wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Pertemuan 7
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
Hapsari Windayanti, S.Si.T.,M.Keb
Program Studi Kebidanan Program Sarjana
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
2021-2022
Gasal
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyui
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan modul untuk membantu mahasiswa dalam
memahami materi perkuliahan mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Dalam penyusunan modul ini kami menyadari sepenuhnya bahwa tidaklah
mungkin menyusun modul ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan
modul ini. Kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang
berkaitan dengan modul ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai penambah ilmu pengetahuan.
2|Page
Drug in Pregnancy
A. Dekripsi Materi
Penggunaan obat pada kehamilan harus mempertimbangkan aspek efektivitas dan
keamanan. Ada dua kemungkinan dampak buruk akibat ketidaktepatan pemberian
obat pada kehamilan. Pertama efek buruk akibat penggunaan obat yang tidak aman.
Persoalan lainnya, kekhawatiran akan dampak buruk obat pada kehamilan juga
terkadang menyebabkan pasien dengan kehamilan tidak mendapatkan obat.
Akibatnya, penyakit yang dialami ibu tidak teratasi dan bisa berdampak pada
perkembangan janin. Wanita hamil adalah wanita sehat. Namun, karena obat dapat
masuk ke dalam janin dan air susu ibu, maka pertimbangan harus diberikan untuk
menjamin keamanan pada janin dan bayi. Meskipun konsep keamanan obat pada
kehamilan itu mirip, namun pemberian obat tidak selalu bisa disamakan. Pilihan terapi
didasarkan atas bukti-bukti keamanan dan efektivitasnya.
Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode organogenesis
sedang berlangsung sehingga resiko terjadi cacat janin lebih besar, di sisi lain.
Mengingat beberapa jenis obat dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada
wanita hamil perlu hati-hati. Selama trimester pertama, obat dapat menyebabkan
cacat lahir (teratogenesis), dan resiko terbesar adalah kehamilan 3-8 minggu. Selama
trimester kedua dan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta.
B. Tujuan Belajar
1. Mendeskripsikan drug in pregnancy : suplemen, emesis dan anti emetic, konstipasi
dan laxative.
2. Mendeskripsikan etika, kewenangan, dan lingkup praktik bidan dalam asuhan
kehamilan.
3. Mempraktikkan konseling pemberian suplemen vitamin dan mineral
4. Mempraktikkan konseling emesis dan penanganan untuk ibu hamil
5. Mempraktikkan konseling Konstipasi dan laxative
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi
yang belum jelas, siswa dapat bertanya pada teman kelompok belajar Saudara/
kepada orang lain yang Saudara anggap tahu/dosen pengampu.
2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen pengampu.
3|Page
4. Proses pembelajaran untuk materi praktikum yang sedang Anda ikuti sekarang ini,
dapat berlangsung lancar, efektif dan efisien, apabila anda mengikuti langkah-
langkah belajar sebagai berikut:
a. Pahami dulu mengenai kompetensi asuhan kehamilan secara menyeluruh dan
ruang lingkup keterampilan klinik yang mendukung asuhan.
b. Lakukan kajian terhadap klinis kebidanan dan evidence based praktik
kehamilan.
c. Lakukan identifikasi dan pelajari sumber atau bahan belajar yang terkait
dengan kegiatan pembelajaran yang sedang dipelajari.
d. Pelajari kegiatan praktikum yang terdapat pada modul ini dan lakukan latihan
praktikum pada masing-masing materi praktik.
e. Lakukan praktikum baik secara terstruktur dalam proses pembelajaran,
latihan secara mandiri maupun berkelompok dengan peer group dengan
kelompok kecil pada setting laboratorium skill dengan panduan penuntun
belajar keterampilan pada setiap kegiatan belajar.
f. Kerjakan latihan-latihan praktikum pada masing-masing kegiatan praktikum
pada setting laboratorium skill atau real setting klinik (BPM, RB, Puskesmas
atau RS).
g. Kerjakan evaluasi praktikum baik secara mandiri maupun terstruktur dalam
proses pembelajaran di laboratorium skill atau real setting klinik (BPM, RB,
Puskesmas atau RS), untuk setiap keterampilan dan cek kemampuan
performance keterampilan Anda atau keterampilan unjuk kerja Anda dengan
menggunakan ceklist penuntun belajar yang tersedia pada setiap kegiatan
belajar.
h. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam Modul ini sangat tergantung
pada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu berlatihlah
secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat.
i. Bila Anda menemui kesulitan, silahkan hubungi instruktur, dosen pengajar
atau fasilitator yang mengampu atau membimbing Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan.
j. Semoga Anda mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan dalam modul
ini untuk menjadi bekal dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara menyeluruh dan komprehensif. Saya yakin apabila anda berlatih
dengan rajin dan bersungguh-sungguh, Anda akan mampu menyelesaikan
pembelajaran dalam modul ini dengan baik.
4|Page
KEGIATAN BELAJAR 7
Drug in Pregnancy
Tujuan:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswi memiliki kemampuan untuk:
1. Mendeskripsikan drug in pregnancy : suplemen, emesis dan anti emetic, konstipasi
dan laxative.
2. Mendeskripsikan etika, kewenangan, dan lingkup praktik bidan dalam asuhan
kehamilan.
3. Mempraktikkan konseling pemberian suplemen vitamin dan mineral
4. Mempraktikkan konseling emesis dan penanganan untuk ibu hamil
5. Mempraktikkan konseling Konstipasi dan laxative
Uraian Materi
5|Page
Selama kehamilan dosis obat yang diberikan harus diusahakan serendah mungkin
untuk meminimalkan potensi efek toksik terhadap janin. Bila pengobatan harus
diberikan, maka penting untuk menurunkan sampai kadar terendah yang masih efektif
sesaat sebelum terjadi konsepsi pada kehamilan yang direncanakan, atau selama
trimester pertama. Bila obat berpotensi menyebabkan efek putus obat pada janin,
dosis dapat diturunkan mencapai akhir masa kehamilan, contohnya pengobatan
dengan antipsikotik dan antidepresan. Namun, perubahan farmakokinetika selama
kehamilan mungkin memerlukan peningkatan dosis bagi obat-obat tertentu.
Pemahaman yang baik terhadap perubahan ini penting untuk menetukan dosis yang
paling tepat bagi pasien yang sedang hamil (Aslam et al., 2001).
Gerakan saluran cerna menurun pada kehamilan tetapi tidak menimbulkan efek yang
bermakna pada absorpsi obat. Aliran darah ke hepar relatif tidak berubah. Walau
demikian kenaikan kadar estrogen dan progesteron akan dapat secara kompetitif
menginduksi metabolisme obat lain, misalnya fenitoin atau menginhibisi metabolisme
obat lain misalnya teofilin. Peningkatan aliran darah ke ginjal dapat mempengaruhi
bersihan (clearance) ginjal obat yang eliminasi nya terutama lewat ginjal, contohnya
penicilin.
Metabolisme obat di plasenta dan di janin. Dua mekanisme yang ikut melindungi janin
dari obat disirkulasi ibu adalah :
1) Plasenta yang berperan sebagai penghalang semipermiabel juga sebagai tempat
metabolisme beberapa obat yang melewatinya. Semua jalur utama metabolisme
obat ada di plasenta dan juga terdapat beberapa reaksi oksidasi aromatik yang
berbeda misalnya oksidasi etanol dan fenobarbital. Sebaliknya, kapasitas
metabolisme plasenta ini akan menyebabkan terbentuknya atau meningkatkan
jumlah metabolit yang toksik, misalnya etanol dan benzopiren. Dari hasil penelitian
prednisolon, deksametason, azidotimidin yang struktur molekulnya analog dengan
zat-zat endogen di tubuh mengalami metabolisme yang bermakna di plasenta.
2) Obat-obat yang melewati plasenta akan memasuki sirkulasi janin lewat vena
umbilikal. Sekitar 40-60% darah yang masuk tersebut akan masuk hati janin,
sisanya akan langsung masuk ke sirkulasi umum janin. Obat yang masuk ke hati
janin, mungkin sebagian akan dimetabolisme sebelum masuk ke sirkulasi umum
janin, walaupun dapat dikatakan metabolisme obat di janin tidak berpengaruh
banyak pada metabolisme obat maternal.
2. Farmakodinamika pada Kehamilan
Mekanisme kerja obat pada janin.
Efek obat pada jaringan reproduksi, uterus, dan kelenjar susu, pada kehamilan
kadang dipengaruhi oleh hormon-hormon sesuai dengan fase kehamilan. Efek obat
pada jaringan tidak berubah bermakna karena kehamilan tidak berubah, walau terjadi
perubahan misalnya curah jantung, aliran darah ginjal. Perubahan tersebut kadang
menyebabkan wanita hamil membutuhkan obat yang tidak dibutuhkan pada saat tidak
hamil. Contohnya glikosida jantung dan diuretik yang dibutuhkan pada kehamilan
karena peningkatan beban jantung pada kehamilan atau insulin yang dibutuhkan
untuk mengontrol glukosa darah pada diabetes yang diinduksi oleh kehamilan.
Mekanisme kerja obat pada janin.
Beberapa penelitian untuk mengetahui kerja obat di janin berkembang dengan pesat,
yang berkaitan dengan pemberian obat pada wanita hamil yang ditujukan untuk
pengobatan janin walaupun mekanismenya masih belum diketahui jelas. Contohnya
kortikosteroid diberikan untuk merangsang matangnya paru janin bila ada prediksi
kelahiran prematur. Contoh lain adalah fenobarbital yang dapat menginduksi enzim
hati untuk metabolisme bilirubin sehingga insidens jaundice (bayi kuning) akan
berkurang. Selain itu fenobarbital juga dapat menurunkan risiko perdarahan
6|Page
intrakranial bayi kurang umur. Antiaritmia juga diberikan pada ibu hamil untuk
mengobati janinnya yang menderita aritmia jantung.
3. Obat yang Berpengaruh pada Janin dan Neonatus
Teratogen adalah bahan apa pun yang diberikan kepada ibu hamil, yang dapat
menyebabkan atau berpengaruh terhadap malformasi atau kelainan fungsi fisiologis
atau pun perkembangan jiwa janin atau pada anak setelah lahir. Hal inilah yang
sering ditakutkan oleh pasien dan dokter saat mempertimbangkan pengobatan pada
masa kehamilan. Namun, hanya beberapa obat saja dari sekian banyak obat yang
digunakan menunjukkan efek yang membahayakan terhadap janin.
Obat-obat yang bersifat teratogenik adalah asam lemah, misalnya talidomid, asam
valproat, isotretinoin, warfarin. Hal ini diduga karena asam lemah akan mengubah pH
sel embrio. Dan dari hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa pH cairan sel
embrio lebih tinggi dari pH plasma ibu, sehingga obat yang bersifat asam akan tinggi
kadarnya di sel embrio.
Mekanisme berbagai obat yang menghasilkan efek teratogenik belum diketahui dan
mungkin disebabkan oleh multi faktor.
- Obat dapat bekerja langsung pada jaringan ibu dan juga secara tidak langsung
memengaruhi jaringan janin.
- Obat mungkin juga menganggu aliran oksigen atau nutrisi lewat plasenta sehingga
memengaruhi jaringan janin.
- Obat juga dapat bekerja langsung pada proses perkembangan jaringan janin,
misalnya vitamin A (retinol) yang memperlihatkan perubahan pada jaringan normal.
Dervat vitamin A (isotretinoin, etretinat) adalah teratogenik yang potensial.
- Kekurangan substansi yang esensial diperlukan juga akan berperan pada
abnormalitas. Misalnya pemberian asam folat selama kehamilan dapat menurunkan
insiden kerusakan pada selubung saraf, yang menyebabkan timbulnya spina bifida.
- Paparan berulang zat teratogenik dapat menimbulkan efek kumulatif. Misalnya
konsumsi alkohol yang tinggi dan kronik pada kehamilan, terutama pada kehamilan
trimester pertama dan kedua akan menimbulkan fetal alcohol syndrome yang
berpengaruh pada sistem saraf pusat, pertumbuhan dan perkembangan muka.
