Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISU – ISU PADA KEBIJAKAN KEBIDANAN


DOSEN PENGAMPU NURJANNAH SUPARDI S.ST.,M.Keb

OLEH
KELOMPOK : 2 (Dua)

Phoni Kasma Anggraeni ( A1 A221 069 )


Wa Yasni La Nera ( A1 A221 053 )
Hernawati Amma ( A1 A221 052 )

UNIVERSITAS MEGA REZKY


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena
atas Rahmat dan karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul
“Manajemen Kepemimpinan Dalam Pelayana Kesehatan”.
Harapan kami sebagai penyusun agar pembaca dapat memahami
perubahan yang terjadi pada janin. Kami mengucapkan rasa terima kasih
kepada dosen kami yang bernama Nurjannah Supardi S.ST.,M.Keb, yang
telah membimbing kami dalam penyususnan makalah ini sampai lebih
baik.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini
dapat menambah ilmu wawasan kita mengenai “Manajemen
Kepemimpinan Dalam Pelayana Kesehatan”. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.

Makassar, 15 Agustus 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... i


Daftar Isi................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A.Latar Belakang ............................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A.Kebijakan Profesi Bidan ............................................................... 3
B.Kebijakan Pada Pelayanan .......................................................... 5
C.Kebijakan Pada Pengetahuan Akademik .................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................ 9
A.Kesimpulan .................................................................................. 9
B.Saran ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka
kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB) yang ada di
Indonesia. Ibu dan anak merupakan kelompok yang rentan, hal ini
terkait dengan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. AKI
adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian bayi terbesar adalah karena BBLR
sebanyak 22 kasus, sedangkan kematian karena kelainan bawaan
sejumlah 20 kasus. Kebutuhan gizi ibu selama hamil berbeda-beda
untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan
status gizi sebelumnya. Status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat penambahan berat badan selama kehamilan. Selain melihat
penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu hamil dapat
juga dilihat dari Lingkar Lengan Atas (LILA).
Upaya yang dilakukan dalam perbaikan gizi ibu hamil KEK
adalah dengan pemberian makanan tambahan. Bentuk makanan
tambahan untuk ibu hamil KEK menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Permasalahan Bumil KEK merupakan permasalahan mendasar yang
perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik, mengingat status
kesehatan ibu hamil sangat menentukan dalam penurunan angka
bayi. Melihat kondisi tersebut, bidan sebagai tenaga kesehatan yang
profesional dapat memberikan pelayanan asuhan berkesinambungan
atau Continuity of Care (COC) mulai dari kehamilan, persalinan, nifas

1
dan bayi baru lahir. COC sangat penting bagi wanita, karena dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik, lebih percaya dan terbuka karena merasa
lebih mengenal bidan dalam memberikan asuhan dan bidan dapat
meningkatkan pengetahuan ibu melalui pendidikan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksut dengan Isu-Isu Kebijakan pada Kebidanan ?
2. Apa saja yang di pelajari dalam materi tentang Isu-Isu Kebijakan
pada Kebidanan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang di maksut dengan Isu-Isu Kebijakan Pada
Kebidanan
2. Mengetahui apa saja materi materi Isu-Isu kebijakan pada
kebidanan

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pengembangan kebijakan kesehatan tidak terlepas dari masalah


atau isu yang berkembang di tengah masyarakat. Keinginan merespon
berbagai permasalahan yang menyangkut kepentingan masyarakat luas
dan tujuan penyelesaian masalah menjadi dasar dilakukannya formulasi
atau pembuatan kebijakan yang kemudian dilanjutkan ke tahap
impelementasi, monitoring dan evaluasi.
A. Kebijakan Profesi Bidan
Pengembangan kebijakan mengenai profesi kebidanan menjadi
prioritas untuk segera disahnya menjadi UU Kebidanan. RUU
Kebidanan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
periode 2009-2014 dan diteruskan dalam Prolegnas 2014-2019. Pada
Prolegnas Tahun 2016, RUU Kebidanan menjadi prioritas untuk
dibahas pada tahun 2016 dengan pengusul dari DPR dan DPD.
Dalam Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, program diploma merupakan pendidikan vokasi
yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat
untuk mengembangkan keterampilan dan penalaran dalam penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk dapat melakukan praktik kebidanan, lulusan sarjana
kebidanan diwajibkan melanjutkan ke jenis pendidikan profesi
kebidanan. Lulusan pendidikan profesi bidan berhak mendapat gelar
bidan. Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, program profesi merupakan pendidikan
keahlian khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana
atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan
memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja. Program
profesi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bekerja sama

3
dengan kementerian pendidikan, kementerian lain, LPNK,
dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu
layanan profesi.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang
menjalankan praktik wajib memiliki STR yang diberikan oleh konsil
masing - masing tenaga kesehatan dengan syarat memiliki ijazah
pendidikan di bidang kesehatan, memiliki sertifkat kompetensi atau
sertifkat profesi, memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental,
memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji
profesi dan membuat surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
Monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan terhadap
implementasi kebijakan perlu dilakukan. Selain itu, sosialisasi
kebijakan perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan bidan
dan tenaga kesehatan lainnya.
1. Pengetahuan Profesi
a. Menguasai teori aplikatif ilmu dan asuhan kebidanan
(midwifery sciensce dan midwifery care) yang berfokus pada
perempuan selama siklus kehidupannya
b. Menguasai konsep teoritis sains sosial seperti ekonomi
kesehatan, politik kesehatan, kebijakan public di bidang
kesehatan, sosiologi dan antropologi kesehatan.
c. Menguasai teori aplikatif psikologi perkembangan dan perilaku
dalam proses adaptasi perempuan dan keluarga selama siklus
reproduksi perempuana dan proses pencapai menjadi orang
tua
d. Menguasai teori aplikatif ilmu gizi dalam reproduksi
perempuan dalam proses edukasi ddan koseling
e. Menguasai teori manajemen dan kepemimpinan dalam
pengelolaan praktik pelayanan kebidanan

4
f. Menguasai teori konseling, komunikasi efektif pada klien,
keluarga dan masyarakat
g. Menguasia teori asuhan kebidanan pada remaja, pranikah,
prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, bayi
baru lahir, bayi dan balita, pelayanan kontrasepsi dan
kesehatan reproduksi
2. Keterampilan khusus tahap profesi
a. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan meliputi
pengkajian, penegakan, diagnosa kebidanan, mengidentifikasi
tindakan segera, penyusunan rencana dll
b. Mampu melakukan persalinan atas tanggung jawab sendiri
c. Mampu memberikan pelayanan kontrasepsi alamiah,
sederhana, hormonal dan jangka panjang (akdr dan akbk)
d. Melakukan upaya advokasi, negosiasi dan kolaborasi
interprofesional dalam pengelolaan kasus kebidanan
e. Mempromosikan kehidupan berkeluarga sehat
f. Membrikan edukasi dan dukungan pada ibu dan orang tua
g. Mampu mengelola praktik mandiri dan institusi pelayanan
kebidanan di tatanan pelayanan kesehatan
B. Kebijakan Pada Pelayanan
Pelanggaran kebijakan atau Kode Etik WHO di kalangan
tenaga kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya
adalah ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman tenaga kesehatan
terhadap kebijakan yang telah ditetapkan. Pemberian ASI eksklusif
dan susu formula bayi telah diatur melalui beberapa kebijakan, baik
secara nasional maupun global. Kebijakan nasional yang mengatur
tentang pemberian ASI eksklusif dan susu formula bayi yang
digunakan adalah PP RI No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif dan Permenkes RI No. 39 Tahun 2013 tentang
Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya. PP No 33 Tahun 2012

5
dan Permenkes No. 39 Tahun 2013 merupakan kebijakan baru yang
belum banyak disosialisasikan.
Pemberian susu formula oleh bidan atau tenaga kesehatan
telah mendapat perhatian pemerintah baik di tingkat global melalui
International Code of Marketing of Breastmilk Subtitues 1981 maupun
tingkat nasional melalui beberapa kebijakan seperti Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya. Inti
dari aturan tersebut adalah larangan untuk bidan atau tenaga
kesehatan yang memberikan susu formula tanpa adanya indikasi
medis serta sanksi bagi yang melanggar.
Penurunan cakupan ASI eksklusif dapat disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah diduga masih terdapat bidan atau
tenaga kesehatan yang memberikan susu formula walaupun telah
diterapkan kebijakan.
Pengetahuan bidan terhadap pesan - pesan yang terkandung
dalam kebijakan masih tergolong rendah, tetapi sikap dan tindakan
tergolong baik. Lama praktek mandiri, tempat bekerja, pengetahuan,
dam sikap merupakan faktor yang berhubungan terhadap tindakan
bidan terhadap pesan-pesan dalam kebijakan.
1. Sikap

a. Menjunjung tinggi nilai berdasarkan keyakinan, moral


kemanusiaan, filosofi, kode etik, serta standar praktik
kebidanan dan nilai kemanusiaan.
b. Menghargai keragaman budaya, pandangan agama,
kepercayaan, dan status sosial ekonomi
c. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik
serta privasi

