Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ADAPTASI ORANGTUA, BOUNDING ATTACHMENT &


BONDING ATTUNEMENT, DAN SIBLING RIVALRY

Dosen Pembimbing : Surachmindari, SST, M.Pd

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Disusun Oleh
Kelompok 1
Nama Anggota:

Stefanie Milenia (P17311181002)


Lutfia Sinta Nila A. (P17311183038)
Rindi Antika (P17311183039)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI KEBIDANAN
MALANG
TINGKAT 2
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Adaptasi menjadi Orangtua, Bonding Attachment dan Bonding
Attunement, dan Sibling Rivalry sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Surachmindari, SST, M.Pd selaku
dosen Psikologi Perkembangan, orang tua, teman-teman dan seluruh pihak yang
terlibat dalam membantu terselesaikannya makalah ini.
Makalah yang kami buat dengan judul Adaptasi menjadi Orangtua,
Bonding Attachment dan Bonding Attunement, dan Sibling Rivalry ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan. Kami berharap
makalah ini dapat menjadi referensi.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.

Malang, 22 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Adaptasi menjadi Orang Tua...............................................................................5
2.2 Bonding Attachment dan Bonding Attunement...................................................6
2.3 Sibling Rivalry.....................................................................................................10
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih
kurang 6-8 minggu. Secara psikologi, pascapersalinan ibu akan merasakan
gejala-gejala psikiatrik. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak
mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak
berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal tentang hal yang lebih lanjut.
Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Ibu biasanya akan
mengalami atau merasakan hal-hal yang baru setelah melahirkan.
Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa–masa sulit, ibu
akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Ibu akan mulai
beradaptasi dengan hal yang baru seperti adanya bayi.
Dimulai dari kala III persalinan hingga masa nifas, Ibu akan
mengalami beberapa hal yang dulunya tidak dirasakan saat dirinya masih
dalam masa kehamilan yaitu seperti adaptasi menjadi orangtua, bonding
attachment dan bonding attunement, serta sibling rivalry pada ibu-ibu yang
sebelumnya sudah memiliki anak.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dari adaptasi menjadi orangtua?
b) Apa pengertian dari Bonding Attachment dan Bonding Attunement?
c) Apa pengertian dari Sibling Rivalry?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari adaptasi menjadi orangtua.
b) Untuk mengetahui pengertian dari Bonding Attachment dan Bonding
Attunement.
c) Untuk mengetahui pengertian dari Sibling Rivalry.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi Menjadi Orang Tua


Menurut Reva Rubin (1991), terdapat tiga fase dalam masa adaptasi peran
pada masa nifas, yaitu:

1) Periode “Taking In” atau “Fase Dependent”


Karkteristik periode Taking In digambarkan sebagai berikut:
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan.
b. Ia mungkin akan mengulang-mengulang menceritakan pengalamannya
waktu melahirkan.
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan
kesehatan akibat kurang istirahat.
d. Peningkataan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan
penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif.
e. Dalam memberi asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan
psikologis ibu.

2) Periode “Taking Hold” atau fase “Independent”

Pada ibu-ibu yang mendapat asuhan yang memadai pada hari-hari pertama
setelah melahirkan, maka pada hari kedua sampai keempat mulai muncul
kembali keinginan untuk melakukan berbagai aktivitas sendiri. Pada fase
taking hold, ibu berusaha keras untuk menguasai tentang ketrampilan
perawatan bayi, misalnya menggendong, menyusui, memandikan dan
memasang popok.

Karakteristik periode Taking Hold dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.


b. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses
dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
c. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta
kekuatan dan ketahanan tubuhnya.

2
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi,
misalnya menggendong, memandikan, memasang popok, dan sebagainya.
e. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam
melakukan halhal tersebut.
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan
yang terjadi.

3) Periode “Letting go” atau “ Fase Mandiri” atau “Fase Interdependen”

Periode ini biasanya terjadi “after back to home” dan sangat dipengaruhi oleh
waktu dan perhatian yang diberikan keluarga. Pada fase ini harus dimulai fase
mandiri (letting go), dimana masing-masing ibu mempunyai kebutuhan
sendiri-sendiri, namun tetap dapat menjalankan perannya dan masing-masing
harus berusaha memperkuat relasi sebagai orang dewasa yang menjadi unit
dasar dari sebuah keluarga.

Karkteristik periode Letting go digambarkan sebagai berikut:

a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah.


b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus
beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung
padanya.
c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

2.2 Bonding Attachment dan Bonding Attunement


2.2.1 Bonding Attachment
2.2.1.1 Pengertian Bonding Attachment
Maternal and Neonatal Health : adalah kontak dini secara langsung
antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III
sampai dengan post partum.

2.2.1.2 Tahap-Tahap Bounding Attachment


1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.

3
2) Bounding (keterikatan).
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
Menurut Klaus, Kennel (1982), bagian penting dari ikatan adalah
perkenalan.
2.2.1.3 Elemen-elemen Bonding Attachment
1) Sentuhan-sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh
orangtua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali
bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jarinya.
2) Kontak mata. Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional
mempertahankan kontak mata, orangtua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennel, 1982).
3) Suara. Saling mendengar dan merespon suara antara orangtua dan
bayinya juga penting. Orangtua menunggu tangisan pertama
bayinya dengan tegang.
4) Aroma. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang
unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan
cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5) Entrainment. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orangtuanya. Entrainment terjadi
saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik
positif kepada orangtua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.
6) Bioritme. Anak yang belum lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir
adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orangtua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten

4
dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi
social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7) Kontak dini. Saat ini, tidak ada bukti alamiah yang menunjukkan
bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk
hubungan orangtua-anak.

Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan


fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
1) Kadar oksitosin dan prolactin meningkat
2) Refleks menghisap dilakukan dini
3) Pembentukan kekebalan aktif dimulai
4) Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak (body
warm/kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi
hormonal.
2.2.1.4 Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bonding
Attachment
1) Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2) Sentuhan orang tua pertama kali.
3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orangtua
ke anak.
4) Kesehatan emosional orangtua.
5) Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6) Persiapan Pre-Natal Care sebelumnya.
7) Adaptasi.
8) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat
anak.
9) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi
rasa nyaman.
10) Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11) Penekanan hal-hal positif.

5
12) Perawat maternitas khusus (bidan).
13) Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan social dari keluarga,
teman, dan pasangan.
14) Informasi bertahap mengenai bonding attachment.
2.2.1.5 Keuntungan Bonding Attachment
1) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap social.
2) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
2.2.1.6 Hambatan Bonding Attachment
1) Kurangnya support system.
2) Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3) Bayi dengan resiko (bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat
fisik).
4) Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
2.2.2 Bonding Attunement
“Attunement is the ability of a child (or adult) to sync their
nervous systems with another person’s nervous system. It is what
children learn when they cry out of their discomfort and mother picks
them up and they feel soothed. Their heartbeat feels the calmness of
the caregiver’s heartbeat and the two nervous systems begin to sync.
Baby is able to regulate” dengan kata lain Bonding Attunement
merupakan kemampuan seorang anak untuk mensinkronsasikan system
syaraf nya dengan system syaraf orangtua/orang dewasa lainnya.
Sebagai contoh saat bayi menangis, orangtua perlu mengetahui
apakah ia lapar atau ingin diganti popoknya, karena ia merasa tak
nyaman. Hal ini disebut Attunement, yaitu respons bayi yang terjadi,
karena ia tahu bisa mengandalkan orangtua. Ketika orangtua merespons
dan hadir saat bayinya membutuhkan, artinya orangtua sudah
meyakinkan Si Kecil dan membuatnya merasa aman. Itu artinya, cara
orangtua merespons 'permintaan tolong' Si Kecil bisa memengaruhi
bonding.

6
2.3 Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan antara saudara, hal
ini biasanya terjadi pada orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang
berbeda pada anak-anak mereka atau karena kehadiran anak baru dalam
keluarga.
Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara
kandung terlalu dekat, karena kehadiran anak baru dianggap menyita
waktu dan perhatian terlalu banyak orang tua (Setiawati, 2008). Jarak usia
yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-3
tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada
usia 8–12 tahun. Pada umumnya sibling rivalry lebih sering terjadi pada
anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan (Millman &
Schaefer, 1981). Ciri khas yang sering muncul pada sibling rivalry, yaitu:
egois, susah diatur, suka berkelahi dan perilaku yang kadang tidak
spesifik. Sibling rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme antara
saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari
satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu
yang lebih.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adaptasi menjadi orangtua dibagi menjadi 3 fase, yaitu Taking In,
Taking Hold, dan Letting Go yang masing-masing memiliki
karakteristiknya masing-masing.
Bonding Attachment adalah kontak dini secara langsung antara
ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai
dengan post partum. Sedangkan Bonding Attunement adalah kemampuan
seorang anak untuk mensinkronsasikan system syaraf nya dengan system
syaraf orangtua/orang dewasa lainnya.

Sibling Rivalry adalah kecemburuan, persaingan antara saudara, hal


ini biasanya terjadi pada orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang
berbeda pada anak-anak mereka atau karena kehadiran anak baru dalam
keluarga.

3.2 Saran
Sebagai calon bidan, kita harus paham dengan perubahan-
perubahan baik fisiologis maupun psikologis dari seorang ibu. Dalam
makalah ini dibahas mengenai psikologis ibu yang terjadi saat bayi telah
lahir ke dunia. Ibu akan mengalami bonding attachment dan bonding
attunement saat kala III dimulai. Ibu juga akan beradaptasi menjadi
orangtua yang baik dengan terlewatinya 3 fase saat nifas. Sibling Rivalry
juga sangat mungkin terjadi pada ibu yang sudah memiliki anak
sebelumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sujianti dkk. 2012. BUKU AJAR PSIKOLOGI KEBIDANAN. Jakarta : CV Trans Info Media

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Pusdik SDM

Mansur, Herawati. 2014. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai