OLEH
KELOMPOK 2
ANGGOTA :
Novi Marissa 2003058 Noviasari Putri 2003059
Novy Mardayanti AR 2003060 Rayhany 2003061
Refi Junita 2003062 Ria Rosaliana 2003063
Rikawati 2003064 Safni Fitri Yanti 2003065
Silvia 2003066 Susrikawati 2003067
Suryani 2003068 Uci Setri 2003069
Vani Afrianti 2003070 Wenita Yuslina 2003071
Wisberti 2003072
Dengan segaa puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tim ucapkan,
karena melalui berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
baik.
Tim berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan untuk memahami manusia khususnya perempuan dari perndekatan
psikologis. Selain itu juga Tim berharap makalah ini dapat menjadi dasar pengantar
pemenuhuan materi perkuliahan psikologi kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas.
Seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap pada pembaca kiranya dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Sebagai akhir kata tim megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini
Tim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1.
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
1.3.1. Tujuan Umum.............................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus..............................................................................................
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat
menganalisa dan menemukan apa saja mengenai hal yang berkaitan
dengan kesehatan mental serta peran dan tanggung jawab suami
terhadap kesehtan mental perempuan. Dimana Kesehatan mental kini
harus menjadi perhatian dan bukan sesuatu yang dianggap tabu
atau aib,dengan mengetahui factor penyebab dari gangguan mental
tersebut sejak awal kehamilan, ibu dan keluarga, serta suami bisa
memahami kondisi mental ibu sehingga dapat mengurangi
gangguan mental , sehingga ibu bisa menjalani kehamilanya
dengan nyaman dan bayi yang dilahirkan sehat.
2. 1. Kesehatan Mental
2.1.1. Definisi Kesehatan Mental
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh
kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam
suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal
dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya (Sias,2006).
Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu
keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap
dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan
dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan
sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa terdapat
banyak cara dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene)
sebagai berikut :
a. Karena tidak mengalami gangguan mental
b. Tidak jatuh sakit akibat stessor
c. Sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya
d. Tumbuh dan berkembang secara positif.
Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental Orang yang
sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas
dari sakit dan gangguan jiwa.
Vaillaint (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005), mengatakan
bahwa kesehatan mental atau psikologis itu “as the presence of successfull
adjustmet or the absence of psychopatology”. Pengertian ini bersifat
dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan sakit atau sehat psikisnya.
Sehat jika tidak terdapat sedikitpun gangguan psikisnya, dan jika ada
gangguan psikis maka diklasifikasikan sebagai orang sakit. Dengan kata lain
sehat dan sakit mental itu bersifat nominal yang dapat dibedakan kelompok-
kelompoknya.
Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental
Health) merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai kondisi yang
memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik,
intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang
lain. Sebuah masyarakat yang sehat secara mental adalah masyarakat yang
membolehkan anggota masyarakatnya berkembang sesuai kemampuannya.
Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini jelas bahwa
kesehatan mental itu tidak cukup dalam pandangan individual tetapi
sekaligus mendapatkan dukungan dari masyarakatnya untuk berekembang
secara optimal. Berdasarkan dari sekian pemaparan tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kesesuaian diri dengan
lingkungannya serta tumbuh dan berkembang secara positif serta matang
dalam hidupnya, menerima tanggung jawab dan memelihara aturan sosial di
dalam lingkungannya.
5. Berbelanja
Saat hamil, aktivitas sehari-hari dapat terasa berkali-kali
lipat lebih menyulitkan dibanding biasanya. Makanya, suami
menggantikan tugas sang istri untuk berbelanja. Baik berbelanja
kebutuhan rumah tangga atau menemani istri ke toko perlengkapan
bayi.
6. Membuat istri merasa istimewa saat sedang hamil
Akibat adanya perubahan bentuk tubuh, ibu hamil biasanya
jadi merasa kurang percaya diri dengan penampilan mereka. Salah
satu yang dibutuhkan adalah suami yang menunjukkan bahwa sang
istri tetap istimewa.
7. Siap sedia setiap waktu
Sebagai suami siaga, mereka harus siap meluangkan waktu
untuk menemani istri menjalani pemeriksaan bulanan, juga di saat
istri membutuhkan bantuan.
8. Mengajak berjalan-jalan
Agar tidak jenuh, suami dapat mengajak istri berjalan-jalan.
Hal ini juga membuat fisik istri jadi lebih aktif.
9. Bersabar dengan perubahan emosi istri
hormon dapat memengaruhi mood ibu hamil, oleh karena
itu, suami harus lebih mengerti akan kondisi emosi istrinya. Sebisa
mungkin ia juga melakukan hal-hal yang membuat istri terhibur
dan rileks.
10. Memijat lembut agar rileks
Seiring perkembangan kehamilan, akan sulit bagi istri untuk
tidur nyenyak karena bertambahnya berat bayi dan tekanan di
punggung bagian bawah. Memijat punggung dan kaki akan
membuat istri merasa rileks dan mudah tidur nyenyak.
3.1. Kesimpulan
Setiap perempuan khususnya ibu hamil akan selalu dihadapkan
kepada perubahan, baik itu perubahan psikologis, mental ataupun
perubahan fisiologis. Pada setiap perubahan yang dialami oleh ibu
hamil, diharapkan adanya peran dan dukungan dari suami, keluarga
dan tenaga kesehatan dalam mengurangi keluhan terhadap perubahan
tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman dan aman dalam melewati
masa kehamilannya.
3.2. Saran
Suami harus paham dengan kondisi perempuan khususnya ibu
hamil sehingga dapat memberikan dukungan psikologis dan dapat
memberikan dan melaksanakan peran dan tanggung jawabnya terhadap
kesehatan mental perempuan/ ibu hamil/ istrinya tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.untag-
sby.ac.id/711/3/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwj6gvzRkJnuAhVQ7XMBHW3iAQUQFjAGegQI
BxAB&usg=AOvVaw3xkGvztoU3MuzEoEI-_h6Z
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/3692/
1/AYU
%2520CAHYANTI.pdf&ved=2ahUKEwizuL31kJnuAhVa63MBHbPLAlkQFj
AJegQICRAB&usg=AOvVaw2tB8peiFQlFlU7MypkAgli
Luh Putu Prema Diani dan Luh Kadek Pande Ary Susilawati. 2013. Pengaruh
Dukungan Suami Terhadap Istri Yang Mengalami Kecemasan Pada
Kehamilan Trimester Ketiga Di Kabupaten Gianyar . Jurnal Psikologi
Udayana, 1(1), 1-11
Ros. 2019. Sebenarnya Apa Saja Peran Suami dalam Kehamilan?.
://www.orami.co.id/magazine/sebenarnya-apa-saja-peran-suami-dalam-
kehamilan/ ( diakses tanggal 13 Januari 2020)
Sudirman, Herien Puspitawati, dan Istiqlaliyah Muflikhati.2019. Peran Suami
Dalam Menentukan Kesejahteraan Subjektif Istri Pada Saat Hamil Dan
Melahirkan. Jur. Ilm. Kel. & Kons, 12 (1), 26-37