6
d. Bekerja sama serta memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan
e. Taat hukum dan di siplin dalam kehidupan berprofesi
f. Menjunjung sikap dan bertanggung jawab atas pekerjaannya
secara mandiri
C. Kebijakan Pada Pengetahuan Akademik
1. Pengetahuan akademik
a. Meguasai konsep teori ilmu dan asuhan kebidanan (midwifery
science dan midwifery care)
b. Menguasai konsep teoritis sains alam seperti, anatomi,
fisiologi, mikrobiologi, fisika kesehatan, imunologi, farmakologi
dll
c. Menguasai konsep teoritis sains sosial seperti ekonomi
kesehatan, politik kesehatan, kebijakan public di bidang
kesehatan, sosiologi dan antropologi kesehatan.
d. Menguasai konsep teoritis manajemen dan kepemimpinan
dalam pengelola praktik pelayanan kebidanan
e. Menguasai konsep mutu pelayanan kesehatan dan
kebidanan.
2. Keterampilan khusus tahap akademik
a. Menguasai konsep etika profesi dan hukum yang relevan
dengan asuhan
b. Menguasai konsep komunikasi efektif, promosi kesehatan dan
konseling
c. Mengetahui teori manajemen asuhan kebidanan dan
pengambilan keputusan klinis
d. Mengetahui tentang kebijakan dan siu terkini terkait status
kesehatan wanita
e. Menguasai konsep evidence based practice dalam praktik
kebidanan

7
f. Menguasai konsep mutu dalam pelayanan kesehatan dan
kebidanan
3. Keterampilan umum tahap akademik
a. Menunjukan kinerja mandiri, bermutu dan terukur
b. Menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif
dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan
c. Memelihara dan mengembangan kinerja kerja dengan
pembimbing dan kolega

ISU
Kebijakan yang di terapkan oleh Kemkes, IDAI dan IBI mengenai situasi
panduan pelayanan kebidanan KIA & KB di masa pandemic covid – 19,
dari kebijakan tersebut telah dikembangkan sebuah panduan pelayanan
kesehatan dengan berbasis tekhnologi informasi sebagai solusi inofatif,
agar pelayanan tetap berjalan dan aman bagi pasien dan petugas dengan
berbagai penyesesuaian yang relevan dengan Pencegahan covid-19.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penurunan cakupan ASI eksklusif dapat disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya adalah diduga masih terdapat bidan atau
tenaga kesehatan yang memberikan susu formula walaupun telah
diterapkan kebijakan. Pengetahuan bidan terhadap pesan - pesan
yang terkandung dalam kebijakan masih tergolong rendah, tetapi
sikap dan tindakan tergolong baik. Lama praktek mandiri, tempat
bekerja, pengetahuan, dam sikap merupakan faktor yang
berhubungan terhadap tindakan bidan terhadap pesan-pesan dalam
kebijakan.
B. Saran
lebih di tingkatkan lagi ilmu pengetahuan tentang kebidanan
yang menyangkut masa depan manusia, yang dimana dalam
memberika pelayanan harus sesuai dengan standar operasional dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya. Inti dari
aturan tersebut adalah larangan untuk bidan atau tenaga kesehatan
yang memberikan susu formula tanpa adanya indikasi medis serta
sanksi bagi yang melanggar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Modul Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sinc Carolus, 2020


Rini dan Feti, (2017). Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
KDT. Yogyakarta
Tyas, (2015). Jurnal Tindakan Bidan Terhadap Kebijakan Menyusui Di
Kota Bogor
Sriyanti, (2016), Modul Mutu Pelayanan Kebidanan & Kebjakan
Kesehatan
Sakinahtul, dkk. (2020). Makalah Isu Profesionalisme Dalam Praktek
Kebidanan. S – 1 Kebidanan Universitas Prima Indonesia
Yuningsih. (2016). Jurnal Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan Dalam
Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak

10

Anda mungkin juga menyukai