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat
memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan menurut
(Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah pengetahuan
dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapakan EBP
didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang
efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan
pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi
pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan
evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat
penting.

B.Tujuan Evidence
Based
Merupakan kerangka kerja praktik klinik yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah terbaik
yang didapat melalui penelitian,pengalaman klinik perawat serta pilihan pasien dalam
menentukan keputusan klinik dalam pelayanan kesehatan(Carlos,2010).dimana tujuan dari
penerapan evidence based.

C.Manfaat
Evidence
Manfaat
Based yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
Meningkatkan kompetensi (kognitif).
Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang
bermutu.
Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

D.Prinsip
Evidence
Prinsip evidence based adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis harus dilandasi
suatuBased
bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat kemanfaatannya untuk pasien.Bagi
farmsis, segala tindakan dalam rangka pengobatan dan pemilihan jenis obat.
Prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial yang berbeda,
sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak
boleh disamakan.
Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan dengan
berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau konseling, maupun dengan
upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan di
mana mendapatkan pelayanan kesehatan.
Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan).
Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi
dilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk
memberdayakan perempuan.
Lingkup Asuhan Kehamilan dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus
memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan pada ibu hamil meliputi:
Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan
fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum
tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamill.

E.Peran dan tanggung jawab bidan dalam dalam asuhan


kebidanan
Mengingat dan memahami lingkup peran dan tanggungjawab bidan dalam menjalankan
asuhan kebidanan adalah berikut ini
Care Provider (pemberiasuhankebidanan) Seseorang yang mempunyai kemampuan
memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan holistic dengan memperhatikan
aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan
kesehatan reproduksi pada kondisi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode
etik profesi.
Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan pengelola masyarakat
dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership
dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
Communicator (komunikator) Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi
secara efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan) Seseorang yang
mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan menggunakan prinsip

Kegiatan belajar 3

KONSEP DEFINISI KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN


Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem,
atau konsep, yang seringkali beru-pa penyederhanaan atau idealisasi. Modelkonseptual
adalah model represen-tasi untuk suatu ide atau konseptual. Model asuhan
kebidanan adalah suatu bentuk pedoman / acuan yang merupa.kan kerangka kerja seorang
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dia-nut bidan
(filosofi asuhan kebidanan), meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan
(manusia-perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan).1.
Macam-macam model asuhan kebidanan
a.Medical model
Merupakan fondasi dari praktik-praktik kebidanan yg sudah meresap di masyara-kat.Meliputi
proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi penyakit
/tindakan.

1.MODEL MEDICAL
KEBIDANAN
Orienta-si pada penyakit X filosofi asuhankebidananOrientasi pada manusia sehat mengikuti
proses alamiah
Manusia (bidan) sebagai kontrol terhadap alam
(mempercepat proses seharusnya dapat berjalan secara alami-ah)Kondisi
fisiologisMemahami individu dari bio dan body
Holistic approach (bio-psiko sosio cultural
spirit)Bidan berorientasi pada pengobatan penyakitOrientasi sehatManusia dipisahkan dari
lingkungan di-manakesehatan individu lebih diprioritaskandaripada kesehatan
manusiaKeduanya saling mempengaruhiAdanya
spesialis
asuhanKomprehensif Minimalis intervensi
asuhan
menguta-makan highteknologiDokter sebagai kontrol, peran pasien pasif,informasi terbatas
pada pasienPasien sebagai objek Fokus pada kondisi pasienMen-cakup lingkungan

b.Model sehat untuk semua (health for all)


Model sehat untuk semua (Health For All) ini Diproklamirkan oleh WHO se-jak tahun1978.
Fokus dari model ini adalah pada wanita, keluarga, dan masyarakat.Pelaksananya
adalah bidan di komunitasTema dalam HFA ( Health For All ):
1)Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan
2)Bentuk Yankes adalah kesehatan dan pencegahan penyakit
3)Partisipasi masyarakat
4)Adanya kerjasama antar tim kesehatan
5)Berfokus pada Yankes. Primer

c.Model partisipasi.
Model asuhan selanjutnya adalah model partisipasi.
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pa-da
tingkat individual maupun tingkat masyarakat.Kunci aspek partisipasi pasien meli-puti:
1)Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
2)Tidak medikalisasi dan tidak professional
3)Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi pada pelayanan ke-bidanan.
Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam, yaitu :
1)Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
2)Tk II : Partisipasi aktif dengan rencana-rencana yg jelas misal, bertanya
/mengajak diskusi
3)Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
4)TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi
5)Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program
/modelUntuk melaksanakan model partisipasi ini membutuhkan :
1)Pendekatan
2)Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga
3)Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yg diharapkan)
4)Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan,
5)alternatif tindakanUnit komponen dalam model ini:
1)Ibu dan keluarga (banyak variasi : norma patriakal, single parent, cerai dll)
2)Konsep kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
3)Partnership (kerjasama dengan klien, keluarga maupun tim nakes)
4)Faktor kedekatan & keterbukaan (menghasilkan pengetahuan dan keterampilan,
pengharapan, kepercayaan, dan perekanan)
5)Model menolong Bagi bidan di ruang kebidanan
6)Pemberian informasi (dengan komunikasi yg baik)
7)Pemberian pilihan dan kontrol (dilibatkan dalam
decision making )
8)Penerimaan klien saat bersalin (komunikasi yg baik)
9)Kesadaran diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)
10)Model sistem maternitas di komunitas
11)Bidan yg memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan2.Model konseptual
dalam asuhan kebidanan

a.Medical model
Medical model merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu-manusia
dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini seringdigunakan
dalam bidang kedoteran dan lebih fokus pada proses penyakit dan
mengobatiketidaksempurnaan
Yang tecakup dalam model ini adalah
• 1)Berorientasi pada penyakit
• 2)Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah
• 3)Manusia menguasai alam
• 4)Yang tidak biasa menjadi menarik
• 5)Pasien berperan pasif
• 6)Dokter yang menentukanModel ini kurang cocok untuk ke-bidanan karena terlalu
berorientasi pada penyakitdan tidak memberikan pasien menentukan keinginannya sendiri.
Tapi masih banyak yang-terpengaruhi dengan model ini. berikut ini akan diberikan gambaran
bagaiman perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai medical model dan falsafah
kebidanan.

Medical model
Falsafah kebidanan
perspektif
Kasus tidak biasa menjadimenarik
Dokter bertanggung jawab Informasi terbatas
Outcome yang diharapkan ibu dan bayi hidup
dan sehat Normal dalam antisipasiSetiap persalinan peristiwa unik
Wanita dan keluarga membuat keputusan
Informasi diberikan tidak terbatasOut-come yang diharapkan ibu dan bayiyang hidup dan
sehat dan kepuasan akankebutuhan individu

b.Paradigma sehat
Seperti yang kita sama-sama ketahui bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih-rendah, hal
ini menuntut adanya upaya pemerintah dalam upaya menurunkannya. Salah
satu usaha pemerintah dalam menigkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satumodel
dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Apa yang dimaksud paradigma
sehat?
Paradigma sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.Dr.F.A.Moeloek (Menkes RI)
Pada Rapat sidang DPR Komisi VI pada Tanggal 15 September 1998. Paradigma sehat
adalah
cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalahkesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintassektor, dan
upayanya lebih diarahkan pada pen-ingkatan, pemeliharaan dan perlindungankesehatan,
bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Jadi, pa-da paradigma
sehat ini lebih menekankan pada pengobatan promotif, dan preventif.

3.Pengertian women center care


Women center care
merupakan model konseptual dalam asuhan
midwifery care dan asuhan ini berorientasi pada wanita. Dalam hal ini bidan difokuskan
untuk memberikandukungan pada wanita dalam upaya memperoleh sta-tus yang sama di
masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatannya sendiri.Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh badan yaitu
• House of commons
• Health commitee
tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yangmeluas padakaum wanita untuk
memilih pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas saat ini
membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan
pentingnaya asuhan yang berorientasi pada wanita dimanamereka punya peran dalam
menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebu-tuhannya dan timbulkepuasan. Hal ini juga
menunjukan bahwa asuhan berorientasi pada wanita atau
womenCenter Care
amat penting untuk kemajuan praktik kebidanan.

4.Visi mowen center care


Women Center care
ini sangat sesuai dengan keinginan ICM ( Internasional Confederation of Midwifery) yang
tertuang pada visinya yaitu:a.Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan
asuhan kebidanan b.
Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team
dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.Bidan memegang
kunci dalam menentukan asuhan di masa mendatangtermasukpelayanan kesehatan utama
pada komunitas untuk seluruh wanita dankeluarga.Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan
harus menerapkan hal-hal berikut ini:
a.Lakukan intervensi minimal
b.Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
c.Melakukan segala tindakan sesuai dengan standar, wewenang dan kompetensi
d.Memberikan inform konten
e.Memberikan asuhan yang nyaman, aman, logis dan berkualitas
f.Menerapkan asuhan sayang ibuAsuhan sayang ibu ini adalah

a.Asuhan yang tidak menibulkan penderitaan bagi ibu


b.Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan
c.Asuahan yang berorientasi dengan kebutuhan ibu
d.Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga.

B. MANAJEMEN KEBIDANAN

1. Konsep dan Prinsip Manajemen Pada Umumnyaa.Konsep Manajemen


Pengertian manajemen sangat universal, tetapi tidak ada kesepakatan mengenai batasannya
banyak definisi yang dapat dipilih sesuai dengantujuan masing-masing. Batasan yang
palingsingkat mengenai manajemn yaitu :Manajemen adalah
membuat pekerjaan selesai
(getting things done).

Prinsip yangmendasari batasan ini adalah ‘komitmen pencapaian’ yakni komitmen untuk
melakukankegiatan yang bertujuan, bukan semata-mata kegiatan. Untuk menegaskan gagasan
tujuan ini, batasannya dapat ditulis ulang sebagai : ‘manajemen adalah mengungkapkan apa
yanghendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya’. Dengan kata lain, mana-jemen
menentukantujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak
dituju) danmencapainya.
b. Prinsip-Prinsip Manajemen
Ti-ga prinsip pokok manejemen adalah efisien, efektif, dan rasional dalam
mengambilkeputusan.
1. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan han-ya menggunakan sarana yang
perlu,atau dengan menggunakan sarana sedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran
mengenaihubungan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah dikeluarkan (misalnya
oleh seorangtenaga kesehatan).

2. Efektivitas
Efektifi-tas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai;
efektivitasmerupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.
3. Rasional dalam mengambil keputusan
Pengambi-lan keputusan yang rasioanal sangat diperlukan dalam proses
manajemen.Keputusan merupakan su atau pilihan dari dua atau lebih tindakan. Dalam istilah
mana-jemen, pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang
perkembangan suatukegiatan.

2. Pengertian Manajemen Kebidanan


Menurut buku 50
th IBI, 2007, Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis
data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Menurut Deples RI, 2005,
Manajemen Kebidanan adalah metode dan pen-dekatan pemecahanmasa-lah ibu dan anak
yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhankebidanan pada individu,
keluarga, dan masyara-kat.Menurut Helen Varney, 1997, Manajemen Kebidanan adalah
proses pemecahan masalahyang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkanteori ilmiah, penemuan-penemuan, ket-eranpilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.Proses
manajemenkebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ACNM (1999)terdiri
atas:1.Mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap dan relevan secara
sistematismelalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan se-tiap klien, termasuk
mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.2.Mengidentifikasi masalah
dan membuat diagnosis ber-dasarkan interpretasi datadasar.3.Mengidentifikasi kebu-tuhan
terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikanmasalah dan merumuskan tujuan asuhan
kesehatan bersama klien.4.Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga dapat
membuatkeputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.5.Membuat rencana
asuhan yang komprehensif bersa-ma klien.6. Secara pribadi, bert bertanggung jawab terhadap
implementasi rencana individu-al.7.Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan
manajemen dengan berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.

8.Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika terdapat


penyimpangan dari keadaan normal.9.Melakukan evalua-si bersama klien terhadap
pencapaian asuhan kesehatan danmere-visi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
3. Sasaran Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan pada
individuakan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan ke-bidanan yang
ditujukankepada keluarga dan masyarakat.manajemen ke-bidanan mendorong para bidan
menggunakancara yang teratur dan rasional sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat
dalammencagahkan masalah klien dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu
dananak yang sehat dapat tercapai.Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasala-
han kesehatan ibu dan anak yangditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan
pendekatan manajemen ke-bi-danan.Sesuai dengan lingkup dan tanggungjawab bidang maka
sasaran manajemen kebidananditunjukan kepada baik individu ibu dan anak, keluarga
maupun kelompok masyarakat.Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan disebut
klien.yang dimaksud klien di siniialah setiap individu yang dilayani oleh bidan baik itu sehat
maupun sakit.klien yang sakitdise-but pasien.upaya menyehatkan dan meningkatkan status
kesehatan keluarga akan lebihefek-tip bila dlakukan melalui ibu baik didalam keluarga
maupun didalam kelompok masyarakat.didalam pelaksanaan manajemen kebidanan,bidan
memandang keluarga dankelompok masyarakat se-bagai kumpulan individi-individuyang
berada di dalam suatu ikatansosial dimana ibu memegang peran sentral.Manajemen
kebidanan dapat digunakan oleh bidan di dalam setiap melaksanakan kegiatan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,penyembuhan,pemulihankesehatan ibu dan
anak dalam lingkup dan tanggungjawab
4. Fungsi Manajemen Kebidanan
1.Planning (perencanaan), Yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hen-dak dicapai
selamasuatu masa yang akan dating dan apa yang ha-rus diperbuat agar dapat
mencapaitujuan-tujuan itu.
2.Organizing (pengelompokan), Yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagaikegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiataniitu
3.Staffing (kepeluan SDM), Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber dayamanusia,
pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan tenaga ker-ja.4.Controlling (pengawasan),
Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,menentukan sebab-sebab penyimpangan
dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan
5. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
1.Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien
secarakeseluruhan.
2.Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau masa-lah.
3.Mengindentifikasi diagnosis atau masalah potensi-al dan mengantisipasi penanganannya
4.Menetapkan kebutu-han terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengantenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5.Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional ber-
dasarkankeputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebe-lumnya.
6.Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7.Mengevalua-si keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembalimanajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efek-tif.Ketujuh langkah manajemen kebidanan
menurut Varney adalah sebagai berikut :

Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yangdiperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
• Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya,
• Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studiPada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sum-ber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bilaklien
mengalami komplikasi yang perlu dikon-sultasikan kepada dokter dalam
manajemenkolaborasi bi-dan akan melakukan konsultsi. Pada keadaan tertentu dapat ter-jadi
langkah pertama akan overlap dengan 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah
tersebut)karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostic yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari
langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.

Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diag-nose atau masalah
dankebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulakan.Data dasar yang sudah dikumpul-kan diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah ataudiagnose yang sfesipik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena
be-berapamasalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosa tetapi sungguh membu-tuhkan
penangananyang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan ter-hadap klien. Masalah sering
berkaitandengan pengalaman wanita yang di identifikasi oleh bidan. Masalah ini sering
menyertaidiagnosa. Se-bagai contoh diperoleh diagnosa “kemungkinan wanita hamil”, dan
masa-lahyang berhubungan dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak
menginginkan kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada trimester ketiga merasa
takutterhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi.
Perasaantakut tidak termasuk dalam kategori “
nomenklatur standar diagnosa”
tetapi tentu akanmenciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan
memerlukansuatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.

Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pa-da langkah ini kita mngisentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkanragkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifi-kasi. Langkah ini
membutuhkanantisipasi, bila memunkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien,
bidandiharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar ter-
jadi.Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh seorang
wanitadengan pemuaian uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemung-ki-
nan penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya pelihidramnion, besar
darimasa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar). Kemudian ia
harusmengan-ti-sipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap
terhadapkemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia
uterikare-na pemuaian uterus yang berlebiahan. Pada persalinan dengan bayi besar,
bidansebaiknya juga mengantisipasi dan beriap-siap terhadap kemungkinan terjadinya
distocia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada
terhadapkemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya
kemung-ki-nan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan
yangsederhana adalahdengan bertanya dan mengkaji riwayat ke-hamilan pada setiap
kunjunganulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simptomatik terhadap bakteri dan segera
memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.

Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan


yangMemerlukan Penanganan Segera
Menidentifi-kasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter fan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuaikondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
ke-bidanan. Jadimanajemen bukan hanyaselama asuhan primer periodic atau kunjungan
prenatal saja, teta-pi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-mene-rus, misalnya
pada waktu wanitatersebut dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan
dievaluasi.Beberapa data mung-kin mengidikasikan situasi yan gawat dimana bidan harus
bertin-dak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdara-han
kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari datayang dikumpulkan dapat mejukan satu situasi yang memerlukan tindakan
segerasementara yan lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps
ta-li pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasiatau kolaborasi dengan dokter.Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari
pre-eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medic yang
serius, bidan perlu melakukan konsultasiatau kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi
tertentu seorang wanita mungkin juga akanmemerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lainnya seper-ti pekerja sosial, ahli gizi atau seorng ahli perawat
klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidanharus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien
untuk menentukan kepada siapa konsultasidan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan klien.

Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkahsebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan mana-jemen terhadap diagnosa atau
masalahyang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pa-da langkah ini reformasi / data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga-dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakanakan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konsel-ing, dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,
kultural atau masa-lah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhannya terhadap wanita tersebut
sudah mencakup-se-tiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana
asuhan haruslahdisetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan k lien, agar dapat
dilaksanakan denganefektif karena klien merupakan bagia dari pelaksanaan rencana tersebut.
Oleh karena itu,langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan
hasil pembahasanrencana bersa-ma klien, kehidupan membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakann-ya.Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yan up to date serta sesuai
denganasumsi tentang apa yang atau tidak akan dilakukan oleh klien.Rasional berarti tidak
berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadan klien dan pengetahuanteori yang benar dan
memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap, dan bisadianggap valid sehingga
menghasilkan asuhan klien yang lengkap dan tid-ak berbahaya.

Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan


pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan pada langkah
kelimadil-aksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan
atausebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
yanglain. Jika bidn tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen asuhan bagi klien ada-lah
bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruhtersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkanmutu dari
asuhan klien.

Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi


Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikanmeliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuaidengan sebagaimana te-lah diidentifikasi didalam masalah diagno-sa. Rencana tersebut
dapatdianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan
bahwasebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

Rangkuman

Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap perubahan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Dengan mengutamakan
keterampilan profesioanal denggunakan praktik berbasis bukti, dalam bentuk evidence based
midwifery agar hasil evaluasi terhadap penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat
digunakan dalam proses preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan
keputusan keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita. Dengan pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan evidence based midwifery baik yang
dilaksanakan di Indonesia maupun akan didadptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media
dalam mengurangi risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka
kematian ibu dan anak.

Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base
dapat diartikan sebagai berikut:
Evidence (Bukti, fakta) dan Base (Dasar) Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan
bukti.
Pengertian Evidence Base menurut sumber lain:
The process of systematically finding, appraising and using research findings as the basis for
clinical decisions.
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil
penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.Jadi pengertian Evidence Base-
Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam
hambatan implementasi evidence-based dukungan selama persalinan normal di Praktik
Mandiri Bidan (PBM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif fenomenologi. Partisipan adalah bidan yangmemiliki Praktik Mandiri Bidan
(PMB), seleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan convenience sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawacara mendalam dan observasi.Analisis data
yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga
hambatanimplementasi dukungan selama persalinan normal yaitu hambatan dari keluarga,
hambatan dari pasiendan suami, dan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
dukungan selama persalinan. Sulituntuk menerapkan praktik sesuai dengan evidence-based,
terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saatpenerapannya. Profesional kesehatan
diharapkan meningkatkan pemberian edukasi kepada pasien dankeluarga tentang dukungan
selama persalinan

1. bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi merupakan pengertian
dari :
a. sampel
b. populasi
c. analisa data
d. desain penelitian

2. metodologi analisis yang dirancang secara sistematis untuk mengevaluasi dan


merangkum hasil-hasil penelitian oleh para peneliti lain sehingga meningkatkan ukuran
sampel secara keseluruhan merupakan pengertian dari :
a. Desain longitudinal
b. Desain eksplorasi
c. Desain meta-analisis
d. Desain observasional

3. Macam-macam pengumpulan data kecuali:


a. Angket
b. Tes
c. Wawancara
d. Tertulis

4. pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi disebut :
a. Proportionate Stratified Random Sampling
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
c. Cluster Sampling (Area Sampling)
d. Simple Random Sampling

5. Ada beberapa rambu-rambu sederhana antara analisis data sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor kecuali :
a. Jenis penyelidikan (deskriptif, inferensial)
b. Jenis variabel (terikat, bebas)
c. Jumlah variabel ( banyak,sedikit )
d. Tingkat pengukuran variabel (nominal, ordinal, interval)
6. Yang bukan merupakan penelitian kualitatif adalah
a. Setiap pada Ideographic
b. Menggali dengan Kuisioner
c. Menekan penuh dengan nilai
d. Menekankan pada proses

7. Yang bukan merupakan penelitian Kuantitatip adalah


a. Setia pada Nomothetic
b. Menggali dengan Kuisioner
c. Setia pada Ideographic
d. Bersifat abstrak dari realitas dan tidak pernah mengadakan kajian secara langsung

8. Yang merupakan karakteristik metodologis yaitu ?


a. Desain
b. Instrumen
c. Gaya
d. Unsur kontekstual

9. Berikut merupakan syarat Ilmu aliran Non Postivistik, kecuali


a. Tidak memliki aturan
b. Metodis, yakni harus tersedia cara tertentu untuk membangun pengetahuan yang
bersifat ilmu
c. Memiliki objek kajian yang terdiri satu golongan masalah yang sama yang sifatnya
hakikat
d. Tersusun dalam pola pikir yang runtut dan dalam satu kesatuan sistem sebab akibat

10. Berikut ini yang bukan termasuk peniliti Kualitatif adalah ?


a. Narasi sejarah
b. Foto sejarah kehidupan
c. Bahan biaografis dan otobiografis
d. Model matematis
DAFTAR PUSTAKA

Evidence Based Midwifery di Royal College Midwives Inggris :


http://www.rcm.org.uk/ebm/volume-11-2019/volume-11-issue-1/the-physical-effect-of-exercise-in-
pregnancy-on-pre-eclampsia-gestational-diabetes-birthweight-and-type-of-delivery-a-struct/
Comfort in Labor : http://Childbirthconnection.org.
Journal of Advance Research in Biological Sciences : http://www.ejmanager.com/mnstemps/86/86-
1363938342.pdf?t=1370044205
http://ikespnb.ac.id
https://akbidbinahusada.ac.id
Role Model Dan Manajemen Dalam Asuhan Kebidanan | PDF (scribd.com)

Anda mungkin juga menyukai