Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH PSIKOLOGI

BOUNDING ATTACHMANT and BOUNDING ATTUNEMENT

Dosen Ridha Wahyuni, S.ST, M. Keb

KELOMPOK III

HAJRAH NIM. 21041010


NOVARICA NIM. 21041023
S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER BERAU
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan dan
rahmatnya sehingga makalah yang berjudul “BOUNDING ATTACHMANT and
BOUNDING ATTUNEMENT” dapat diselesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca dan juga kami pribadi
tentang materi dalam makalah ini. Makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi.
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan motivasi dan semangat dalam pembuatan tugas makalah ini. Harapan kami
informasi dan materi dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna melainakan Allah
Swt yang Maha sempurna, maka dari itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun
ketidaksesuaian materi yang kami berikan pada makalah ini kami mohon maaf

Berau, 15 November 2021

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Bounding Attachment ........................................................................... 2
2.1.1 Faktor Bonding Attachment ............................................................................. 3
2.1.2 Tahap-tahap bonding attachment .................................................................... 5
2.1.3 Elemen-elemen bonding attachment ................................................................ 5
2.1.4 Prinsip dan upaya meningkatkan bonding attachment ................................. 7
2.1.5 Dampak negatif dari kurang maksimalnya Buonding attachment antara
ibu dan bayi ........................................................................................................ 7
2.2 Pengertian Bounding Attunement ........................................................................... 8
2.2.1 Manfaat yang diperoleh dari bounding Attachment-Attunment:................. 9
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP............................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan...……………………………………………………………...………..9
3.2 Saran......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya
berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Secara psikologi, pascapersalinan ibu akan
merasakan gejala-gejala psikiatrik. Meskipun demikian, adapula ibu yang tidak mengalami
hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui
tentang hal tentang hal yang lebih lanjut.
Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Ibu biasanya akan mengalami atau merasakan hal-
hal yang baru setelah melahirkan. Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa–
masa sulit, ibu akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Ibu akan mulai beradaptasi
dengan hal yang baru seperti adanya bayi.
Dimulai dari kala III persalinan hingga masa nifas, Ibu akan mengalami beberapa hal
yang dulunya tidak dirasakan saat dirinya masih dalam masa kehamilan yaitu seperti
adaptasi menjadi orangtua, bonding attachment dan bonding attunement.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa pengertian dari Bonding Attachment?
b) Apa pengertian dari Bonding Attunement?
c) Apa perbedaan dari Bounding Attachment dengan Bounding Attunement?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dari Bonding Attachment.
b) Untuk mengetahui pengertian dari Bonding Attunement.
c) Untuk mengetahui perbedaan antara Bounding Attachment dan Bounding
Attunement.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bounding Attachment


Buonding Attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara ibu
dan anak dalam ikatan kasih saying (Klause dan Kannel dalam Riordan ,2009)
Buonding attachment adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik
fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera sesudah bayi
lahir (Nelson dalam Pitriani 2014).
Bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan
bayi segera sesudah lahir, sedangkan attachment adalah ikatan yang terjalin di antara
individu yang meliputi pencurahan perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang
akrab.
Attachment (kemelekatan) adalah ikatan emosional abadi dan resiprokalantara
bayi dan pengasuhnya, yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas
hubungan pengasuh- bayi (dalam Papalia 2008:274). Kemelekatan juga diartikan
sebagai ikatan afeksi kuat yang kita miliki dengan orang tertentu dalam hidup kita
sehingga membuat kita merasa senang bila berinteraksi dengan mereka dan nyaman
bila mereka berada di dekat kita di masa-masa tertekan (dalam Berk 2012: 256).
Dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa Buonding Attachment adalah suatu
ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih
sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik. Seorang bayi yang baru
lahir mempunyai kemampuan yang banyak, misalnya bayi dapat mencium, merasa,
mendengar, dan melihat. Kulit bayi sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan selama
satu jam pertama sesudah dilahirkan, mereka sangat waspada dan siap untuk
mempelajari dunia baru. Jika tidak ada komplikasi yang serius, sesudah bayi lahir dapat
langsung diletakkan di atas perut ibu. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidakhanya
bermanfaat dalam peningkatan kesehatan secara psikis dan menjalin ikatan batin antara
ibu dan anak, tetapi lebih dari itu. Dengan melakukan IMD yang memang merupakan
kunci dan langkah besar terhadap kesehatan, IMD memiliki manfaat dalam
meningkatkan kesehatan secara fisik. Contoh kecil dari dampak yang ditimbulkan
apabila tidak melakukan proses IMD selain tidak ada ikatan batin antara ibu dan bayi

