Anda di halaman 1dari 11

Skrining Kesejahteraan Janin

A. Pengertian Kesejahteraan Janin

Kesejahteraan janin merupakan kondisi dimana janin dalam keadaan sejahtera yang diukur
berdasarkan denyut jantung dan gerakan janin.Penanda kesejahteraan janin meliputi denyut
jantung janin, gerak napas janin, gerak badan janin, tonus otot janin, serta jumlah air
ketuban.  Beberapa alat yang dapat dipakai untuk mengetahui kesejahteraan janin misalnya alat
pendengar denyut jantung janin (stetoskop Laenec atau menggunakan Doppler), ultrasonografi,
dan kardiotokografi.Cara yang paling sederhana adalah dengan merasakan gerakan janin atau
yang disebut dengan menghitung tendangan janin atau “fetal kick count”.

B. Pengertian Skrining

Prenatal screening test atau tes skrining saat hamil adalah seperangkat prosedur yang dilakukan
selama kehamilan untuk menentukan apakah bayi cenderung memiliki kelainan atau cacat lahir
tertentu.Sebagian besar tes ini tidak invasif.Tes-tes ini biasanya dilakukan selama trimester
pertama dan kedua, tapi beberapa juga dilakukan pada trimester ketiga.

Tes skrining saat hamil hanya bisa memberi tahu risiko atau kemungkinan adanya kondisi
tertentu pada janin.Bila hasil tes skrining positif, maka diperlukan lagi tes diagnosis untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.

C. Bentuk Skrining Kesejahteraan Janin


1. Kunjungan Antenatal Care (Riwayat Kunjungan)

adalah kunjungan ibu hamil dengan bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk medapatkan pelayanan/asuhan antenatal dengan mencegah adanya
komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi di deteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, 2002).

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilannya.Kunjungan ulang adalah kunjungan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal seseuai dengan standart satu
periode selama kehamilan berlangsung.Dan sedangkan K4 adalah kontak ibu hamil dengan
tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan
standart. (Hamidah, 2009)

Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali syarat kunjungan selama periode antenatal yaitu:
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( sebelum 14 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua ( antara minggu 14-28)

3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke-36).

2. Menghitung Gerakan Janin

Jika kehamilan pertama, tendangan janin bisa dirasakan ketika usia kandungan mendekati 25
minggu atau awal hamil 6 bulan. Sementara untuk kehamilan kedua dan seterusnya, tendangan
bisa dirasakan sejak usia 18 minggu atau menginjak hamil 4 bulan.

Pada kehamilan trimester ketiga, dokter mungkin memintamu menghitung dan mencatat gerakan
janin setiap hari. Walaupun biasanya kegiatan ini lebih  sering dianjurkan untuk dilakukan ibu
hamil dengan kehamilan risiko tinggi, namun semua ibu hamil boleh melakukannya dan bisa
mendapatkan manfaat. Kita bisa mulai menghitung sejak usia kehamilan 28 minggu.

Menghitung dan mencatat gerakan janinakan membantu bidan melihat adanya perubahan yang
berarti. Hal ini juga sekaligus dapat membuat kita semakin waspada mengenai potensi masalah
pada janin.Kegiatan sederhana ini juga membantu dalam mencegah terjadinya bayi lahir mati
atau stillbirth.

Selain itu, meluangkan waktu untuk menghitung tendangan janin juga mendorong ibu hamil
untuk bisa beristirahat dengan nyaman dan menjalin ikatan dengan janin di dalam tubuh ibunya.

Cara Menghitung Tendangan Janin :

 Tendangan janin dalam kandungan digambarkan bermacam-macam. Ada yang


merasakan seperti kepakan sayap kupu-kupu, ikan yang sedang berenang hingga
meletusnya popcorn.
 Kita bisa mulai dengan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
merasakan 10 gerakan. Waktu yang dianggap normal untuk 10 gerakan tersebut yaitu
satu jam atau kurang. Gerakan yang dihitung tidak hanya terbatas pada tendangan, tetapi
pukulan, denyutan, maupun gerakan seluruh tubuh mungilnya.
 Hitunglah gerakan janin pada waktu dia paling aktif, umumnya yaitu setelah ibu minum
air yang sangat dingin, mengonsumsi makanan manis, atau setelah melakukan aktivitas
fisik. Selain itu, perhatikan juga jam aktif bayi dalam kandungan. Biasanya ia akan lebih
aktif di antara pukul 9 malam hingga 1 dini hari. Sebab pada jam tersebut, kadar gula ibu
mulai menurun.

2
 Lakukan penghitungan dan pencatatan pada jam yang sama setiap hari. Untuk
menghitungnya, ibu bisa duduk dengan tenang atau berbaring miring sambil menyentuh
lembut perut.

Bagaimana Bila Bayi Jarang Menendang?

Bila ibu tidak merasakan adanya 10 gerakan dalam waktu satu jam, jangan langsung panic.Bisa
jadi, janin sedang tidur.Sepanjang tidak terjadi penurunan aktivitas gerakan janin dibandingkan
biasanya, itu berarti janin baik-baik saja.Yang perlu lakukan adalah makan atau minum dahulu,
lalu hitung lagi selama satu jam.Bila masih belum terasa 10 gerakan dalam dua jam, segera
hubungi dokter.

Melambatnya gerakan janin bisa menjadi pertanda adanya masalah. Dokter mungkin akan
memeriksamu dengan serangkaian tes yang mencakup pengukuran cairan ketuban menggunakan
ultrasonografi (USG) serta profil biofisik. Tujuannya untuk memastikan semuanya dalam
keadaan baik.

3. Pemeriksaan DJJ (Denyut Jantung Janin)

Pola denyut jantung janin

Denyut jantung dasar adalah rata-rata dari denyut jantung janin yang bervariasi 5 denyut per
menit (dpm) dalam segmen waktu 10 menit, tanpa melihat perubahan-perubahan periodik atau
episodik dan segmen denyut jantung dasar yang >25 dpm.Denyut jantung dasar harus menetap
minimum 2 menit dalam segmen waktu 10 menit.

Denyut jantung dasar dapat dibagi menjadi tiga:

 Normal : 100-109 dpm


 Bradikardia : 100-109 dpm (sedang)
: <100 dpm (abnormal)
 Takikardia : 161-180 dpm (sedang)

: >180 dpm (abnormal)

a) Variabilitas

Variabilitas adalah fluktuasi denyut jantung janin selama 2 siklus per menit atau
lebih.Variabilitas dilihat dari amplitude denyut jantung janin.Variabilitas dapat dibagi menjadi
empat:

3
 Tidak tampak variabilitas : tidak terlihat amplitude
 Variabilitas minimal : amplitudo ≤5 dpm
 Variabilitas sedang : amplitudo 6-25 dpm
 Variabilitas jelas : amplitudo >25 dpm
b) Akselerasi

Akselerasi adalah peningkatan denyut jantung janin 15 dpm atau lebih dari denyut jantung dasar
dengan durasi ≥15 detik atau lebih, namun kurang dari 2 menit. Akselerasi memanjang bertahan
lebih dari atau sama dengan 2 menit namun kurang dari 10 menit. Jika terjadi akselerasi atau
deselerasiyang bertahan lebih dari atau sama dengan 10 menit, maka terjadi perubahan denyut
jantung dasar.

c) Deselerasi

Deselerasi adalah menurunnya denyut jantung janin yang dapat dibagi menjadi deselerasi dini,
deselerasi lambat, deselerasi variabel, dan deselerasi memanjang.

Deselerasi dini:

 Berulang dari satu kontraksi ke kontraksi selanjutnya.


 Kembalinya deselerasi selalu bersamaan dengan berhentinya kontraksi.

• Disebabkan stimulasi nervus vagal.

• Dimulai dengan kompresi kepala saat kontraksi berlangsung.

• Menurunnya denyut jantung janin bersamaan dengan meningkatnya

kekuatan kontraksi.

• Bukan indikasi menurunnya kesejahteraan janin.

Deselerasi lambat:

• Berulang dari satu kontraksi ke kontraksi selanjutnya (tiga atau lebih).

• Kembalinya denyut jantung janin ke denyut jantung dasar terjadi setelah

kontraksi berakhir.

• Deselerasi lambat memiliki manifestasi buruk bila didapatkan bersamaan

dengan variabilitas minimal dan takikardi.

• Menunjukkan ketidakmampuan plasenta memenuhi kebutuhan janin.

4
• Dapat menunjukkan hipoksia janin dan asidosis.

• Sering menandakan dekompensasi janin

Deselerasi variabel:

 Berulang atau menetap.

• Menurunnya denyut jantung janin yang mendadak, sering diikuti dengan

kembalinya denyut jantung janin ke denyut jantung dasar yang cepat

• Menunjukkan kompresi dari tali pusat.

• Sering terjadi pada ibu hamil dengan oligohidramnion.

Deselerasi memanjang:

• Denyut jantung janin menurun >3 menit namun tidak melebihi 10 menit.

• Pola denyut jantung janin sebelum dan saat kembalinya deselerasi ke

denyut jantung dasar merupakan toleransi dari janin, bukan deselerasi.

• Jika terdapat deselerasi memanjang harus dilakukan resusitasi intra

uterin.

4. Anatomi Cairan Ketuban

Cairan amnion merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang
pertumbuhan. Osmolalitas, kadar natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda dengan kadar pada
serum ibu, artinya kadar dicairan amnion merupakan hasil difusi dari ibunya. Cairan amnion
mengandung banyak sel janin (lanugo, vernik kaseosa).Fungsi cairan amnion yang juga penting
ialah menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan seng (Prawirohardjo,
2010:155).Cairan ketuban mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan
pertumbuhan janin.Kelainan jumlah cairan ketuban dapat terjadi, dan seringkali merupakan
pertanda yang paling awal terlihat pada janin yang mengalami gangguan.

5
Di pihak lain, kelainan jumlah cairan ketuban dapat menimbulkan gangguan pada janin, seperti
hipoplasia paru, deformitas janin, kompresi tali pusat, pertumbuhan janin terhambat (PJT),
prematuritas, kelainan letak dan kematian janin. Oleh sebab itu, kelainan jumlah amnion yang
terjadi oleh sebab apapun akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Wiknosastro,
2009:267).

Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada
setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh
sekresi epitel selaput amnion. Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion
didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit
janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam
memproduksi cairan amnion.

Pada kehamilan aterm, sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan
200 ml berasal dari cairan trakea.Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi
pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion. Pada kondisi dimana
terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion
dan jika terdapat gangguan menelan pada janin, seperti atresia esophagus, atau anensefali, akan
menyebabkan polihidramnion

6
Fungsinya :Telah diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di
sekitar janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan tekanan
uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal. Cairan amnion juga
berperan dalam sistem imun bawaan karena memiliki peptid antimikrobial terhadap beberapa
jenis bakteri dan fungi patogen tertentu. Cairan amnion adalah 98% air dan elektrolit, protein ,
peptide, hormon, karbohidrat, dan lipid. Pada beberapa penelitian, komponen-komponen cairan
amnion ditemukan memiliki fungsi sebagai biomarkerpotensial bagi abnormalitas-abnormalitas
dalam kehamilan.

Asal cairan ketuban : diperkirakan dari sekresi oleh dinding selaput amnion dan urin janin yang
diproduksi (setelah system urinarius janin terbentuk)

5. Profil Biofisik

Profil biofisik ( BPP ) adalah evaluasi ultrasonografi pranatal untuk kesejahteraan janin yang
melibatkan sistem penilaian, dengan skor yang disebut skor Manning.Hal ini sering dilakukan
ketika tes non-stres (NST) tidak reaktif, atau untuk indikasi obstetrik lainnya.

Prosedur :

BPP memiliki 5 komponen: 4 penilaian ultrasound (AS) dan NST. NST mengevaluasi denyut


jantung janin dan respons terhadap pergerakan janin. Lima variabel biofisik diskrit:

1. Detak jantung janin

2. Napas janin

3. Gerakan janin

4. Nada janin

5. Volume cairan ketuban

Parameter Normal (2 poin) Abnormal (0 poin)


NST / FHR Reaktif Setidaknya dua akselerasi dalam 20 Kurang dari dua percepatan untuk
menit memuaskan tes dalam 20 menit
AS: Gerakan Setidaknya satu episode> 30an atau> Tidak ada atau kurang dari 30an
pernapasan janin 20an dalam 30 menit atau 20an 
AS: Aktivitas janin Setidaknya tiga atau dua gerakan tubuh Kurang dari tiga atau dua gerakan 
/ gerakan tubuh atau tungkai
kasar
AS: Nada otot Setidaknya satu  episode lentur aktif dan Tidak ada gerakan atau gerakan
janin pelurusan anggota badan atau batang yang lambat dan tidak lengkap
AS: Setidaknya satu saku vertikal> 2 cm Kantong vertikal terbesar </ = 2 cm,
AFV / AFI Kualita pada sumbu vertikal atau AFI 5 cm atau AFI </ = 5 cm

7
tif

Interpretasi :

Setiap penilaian dinilai 0 atau 2 poin, dan kemudian ditambahkan hingga menghasilkan angka
antara 0 dan 10.BPP 8 atau 10 umumnya dianggap meyakinkan. BPP biasanya tidak dilakukan
sebelum paruh kedua kehamilan, karena gerakan janin tidak terjadi pada paruh
pertama rujukan . Kehadiran variabel biofisik ini menyiratkan tidak adanya hipoksemia /
asidemia sistem saraf pusat yang signifikan pada saat pengujian. Sebagai perbandingan, janin
yang dikompromikan biasanya menunjukkan kehilangan percepatan denyut jantung janin (FHR),
penurunan gerakan dan pernapasan tubuh, hipotonia, dan, yang kurang akut, penurunan volume
cairan ketuban.

Manajemen yang disarankan berdasarkan profil biofisik

BPP Manajemen yang direkomendasikan


≤2 Induksi persalinan

4 Induksi persalinan jika usia kehamilan > 32 minggu


Tes berulang hari yang sama jika <32 minggu, lalu kirim jika BPP <6

6 Induksi persalinan jika> 36 minggu jika serviks baik dan AFI normal
Tes berulang dalam 24 jam jika <36 minggu dan serviks tidak menguntungkan; kemudian
pengiriman jika BPP <6, dan tindak lanjut jika> 6

≥8 Induksi persalinan jika ada oligohidramnion

6. Pemeriksaan dengan Doppler dan USG (Indikasi, Keuntungan dan Kerugian)

 Fetal doppler adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh dan
sering digunakan untuk mendengar suara jantung. fetal doppler menggunakan media
suara untuk memantau denyut jantung janin. Perhitungan rata-rata detak janin dilakukan
secara manual dengan menghitung suara yang keluar dari speaker selama satu menit.

Cara Pengoperasian
1.      Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler
2.      Beri GEl pada tranduser
3.      Letakkan tranduser pada objek
4.      Settingan volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker
5.      Hitung detak jantung janin selama 1 menit
6.      Detak janin akan ditampilkan pada display

8
 USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan upaya untuk memantau pertumbuhan janin.
Menggunakan gelombang suara, USG akan menghasilkan gambar visual dari janin, plasenta,
rahim, hingga organ pelvik. Meskipun pemeriksaan USG sebenarnya lebih ditujukan pada
kehamilan yang beresiko, namun saat ini hampir semua dokter kandungan melakukan
pemeriksaan USG setiap kali kontrol kehamilan.Kehamilan yang direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan USG cukup sering adalah ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi,
atau komplikasi medis lainnya.
Jenis-jenisnya :
1. Ultrasonografi 2D
Gambar ultrasonografi yang paling sering digunakan adalah serangkaian gambar
penampang dua dimensi yang datar dari jaringan yang dipindai. Disebut sebagai
ultrasonografi 2D, mode pemindaian ini masih standar untuk banyak situasi diagnostik
dan kebidanan setelah penggunaan setengah abad
2. Ultrasound 3D
Beberapa tahun terakhir, ultrasonografi 2D juga telah diproyeksikan menjadi representasi
3D.Ini dicapai dengan memindai potongan-potongan jaringan pada berbagai sudut dan
merekonstruksi data yang diterima menjadi gambar 3D.Penggunaan umum untuk gambar
ultrasound 3D adalah untuk memberikan gambar yang lebih lengkap dan realistis
terhadap janin yang sedang berkembang.
3. Ultrasonografi 4D
USG 4D menampilkan gambar yang tampak jelas dengan gerakan yang menciptakan
representasi paling realistis.USG 3D dan 4D dapat mengungkap kelainan yang tidak
mudah terlihat menggunakan USG 2D.
Kekurangannya adalah meskipun ultasonografi memiliki kelebihan yaitu pemeriksaan yang non-
invasif (tidak memerlukan tindakan pembedahan, dll), namun pemeriksaan ultrasonografi ini
juga memiliki kekurangan, di antaranya:
 Keterbatasan dalam memvisualisasikan organ abdomen yang letaknya di garis tengah,
contoh pankreas
 Ketidak mampuan dari gelombang suara untuk menembus gas dan tulang.

Semua ini bisa dilakukan dengan USG 2D, 3D and 4D gambar akan lebih jelas seperti aslinya.
USG harus dilakukan sesuai indikasi medis.Misal ada keluhan pada ibu hamil.Sementara untuk
USG 4D tidak wajib kecuali memang kecurigaan ada kelainan atau zaman sekarang biasanya
sesuai dengan permintaan pasien.
USG dianjurkan pada kehamilan, sebab manfaat USG untuk pemantauan janin sangat
besar.Dianjurkan dilakukan USG tiga kali selama kehamilan. Yakni trimester 1 (10-12 minggu)
untuk skrining awal, trimester 2 (20-24 minggu) untuk skrining lanjutan dan trimester 3 (30-34
minggu) untuk mendeteksi kelainan, mengevaluasi posisi kepala janin dan posisi placenta
(persiapan kelahiran). Cukup dengan USG 2D saja, penggunaan 3D dan 4D tetap sesuai indikasi.

7. Kelainan kongenital pada Janin

9
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang
ditemukan pada bayi ketika di dilahirkan (Muslihatun 2010, h.118).Rukiyah dan Yulianti, (2010,
h. 190) juga menegaskan bahwa kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan
struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya kelainan kongenital adalah kelainan genetik dan kromosom, faktor
mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor usia ibu, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor fisik
pada rahim, riwayat penyakit ibu, paritas, jarak antar kelahiran, faktor gizi.
Penyebab Kelainan Kongenital
Sebagian besar kelainan kongenital tak diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun ada
beberapa hal yang telah diketahui menjadi faktor risiko terjadinya kelainan kongenital, yaitu:
 Faktor genetik: jika ayah/ ibu memiliki gen yang dapat menyebabkan kelainan
kongenital, maka anak akan memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelainan tersebut.
Pernikahan antara pria dan wanita yang masih memiliki hubungan darah juga
menyebabkan kelainan kongenital rentan terjadi.
 Sosio-ekonomi rendah: meski belum diketahui hubungan yang jelas, namun >90%
kejadian kelainan kongenital terjadi pada masyarakat dengan kondisi sosio-ekonomi
rendah.
 Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol atau terpapar rokok: alkohol dan rokok dapat
mengganggu perkembangan janin di dalam kandungan sehingga kelainan kongenital
lebih rentan terjadi.
 Infeksi: infeksi pada ibu hamil –seperti infeksi sifilis, rubella, dan toksoplasma,
merupakan penyebab kelainan kongenital yang sering terjadi.
 Kekurangan asam folat: kekurangan asam folat di dalam kandungan menyebabkan
selubung saraf janin tidak dapat tertutup dengan sempurna. Kelainan ini disebut spina
bifida.
Tes diagnosis yang didahului dengan pemeriksaan awal pada umumnya dapat dilakukan di usia
kehamilan 11-20 minggu. Dengan mengetahui kemungkinan ada atau tidak adanya kelainan
kromosom pada bayi yang akan lahir, tes ini akan memberi Anda waktu untuk mempersiapkan
kelahiran bayi yang berkebutuhan khusus.

Tes diagnosis atau skrining yang dapat ibu hamil lakukan adalah pemeriksaan USG, tes darah,
atau kombinasi keduanya.Pemeriksaan ultrasound atau USG dapat mendeteksi adanya kelainan
fisik, seperti spina bifida.Sedangkan tes darah dapat membantu menemukan risiko kelainan
bawaan atau kelainan kongenital, seperti anemia sel sabit. Kombinasi kedua tes tersebut dapat
membantu menemukan adanya risiko kelainan kromosom, seperti sindrom Down dan sindrom
Jacob.

Pencegahan Kelainan Kongenital


Kebanyakan kelainan bawaan tidak bisa dicegah, namun risiko terjadinya kelainan  tersebut
dapat dikurangi dengan melakukan langkah-langkah di bawah ini:
Sebelum kehamilan
 Pastikan mengikuti imunisasi sesuai jadwal.
 Pastikan Anda dan pasangan tidak menderita penyakit menular seksual.
 Penuhi asupan asam folat sebelum merencanakan kehamilan.

10
 Lakukan konsultasi dan tes genetik, terutama jika Anda atau pasangan memiliki penyakit
yang dapat diturunkan kepada anak sebagai kelainan bawaan.
 Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan sebelum
hamil.
Selama kehamilan
 Jangan merokok dan hindari paparan asap rokok.
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
 Jangan menggunakan NAPZA.
 Lakukan olahraga ringan dan cukupi waktu
 Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

11

Anda mungkin juga menyukai