Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS DAN TUNTUTAN


MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN DAN PERBAIKAN
DALAM PELAYANAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. ERNA BUDIANI
2. HARIANI
3. BAIQ MILA ASRI
4. LAILY HIDAYATI
5. FARIDA ROSIANA
6. NINING PUTRIANI
7. SEPTIKA LESTARI
8. YANI SUPRIANINGSIH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR


LOMBOK TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “Lingkup Pelayanan
Kebidanan Komunitas dan Tuntutan Masyarakat Terhadap Perubahan dan
Perbaikan”
Kami juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penyusunan makalah berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
bagi diri kami pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya, khususnya
mahasiswa kebidanan Hamzar Lombok Timur.

Lombok Timur, ….. September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Masalah ............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4
A. Pengertian Kebidanan di Komunitas.............................................. 4
B. Lingkup dan Jaringan Kerja Pelayanan Bidan di Komunitas......... 4
C. Sasaran Kebidanan Komunitas....................................................... 9
D. Tanggung Jawab Bidan di Komunitas............................................ 9
E. Tugas Bidan di Komunitas............................................................. 10
F. Tuntutan masyarakat saat ini terhadap perubahan dan perbaikan
dalam pelayanan ............................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan
bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak Balita
dalam keluarga dan masyarakat. Banyak masalah kebidanan yang terjadi di
komunitas. Kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe
abortion, tingkat kesuburan, pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan dan perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas merupakan masalah-masalah kebidanan komunitas
(Lusiana, 2017)
Pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan pada masyarakat
ditekankan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapain derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kebidanan (Lusiana, 2017)
Sebagai bidan komunitas, dalam menjalankan tugas ia merupakan
komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain
dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang
bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan
sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan
pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang
dihadapi serta ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik
untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya
(Lusiana, 2017)
Masalah pelayanan kebidanan komunitas yang ada di masyarakat
merupakan hal yang sangat penting bagi bidan dalam memberikan pelayanan
yang komprehensip dan menyeluruh dari semua area lapisan masyarakat
sehingga kita dapat mengetahui betapa dibutuhkannya pelayanan kebidanan

1
yang dilakukan komunitif oleh bidan karena akan banyak membawa pengaruh
positif fan mengurangi adanya intervensi yang tidak perlu (Lusiana, 2017)
Banyak masalah kebidanan yang terjadi di komunitas. Masalah
tersebut antara lain adalah Kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe
abortion, tingkat kesuburan, pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan dan perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan
kebidanan komunitas. Angka kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi
walaupun sudah terjadi penurunan dari 307/100 ribu kelahiran hidup
(SDKI/2002/2003) menjadi 263/100.000 kelahiran hidup dibandingkan
dengan angka kematian ibu dinegara tetangga dekat.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan secara umum mengacu pada
customer focused quality yaitu pelayanan yang berfokus terhadap kepuasan
pelanggan. Hal ini berdampak pada tuntutan masyarakat pada pelayanan
kesehatan. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kebidanan menuntut
pelayanan kebidanan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan kebidanan
yang bermutu dan paripurna. Pelayanan kebidanan yang bermutu akan
menentukan citra baik sebuah rumah sakit. Pasien yang merasa puas terhadap
pelayanan yang diterima akan menceritakan kepada saudara, tetangga, teman
dan kerabat lainnya sehingga kepercayaan untuk menggunakan jasa rumah
sakit tersebut juga meningkat. Hal tersebut juga akan meningkatkan
pendapatan rumah sakit sebagai penjual jasa (Nursalam, 2014)
Pelayanan kebidanan dilaksanakan oleh bidan mulai dari pelayanan
kesehatan tingkat primer, sekunder dan tertier. Untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang berkualitas diperlukan tenaga bidan yang memiliki
kemampuan dalam aspek intensitas kognitif tidak hanya level tahu,
komprehensif dan aplikasi, tetapi perlu memiliki kemampuan analisis, sintesa
dan evaluasi, sehingga mampu berpikir kritis dalam suatu pengambilan
keputusan yang tepat serta mampu memehami perasaan klien yang ditangani
(Bappenas, 2015).

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas ?
2. Bagaimana tuntutan masyarakat terhadap perubahan dan perbaikan dalam
pelayanan.

C. Tujuan Masalah
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui tuntutan masyarakat terhadap perubahan dan perbaikan
dalam pelayanan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebidanan di Komunitas


Bidan komunitas (community midwifery) adalah bidan yang bekerja
melayani keluarga dan masyarakat wilayah tertentu. Kebidanan komunitas
adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan
untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada
dalam masyarakat di wilayah tertentu (Dyah, 2012).
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang
ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Dyah,
2012).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat, atau
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigm kebidanan dan paradigm sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken, dkk, 2009).

B. Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas


Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, meliputi upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), diagnosis
dini dan pertolongan tepat guna, meminimalkan kecacatan, pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), serta kemitraan.
1. Promotif
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat
orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki
kesehatan, baik dilakukan secara individu, keluarga, kelompok, maupun

4
masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain dengan memberikan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, pemberian makanan
tambahan, dan pendidikan seks.
Contoh promotif kebidanan komunitas :Penyuluhan kesehatan
adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar, pemberian informasi
atau nasehat yang ditujukan kepada individu, kelompok atau masyarakat
tentang bagaimana hidup sehat.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina, memelihara perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Metode dalam penyuluhan yakni ceramah dan dialog, sedangkan
alat bantu penyuluhan yakni kartu (“Flash Cart”) dan FLIPCHART
Contoh-contoh upaya promotif yang dapat dilakukan dalam
pelayanan kebidanan adalah :
a. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang
pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
b. Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki
bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis
imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
c. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang
pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki
balita.
d. Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk
mengetahui keadaan organ reproduksinya.
e. Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
f. Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu
mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi
tersebut.

5
g. Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu
hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah
satu tanda tersebut.
h. Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai
persiapan untuk masa laktasi nantinya
i. Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan
j. Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan
hygiene, perawatan bai, dan lain-lain
k. Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
l. Informasi tentang menopause  pada lansia
m. Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada
masa lansia
2. Preventif
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.Upaya preventif dapat dilakukan di antara dengan
melakukan imunisasi pada bayi, balita, dan ibu hamil.Pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan
rumah pada ibu nifas dan neonatus. Pemberian tablet vitamin A dan
garam beryodium ibu nifas dan balita. Pemberian tablet tambah darah dan
senam ibu hamil.
Contoh-contoh upaya kesehatan preventif dalam bidang kebidanan,
antara lain :
a. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, lansia,
dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
c. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
d. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas,
maupun dirumah
e. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

6
f. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari
anemia
g. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan
melancarkan sirkulasi ibu
h. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
i. Pencegahan komplikasi pada saat nifas
j. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
3. Diagnosis Dini dan Pertolongan Tepat Guna
Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk
membantu menekan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.
Diagnosis dini pada ibu dilakukan sejak ibu hamil yaitu dengan cara
melakukan deteksi dini (misalnya penapisan dini ibu hamil dengan
menggunakan kartu Skor Puji Rochyati) agar tidak terjadi keterlamabatan
dikarenakan terjadi rujukan estafet. Ibu bersalin, ibu nifas sehingga ibu
akan mendapatkan pertolongan secara tepat guna.
Untuk diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara
pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya baik oleh keluarga,
kelompok, maupun masyarakat.
4. Meminimalkan Kecacatan
Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk
merawat dan memberikan pengobatan individu, keluarga, atau kelompok
orang yang menderita penyakit. Upaya yang  bisa dilakukan diantaranya
dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, ibu
nifas, dan perawatan tali pusat bayi baru lahir.
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita
yang di rawat di rumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang
menderita penyakit.Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba,
penderita TBC dengan latihan nafas dan batuk efektif.

7
Contoh-contoh upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan dalam
pelayanan kebidanan antara lain adalah :
a. Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
b. Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit
sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
c. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil
pasca sakit
d. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan
cara ibu dapat mengubah posisi dan   berjalan-jalan sekurang-
kurangnya 6 jam setelah melahirkan
e. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas
atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu
setelah melahirkan
f. Pemenuhan gizi pada ibu nifas
6. Kemitraan
Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas, bidan harus
mempunyai pandangan bahwa masyarakat adalah mitra dengan fokus
utama anggota masyarakat. Anggota masyarakat sebagai intinya
dipengaruhi oleh subsistem komunitas yaitu lingkungan, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan
dan sosial, komunikasi, ekonomi, serta rekreasi. Salah satu cara untuk
memahami dan mempelajari subsistem-subsistem tersebut adalah dengan
membimbing, menggerakkan, dan memberdayakan masyarakat melalui
kemitraan.
Kemitraan bidan di komunitas dapat dilakukan dengan LSM
setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat
yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan
keluarga dan masyarakat.Terutama pada kondisi dimana stigma
masyarakat perlu dikurangi (misalnya penderita TBC, pecandu narkoba,
korban perkosaan dan prostitusi).

8
7. Lingkungan
Lingkungan produktif yaitu lingkungan yang bebas dari polusi,
tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat serta terwujudnya masyarakat yang saling tolong
menolong.

C. Sasaran Kebidanan Komunitas


Sasaran kebidanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
1. Individu, diutamakan individu yang ditemukan di klinik, rumah dan
tempat lain dengan masalah kesehatan.
2. Keluarga, diutamakan keluarga dengan resiko tinggi masalah kesehatan
tertentu.
3. Kelompok penduduk, diutamakan kelompok penduduk daerah kumuh,
daerah terisolasi, dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita dan ibu hamil, panti, dsb.
4. Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan
masyarakat secara keseluruhan.

D. Tanggung Jawab Bidan di Komunitas


Tanggung jawab bidan di komunitas meliputi beberapa hal berikut.
1. Menjaga pengetahuannya tetap up to date, berusaha secara terus-menerus
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemahiran.
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadi, dan tidak
berupaya untuk bekerja melampaui wewenangnya dalam memberikan
pelayanan klinik.
3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
dari suatu keputusan.
4. Berkomunikasi dan bekerja sama denganpekerja kesahatan profesional
lainnya (perawat, dokter, dan lain-lain) dengan rasa hormat dan
bermartabat.

9
5. Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
6. Melakukan pemantauan mutu yan mencakup penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit
Maternal Perinatal (AMP).
7. Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan
mutu asuhan kesehatan.
8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta
kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur yang terbukti
merugikan perempuan.

E. Tugas Bidan di Komunitas


1. Pelaksanaan pelayanan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu
hamil, bersalin dan nifas, pelayanan KB, pelayanan kesehatan bayi, dan
pembinaan dukun bayi.
2. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan
urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki dan diberikan.
3. Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar
tumbuh kesadaran
4. Memberi bimbingan, asuhan dan nasihat kepada remaja (calon ibu), ibu
hamil termasuk ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan, ibu masa
nifas, ibu menyusui dan ibu dalam masa klimakterium/menopause.
5. Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan terhadap bayi dan
anak-anak prasekolah.
6. Memberi pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil, sehat dan bahagia.
7. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap ibu dan anak balita
yang kesehatannya terganggu, serta memberi bantuan pengobatan sebagai
pertolongan pertama sebelum tindakan medis lanjutan dilakukan.

10
8. Melakukan penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan, pra-
perkawinan, penyakit kandungan yang terkait dengan kandungan, dan
keluarga berencana, kesehatan anak, gizi, dan kesehatan lingkungan
keluarga.
9. Membimbing dan melatih calon bidan, dukun dan kader kesehatan di
dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan
10. Mengkaji kegiatan pelayanan/asuhan kebidanan yang dilakukan untuk
perbaikan dan peningkatan
11. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam
rangka mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Tugas Bidan menurut Rencana KMD (Kesehatan Masyarakat Desa)
ialah sebagai berikut :
1. Mendidik masyarakat terutama ibu-ibu mengenai kesehatan dimana saja
ada kesempatan.
2. Melakukan kunjungan rumah untuk memelihara dan mempertinggi nilai
kesehatan seluruh keluarga.
3. Memberikan pertolongan persalinan dengan sebaik-baiknya.
4. Menyelenggarakan BKIA dan bentuk biro konsultasi.
5. Menyelenggarakan kursus dukun bayi.
6. Mengawasi dan membimbing pekerjaan PK tenaga kesehatan lain dan
dukun yang berada di dalam lingkungannya.
7. Membantu pendidikan guru sekolah dalam bidang kesehatan.
8. Membantu terlaksananya program KMD dan usaha pembangunan
masyarakat desa pada umumnya /dalam keadaan wabah misalnya.
9. Mengikuti petunjuk yang diberikan pimpinan dan meneruskan kepada
tenaga kesehatan yang diperbantukan kepadanya.
10. Membantu dokter dalam pemeriksaan dan pengobatan anak dan ibu yang
sakit.
11. Menelaah laporan tenaga kesehatan yang diperbantukan kepadanya
12. Menyusun laporan berkala yang meliputi pekerjaan yang telah dilakukan.
13. Menilai usaha yang menjadi tugasnya.