Berikut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dari FDA ( Food
Drug Administration ) :
b. Kategori A
Aman untuk janin seperti vitamin C, asam folat, vit B6, parasetamol, zinc, dan
sebagainya.
c. Kategori B
Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin, azitromisin, bisakodil,
cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin, klopidogrel, eritromisin,
ibuprofen, insulinlansoprazol, loratadin, mepenem, metformin, metildopa,
metronidazol, dan sebagainya.
d. Kategori C
Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika manfaat yang
diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin timbul pada janin.
Contohnya : albendazol, allopurinol, aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat,
kloramfe nikol, ciprofloksasin, klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamol,
dektrometorfan, digoksin, enalapril, efedrin, flukonazol dan sebagainya.
e. Kategori D
Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat. Pengunaan obat
diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius, obat
yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan. Contohnya alprazolam,
7|Page
amikasin, amiodaron, carbamazepin, klordiaz epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin,
asam valproat, dan sebagainya.
f. Kategori X
Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, contohnya (amlodipi
atorvastatin), atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es tradiol),
ergometrin, estradol, miso prostol, oksitosin, simvastatin, warfarin.
Efikasi, kemanjuran ( benefit) vs resiko (risk) adalah pertimbangan utama
menggunakan obat khususnya untuk A dan B, untuk obat yang masuk kategori C dan D
dianjurkan untuk benar-benar melalui pertimbangan dokter dengan mempertimbangkan
manfaat, keselamatan jiwa yang lebih besar dibandingkan resikonya, untuk obat kategori
X tidak boleh digunakan pada masa kehamilan.
Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologi yang memengaruhi
farmakokinetika obat. Perubahan fisiologi tersebut misalnya perubahan volume cairan
tubuh yang dapat menyebabkan penurunan kadar puncak obat-obat di serum, terutama
obat-obat yang terdistribusi di air dan obat dengan volume distribusi yang rendah.
Peningkatan cairan tubuh juga menyebabkan pengenceran albumin serum
(hipoalbuminemia) yang menyebabkan penurunan ikatan obat-albumin sehingga obat
bebas banyak terakumulasi dalam darah dan berpotensi meningkatkan efek yang
merugikan. Tetapi hal ini tidak bermakna secara klinis kara bertambahnya kadar obat
dalam bentuk bebas juga akan menyebabkan bertambahnya kecepatan metabolisme obat.
Berikut beberapa obat yang dapat digunakan pada masa kehamilan :
a. Pereda Nyeri dan Demam:
Obat parasetamol termasuk obat yang aman mengatasi nyeri atau demam, untuk sakit
kepala, lain dengan mengkonsumsi parasetamol juga bisa diatasi dengan kompres
dingin dan beristirahat. Untuk demam, bisa dibantu mengatasinya dengan kompres air
hangat.
b. Batuk Pilek :
Obat batuk pilek yang banyak dijual bebas biasanya berupa kombinasi sebaiknya
dihindari pada saat hamil. Dekongestan adalah obat yang berfungsi mengatasi hidung
tersumbat seperti phenylephrine dan pseudoe fedrin. Pada saat hamil harus dihindari
penggunaan dekongestan oral (minum). Ibu hamil yang membutuhkan dekongestan
sebaiknya disarankan menggunakan semprot (spray). Obat dekongestan semprot lebih
aman karena mekanisme kerja secara lokal di area hidung, dosis rendah serta paparan
obat dengan tubuh lebih singkat, seperti penggunaan tetes hidung saline.
Obat batuk pada ibu hamil pilih pertama adalah dektrometorphan (untuk mengatasi
batuk kering), untuk batuk berdahak bisa menggunakan asetilsistein. Hindari sediaan
obat batuk yang mengandung alkohol. Selain obat, bisa mengkonsumsi air lemon,
maupun air madu.
c. Sembelit dan Diare:
Bisa menggunakan obat laksatif atau metilselulosa. Sementara untuk diare, bisa
menggunakan obat loperamid. Untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang
bisa diganti dengan oralit. Sembelit juga bisa diatasi dengan konsumsi makanan tinggi
serat dan cukup cairan. Olahraga ringan, seperti berenang atau jalan kaki, dapat
membantu mengatasi sembelit karena dapat meningkatkan sirkulasi yang dapat
merangsang sistem pencernaan.
d. Alergi:
Bagi ibu hamil yang mengalami alergi bisa menggunakan obat cetirizin yang aman
bagi ibu hamil.
Berikut Tips Bagi Ibu Hamil dalam penggunaan Obat !
Ibu hamil harus cermat dan selektif dalam memilih obat.
Berkonsultasilah dengan bidan, dokter maupun apoteker.
8|Page
Sebaiknya seminimal mungkin mengkonsumsi obat saat hamil, kecuali adanya riwayat
penyakit kronis yang mengharuskan minum obat dengan adanya pertimbangan
manfaat/resiko.
Jika terpaksa membeli obat yang di jual bebas, pilihlah obat yang mencantumkan
keterangan aman untuk ibu hamil dan pastikan anda mendapatkan informasi
mengenai obat langsung kepada Apoteker.
9|Page
- Pemberian suplementasi zat besi dan asam folat oral secara intermiten dengan
dosis 120mg zat besi elemental dan 2800 g (2,8 mg) asam folat sekali seminggu
untuk ibu hamil untuk meningkatkan outcome ibu dan bayi, jika zat besi harian
tidak dapat diterima karena efek samping, dan dalam populasi dengan prevalensi
anemia pada ibu hamil kurang daridari 20%. (rekomendasi WHO)
2) Suplementasi kalsium,
- Kalsium Pada kelompok dewasa usia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium rata-rata
800mg/hari.
- Wanita hamil memerlukan lebih banyak kalsium. Penyerapan kalsium selama
kehamilan lebih baik dibanding saat tidak hamil. Kalsium diperlukan terutama pada
trimester 3 kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar
250mg/hari serta untuk persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang dan
janin tidak mengambil dari persediaan kalsium ibu.
- Remaja hamil membutuhkan kalsium yang lebih banyak. Diperkirakan sekitar 50%
ibu hamil di Indonesia masih dalam usia pertumbuhan. Untuk itu diperlukan 300
mg/hari dan kebutuhan ibu hamil di Indonesia perlu tambahan 150mg/hari,
sehingga rata-rata asupan kalsium 950 mg/hari sudah dapat mencukupi kebutuhan
selama kehamilan.
- Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya, ikan/hasil laut,
sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan.
- Pada populasi dengan asupan kalsium makanan rendah maka diberikan
suplementasi kalsium harian (1,5-2gr kalsium/oral) direkomendasikan untuk ibu
hamil untuk mengurangi risiko pre-eklampsia (rekomendasi WHO)
3) Suplementasi vitamin A, rekomendasinya :
- Suplementasi vitamin A hanya dianjurkan untuk ibu hamil di daerah kekurangan
vitamin A, wilayah yang mempunyai masalah kesehatan masyarakat yang parah
untuk mencegah rabun senja. (rekomendasi WHO)
4) Zinc supplement,
- Pemberian suplementasi seng untuk ibu hamil hanya dianjurkan pada konteks
penelitian yang ketat. (rekomendasi WHO)
5) Multiple micronutrient supplements Not recommended WHO
6) Vitamin B6 (pyridoxine) supplements Not recommended WHO
7) Vitamin E and C supplements Not recommended WHO
8) Vitamin D supplements Not recommended WHO
9) Jika karbohidrat merupakan zat pembakar bagi tubuh, maka vitamin membantu
proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk pembelahan dan pembentukan sel
baru. Misalnya vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan
jaringan janin. Tidak perlu penambahan suplemen selama konsumsi sayur dan
buah cukup. Selama hamil, kebutuhan asam folat dan vitamin B lain seperti
thiamin, riboflavin, dan niacin meningkat untuk membantu pembentukan energi.
Selain itu, vitamin B6 diperlukan untuk membantu protein membentuk sel-sel baru.
10) Kebutuhan Vitamin B12 juga meningkat. Vitamin ini terdapat dalam daging, susu,
telur, dan makanan hewani lainnya.
11) Kebutuhan Vitamin C meningkat sedikit untuk membantu penyerapan zat besi
yang berasal dari bahan makanan nabati.
12) Kebutuhan vitamin D meningkat untuk membantu penyerapan kalsium. Bagi ibu
hamil yang vegetarian perlu penambahan/suplemen Vitamin B12 dan Vitamin D.
(Kurnia dewi, 2013).
13) Yodium. Zat yodium begitu mudah dijumpai pada garam dapur ternyata
memegang peranan penting pada masa kehamilan. Yodium merupakan bahan
dasar hormo tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
10 | P a g e
bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan Yodiumnya sebesar 50 µg/hari
dari kebutuhan sebelum hamil yang hanya 150 µg/hari.
14) Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan protein dan
vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh yang lain.
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil. Keadaan ini biasanya
didahului rasa mual. Berdasarkan studi prospektif oleh Lacasse, dari 367 wanita hamil,
78,5% melaporkan mengalami mual dan muntah pada trimester pertama, 52,2%
mengalami mual muntah ringan, 45,3% mual muntah sedang, dan 2,5% mual muntah
berat. Lacroix melaporkan, emesis gravidarum terjadi sekitar 75% pada wanita hamil
dan lamanya berlangsung sekitar 35 hari.
Muntah atau emesis secara umum adalah suatu cara saluran cerna bagian atas
membuang isinya bila terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada
usus. Muntah merupakan refleks terintegrasi yang kompleks terdiri atas tiga
komponen utama yaitu detector muntah, mekanisme integratif dan efektor yang
bersifat otonom somatik. Rangsangan pada saluran cerna dihantarkan melalui saraf
vagus dan aferen simpatis menuju pusat muntah. Pusat muntah juga menerima
rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada sereberal, dari chemoreceptor
trigger zone (CTZ) pada area postrema dan dari aparatus vestibular via serebelum.
Beberapa signal perifer mem-bypass trigger zone mencapai pusat muntah melalui
nucleus traktus solitarius. Pusat muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah
formasi retikularis dari medula oblongata. Pusat muntah ini berdekatan dengan pusat
pernapasan dan pusat vasomotor. Rangsang aferen dari pusat muntah dihantarkan
melalui saraf kranial V, VII, X, XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf
spinal ke diapragma, otot iga dan otot abdomen.
Mual dan muntah dalam kehamilan tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon
estrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti. Hormon
chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah.
Gastroesophageal refluks terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan, dan dapat
disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter esofageal bagian bawah,
meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter pilori dan
kegagalan mengeluarkan asam lambung. Progesteron dan estrogen memiliki efek
yang kuat terhadap otot polos uterus untuk mempertahankan miometrium dalam
keadaan yang relatif relaksasi. Pengaruh ini juga terjadi pada otot polos sistem organ
lain termasuk gastrointestinal. Selain itu, progestron juga menyebabkan waktu
pengosongan lambung dan waktu transit intestinal memanjang sehingga dipikirkan
menjadi faktor predisposisi terjadi mual dan muntah.
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian
juga dengan yang lainnya seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas lateral.
Kompresi lambung dan peningkatan tekanan intraabdominal akibat pembesaran
uterus menyebabkan perubahan yang nyata pada penurunan motilitas otot polos pada
traktus digestivus dan penurunan asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga
akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh refluks
asam lambung ke esofagus bagian bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung
dan menurunnya tonus sfingter bagian bawah.
Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas. Faktor resiko
atau pertanda untuk mual muntah pada kehamilan belum dapat ditetapkan secara
pasti.
Beberapa studi menemukan timbulnya gejala berkaitan dengan umur ibu hamil yang
lebih tua, pekerjaan, merokok, dan jenis kelamin janin. Hipertensi, gangguan renal
11 | P a g e
dan liver, penggunaan vitamin, dan stress menunjukkan peningkatkan resiko terkena
mual muntah. Karakterisik seperti pendidikan, ras, umur yang lebih tua, tingkat
paritas yang tinggi, dan peningkatan berat badan yang kurang selama kehamilan juga
telah ditemukan berkaitan dengan timbulnya late/delayed onset dari gejala mual
muntah. Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal
kehamilan, gaya hidup juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini.
Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan-makanan berprotein tinggi namun
berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat.
Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang
tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual.
Emesis dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan pengaruh terhadap aktivitas
sehari-hari, yaitu:
12 | P a g e
Penatalaksanaan Emesis Gravidarum antara lain:
a. Beristirahat.
b. Menghindari stimulus sensoris berupa bebauan dengan aroma tajam.
c. Makan dengan porsi yang kecil namun sering.
d. Makan makanan dengan sumber karbohidrat seperti sereal atau biskuit serta
kurangi konsumsi makanan yang berlemak dan pedas.
e. teknik akupressur, hipnoterapi, Ginger capsule 250 mg 4x per hari, jahe hangat,
aromaterapi
f. Penatalaksanaan dengan farmakoterapi : Vitamin B6, Antasida, Antihistamin
13 | P a g e
responden (72,7%) memiliki aktivitas cukup yaitu sebesar 72,7%. Berdasarkan teori
Corwin (2009), aktivitas fisik membantu dalam mendorong defekasi dengan
menstimulasi saluran gastrointestinal secara fisik sehingga kurangnya aktivitas fisik
akan meningkatkan berisiko tinggi untuk mengalami konstipasi.
Penanganan konstipasi terdapat cara farmakologis dengan cara memberikan obat
pencahar atau dengan nama lain obat laksatif (Trottier, 2012). cara non farmkologis
adalah dengan cara meningkatkan asupan serat dan asupan cairan, aktifitas fisik yang
cukup dan makan 3 kali sehari tetapi makan dengan porsi kecil dan sering dan
menghindari ketegangan psikis seperti stres dan cemas (Syam, 2008)
Resiko konstipasi yang bisa terjadi pada wanita hamil adalah semakin besar jika sudah
mempunyai riwayat konstipasi sebelumnya dan riwayat sering mengkonsumsi
suplemen besi (Kennedy, 2007). konstipasi dibiarkan berlangsung terus menerus
dapat menyebabkan timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil menjadi
sering mengejan ketika buang air besar, otot pembuluh darah di anus melemah
akibatnya mempertinggi kemungkinan terjadinya wasir pada ibu hamil. (Harsono,
2013). Komplikasi masalah konstipasi yang terjadi pada ibu hamil trimester ketiga
adalah di mulai dari mual, muntah, nafsu makan yang berkurang, dapat terjadi
hemoroid jika tidak segera ditangani dan jika sudah terlalu parah dapat terjadi
perdarahan pada bagian rektum.
14 | P a g e
nomer Ruang lingkup Daftar masalah
kehamilan tua
Sulit BAB pada kehamilan tua
Anyang-anyangan pada kehamilan
muda
Menolak imunisasi TT
BB tidak naik
Perut terlalu besar dibandingkan
usia kehamilan
Gerakan janin kurang
IUD belum dilepas saat tes
kehamilan +
Perut terlalu kecil dibanding usia
kehamilan
Sering nyeri pinggang
Nyeri perut bagian bawah sampai
keselangkangan
Mudah capek / lelah
Keram pada kaki
Tangan kesemutan
Sering naik asam lambung
Flek-flek pada kehamilan muda
Sakit punggung
Puting susu mengeluarkan cairan
Pendarahan
Keputihan
Sering Buang Air Kecil (BAK)
Rasa terbakar saat BAK
Sulit tidur
Sesak nafas
Sembelit
Mulas
Payudara mengeras
Peningkatan berat janin lambat
Nyeri perut bagian bawah
Sesak nafas
Wasir
Sering sakit kepala
Dada terasa panas
Tidak bisa menahan kencing
Mimisan
Rasa gatal hebat
Adanya stretch mark
Sensitif
Nyeri perut
Penglihatan kabur
Kontraksi pada usia kehamilan
muda
Panas pada lambung
Gusi mudah berdarah
Sering sendawa, buang angin
Sering kembung dan maag
Rasa kepanasan
Enggan berhubungan seks saat
hamil
15 | P a g e
nomer Ruang lingkup Daftar masalah
Gigi ngilu
Gigi berlubang
Hamil di usia tua
Hamil dengan riwayat pernah
melakukan kuret
Nyeri perut hebat
Tidak menyukai bau-bauan tertentu
Pemeriksaan kehamilan rutin
Hanya ingin makan makanan
tertentu
Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan dan ahli madya kebidanan dibedakan
sehingga praktik Kebidanan secara mandiri hanya dapat dilakukan oleh lulusan
pendidikan profesi Bidan di Tempat Praktik Mandiri Bidan terhitung 7 (tujuh) tahun
setelah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan.
Tingkat ketrampilan :
1. Mampu memahami untuk diri sendiri
2. Mampu memahami dan menjelaskan
3. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan di bawah supervise
4. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan secara mandiri
16 | P a g e
Lingkup No Daftar Keterampilan Tingkat
Asuhan Kemampuan
Kebidanan Bidan Ahli Madya
Kebidanan
23. Konseling adaptasi kehamilan 4 3
24. Konseling Perencanaan Persalinan Dan 4 4
Pencegahan Komplikasi
25. Konseling Keluarga Berencana 4 4
26. Pemberian pendidikan kesehatan pada 4 4
perempuan, keluarga dan masyarakat tentang
perkembangan kehamilan, gejala dan tanda
bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika
terdapat tanda bahaya
27. Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu dan 4 4
keluarga untuk persiapan persalinan dan
kelahiran.
28. Penggunaan Cardiotocography (CTG) 4 3
29. Interprestasi hasil Cardiotocography (CTG) 3 2
30. Amniosintesis 2 1
31. Edukasi hasil pemeriksaan penunjang pada 3 2
masa hamil.
32. Skrining kehamilan risiko tinggi 4 3
33. Konseling pada ibu hamil yang berisiko 3 2
34. KIE Tanda Bahaya Kehamilan 4 4
35. KIE Kehamilan Remaja 4 3
36. Identifikasi kehamilan dengan kelainan 4 3
37. Tatalaksana awal pada ibu hamil dengan 3 2
penyakit sistemik
38. Tatalaksana pada ibu hamil dengan penyakit 3 2
infeksi
39. Tatalaksana pada kehamilan dengan penyulit 3 3
obstetric (hiperemesis gravidarum, hipertensi,
infeksi)
40. Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan pada 3 3
kehamilan (Kehamilan Ektopik Terganggu,Mola
Hidatidosa, Abortus Imminen, Solutio Placenta,
Placenta Previa, preeklamsi, kejang, henti
nafas, penurunan kesadaran, syok, henti
jantung).
41. Skrining gangguan psikologis ibu hamil 3 1
42. Tatalaksana gangguan psikologis pada ibu 2 1
hamil
43. Pemberian suplemen vitamin dan mineral 4 4
44. Tatalaksana awal kelainan letak, presentasi dan 3 2
kehamilan ganda
45. Tatalaksana tokolisis 3 2
46. Fasilitasi Kelas Ibu Hamil 4 3
47. Tata Laksana dengan korban kekerasan fisik 3 2
dan seksual.
17 | P a g e
Daftar Keterampilan Yang Berlaku Setelah Tahun 2026
Lingkup No Daftar Keterampilan Tingkat
Asuhan Kemampuan
Kebidanan Bidan Ahli Madya
Kebidanan
Masa Kehamilan 1. Pemeriksaan tanda –tanda kehamilan 4 3
2. Tes Kehamilan 4 3
3. Pemeriksaan fisik terfokus pada ibu hamil 4 3
4. Inspeksi abdomen 4 3
5. Penilaian pembesaran uterus normal selama 4 3
kehamilan
6. Melakukan Palpasi Abdomen dalam 4 3
pemeriksaan kehamilan
7. Mengidentifikasi masalah pada payudara pada 4 3
masa hamil
8. Perawatan payudara 4 3
9. Pemeriksaan denyut jantung janin stetoskop 4 3
dan doppler
10. Pemeriksaan perkusi pada ekstremitas 4 3
11. Penghitungan usia kehamilan 4 3
12. Periksa dalam saat hamil 2 1
13. Identifikasi status TT 4 3
14. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai 4 3
program
15. Penghitungan tafsiran berat janin 4 3
16. Mengisi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4 4
17. Pemberian suplemen vitamin dan mineral 4 3
18. Identifikasi masalah gizi pada ibu hamil 3 3
19. Penentuan status gizi ibu hamil 4 3
20. Edukasi nutrisi pada ibu hamil 4 3
21. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil 4 3
Kurang Energi Kronik (KEK)
22. Memfasilitasi senam hamil 4 3
23. Konseling adaptasi kehamilan 4 3
24. Konseling Perencanaan Persalinan Dan 4 3
Pencegahan Komplikasi
25. Konseling Keluarga Berencana 4 3
26. Pemberian pendidikan kesehatan pada 4 3
perempuan, keluarga dan masyarakat tentang
perkembangan kehamilan, gejala dan tanda
bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika
terdapat tanda bahaya
27. Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu 4 3
dan keluarga untuk persiapan persalinan dan
kelahiran.
28. Penggunaan Cardiotocography (CTG) 4 3
29. Interprestasi hasil Cardiotocography (CTG) 3 2
30. Amniosintesis 2 1
31. Edukasi hasil pemeriksaan penunjang pada 3 2
masa hamil.
32. Skrining kehamilan risiko tinggi 4 3
33. Konseling pada ibu hamil yang berisiko 3 2
34. KIE Tanda Bahaya Kehamilan 4 3
35. KIE Kehamilan Remaja 4 3
36. Identifikasi kehamilan dengan kelainan 4 3
37. Tatalaksana awal pada ibu hamil dengan 3 2
18 | P a g e
Lingkup No Daftar Keterampilan Tingkat
Asuhan Kemampuan
Kebidanan Bidan Ahli Madya
Kebidanan
penyakit sistemik
38. Tatalaksana pada ibu hamil dengan penyakit 3 2
infeksi
39. Tatalaksana pada kehamilan dengan penyulit 3 3
obstetric (hiperemesis gravidarum, hipertensi,
infeksi)
40. Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan 3 3
pada kehamilan (Kehamilan Ektopik
Terganggu,Mola Hidatidosa, Abortus Imminen,
Solutio Placenta, Placenta Previa, preeklamsi,
kejang, henti nafas, penurunan kesadaran,
syok, henti jantung).
41. Skrining gangguan psikologis ibu hamil 3 1
42. Tatalaksana gangguan psikologis pada ibu 2 1
hamil
43. Pemberian suplemen vitamin dan mineral 4 4
44. Tatalaksana awal kelainan letak, presentasi 3 2
dan kehamilan ganda
45. Tatalaksana tokolisis 3 2
46. Fasilitasi Kelas Ibu Hamil 4 3
47. Tata Laksana dengan korban kekerasan fisik 3 2
dan seksual.
DAFTAR TILIK
Konseling pemberian suplemen, vitamin, dan mineral untuk ibu hamil
19 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
untuk ibu hamil untuk memberikan pengetahuan ibu tentang suplemen,
vitamin, dan mineral untuk ibu hamil sehingga ibu bisa memenuhi
kebutuhan suplemen, vitamin dan mineral selama hamil”
0 Tidak dilakukan
1. Hanya menjelaskan tujuan kurang lengkap
2. Menjelaskan tujuan dengan lengkap.
4. Merespon reaksi klien dengan tepat
0 Tidak merespon
1. Merespon reaksi klien tetapi tidak ditanggapi dengan tepat
2. Merespon reaksi klien ditanggapi dengan tepat
5. Menjaga privasi pasien
0 Tidak menjaga privasi pasien
1. Menjaga privasi hanya mengucapkan saja
2. Menjaga privasi mengucapkan dan memperagakan menutup
pintu/sampiran, dan menyampaikan informasi yang ibu akan dijaga
kerahasiaan
B. CONTENT
6. Melakukan apersepsi
“menanyakan pengetahuan ibu tentang suplemen, vitamin dan mineral
untuk ibu hamil”
0 : Tidak dilakukan
1 : Menanyakan dengan kurang lengkap
2 : Menanyakan dengan lengkap
7. Menjelaskan tentang pemberian obat selama kehamilan.
“Perubahan fisiologi selama kehamilan dapat berpengaruh terhadap kinetika
obat dalam ibu hamil yang kemungkinan berdampak terhadap perubahan
respon ibu hamil terhadap obat yang diminum. Pada ibu hamil pemberian
obat memperhatikan tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil. Ibu
hamil disarankan minum obat atau suplemen vitamin seizin dokter atau bidan.
“
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
8. Menjelaskan pengertian suplemen, vitamin dan mineral pada kehamilan.
“suplemen vitamin dan mineral untuk ibu hamil merupakan pelengkap
dan bukan pengganti makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil. Ibu
hamil tetap mengonsumsi makanan sehat dan konsumsi suplemen
vitamin mineral sesuai dengan anjuran dari dokter atau bidan”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
9. Menyebutkan jenis suplemen, vitamin dan mineral yang disarankan
untuk ibu hamil.
“Suplemen Zat besi, asam folat, suplementasi kalsium, suplementasi
vitamin A hanya dianjurkan untuk ibu hamil di daerah kekurangan,
vitamin A, Vitamin B12,Vitamin, vitamin D serta yodium.
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
10. Menjelaskan tujuan pemberian suplemen, vitamin dan mineral untuk ibu
hamil
“janin membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh dan
berkembang menjadi bayi yang sehat. Zat besi untuk pembentukan
hemoglobin, Asam folat untuk mencegah terjadinya neural tube
defect (NTD), yaitu cacat pada sistem saraf bayi, Kalsium untuk
20 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
pertumbuhan janin serta untuk persediaan ibu hamil sendiri agar
pembentukan tulang dan janin tidak mengambil dari persediaan
kalsium ibu, suplemen vitamin A untuk mencegah rabun senja. Vitamin
B12, vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin D
meningkat untuk membantu penyerapan kalsium, Zat yodium
merupakan bahan dasar hormon tiroksin yang berfungsi dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
11. Menjelaskan kebutuhan suplemen, vitamin dan mineral yg disarankan
untuk ibu hamil.
“Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan tablet besi
dengan dosis 100mg/hari, asam folat kebutuhan 0,4 mg/hari, kalsium
sekitar 250mg/hari”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
12. Menjelaskan sumber suplemen, vitamin dan mineral yg disarankan
untuk ibu hamil
Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu
daging, ayam, dan telur serta kacang kacangan, biji-bijian dan
sayuran hijau.
Vitamin C yang banyak terdapat pada jeruk, macam-macam jus,
brokoli, tomat.
Sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau, jeruk,
kembang kol, kacang kedelai atau kacang-kacangan lain, roti
gandum.
Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya,
ikan/hasil laut, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan
Sumber vitamin B12 daging, susu, telur, dan makanan hewani
lainnya.
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
13. Menyampaikan ke ibu hamil untuk hati-hati dalam mengkonsumsi
suplemen, vitamin dan mineral
Ibu hamil harus cermat dan selektif dalam memilih
Berkonsultasilah dengan bidan, dokter maupun apoteker.
0: Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
C. Teknik
14. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
15. Melakukan evaluasi :
0 : Tidak dilakukan
1 : Menanyakan apakah sudah jelas/belum, atau meminta klien mengulang
kembali namun tidak memperhatikan benar/tidaknya.
2 : Menanyakan apakah sudah jelas/belum dan meminta klien mengulang
kembali, teruji memperhatikan apakah benar/salah serta mengoreksi jika ada
kesalahan
16. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
21 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
17. Melakukan dokumentasi
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna : hari tanggal, hasil, nama terang, tanda
tangan
Nilai = (skor total/0,32)
Daftar tilik
Konseling emesis dan penanganan untuk ibu hamil
22 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
kerahasiaan
B. CONTENT
6. Melakukan apersepsi
“menanyakan pengetahuan ibu tentang emesis dan penanganannya
untuk ibu hamil”
0 : Tidak dilakukan
1 : Menanyakan dengan kurang lengkap
2 : Menanyakan dengan lengkap
7. Menjelaskan tentang emesis
“Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil yang
merupakan cara saluran cerna bagian atas membuang isinya bila terjadi
iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada usus”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
8. Menjelaskan penyebab emesis gravidarum
”Mual dan muntah dalam kehamilan bisa disebabkan oleh kombinasi hormon
estrogen dan progesterone.. Hormon chorionic gonadotropin juga berperan
dalam menimbulkan mual dan muntah. Dapat disebabkan oleh kombinasi
menurunnya tekanan sfingter esofageal bagian bawah, meningkatnya tekanan
intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter pilori dan kegagalan
mengeluarkan asam lambung. Progesteron dan estrogen memiliki efek yang
kuat terhadap otot polos sistem organ lain termasuk gastrointestinal. Selain
itu, progestron juga menyebabkan waktu pengosongan lambung dan waktu
transit intestinal memanjang sehingga dipikirkan menjadi faktor predisposisi
terjadi mual dan muntah.”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
9. Menjelaskan klasifikasi emesis gravidarum.
“1. Mild : ringan dengan gejala mual/nausea kurang 1 jam per hari
2.moderate : sedang, dengan gejala nausea dan vomiting sampai
dengan 2x/hari
3. severe: berat, dengan gejala persistent selama lebih dari 6 jam
dengan lebih 5x vomiting/hari”
2 : Tidak dilakukan
3 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
10. Menjelaskan gejala emesis gravidarum.
“Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah, mual dan muntah ini dapat
terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula
terjadi setiap saat, nafsu makan berkurang, mudah lelah, emosi yang
cenderung tidak stabil, biasanya semakin tua kehamilan akan semakin
berkurang kejadiannya”
0 : Tidak dilakukan
1 : menjelaskan kurang lengkap
2 : menjelaskan dengan lengkap
11. Menjelaskan tanda klinis jika ibu mengalami dehidrasi
“Penurunan berat badan, kekurangan volume cairan menyebabkan
konjungtiva kering, air mata berkurang, dan mata cekung, turgor kulit
menurun, temperatur tubuh dapat meningkat, takikardi atau denyut
nadi meningkat”
0.Tidak dilakukan
1. menjelaskan kurang lengkap
2. menjelaskan dengan lengkap
12. Menjelaskan penatalaksanaan emesis gravidarum
23 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
“Beristirahat, menghindari stimulus sensoris berupa bebauan dengan
aroma tajam, makan dengan porsi yang kecil namun sering, makan
makanan dengan sumber karbohidrat seperti sereal atau biskuit serta
kurangi konsumsi makanan yang berlemak dan pedas, teknik
akupressur, hipnoterapi, Ginger capsule 250 mg 4x per hari, jahe
hangat, aromaterapi.
Penatalaksanaan dengan farmakoterapi : Vitamin B6, Antasida,
Antihistamin”
0. Tidak dilakukan
1. menjelaskan kurang lengkap
2. menjelaskan dengan lengkap
C. Teknik
13. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
14. Melakukan evaluasi :
0.Tidak dilakukan
1.Menanyakan apakah sudah jelas/belum, atau meminta klien mengulang
kembali namun tidak memperhatikan benar/tidaknya.
2.Menanyakan apakah sudah jelas/belum dan meminta klien mengulang
kembali, teruji memperhatikan apakah benar/salah serta mengoreksi jika ada
kesalahan
15. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
16. Melakukan dokumentasi
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna : hari tanggal, hasil, nama terang, tanda
tangan
Nilai = (skor total/0,32)
Daftar tilik
Konseling Konstipasi dan laxative untuk ibu hamil
24 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
perkenalkan saya bidan……saya bidan yang bertugas di ruang ini, ada
yang bisa saya bantu, bapak/ibu)
0.Tidak dilakukan
1.Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap
2.Memperkenalkan diri dengan lengkap
3. Menjelaskan tujuan memberikan konseling tentang kontipasi dan
penanganannya untuk ibu hamil
“tujuan memberikan konseling tentang konstipasi dan penanganannya
untuk ibu hamil untuk memberikan pengetahuan ibu tentang konstipasi
dan penanganannya pada ibu hamil sehingga jika ibu mengalami
kondisi tersebut bisa segera datang ke tenaga kesehatan”
0 Tidak dilakukan
1.Hanya menjelaskan tujuan kurang lengkap
2.Menjelaskan tujuan dengan lengkap.
4. Merespon reaksi klien dengan tepat
0 Tidak merespon
1.Merespon reaksi klien tetapi tidak ditanggapi dengan tepat
2.Merespon reaksi klien ditanggapi dengan tepat
5. Menjaga privasi pasien
0 Tidak menjaga privasi pasien
1.Menjaga privasi hanya mengucapkan saja
2.Menjaga privasi mengucapkan dan memperagakan menutup
pintu/sampiran, dan menyampaikan informasi yang ibu akan dijaga
kerahasiaan
B. CONTENT
6. Melakukan apersepsi
“menanyakan pengetahuan ibu tentang konstipasi dan penanganannya
untuk ibu hamil”
0.Tidak dilakukan
1.Menanyakan kurang lengkap
2.Menanyakan dengan lengkap
7. Menjelaskan tentang konstipasi
“sembelit suatu keadaan sekresi dari sisa metabolism nutrisi tubuh dalam
bentuk feces menjadi keras dan menimbulkan kesulitan saat defekasi”
0.Tidak dilakukan
1.menjelaskan kurang lengkap
2.menjelaskan dengan lengkap
8. Menjelaskan penyebab konstipasi pada ibu hamil.
“efek hormon progesteron yang dapat menyebabkan relaksasi otot
polos dan peningkatan waktu transit dari lambung dan usus sehingga
dapat meningkatkan absorbsi cairan. serta konstipasi akibat
penurunan motilitas usus besar.”
0.Tidak dilakukan
1.menjelaskan kurang lengkap
2. menjelaskan dengan lengkap
9. Menjelaskan resiko konstipasi pada ibu hamil.
“Resiko konstipasi yang bisa terjadi pada wanita hamil, konstipasi
dibiarkan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan timbulnya
wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil menjadi sering mengejan
ketika buang air besar, dan jika sudah terlalu parah dapat terjadi
perdarahan pada bagian rektum”
0.Tidak dilakukan
1.menjelaskan kurang lengkap
2. menjelaskan dengan lengkap
25 | P a g e
NO Item Yang Dinilai 1 2 3 4 5
10. Menjelaskan penatalaksanaan konstipasi pada ibu hamil
“Penanganan konstipasi terdapat cara farmakologis dengan cara
memberikan obat pencahar atau dengan nama lain obat laksatif. cara
non farmkologis adalah dengan cara meningkatkan asupan serat dan
asupan cairan, aktifitas fisik yang cukup dan makan 3 kali sehari
tetapi makan dengan porsi kecil dan sering dan menghindari
ketegangan psikis seperti stres dan cemas”
0. Tidak dilakukan
1. menjelaskan kurang lengkap
2. menjelaskan dengan lengkap
C. Teknik
11. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
12. Melakukan evaluasi :
0.Tidak dilakukan
1.Menanyakan apakah sudah jelas/belum, atau meminta klien mengulang
kembali namun tidak memperhatikan benar/tidaknya.
2.Menanyakan apakah sudah jelas/belum dan meminta klien mengulang
kembali, teruji memperhatikan apakah benar/salah serta mengoreksi jika ada
kesalahan
13. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
14. Melakukan dokumentasi
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan kurang sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna : hari tanggal, hasil, nama terang, tanda
tangan
Nilai = (skor total/0,28)
26 | P a g e