2
adalah daya imunologi pada bayi berkurang, motorik bayi saat menyusu tidak terlatih
dan tidak dapat mengembangkan saraf pada bayi (Nanny, Vivian. 2010).
Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya, dan
telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan. Tenaga kesehatan dapat
memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan
yang mendukung, sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak
dapat terjadi (Rini & Kumala, 2016).

2.1.1 Faktor Bonding Attachment


Bonding attachment dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Rini dan Kumala,
2016) :
1. Faktor Internal
a. Bagaimana bayi diasuh oleh orangtua
Apabila sang ayah atau individu lain pada waktu kecil dididik orangtua
dengan cara keras atau sering diberikan hukuman jika ada kesalahan
sedikit, sehingga kemungkinan kedekatan antara ayah dan bayi akan sulit
terbentuk dan cara ini akan diterapkan untuk mendidik anaknya
dikemudian hari.
b. Kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri
Banyak masyarakat yang masih percaya bahwa ibu dan bayinya yang
baru lahir tidaklah bersih dan diisolasi dari ayahnya selama periode yang
ditetapkan, tentu saja hal ini menyulitkan terbentuknya ikatan batin dengan
sang ayah.
c. Nilai-nilai kehidupan
Kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan mempengaruhi perilaku
dan dan respon seseorang, dalam agama islam bayi yang baru lahir sesegera
mungkin di adzankan oleh sang ayah. Keadaan ini memberikan
kesempatan ayah untuk mencoba menggendong bayi pertama kalinya dan
bayi mendengarkan suara sang ayah.
d. Hubungan antar sesama
Hubungan antar sesama akan menciptakan suatu pengalaman seperti
bila sang ayah melihat atau mendengar cerita dari temannya bagaimana
temannya bersikap terhadap anak pertamanya, bila sang ayah mempunyai

3
hubungan dalam lingkungannya harmonis, mudah bersosialisasi, hal ini
akan menciptakan respon yang positif terhadap bayinya.
e. Riwayat kehamilan sebelumnya
Apabila pada kehamilan terdahulu ibu mengalami komplikasi dalam
kehamilan seperti abortus, plasenta previa, akan membuat ayah atau ibu
maupun keluarga sangat menjaga dan melindungi bayi dengan sebaiknya.
2.Faktor eksternal
a. Keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan
Pasangan suami istri yang sangat menginginkan anak tentu saja akan
merespon kelahiran bayi dengan bangga dan bahagia. Perhatian yang
diterima selama kehamilan, persalinan dan post partum, perhatian dari
suami dan keluarga akan menciptakan perasaan bahagia dan bangga akan
perannya sebagai seorang ibu.
b. Sikap dan perilaku pengunjung
Pengunjung memberikan pujian dan ucapan selamat serta
memperlihatkan perasaan bangga terhadap bayi, hal ini akan menumbuhkan
perasaan bahagia akan kehadiran bayi. (Pitriani & Andriyani (2014)
Faktor yang penting dalam bonding attachment yaitu: ibu dan bayi perlu
sering bersama-sama, saling melihat dan merasakan, sering menggendong
dan menyusui bayi, dan perawat perlu memberikan privasi bagi pasangan
untuk kontak dengan bayi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi respon
ibu terhadap bayinya meliputi: kurang kasih sayang, persaingan tugas
sebagai orang tua, pengalaman melahirkan, kondisi fisik ibu sesudah
melahirkan, cemas tentang biaya, kelainan pada bayi, penyesuaian diri pasca
natal, tangisan bayi, gelisah tentang kelangsungan hidup bayi, kebencian
orang tua pada perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran, serta gelisah
tentang keabnormalan bayi .
c. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan
Mercer dalam Rini & Kumala (2016), prakondisi yang mempengaruhi
ikatan dalam bonding attachment yaitu:
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya
tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua

4
yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang
positif dapat membantu tercapainya proses bonding attachment.
2. Suatu tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat
anak .
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua
satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan
yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat
bayinya maka akan semakin mudah pula bonding attachment terwujud.
3. Kedekatan orang tua dengan bayi
Dengan metode rooming in dan program inisiasi menyusu dini
kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan
menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya, hal ini
yang akan mendukung keberhasilan bonding attachment.
4. Kecocokan orang tua dan bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan
jenis kelamin) .
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat/ normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan.

2.1.2 Tahap-tahap bonding attachment


Tiga tahap dalam bonding attachment (Rini & Kumala, 2016) :
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera sesudah mengenal bayinya. Menurut
Klaus (1982), bagian penting dari ikatan adalah perkenalan
2. Bonding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu
lain.

2.1.3 Elemen-elemen bonding attachment


Adapun 7 elemen bonding attachment (Rini & Kumala, 2016) :
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata

5
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,
orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata akan
merasa lebih dekat dengan bayinya.
3. Suara
Saling mendengarkan dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan
bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua
mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi adalah respon terhadap
aroma atau bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang
unik. sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Bayi menggerak-gerakkan tangan, mengangkat kepala, menendang-
nendangkan kakinya mengikuti nada suara orang tuanya. Irama ini memberikan
umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan
kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini
Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini
sesudah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua dan anak. Namun
menurut Klaus dalam Rini dan Kumala (2016), ada beberapa keuntungan fisiologis
yang dapat diperoleh dari kontak dini, yaitu:
a. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat .
b. Reflek menghisap dilakukan dini
c. Pembentukan kekebalan mulai aktif
6
d. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak

2.1.4 Prinsip dan upaya meningkatkan bonding attachment


a. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama)
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak
d. Kesehatan emosional orang tua
e. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan
f. Persiapan Pre-Natal Care sebelumnya
g. Adaptasi
h. Tingkat kemampuan,komunikasi,dan keterampilan untuk merawat anak
i. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada
bayi,menurunkan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman
j. Fasilitas untuk kontak lebih lama
k. Penekanan hal-hal positif

2.1.5 Dampak negatif dari kurang maksimalnya Buonding attachment antara ibu dan
bayi
Dampaknya akan berpengaruh terhadap pola asuh orangtua, kondisi psikologis,
dan tumbuh kembang bayi, serta akan mempengaruhi perkembangan bayi dimasa
mendatang (Stiles, 2010). Adaptasi antara ibu dengan bayinya dapat meningkatkan
hubungan yang positif. Adanya adaptasi ini maka ibu dan bayi akan saling mengenal,
lalu terjalin hubungan kemudian terbentuk kasih sayang yang merupakan tahapan
penting dalam bonding attachment(Yuliastuti, 2013).
Hal-hal yang dapat mempengaruhi proses bonding attachment, yaitu kesehatan
psikososial orang tua. Orang tua yang menginginkan bayinya (kehamilan yang
direncenakan) akan memberikan respon emosi yang berbeda dibandingkan dengan
melahirkan bayi yang tidak diinginkan /tidak direncenakan (Hafni, 2013). Respon
emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bonding attachment dengan
baik. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat bayi juga
dapat mempengaruhi proses bonding attachment (Yuliastuti, 2013). Dukungan sosial
seperti keluarga, teman dan terutama pasangan merupakan faktor penting yang akan
memberikan suatu semangat atau dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya (Alifah, 2016).

7
Psikososial diartikan kondisi emosi, psikologis dalam keadaan cemas, depresi,
distress.yang Kondisi psikososial dapat mempengaruhi bonding attachment antara
ibu dan bayi. ibu yang pernah mengalami riwayat trauma masalalu, kekerasan dalam
rumah tangga, kekerasan seksual, dan penelantaran saat masa kanakkanak akan
mengalami hambatan dalam menjalin ikatan ibu dengan bayinya (Alexander, Teti,
& Anderson, 2000). Ibu postpartum yang mengalami masalah psikologis akan
menurunkan bonding attachment antara ibu dan bayi. Masalah psikologis pada ibu
postpartum dikarenakan ketidakmampuan ibu dalam menyesuaikan perubahan
peran.

2.2 Pengertian Bounding Attunement


“Attunement is the ability of a child (or adult) to sync their nervous systems with
another person’s nervous system. It is what children learn when they cry out of their
discomfort and mother picks them up and they feel soothed. Their heartbeat feels the
calmness of the caregiver’s heartbeat and the two nervous systems begin to sync. Baby
is able to regulate” dengan kata lain Bonding Attunement merupakan kemampuan
seorang anak untuk mensinkronsasikan system syaraf nya dengan system syaraf
orangtua/orang dewasa lainnya. Sebagai contoh saat bayi menangis, orangtua perlu
mengetahui apakah ia lapar atau ingin diganti popoknya, karena ia merasa tak nyaman.
Hal ini disebut Attunement, yaitu respons bayi yang terjadi, karena ia tahu bisa
mengandalkan orangtua. Ketika orangtua merespons dan hadir saat bayinya
membutuhkan, artinya orangtua sudah meyakinkan Si Kecil dan membuatnya merasa
aman. Itu artinya, cara orangtua merespons 'permintaan tolong' Si Kecil bisa
memengaruhi buonding.
Disebut sebagai bounding attunment dengan bereaksi yaitu:
• Reaksi ibu terhadap bayi
Saat bayi menangis,ibu perlu mengetahui apakah ia lapar atau ingin mengganti
popoknya,karena ia merasa tidak nyaman.
• Reaksi bayi terhadap ibu
Yaitu respon bayi yang terjadi,karena ia tahu bisa mengandalkan ibu.ketika ibu
merespon dan hadir saat bayi membutuhkan,artinya ibu sudah meyakinkan bayi dan
membuatnya merasa aman.Artinya,cara ibu merespon pemintaan tolong bayi bisa
mempengaruhi bonding antara ibu dan bayi

8
2.2.1 Manfaat yang diperoleh dari bounding Attachment-Attunment:
• Kadar oksitosin dan prolactin meningkat
• Reflek menghisap dilakukan dini
• Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
• Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak(body warmth/kehangatan
tubuh,waktu pemberian kasih saying,stimulasi hormonal).
• Pembentukan kepercayaan dasar pada bayi(basic trust)-dasar pembentukan
karaker kepribadian yang matang dan tangguh

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bonding Attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum. Sedangkan
Bonding Attunement adalah kemampuan seorang anak untuk mensinkronsasikan
system syaraf nya dengan system syaraf orangtua/orang dewasa lainnya.

3.1 Saran
Sebagai seorang bidan, kita harus paham dengan perubahan-perubahan baik
fisiologis maupun psikologis dari seorang ibu dan kita sebagai seorang bidan jga
melakukan pendekatan- pendekatan agar ibu merasa diperhatikan. Dalam makalah ini
dibahas mengenai psikologis ibu yang terjadi saat bayi telah lahir ke dunia. Ibu akan
mengalami bonding attachment dan bonding attunement saat kala III dimulai.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 2017. INISIASI DINI DAN BOUNDING ATTACHMENT DALAM PENINGKATAN


KESEHATAN SECARA FISIK DAN PSIKIS. Jurnal. Dari
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/view/1213
Wahyuni, sri. 2018. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BOUNDING
ATTACHMENT PADA MASA NIFAS DRSU DEWI SARTIKA KENDARI. Skripsi dari
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/534/1/SRI%20WAHYUNI%20PDF.pdf
Stefani, Lutfia dan Rindi. 2020. ADAPTASI ORANG TUA, BOUNDING ATTACHMENT &
BOUNDING ATTUEMENT dan SIBLING RIVALRY. Makalah. Dari
https://www.scribd.com/document/452161091/Makalah-Adaptasi-Orang-Tua-docx
Widiyawati. A. 2020. PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP BOUNDING
ATTACHMENT IBU POST PARTUM SECTIO CAESAREA DIRUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG. Skripsi. Dari http://repository.poltekkes-
tjk.ac.id/1536/

11

Anda mungkin juga menyukai