11
14. Bekerja sebagai anggota regu kesehatan.
15. Memupuk semangat regu pada tenaga kesehatan yang diperbantukan
kepadanya.
16. Bekerja erat dengan petugas dinas lain dan dengan pemimpin masyarakat
yang dapat membantu usaha pemeliharaan kesehatan keluarga di
wilayahnya

F. Tuntutan masyarakat saat ini terhadap perubahan dan perbaikan dalam


pelayanan
Tuntutan masyarakat pada saat ini adalah pelayanan yang berkualitas, aman,
nyaman, dan terjangkau. Pelayanan kebidanan yang berkualitas adalah pelayanan
yang diberikan sesuai tugas dan tanggung jawab praktik profesi bidan dalam
memberikan pelayanan secara komprehensif untuk meningkatkan kesehatan ibu,
anak, kuluarga dan masyarakat yang memberikan kepuasan pelanggan baik secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
1. Tujuan pelayanan kebidanan
Tujuan pelayanan kebidanan yang berkualitas, aman, murah dan terjangkau
antara lain :
a. Ibu dan bayi sehat, selamat, keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan
martabat manusia.
b. Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi asuhan.
c. Kepuasan ibu, keluarga dan bidan.
d. Adanya kekuatan diri dari wanita dalam menentukan dirinya sendiri.
e. Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan.
f. Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas.
2. Sasaran Pelayanan Kebidanan Berkualitas
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan
pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
a. Layanan Primer
Layanan kebidanan adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.

12
b. Layanan Kolaborasi
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah
satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c. Layanan Rujukan
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang
mendorong persalianan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical
atau meningkatkan keaamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.
3. Peran Bidan dalam memberikan Pelayanan yang Berkualitas, aman, murah dan
terjangkau
Peran bidan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, aman, murah
dan terjangkau antara lain adalah sebagai berikut :
a. Peran bidan sebagai Pendidik
1) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, kesehatan
ibu, anak dan keluarga berencana.
2) Bersama klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan
keluraga berencana.
3) Bersama klien pihak terkait meyusun rencana penyuluhan kesehatan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
4) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
5) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang yang melibatkan
unsur-unsur terkait termasuk masyarakat.
6) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan
masyarakat dan menggunakannya untuk perbaikan dan meningkatkan

13
program di masa yang akan datang.
7) Mendokumentasikan  semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.
b. Peran bidan sebagai Pelaksana
Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan
kegiatan, antara laian :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pranikah.
2) Pemeliharaan kesehatan bumil, nifas dan masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan obstetri di
keluarga.
5) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
di keluarga.
6) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Peran bidan sebagai Pengelola
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak
di puskesmas, polindes, posyandu dan praktik bidan, memimpin dan
mengelolah bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Perannya sebagai pengelola anatara lain :
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu keluarga kelompok khusus dan masyarakat
diwilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.
2) Berpartisifasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun
bayi, keder kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.
d. Peran bidan sebagai Peneliti
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan dalam bidang kesehatan secara
dasarnya bidan harus mengetahui bagaimana pencatatan, pengelahan dan
analisis data. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau
hipotesis atau hasil analisisnya. Berdasarkan data tersebut bidan dapat
menyusun rencana atau tindakan sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan. Bidan juga harus dapat melaksanakan evaluasi atas tindakan yang

14
dilakukan  tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang
dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang
berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara
bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang
yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga
ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan
melakukan konseling yang baik kepada klien.
Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang
berkualitas dan sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai
mitra masyarakat, khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti
bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna),
yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam
upaya mencapai terwujudnya paradigma sehat.
Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional
dan handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya
berhubungan dengan nyawa manusia, disamping harus professional dalam
pelayanan, professional berkomunikasi dan juga bidan juga sabar (telaten)
agar pasien merasa aman dan nyaman di saat melakukan pelayanan kehamilan,
persalinan, masa nifas, keluarga berencana dan lain sebagainya.
Bidan juga harus mengetahui tujuan pelayanan yang diberikan, sasaran
dari asuhan kebidanan, peran dan fungsinya sebagai pemberi pelayanan

15
kebidanan di komunitas sesuai Evidence Based yang berlaku, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas yang dapat memuaskan klien.

B. Saran
Bidan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai dengan peran dan fungsinya berdasarkan etika profesi bidan yang
berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dyah, 2012. Penduan Lengkap Pelyanan Kb Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika

Lusiana, 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang : CV. Rumah kayu
Pustaka Utama.

Meilani, Niken, 2009. Pelayanan Keluarga Berencana (dilengkapi dengan


penuntun belajar). Cetakan Pertama. Yogyakarta: Fitramaya. .

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai