Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISU-ISU PADA KEBIJAKAN KEBIDANAN, PENGEMBANGAN


KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME, STANDAR GLOBAL UNTUK
KOMPETENSI BIDAN

DOSEN PENGAMPU
SITI LESTARI, SST., M. KEB

DISUSUN OLEH
SITI NURHILSA
20.10.15201.1.004

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KELUARGA BUNDA JAMBI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
Karunia serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “1. Isu-isu
pada kebijakan kebidanan. 2. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme. 3. Standar global
untuk kompetensi bidan’’. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Siti Lestari, SST.,M.Keb
selaku dosen mata kuliah Manajemen & Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan yang telah
memberikan tugas kami ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang “1. Isu-isu pada kebijakan kebidanan. 2. Pengembangan kompetensi
dan profesionalisme. 3. Standar global untuk kompetensi bidan”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Jambi, 14 Maret 2023

Siti Nurhilsa

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
1.1. ISU-ISU PADA KEBIJAKAN KEBIDANAN................................................................2
1.2. PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME...............................6
1.3. STANDAR GLOBAL UNTUK KOMPETENSI BIDAN................................................8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
2.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta reformasi
dalam pemerintahan dan pembuatan kebijakan telah membentuk praktik kebidanan di Indonesia.
Perkembangan terkini adalah reformasi dalam pendidikan bidan dan pembuatan peraturan terkait
tenaga kesehatan, agar sesuai dengan standar dunia.
Jannah (2016) mengatakan kompetensi bidan meliputi tiga aspek yaitu aspek
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) yang harus seimbang
karena pendidikan bidan merupakan pendidikan akademik professional.

B. Rumusan Masalah.

1. Isu-isu pada kebijakan kebidanan.


2. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme.
3. Standar global untuk kompetensi bidan.

C. Tujuan.

1. Untuk mengetahui isu-isu pada kebijakan kebidanan.


2. Untuk mengetahui kompetensi dan profesionalisme.
3. Untuk mengetahui standar global untuk kompetensi bidan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. ISU-ISU PADA KEBIJAKAN KEBIDANAN.

2. Dukungan Global untuk Kebidanan.

Sejak tahun 2008, UNFPA telah berada di garis depan dalam bekerja bersama Konfederasi
Bidan Dunia atau International Confederation of Midwives (ICM) dan mitra global lainnya untuk
memperkuat kualitas kebidanan.

3. Tenaga Bidan.

a. Jumlah dan Distribusi

Ikatan Bidan Indonesia baru-baru ini melaporkan bahwa ada 324.000 bidan di seluruh
Indonesia. Namun demikian, pencatatan terbaru di tingkat pusat menunjukkan ada lebih dari
600.000 bidan (jumlahnya masih mungkin bertambah) di Indonesia. Penempatan tenaga bidan
yang belum maksimal tentunya juga menjadi kendala.

b. Penyelenggaraan Praktik Bidan

Berdasarkan penyelenggaraan praktik keprofesian bidan di Indonesia:

1. Praktik Kebidanan secara mandiri (PMB)

2. Praktik Kebidanan di fasilitas Kesehatan

3. Bidan Desa

4. Konteks Kebijakan.

Kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta reformasi dalam
pemerintahan dan pembuatan kebijakan telah membentuk praktik kebidanan di Indonesia.
Perkembangan terkini adalah reformasi dalam pendidikan bidan dan pembuatan peraturan terkait
tenaga kesehatan, agar sesuai dengan standar dunia.

2
Peraturan yang mendasari Praktik Kebidanan di Indonesia.

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 5380/IX/1963.

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Peraturan
Menteri Kesehatan No. 623/1989.

3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 572/VI/1996.

4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik


bidan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.

6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan


Praktek Bidan.

7. Peraturan Menteri Kesehatan No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek
Bidan.

Penyelenggaraan praktik lebih ditekankan berdasarkan kewenangan keprofesian bidan,


uraian tugas wewenang lebih rinci dan lebih jelas, tantangan global termasuk adanya bidan
lulusan luar negeri yang dapat melaksanakan praktek kebidanan di Indonesia.

8. Undang-Undang RI no.4 tahun 2019 tentang Kebidanan.

a. Pendidikan kebidanan terdiri dari akademik, vokasi dan profesi.

b. Uji kompetensi dilakukan oleh perguruan tinggi bekerjasam dengan OP,lembaga pelatihan
dan lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi.

c. Bidan DIII/DIV hanya dapat melaksankan praktik kebidanan di fasilitas kesehatan, bidan
lulusan profesi dapat melaksanakan praktik kebidanan di tempat Praktik Mandiri Bidan dan
Faskes lainnya.

d. Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan ibu, anak, kespro perempuan dan KB,
pelaksanaan tugas brdasarkan pelimpahan wewenang, pelaksanaan tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu.

3
5. Isu-isu terkini yang dihadapi bidan di Indonesia.
1) Peraturan perundangan terkait izin praktik.

Model peraturan yang berevolusi di bawah struktur MTKI tidak mendukung praktik bidan
otonom.Walaupun demikian, peraturan masih tetap di perbaharui dan UU Kebidanan sudah
ditetapkan bersamaan dengan adanya Konsil Tenaga Kesehatan.

2) Prosedur perizinan ulang.

Sebelumnya Bidan di Indonesia dapat menjalani dua jenis jenjang pendidikan (Diploma
III atau Diploma IV). TidaK jelas bagaimana diploma ini akan disejajarkan dengan Kerangka
Kualifikasi Indonesia dan kursus kebidanan lainnya (prapelayanan – pre-service, saat
pelayanan– in-service, dan pendidikan berkelanjutan – CPD) di Indonesia.

3) Standar kurikulum KEBIDANAN.

Standar KURIKULUM KEBIDANAN cukup bervariasi antara satu lembaga pelatihan dan
lainnya.Akreditasi sudah ada, namun sejauh mana ini akan ditegakkan akan menjadi ukuran
keberhasilan mekanisme ini.Program D3 harus ditingkatkan menjadi S1 dan profesi. Ada
masukan bahwa pemerintah Indonesia menginginkan kebidanan menjadi kursus kejuruan –
jika kebidanan ingin diakui sebagai profesi, halini harus dipertimbangkan lebih jauh, karena
kerangka Kualifikasi Indonesia menentukan bahwa profesi harus didukung kualifikasi di
tingkat S1 atau lebih.

4) Standar berbasis bukti.

Perlu penguatan melalui penelitian, praktik terbaik dan penetapan cakupan praktik.

5) Layanan kebidanan berkualitas dan semua pengalaman diperlukan oleh siswa kebidanan.

Sebelum registrasi, sebuah Uji Klinis Terstruktur dan Obyektif (Objective Structured
Clinical Examination or OSCE) dilaksanakan diikuti uji pengetahuan online dalam 7 bidang
kompetensi. Bentuk ujian kompetensi ini baru saja dilaksanakan dan hasilnya mengecewakan
dengan hanya separuh dari pelamar yang berhasil lulus.

4
6) Aturan kepegawaian.

Adanya kebutuhan untuk melatih atau menarik bidan untuk mengisi kesenjangan,
misalnya di bidang manajemen, pengajaran dan pengawasan.

7) Jumlah bidan.

Ada jumlah bidan yang memadai di Indonesia. Namun, ada kebutuhan untuk redistribusi
bidan agar kesenjangan yang sekarang ada dalam cakupan layanan dapat diisi.

8) Deskripsi pekerjaan bidan.

Ada kebingungan mengenai perbedaan antara sebuah deskripsi pekerjaan dan


dokumentasi yang sering tidak diperbaharui. Kedepannya hal ini harus ditangani.

9) Peraturan antara siswa dan pengajar.

Perlu dikembangkan kapasitas bidan sebagai pengajar dan pendidik bidan untuk
membantu memperkecil kesenjangan yang ada.

10) Standar pengajar kebidanan.

Pengajar kebidanan yang telah mendapatkan pelatihan dan telah dinilai kompeten dan
semua aspek kebidanan, dan memiliki kompetensi untuk mengajar masih dinilai kurang.

11) Bahan mengajar dan bahan pelajaran.

Perlu mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah daftar standar untuk semua


bahan mengajar dan bahan pelajaran yang digunakan di semua institusi pelatihan/ pendidikan
untuk bidan.

12) Program pendidikan lanjutan.

Kajian Spesialisasi Kebidanan di jenjang S2 dan S3 dan program spealisasi


kepemimpinan, manajemen, pengembangan penelitian dan pembuatan kebijakan kebidanan
membutuhkan penguatan.

5
1.2. PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME.

A. Kompetensi.
merupakan kemampuan individu untuk melaksanakan tugas dan peran dengan
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai pribadi serta kemampuan
membangun pengetahuan dan keterampilan berdasarkan pengalaman dan proses
pembelajaran yang pernah dilakukan.
B. Aspek Aspek Kompetensi Bidan.
Jannah (2016) mengatakan kompetensi bidan meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) yang harus seimbang karena
pendidikan bidan merupakan pendidikan akademik professional.
C. Area Kompetensi Bidan.
Kompetensi Bidan terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi meliputi:
(1) Etik legal dan keselamatan klien,
(2) Komunikasi efektif
(3) Pengembangan diri dan profesionalisme,
(4) Landasan ilmiah praktik kebidanan,
(5) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan,
(6) Promosi kesehatan dan konseling, dan
(7) Manajemen dan kepemimpinan.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN.
D. Ciri – ciri Profesi.
 Pekerjaan seumur hidup.
 Mempunyai motivasi kuat karna panggilan.
 Memiliki klmpk ilmu pengetahuan & keterampilan khusus.
 Mengambil kptsan berdasarkan aplikasi prinsip & teori.
 Berorientasi pada pelayanan.
 Mempunyai wadah organisasi, standart etik & standar profesi yg diterapkan.

6
E. Karakteristik Profesi.
 Memiliki pengetahuan yang melandasi pelayanan.
 Mampu memberikan pely yg unik kpd orang lain.
 Mempunyai pendidikan yg mempunyai standar.
 Pengendalian terhadap standar praktek.
 Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan pelayanan yang diberikan.
 Karir seumur hidup.
F. Bidan sebagai jabatan professional.
Ciri-ciri jabatan profesional
● Pelakunya secara nyata memiliki keahlian sesuai dengan tugas-tugas khusus serta
tuntutan jenis pekerjaannya.
● Kecakapan a/ keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil latihan rutin yg terkondisi
tetapi perlu memiliki wawasan keilmuan yg mantap.
● Pekerja profesional dituntut berwawasan luas shg pilihan jabatan serta kerjanya hrs
disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya.
● Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan negaranya.
G. Seorang bidan yg profesional memiliki tanggung jawab sbb:
 Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date.
 Mengenali batas pengetahuan, keterampilan pribadinya, & tidak berupaya melampaui
wewenangnya.
 Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari putusan
tersebut.
 Bekerja sama dengan pekerja kesehatan profesional lainnya.
 Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan & rumah sakit pendukung.
 Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yg mencakup penilaian sejawat serta
pendidikan berkesinambungan.
 Bekerja sama dengan masyarakat tempat bidan berparktik meningkatkan akses dan mutu
asuhan kesehatan.

7
 Menjadi bagian dlm upaya meningkatkan status kesehatan wanita dan menghilangkan
praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum Wanita.
H. Area Pengembangan Diri dan Profesionalisme.
a. Bersikap mawas diri.
b. Melakukan pengembangan diri sebagai bidan profesional.
c. Menggunakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
menunjang praktik kebidanan dalam rangka pencapaian kualitas kesehatan
perempuan,keluarga, dan masyarakat.

1.3. STANDAR GLOBAL UNTUK KOMPETENSI BIDAN.

1. Kompetensi Umum.

1.a. Mengambil tanggung jawab atas keputusan dan tindakannya sendiri sebagai praktisi mandiri.

1.b Mengambil tanggung jawab untuk perawatan diri dan pengembangan diri sebagai bidan.

1.c Mendelegasikan dengan tepat aspeka suhan dan memberikan pengawasan.

1.d Gunakan penelitian untuk pelaksanaan praktik (EBM).

1.e Menjunjung tinggi hak asasi manusia individu Ketika memberikan asuhan kebidanan.

1.f Patuhi hukum yurisdiksi, persyaratan peraturan, dan kode etik untuk praktik bidan.

1.g Memfasilitasi wanita untuk membuat pilihan ipribadi tentang asuhan yang akan diterimanya.

1.h Tunjukkan komunikasi interpersonal yang efektif dengan wanita dan keluarga, tim tenaga
kesehatan, dan kelompok masyarakat.

1.i Memfasilitasi proses kelahiran normal di fasiltas kesehatan, masyarakat, termasuk


perempuan di rumah.

1.j Menilai status kesehatan, melakukan skreening risiko kesehatan, dan meningkatkan kesehatan
umum dan kesejahteraan wanita dan bayi.

8
1.k Mencegah dan mengatasi masalah kesehatan umum yang berhubungan dengan reproduksi
dan kehidupan awal.

1.l Mengenalis kondisi di luar ruang lingkup praktik kebidanan dan merujuk dengan tepat.

1.m Peduli terhadap perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan seksual dan
penyalahgunaan obat terlarang.

2. Pra Kehamilan dan Antenatal.

2.a Berikan asuhan pra-kehamilan.


 
2.b Menentukan status kesehatan Wanita.
 
2.c Kaji kesejahteraan janin.
 
2.d Pantau perkembangan kehamilan.
 
2.e Mempromosikan dan mendukung perilaku kesehatan yang meningkatkan kesejahteraan.

2.f Memberikan bimbingan antisipatif terkait kehamilan, persalinan, menyusui, menjadi orang
tua, dan perubahan dalam keluarga.
2.g Deteksi, menstabilkan, mengelola, dan merujuk wanita dengan komplikasi kehamilan.  

2.h Bantu wanita dan keluarganya untuk merencanakan tempat yang tepat untuk kelahiran.

3. ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN.

3.a Mempromosikan persalinan fisiologis dan kelahiran.

3.b Kelola spontan yang aman kelahiran pervaginam; mencegah, mendeteksi dan menstabilkan
komplikasi.

3.c Memberikan perawatan bayi baru lahir segera setelah lahir.

9
4. ASUHAN BERKELANJUTAN IBU DAN BAYI.

4.a Memberikan asuhan pascapersalinan untuk ibu pp yang sehat.

4.b Memberikan asuhan pada bayi baru lahir yang sehat.

4.c Mempromosikan dan mendukung menyusui.

4.d Deteksi, rawat, dan stabilkan komplikasi pascakelahiran pada wanita dan rujuk jika
diperlukan.

4.e Deteksi, stabilkan, dan kelola masalah kesehatan pada bayi baru lahir dan rujuk jika perlu.

4.f Memberikan pelayanan keluarga berencana. 

10
BAB III
PENUTUP

2.1. Kesimpulan.

Sejak tahun 2008, UNFPA telah berada di garis depan dalam bekerja bersama
Konfederasi Bidan Dunia atau International Confederation of Midwives (ICM) dan mitra
global lainnya untuk memperkuat kualitas kebidanan.
Kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta reformasi
dalam pemerintahan dan pembuatan kebijakan telah membentuk praktik kebidanan di
Indonesia. Perkembangan terkini adalah reformasi dalam pendidikan bidan dan pembuatan
peraturan terkait tenaga kesehatan, agar sesuai dengan standar dunia.
Peraturan Menteri Kesehatan No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan. Penyelenggaraan praktik lebih ditekankan berdasarkan kewenangan
keprofesian bidan, uraian tugas wewenang lebih rinci dan lebih jelas, tantangan global
termasuk adanya bidan lulusan luar negeri yang dapat melaksanakan praktek kebidanan di
Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. D., Badrus, A. R., Azizah, N., Wulandari, D. T., Sinambela, M., Jannah, S. R., ... &
Sinaga, R. (2022). Profesionalisme Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
Anggraini, Dina Dewi, et al. Profesionalisme Kebidanan. Yayasan Kita Menulis, 2022.
ANGGRAINI, Dina Dewi, et al. Profesionalisme Kebidanan. Yayasan Kita Menulis, 2022.
Indonesia, P. P. I. B. (2014). Standar Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta: IBI.
Indonesia, Pengurus Pusat Ikatan Bidan. "Standar Kompetensi Bidan Indonesia." Jakarta:
IBI (2014).
INDONESIA, Pengurus Pusat Ikatan Bidan. Standar Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta: IBI,
2014.
Ngalimun, N., Wulandari, W., & Mirawati, M. (2022). Dimensi dan pendekatan pembelajaran
berbasis multikultural pada mahasiswa jurusan kebidanan universitas muhammadiyah
banjarmasin. Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi, 2(1), 26-32.
Ngalimun, Ngalimun, Wulandari Wulandari, and Mirawati Mirawati. "Dimensi dan pendekatan
pembelajaran berbasis multikultural pada mahasiswa jurusan kebidanan universitas
muhammadiyah banjarmasin." Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi 2.1 (2022): 26-
32.
NGALIMUN, Ngalimun; WULANDARI, Wulandari; MIRAWATI, Mirawati. Dimensi dan
pendekatan pembelajaran berbasis multikultural pada mahasiswa jurusan kebidanan
universitas muhammadiyah banjarmasin. Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi, 2022,
2.1: 26-32.

12

Anda mungkin juga menyukai