Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN PAKTEK POFESIONAL

BIDAN ,PENGUATAN PROFESI BIDAN,STRATEGI DALALAM


PENGUATAN PROFESI BIDAN,PENGUATAN DAN PROMOSI
POFESI,MEMPERKUAT KETAHANAN UNTUK MENHADAPI ANCAMAN
TERHADAP PROFESI

Disusun Oleh Kelompok 9 :


1. Devi
2. Ica Haliyati
3. Yayanzi
4. Puput nopitri sari
5. Faida

Mata Kuliah:
Kebijakan Dalam Kebidanan

Dosen Pengampu:
Hj. Siti Aisyah, SST,.M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kita Kenikmatan dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan/penyusunan makalah ini. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, karena atas perjuangan beliau lah Penulis dapat mengetahui betapa
pentingnya ilmu pengetahuan sebagai bekal kita hidup di Dunia dalam mencapai kebahagiaan
Dunia dan Akhirat.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, Penulis sangat mengharapkan kepada para Pembaca untuk
menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan
makalah ini.

Terima kasih, Penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan amanah
sebuah tugas dan kepada semua teman-teman yang telah membantu Penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Palembang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR IS.............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengembangan dan penguatan praktek professional bidan............................3


B. Strategi dalam penguatan bidan.....................................................................4
C. Penguatan dan promosi profesi......................................................................6
D. Memperkuat ketahanan untuk menhadapi ancaman profesi.........................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................….16

A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui pelayanan kesehatan di tempat tertentu

baik di pustu, puskesmas, klinik dan rumah sakit. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan,

pencegahan, pengobatan dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun

pelayanan kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradional dan komplementer melalui

pendidikan dan pelathinan dengan selalu mengutmakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.

Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat

banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai bagian

atau porsi yang besar. Namun keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat

perlu digali atau dikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut. Didalam

kehidupan nyata sekarang ini masih ada masyarakat yang belum mendapatkan hak pelayanan

kesehatan, kurangnya informasi serta sosialisasi merupakan salah satu faktor yang menjadikan

masyarakat belum bisa menikamti pelayanan kesehatan dengan layak. Program tentang

pelayanan kesehatan dari pemerintah pun sampai sekarang belum mencapai angka keberhasilan

yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan strategi dalam penguatan bidan?


2. Jelaskan penguatan dan promosi profesi ?
3. Jelaskan memperkuat ketahanan untuk menghadapi ancaman profesi?

C. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan pembelajaran dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengembangan dan penguatan praktek professional bidan.


2. Untuk mengetahui strategi dalam penguatan bidan
3. Untuk mengetahui penguatan dan promosi profesi
BAB 11

PEMBAHASAN
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN PRAKTEK PROFESIONAL BIDAN

A. Penguatan profesi bidan


Pengaturan mengenai profesi bidan terdapat di beberapa peraturan yang terpisah
diantaranya:
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/ Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan
dan Penempatan Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/ Menkes/SKIII/2007 tentang Standar
Profesi Bidan.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/ Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan.

Pengembangan kebijakan kesehatan tidak terlepas dari masalah atau isu yang
berkembang di tengah masyarakat. Keinginan merespon berbagai permasalahan yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas dan tujuan penyelesaian masalah menjadi dasar
dilakukannya formulasi atau pembuatan kebijakan yang kemudian dilanjutkan ke tahap
impelementasi, monitoring dan evaluasi (Ayuningtyas, 2014). Begitupun dengan kebijakan
kesehatan mengenai profesi kebidanan. Pengembangan kebijakan mengenai profesi
kebidanan menjadi prioritas untuk segera periode 2009-2014 dan diteruskan dalam
Prolegnas 2014-2019. Pada Prolejvgnas Tahun 2016, RUU Kebidanan menjadi prioritas
untuk dibahas pada tahun 2016 dengan pengusul dari DPR dan DPD.

Sebagai sebuah profesi kebidanan, kompetensi bidan yang terdiri dari serangkaian
pengetahuan, keterampilan dan perilaku didapat melalui pendidikan tinggi dan pendidikan
berkelanjutan. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
Terdapat tiga jenis pendidikan tinggi yaitu akademik, vokasi dan profesi. Berikut ini
merupakan penjelasan jenis pendidikan tinggi:
a. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan/atau program
pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan
dan teknologi.
b. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan
mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana
terapan. Dapat pula dikembangkan oleh pemerintah sampai dengan program magister terapan
atau program doktor terapan.
c. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan
mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan
profesi dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan bekerja sama dengan kementerian
pendidikan, kementerian lain, LPNK dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas
mutu layanan profesi. Saat ini pendidikan tinggi kebidanan telah tersedia di perguruan tinggi
dengan jenis program pendidikan berupa akademik, vokasi dan profesi.
Program pendidikan akademik kebidanan yang sudah tersedia adalah sarjana dan
magister. Program pendidikan vokasi yang tersedia adalah program diploma satu, diploma
dua, diploma tiga dan diploma empat atau biasa disebut dengan program sarjana terapan.
Sedangkan program pendidikan profesi baru tersedia program profesi kebidanan yang berasal
dari lulusan pendidikan sarjAana kebidanan. Adapun program spesialis kebidanan belum
tersedia. Di negara lain pun belum ada program spesialisasi kebidanan dan bahkan acuan
ICM belum menyebutkan spesialisasi kebidanan sebagaimana profesi dokter dan perawat
yang sudah ada spesialisasinya. Ke depannya, program pendidikan doktoral, spesialis
maupun subspesialis akan dibuka jika ada kebutuhan masyarakat dan kesiapan dari
organisasi profesi bidan (Wawancara dengan Pengurus Pusat IBI, 2016).

B. Strategi Dalam Penguatan Profesi Bidan


Definisi Strategi adalah
a. Menurut bussinesditionary strategi merupakan metode atau rencana yang dipilih
untuk membawa masa depan yang diinginkan,seperti pencapaian tujuan atau solusi
untuk masalah.
b. Menurut siagian (2004) strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Bidan sebagai profesi


Bidan mempunyai ciri khas yang khusus yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkarkan
mutu pelayanan kepada masyarakat.

Tantangan dalam profesi bidan

1. Dalam kesehatan ibu dan anak


2. Dalam reproduksi remaja
3. Dalam menanggulangi masalah remaja.
Strategi penguatan profesi bidan

 Dengan mutu layanan kesehatan


Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa
masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan
kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan dan kesehatan yang
bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan kepastian terhadap pelayanan
kesehatan yang diterimanya.

C. Penguatan dan Promosi Profesi


Peran pemasaran/promosi dalam pelayanan kesehatan
1. Menciptakan diferensiasi.
Bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang beragam ( tanpa menyimpang
dari kewenangan yang diberikan )

2. Manajemen kualitas pelayanan


Bidan mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan layanan
kesehatan yang ia tawarkan kepada klien sehingga ia dapat terus meningkatkan
kulaitas pelayanan yang diberikan.

3. Meningkatkan produktivitas
Tenaga kesehatan di tuntut untuk memperluas wawasan keilmuan serta keterampilan
teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
klien.

komponen Promosi jasa dalam pelayanan kesehatan


a. Klien/ pelanggan
Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki
kedudukan penting.

b. Kompetisi
Apabila kompetisi dikelola dengan baik maka akan memotivasi bidan untuk
mengevaluasi dan mengembangkan diri.

c. Jaringan
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran pelayanan kesehatan yang
akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat membentuk
klinik pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan.
c. Klinik
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan mencakup kekuatan
merk, proses pelayanan, keunggulan kompetitif dan tarif pelayanan.
Proses pemasaran pelayanan
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Internal
Melalui pemasaran pelayanan internal, penawaran kemudahan, dan rolemodel

2. Interaktif
Melalui rujukan, interaksi individual, dan komunikasi verbal

3. Eksternal
Melalui iklan di media massa, materi promosi dan prgram khusus

Dalam proses pemasaran, yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya ancaman,
tidak melakukan promosi yang terlalu berlebihan, dan tidak mempromosikan sesuatu yang
tidak bisa diandalkan.

Bentuk Asuhan sebagai promosi Kebidanan :

1. Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil


Asuhan Ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin
keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dan Ibu serta perubahan sosial
di dalam keluarga.

2. Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin


Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data,
menginterprestasikan data untuk menentukan diagnosa persalinan dan mengidentifikasi
masalah kebutuhan, membuat rencana, dan melaksanakan tindakan dengan memantau
kemajuan persalinan seta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan
ibu selama periode persalinan.

Asuhan selama masa persalinan :

1. Indikator tanda-tanda dimulainya persalinan,


2. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
3. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan
4. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan
5. Pemberian kenyamanan selama persalinan, seperti kehadiran keluarga pendamping,
pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
6. Indikasi tindakan operatif pada persalinan, misalnya gawat janin
7. Indokator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi,
kelelahan ibu, distosia bahu, tali pusat menumbung.
8. Prinsip manajemen kala III
9. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum
10. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual
11. Mengelola perdarahan post partum
12. Asuhan Kebidanan pada Ibu nifas
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis, dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memnuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama peride nifas.

Asuhan selama masa nifas :

1. Mengetahui fisiologis masa nifas


2. Proses involusi dan pemyembuhan sesudah persalinan/abortus
3. Proses laktasi/menyusui dan tehnik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim
terjadi
4. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus
5. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan
6. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari menilai kondisi bayi, memfasilitasi
terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia, memfasilitasi kontak dini dan mencegah
hipoksia sekunder, menentukan kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk
sesuai kebutuhan.

Asuhan pada Bayu Baru Lahir :

1. Pengetahuan adaptasi BBL terhadap kehidupan di luar uterus


2. Kebutuhan dasar BBL : kebersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi.
3. Tumbuh kembang yang normal pada BBL sampai usia satu bulan
4. Menilai segera bayi baru lahir, seperti nilai APGAR
5. Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas

KETAHANAN NASIONAL

Pengertian, Hakikat, Sifat dan Ciri Ketahanan Nasional


Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah perihal tahan (kuat) keteguhan hati; ketabahan
dalam rangka kesadaran. Dalam arti bernegara adalah penduduk dari suatu wilayah
tertentu yang telah mempunyai pemerintahan nasional dan berdaulat.
Jadi, ketahanan nasional adalah tingkat keadaan keuletan dan ketangguhan
bangsa dalam menghimpun dan mengerahkan keseluruhan kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional
yang mampu dan sanggup menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan terhadap keutuhan maupun kepribadian bangsa dalam mempertahankan
kehidupan dan kelangsungan cita-citanya.

Hakikat Ketahanan Nasional


Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan
suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa
dan negara.

Sifat Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Manunggal
b. Mawas ke dalam
c. Berkewibawaan
d. Berubah menurut waktu
e. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan.
f. Percaya pada diri sendiri (self confidence)
g. Tidak bergantung kepada pihak lain (self relience)

Asas-asas Ketahanan Nasional


Asas ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :
1) Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan
dapat berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada
pada sistem kehidupan nasional itu sendiri. Kesejateraan maupun keamanan harus
selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang
dicapai merupakan tolok ukur Katahanan Nasional.
2) Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa
secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
3) Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
a. Mawas ke Dalam
Tujuaannya yaitu menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional
itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal
ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi atau
nasionalisme sempit.
b. Mawas ke Luar
Tujuannya yaitu untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi
dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya
interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional
harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak
ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain
diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
4) Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong
royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut
harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang
menjadi konflik yang bersifat menghancurkan.

Pembinaan Ketahanan Nasional


Upaya memperkuat ketahanan nasional memerlukan langkah pembinaan berikut
:
1) Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta
ditingkatkan.
2) Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan
diaktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
selaras dengan peradapan dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan
jati diri sebagai bangsa Indonesia.
3) Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber
dari Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat
yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal dan bangga terhadap bangsa dan
negara. Di samping itu anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap wajar
terhadap kebhinnekaan.
4) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara RI harus dihayati
dan diamalkan secara nyata oleh setiap penyelenggara negara, lembaga
kenegaraan lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga negara Indonesia
agar kelestarian dan keampuhannya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita
bangsa Indonesia terwujud. Dalam hal ini suri tauladan para pemimpin
penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang
sangat mendasar.
5) Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukkan
keseimbangan antara fisik material dengan mental spiritual untuk menghindari
tumbuhnya materialisme dan sekularisme. Dengan memperhatikan kondisi
geografi Indonesia, pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayah
untuk memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
6) Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran lain, seperti Pendidikan Budi
Pekerti, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa Indonesia dan
Kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non formal.

Kebudayaan Nasional
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang
mendiami bumi Nusantara, kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan Nasioal)
merupakan hasil dari interaksi budaya-budaya suku bangsa (budaya daerah) yang
kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudayaan nasional juga
merupakan hasil interaksi dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar
(asing), yang kemudian juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Hal yang
penting adalah bahwa interaksi budaya tersebut harus berjalan wajar dan alamiah,
tanpa unsur pemaksaan dan dominasi kebudayaan nasional tumbuh dan berkembang
sejalan dengan berkembangnya budaya daerah.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Bangsa Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila sebagai falsafah hidupnya,
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan menjadi tuntunan dasar dari
segenap sikap, perilaku, dan gaya hidup bangsa Indonesia. Secara umum gambaran
identitas bangsa Indonesia berdasarkan tuntunan Pancasila adalah manusia dan
masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai :
1) Bersifat religius
2) Bersifat kekeluargaan
3) Bersifat serba selaras
4) Bersifat kerakyatan

Penjabaran Tanas dalam Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan


masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta
kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab
seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warganegara Indonesia harus ikut serta
dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan
masing-masing.

Keikutsertaan setiap warganegara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan


dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan
lingkungan hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga
ketertiban dan keamanan dan sebagainya.
Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah yang
selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya yakni sejahtera lahir dan
batin.

Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat


hidup fisik manusia,misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung perkantoran,
pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga dan sebagainya. Sedangkan
contoh pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana dan prasarana
ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai