Anda di halaman 1dari 16

Depresi Dan Kecemasan

Perinatal
- Kehamilan seharusnya menjadi
saat-saat yang paling
membahagiakan bagi seorang
Ibu. Namun terkadang, sebagai
seorang calon Ibu (apalagi karena
baru pertama kali menghadapi
kehamilan) ada saja rasa
kekhawatiran yang berlebihan
sehubungan dengan semakin
dekatnya proses kelahiran.
Sekitar 10-20% wanita berusaha
untuk melawan gejala depresi dan
seperempat sampai setengahnya
terkena depresi yang berat.
Pada suatu studi terhadap 360
ibu hamil, maka 10% dari mereka
mengalami depresi saat kehamilan
dan hanya 6,8% yang mengalami
depresi pasca kehamilan.
- Depresi merupakan gangguan mood yang muncul
pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil dan hal
ini bukan sesuatu yang istimewa.
- Penyakit ini selalu melanda mereka yang sedang
hamil, tetapi sering dari mereka tidak pernah
menyadari depresi ini karena mereka
menganggap kejadian ini merupakan hal yang
lumrah terjadi pada Ibu hamil,
- padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat
mempengaruhi bayi yang dikandung Ibu.
- Depresi selama kehamilan merupakan gangguan
mood yang sama seperti halnya pada depresi yang
terjadi pada orang awam secara umum,
- dimana pada kejadian depresi akan terjadi
perubahan kimiawi pada otak.
- Depresi juga dapat dikarenakan adanya
perubahan hormon yang berdampak
mempengaruhi mood Ibu, sehingga Ibu merasa
kesal, jenuh atau sedih.
- Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi
menjelang proses kelahiran juga mempengaruhi
Ibu karena letih dan kulit muka menjadi kusam.
Depresi post partum adalah depresi berat
yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung 30 hari.
Depresi post partum adalah depresi yang
bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan , mudah marah,
gangguan nafsu makan, dan kehilangan
libido.
Tingkat keparahan depresi post partum
bevariasi. Keadaan ekstrim yang paling
ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan
sementara yang berlangsung sangat cepat
pada masa awal post partum, yang disebut
dengan “ baby blues/ maternity blues
”. Gangguan post partum yang paling berat
disebut “psikosis/psikosa post partum atau
melankolia”.
Diantara dua keadaan ekstrim tersebut terdapat
keadaan yang mempunyai tingkat keparahan
sedang yaitu “depressi post partum/neurosa
post partum” . (Regina , 2011)
.    Baby BluesPost partum blues merupakan
problem psikis sesudah melahirkan seperti
kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan
depresi pada ibu .
Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca
melahirkan akan mengalami baby blues atau
post natal syndrome yang terjadi pada hari ke
pasca persalinan.
Adapun gejalanya yaitu Reaksi depressi / sedih/
disporia. Sering menangis ,mudah
tersinggung,cemas,labilitas perasaan,cenderung
menyalahkan diri sendiri,gangguan tidur dan
gangguan nafsu makan,kelelahan,mudah
sedih,cepat marah,mood mudah berubah,cepat
menjadi sedih dan cepat menjadi gembira.
Perasaan terjebak,marah kepada pasangan dan
bayinya,perasaan bersalah,dan sangat pelupa.
Faktor – Faktor Penyebab
Factor yang menyebabkan terjadinya post
partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar
individu,
misalnya:
- ibu belum siap menghadapi persalinan; adanya
perubahan hormone progesterone yang ketika
masa kehamilan meningkat kemudian turun
secara tiba-tiba pasca persalinan,
- payudara membengkak dan menyebabkan rasa
sakit atau jahitan yang belum sembuh;
-
- ketidak nyamanan fisik yang di alami wanita
menimbulkan gangguan pada emosional seperti
payudara bengkak dan nyeri jahitan, rasa
mulas;
- - Ketidak mampuan beradaptasi terhadap
perubahan fisik dan emosional yang kompleks;
Faktor umum dan paritas;pengalaman dalam
proses persalinan dan kehamilan.
Penanganan gangguan mental pasca persalinan
pada prinsipnya tdak berbeda dengan
penanganan gangguan mental pada momen-
momen lainnya.
Para ibu yang mengalami post partum blues
membutuhkan pertolongan yang
sesungguhnya.
Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis
seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga di penuhi.
Cara untuk mengatasinya,antara lain :
- komunikasikan segala permasalahan atau hal
lain yang ingin di ungkapkan ;
- bicarakan rasa cemas yang di alami ;bersikap
tulus ikhlas dlam menerima aktifitas dan peran
baru setelah melahirkan ;
- bersikap fleksible dan tidak terlalu
perfectsionis mengurs bayi dan rumah tangga ;
belajar tenang dan menarik nafas panjang
meditasi ;
- kebutuhan istrahat yang cukup ,tidurlah ketika
bayi sedng tidur ;
- berolhraga ringan ;bergabung dengan
kelompok ibu- ibu baru ;
- dukungan tenaga kesehatan ;
- dukungan suami ,keluaraga ,teman, teman
sesama ibu,
- konsultasikan pada dokter atau orang yang
professional agar dapat meminimalisir factor
risiko lainnya dan melakukan pengwasan .
Karakteristik depresi post partum diantaranya :
1. Mimpi buruk,kebiasaanya terjadi sewaktu tidur
karena mimpi yang menakutkan individu itu
sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan
insomnia.
2.Insomnia,timbul sebagain gejala suatu ganguan
lain seperti kecemasan dan depresi ganguan
emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.
3.Phobia,rasa takut yang irasional terhadap
suatu benda atau keadaan yang tidak dapat di
hilangakan atau ditekan oleh pasien,
4.Meningkatkan sensifitas,periode pasca
kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri
dan pembiasaan diri.
5.Perubahan mood,menyatakan bahwa
depresi post partum muncul dengan
gejala-gejala sebagai berikut :
kurang nafsu makan, sedih, murung,
perasaan tidak berharga, mudah marah,
kelelahan , insomnia, enorexia, merasa
terganggu dengan perubahan fisik, sulit
konsentrasi, melukai diri, menyalahkan
diri, lemah dalam kehendak dll.

Anda mungkin juga menyukai