Anda di halaman 1dari 13

Sejarah dan Pelaksanaan

Kewaspadaan Universal
By: Nurul Aini Siagian, SST.,M.Keb
Sejarah Perkembangan Kewaspadaan Universal
Kewaspadaan universal atau “ Universal Precaution”
merupakan upaya pencegahan infeski yang telah
mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial(infeksi yang ditimbulkan
dari tindakan medis yang terus menjadi ancaman bagi
petugas kesehatan dan pasien.
• Pada tahun 1847 diketahui tindakan medis dapat
menularkan infeksi, melalui Dr.Ignac F. Semmelweis
di RSU Vienna dimana ia bekerja, menemui bahwa
sebanyak 600-800 ibu meninggal setiap tahun akibat
demam setelah persalinan. Sedangkan dibagian lain
rata2 kematian ibu berkisar 60 orang pertahun.
Melalui penelitian beliau menemukan bahwa
sumber infeksi berasal dari tangan petugas
kesehatan yang menolong persalinan. Para dokter
menyebarkan infeksi karena tidak mencuci tangan
setelah melakukan bedah mayat dan sebelum
menolong persalinan. Sedang dibagian lain,
pertolongan persalinan dilakukan bidan yang tidak
melaksanakan bedah mayat.
• Setelah petugas diharuskan mencuci tangan
menggunakan klorin, rata2 kematian ibu bisa ditekan
hingga 11,4% pada bagian pertama dan 2,7% pada
bagian kedua.
• Pada tahun 1889, sarung tanagn diperkenalkan pertama
kali sebagai salah satu prsedur perlindungan dalam
melakukan tindakan medis. Selain melindungi petugas
kesehatan, sarung tanagn juga mengurangi penyebaran
infeski pada pasien.
• Tahun 1967 CDC Atkanta di Amerika telah
merekomendasikan suatu teknik isolasi berdasarkan
kelompok kategori yang diperbaharui pada tahun
1975 dan 1978. Kemudian pada tahun 1983 pernah
direkomendasikan dua sistem isolasi.
• Category-specific isolation (yang mengelompokkan penyakit menurut cara penularannya dan sifat
epidemiologinya (7 kategori)).
 Strict Isolation
 Contact Isolation
 Respiratory Isolation
 Tuberculosis Isolation
 Enteric Precautions
 Drainage/Secretion Precautions
 Blood and body Fluid Precaution
• Desease- Specifik Isolation Precautions yaitu sistem isiolasi yang dipakai secara individiual
berdasarkan cara penularan dan epidemiologi yang spesifik pada setiap penyakit.
• Sejak tahun 80-an Indonesi telah menerapkan
kebijaksanaan semacam pada program pengendalian
infeksi nosokomial, yaitu penerapan kategori isolasi
yaitu isolasi pernafasan, isolasi saluran cerna, isolasi
ketat, isolasi perlindungan, dan Blood Precautions.
• Epidemi HIV/ AIDS berpengaruh pada munculnya strategi baru
untu mengurangi resiko penyebaran penyakit melalui darah
ditempat kerja yang direkomendasikan oleh CDC Atlanta pada
tahun 1985. Strategi ini menitik beratkan pada upaya
pencegahan infeksi memlalui darah dan cairan tubuh (Blood
and Body Fluid Precaution) secara universal tanpa
memandang status infeksi pasien. Pada strategi tsb juga
ditekankan tentang pengelolaan limbah yang tepat termasuk
limbah yang berupa benda tajam.
• Penerapan Blood and Body Fluid Precaoution secara
universal kepada semua orang dan disebut juga
Universal Blood and Body Fluid Precoutions.
Universal Bloodborne Disease Precoutions kemudian
diperbaharui pada tahun 1997 dan 1998 menjadi
Universal Precoution (UP), yyang diterjemahkan
sebagai “Kewaspadaan Universal”
• Pada tahun 1984 berkembang pula sistem yang
disebut Body Subtance Isolation (BSI) yang isisnya
hampir sama dengan UP yang direkomendasikan
tahun 1988 dengan penekanan tidak saja pada
darah tetapi juga pada bahan lain yang solid seperti
jaringan tubuh, feses dsb.
• Pada tahun 1994 UP dekembangkan sebagai upaya
pencegahan infeksi di rumah sakit yang berupa
penerapan dua tingkatan kewaspadaan yaitu :
• Standart Precaution merupaka kewaspadaan • Transmission Based Precaution yaitu
tingkat pertama menekankan kewaspaan kewaspadaan tingkat kedua berdasarkan cara
terhadap bahan-bahan brupa darah, semua penularan, dirancang sebagai tambahan dari
cairan tubuh, sekreta (tanpa memandang kewaspadaan universal tsb jika dipelukan dan
apakah dia mengandung darah, atau tidak), diterapkan kepada pasien yang terbukti atau
kulit mukosa yang tidak utuh. Selanjutnya diduga berpenyakit menular yang secara
diebut jugan kewaspadaan universal yang epidemiologis bermakna mengidap kuman
merupakan kewaspadaan yang besifat patogen atau terinfeksi oleh kuman patoen
umum, dan diterapkan kepada semua pasien yang memerlukan kewaapadaan secara
tanpa memandang status diagnosisnya. khusus lebih dari kewaspadaan universal
untuk mencegah transmisi silangnay. Dikenal
dengan kewaspadaan khusus tersebut yaitu :
• Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara
(airbone precaoutions)
• Kewaspadaan terhadap penularan melaui percikan
(droplet precoutions)
• Kewaspadaan terhadap penularan melaui kontak
(Contact prevoutions)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai