Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,


persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan
kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan
akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan
normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan
suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan
ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi,
yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat
menyeluruh dan lebih bermutu.

Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa


dapat dijabarkan bahwa:

1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi


setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %,
infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.

2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap
18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum
49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %,
trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
sangat dibutuhkan.

1
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil
dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.

3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak,
terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.

4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan


sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS).

5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.

6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan


kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan
kesehatan modern.

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami


sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha
yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang
menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence
based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai
dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan
asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu
dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian perinatal.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Evidence Based ?

1.2.2 Apa Manfaat dari Evidence Based ?

1.2.3 Bagaimana Kategori Evidence Based menurut WHO ?

1.2.4 Apa Sumber Evidence Based ?

1.2.5 Bagaimana Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan ?


1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan

1.3.2 Untuk mengetahui informasi tentang manfaat evidence based

1.3.3 Untuk mengetahui informasi tentang Kategori Evidence Based menurut


WHO

1.3.4 Untuk mengetahui informasi tentang Sumber Evidence Based

1.3.5 Untuk mengetahui informasi tentang Evidence Base Dalam Praktik


Kebidanan

1.4 Manfaat

1.4.1 Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based


kebidanan

1.4.2 Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang manfaat


evidence based

1.4.3 Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Kategori


Evidence Based menurut WHO

1.4.4 Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Sumber


Evidence Based

1.4.5 Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Evidence Base


Dalam Praktik Kebidanan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Evidence Based

Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris)


Evidence adalah Bukti atau fakta dan Based adalah Dasar. Jadi evidence base
adalah: praktik berdasarkan bukti. Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan
oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan
ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara
resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti
pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings
et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan
untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis
bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif
mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep
serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur,
logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk
praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai


asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut
metodologi ilmiah yang sistematis.

2.2 Manfaat Evidence Based

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Based antara lain:

a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti


ilmiah

b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)


c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu

d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien


mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.3 Kategori Evidence Based menurut WHO

Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut :

a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan berdasarkan


bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah
obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping
yang berat pada sebagian penggunanya.

b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan


kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan
profesikesehatan dan kedokteran di masa mendatang

c. Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan


bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

d. Evidence based report adalah merupakan brntuk penulisan laporan kasus yang
baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan
pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

2.4 Sumber Evidence Based

Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang
public domain. Contoh situs yang dapat diakses secarea gratis (open access)
seperti:
Evidence Based Midwifery di Royal College Midwives Inggris :
http://www.rcm.org.uk/ebm/volume-11-2013/volume-11-issue-1/the-physical-
effect-of-exercise-in-pregnancy-on-pre-eclampsia-gestational-diabetes-
birthweight-and-type-of-delivery-a-struct/

Midwifery Today : http://www.midwiferytoday.com/articles/midwifestouch.asp

International Breastfeeding Journal : http://www.internationalbreastfeeding


journal.com/content
Comfort in Labor : http://Childbirthconnection.org.

Journal of Advance Research in Biological Sciences :


http://www.ejmanager.com/mnstemps/86/86-1363938342.pdf?t=1370044205

American Journal of Obstetric and Gynecology : http://ajcn.nutrition.org/

American Journal of Clinical Nutrition : http://ajcn.nutrition.org/

American Journal of Public Health : http://ajcn.nutrition.org/

American Journal of Nursing : http://journals.www.com/ajnonline/pages /default.


aspx
Journal of Adolescent Health : http://www.jahonline.org/article/S1054-
139X(04)00190-9/abstract

Tingkatan Evidence Base

Quality : Type Of Evidence

1 a (best) : Systematic review of randomized controlled trials

1 b : Individual randomized controlled trials with narrow confidence interval

1 C : All or one case series (when all patients died before a new therapy was
introduced but patient receiving the new therapy now survive)

2a : Systematic review of cohort studies

2b : Individual study or randomized controlled trials with <80% follow up


2c : outcome research: ecological studies

3a : Systematic review of case –control studies

3b : Individual case –control study

4 : Case series

5 (worse) : Expert opinion

Menurut Sackett et al. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu


pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya,
EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya. Pengertian lain dari evidence based
medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk
menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai
dasar dari pengambilan keputusan klinik.

Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan keterpaduan antara :

1. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence

2. keahlian klinis (clinical expertise)

3. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).

Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil
pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik
dari acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa
jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.

Namun pada saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya


informasi yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya mengandalkan
pengalaman, yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah)
menurun secara signifikan. Meningkatkan kinerja mahasiswa dalam mencari dan
mengidentifikasi literatur klinis terbaik untuk menyelesaikan masalah. Cara
Mencari Publikasi Ilmiah dan Penerpannya Publikasi ilmiah dapat kita cari dari
perpustakaan di kampus, internet, kuliah pakar, dll. Pelacakan publikasi ilmiah
yang baik diantaranya adalah Pelacakan yang spesifik, akan lebih cepat dan
berpeluang untuk menemukan artikel yang diinginkan. Penggunaan frase yang
tepat agar memudahkan dalam pencarian. Pelacak memiliki pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya Dengan menggunakan Boolean logic. Penerapan
Publikasi Ilmiah Dalam dunia perkuliahan, contoh penerapan publikasi ilmiah
adalah sebagai berikut :

a. Karya Tulis

b. Paper

c. Makalah

d. Laporan

e. Skripsi

f. Tesis

g. Disertasi

h. Buku teks/text book

i. Diktat

j. Jurnal

k. Buletin

l. Referat, dll

Website – Website Yang Digunakan Untuk Mengakses Jurnal Selain


www.pubmed.com dan www,proquest.com, ada beberapa website yang
diperuntukkan dalam pencarian jurnal. Diantaranya :

a. www.ciencedirect.com

b. www.blackwell.com
c. www.thieme.com

d. www.ingenta.com

e. www.scirus.com

f. www.sage.com

g. www.medline.com

h. www.highwire.com

i. www.ovid.com

j. www.springerlink.com

k. www.scopus.

l. www.kluwer.com

m. www.hinari.com

n. www.wileyinterscience.com

• Penggunaan Boolean Logic

Dalam mencari sebuah jurnal atau artikel, biasanya kita menggunakan


www.pubmed.com atau www.proquest.com ,dll dengan menggunakan cara
boolean logic. Didalam menggunakannya, terdapat kata bantu, yaitu AND, OR,
NOT, dan NEAR.

1. OR Contohnya dalam melacak “Stroke OR therapy”. Semua artikel atau jurnal


yang ditemukan hanya mengandung kata stroke saja atau therapy saja.

2. AND AND berfungsi sebagai penghubung. Dalam melacak, misal


“Hypertension AND therapy”, mesin pencari tersebut akan mengeluarkan semua
artikel atau jurnal yang mengandung kedua kata tersebut, yaitu hypertension dan
therapy.

3. NOT NOT sendiri berfungsi untuk eksklusi. Dalam menggunakannya, missal


dalam mencari “Hyperextension NOT eclampsia”, semua artikel yang
mengandung kata hyperextesion akan keluar, namun yang mengandung kata
eclampsia tidak akan dikeluarkan walaupun mengandung kata hyperextension.

4. dalam mencari (“Signal transduction “AND (phosphorylation OR kinase)) NOT


xenopous, akan diketemukan artikel atau jurnal yang mengandung kata signal
transduction dan phosporylation tanpa mengandung kata xenopous, atau yang
mengadung kata signal transduction dan kinase tanpa mengandung kata
xenopous.

5. Huruf Kapital Didalam pencarian dengan menggunakan Boolean logic harus


menggunakan huruf kapital.

6. Frase / fragmen Gunakan yang namanya “Quotation Marks”. Misalnya dalam


mencari “Life and death of a cell” akan mendapatkan artikel dan jurnal yang lebih
spesifik. Tanpa “Quotation Marks" akan didapatkan artikel yang hanya berisi life,
death, atau cell saja.

7. Batasan Waktu Dengan menggunakan batasan waktu didalam pencarian dapat


berguna dalam menyempitkan pelacakan. Misalnya kita ingin mencari artikel
tentang hal yang kita cari tersebut dalam lima tahun terakhir atau 10 tahun terakhir
atau dll. Kita juga dapat membatasi hanya pada artikel yang dapat diakses “full
text”.

8. Wildcards Wildcards digunakan untuk meluaskan pencarian. Caranya adalah


dengan menambahkan tanda (*). Contohnya dalam mencari child*, kita akan
memperoleh artikel yang berisi child, children, childcare, dsb. Dari cara
penggunaan Boolean logic tersebut jika masih saja gagal didalam pencariannya
mungkin terdapat masalah pada program search engine atau mungkin juga karena
tidak adanya artikel yang sesuai dengan pencarian dari kata yang dicari. Oleh
Karena itu, terdapat tips didalam pencarian artikel dengan menggunakan Boolean
logic, yaitu :

a. Jangan terlalu spesifik

b. Cek ejaan
c. Bila ragu-ragu akan ejaan jangan masukkan kata tersebut

d. Gunakan wildcard

2.5 Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan

a. Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan ANC

Diet rendah garam untuk mengurangi hipertensi

Hipertensi bukan karena retensi garam.

Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur

Dianjurkan untuk memakai kondom ada sel semen yang mengandung


prostaglandin tidak kontak langsung dengan organ reproduksi yang dapat memicu
kontraksi uterus.

Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki

Kram pada kaki bukan semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium.

Diet untuk memcegah bayi besar

Bayi besar disebabkan oleh gangguan metabolisme pada ibu seperti


diabetes mellitus. Aktititas dan mobilisasi/latihan (senam hamil dll) saat masa
kehamilan menurunkan kejadian PEB, gestasional diabetes dan BBLR dan
persalinan SC. Berkaitan dengan peredaran darah dan kontraksi otot.

b. Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan PNC

Tampon Vagina

Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan


perdarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi

Gurita atau sejenisnya

Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan


kesulitan pemantauan involusio rahim
Memisahkan ibu dan bayi

Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit untuk mempererat
bonding attachment serta keberhasilan pemberian ASI

Menduduki sesuatu yang panas

Duduk diatas bara yang panas dapat menyebabkan vasodilatasi, menurunkan


tekanan darah ibu dan menambah perdarahan serta menyebabkan dehidrasi

c. Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan Postnatal Care

Tampon Vagina

Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menghentikan perdarahan, bahkan


perdarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi

Gurita atau sejenisnya

Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan menyebabkan


kesulitan pemantauan involusio rahim

Memisahkan ibu dan bayi

Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran. Ini merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit untuk mempererat
bonding attachment serta keberhasilan pemberian ASI

d. Evidence Based pada Kala II Persalinan

Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada beberapa hal yang dahulunya kita
lakukan ternyata setelah di lakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat atau
bahkan dapat merugikan pasien. Adapun hal – hal yang tidak bermanfaat pada
kala II persalinan berdasarkan EBM adalah :

Tindakan yang dilakukan

1. Asuhan sayang ibu


Sebelum EBM : Ibu bersalin dilarang untuk makan dan minum bahkan untuk
membersihkan dirinya

Setelah EBM : Ibu bebas melakukan aktifitas apapun yang mereka sukai

2. Pengaturan posisi persalinan

Sebelum EBM : Ibu hanya boleh bersalin dengan posisi telentang

Setelah EBM : Ibu bebas untuk memilih posisi yang mereka inginkan

3. Menahan nafas saat mengeran

Sebelum EBM : Ibu harus menahan nafas pada saat mengeran

Setelah EBM : Ibu boleh bernafas seperti biasa pada saat mengeran

4. Tindakan epsiotomi

Sebelum EBM Bidan rutin melakukan episiotomy pada persalinan

Setelah EBM : Hanya dilakukan pada saat tertentu saja

e. Evidence Based Midwifery (Practice)

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu


mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam
satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah
menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini,
peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka kedua
atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah
kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat
dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh
dan untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri
untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris
pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk
membantu b i d a n dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan
dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton,
2003).

EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka
terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan,
sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan
dan penelitian lebih lanjut.

f. Asuhan Persalinan Normal

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,10). Sedangkan persalinan normal
menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi
dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi sehat.

Di dalam asuhan Persalinan terdapat 5 (lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima)
benang merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:

1. Aspek Pemecahan Masalah yang diperlukan untuk menentukan


Pengambilan Keputusan Klinik (Clinical Decision Making).

2. Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi

3. Aspek Pencegahan Infeksi

4. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)

5. Aspek Rujukan

f. Contoh EBM Pada Asuhan Persalinan


Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang,
terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia,
sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan
kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang
efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.

Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:

a) Keluarga Berencana

Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan

b) Asuhan Antenatal Terfokus

Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda bahaya,


menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi

c) Asuhan Pascakeguguran

Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap


terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya

d) Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi

Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan
tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya
kesakitan dan kematian

e) Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan


setelah persalinan.

Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi adanya
keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan
ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut derajat,
keadaan dan tempat terjadinya
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan
komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan
pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi
baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran
paradigma tersebut diatas:

1. Mencegah Perdarahan Pascapersalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri

Upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan dimulai pada tahap yang paling


dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan
perdarahan pascapersalinan, diantaranya manipulasi minimal proses persalinan,
penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus
pascapersalinan. Upaya rujukan obstetrik dimulai dari pengenalan dini
terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih dalam kondisi yang
optimal.

2. Laserasi/episiotomi

Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin


karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi
kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi
robekan minimal pada perineum.

3. Retensio plasenta

Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk mencegah perdarahan,


mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian
uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat
terkendali.

4. Partus Lama
Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan
penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan
proses persalinan. Dukungan suami atau kerabat, diharapkan dapat memberikan
rasa tenang dan aman selama proses persalinan berlangsung. Pendampingan ini
diharapkan dapat mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin
kebersamaan, berbagi tanggung jawab diantara penolong dan keluarga klien

5. Asfiksia Bayi Baru Lahir

Pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan melalui upaya


pengenalan/penanganan sedini mungkin, misalnya dengan memantau secara baik
dan teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan, mengatur posisi tubuh
untuk memberi rasa nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan sirkulasi utero-
plasenter terhadap bayi, teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi
ibu dan bayi. Bila terjadi asfiksia, dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi
tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi yang tepat, penghisapan lendir
secara benar, memberikan rangsangan taktil dan melakukan pernapasan buatan
(bila perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk mencegah asfiksia,
memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan
mencegah hipotermia.

6. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai kebutuhan dasar persalinan


Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses p e r s a l i n a n dan kelahiran
bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan
mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi
jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar)
dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :

1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai


martabatnya.
2. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut.

3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.

4. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
5. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

6. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan


ibu
beserta anggota keluarga yang lain.

7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang


lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.

8. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan


mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.

9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.

10. Menghargai privasi ibu.

11. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.

12. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.

13. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak


memberi pengaruh yang merugikan.

14. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi,


pencukuran, dan klisma).

15. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

16. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran
bayi.
17. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).

18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,


perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi
bayi
baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

BAB III

KESIMPULAN

Paradigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan


evidence based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi
yang sering terjadi. Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu
upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian
besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas
maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada tingkat
tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan
upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi
yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat waktu,
dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat
secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru
lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Yuniati I. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi


Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung; 2011.
NICE. Antenatal Care, routine care for the healthy pregnant woman. ed. London:
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists; 2008.
Sandip S, Asha K, Paulin G, Hiren S, Gagandeep S, Amit V. A comparative study
of serum uric acid, calcium anf magnesium in preeclampsia and normal
pregnancy. Journal of Advance Research in Biological Sciences.
2013;5(1):55-8.
Dignon A, Reddington A. The physical effect of exercise in pregnancy on-pre-
eclampsia, gestational diabetes, birthweight and type of delivery. Evidence
Based Midwifery. 2013;11(2):60-6.
Guxens M, Mendez MA, Molto-Puigmarti C, Julvez J, Garcia-Esteban R, Forns J,
et al. Breastfeeding, long chain polyunsaturated fatty acids in colostrum and
infant mental development. Official Journal of The American Academy of
Pediatics. 2011;128(4):e880-e9. Epub 4 October 2011.
Moegni EM, Ocviyanti D, editors. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, UFPA,
UNICEF, Kemenkes RI, IBI, POGI; 2012
https://harlindalinda.blogspot.com/2012/11/makalah-evidence-based-kebidanan-
dalam.html
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC :
Jakarta..

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi,
Jakarta.

Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai