Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Oleh

Elvina Sari Sinaga,SST.,M.Biomed


Pengkajian
Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis.
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka
mendapatkan data tentang pasien melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai
berikut.
Auto anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data
primer, karena langsung dari sumbernya.
Allo anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data yang
akurat.
Interpretasi Data Dasar

Pada langkah pertama dilakukan identifikasi


terhadap diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpuikan. Langkah awal dari
perumusan diagnosis atau masalah adalah
pengolahan data dan analisis dengan
menggabungkan data satu dengan lainnya
sehingga tergambar fakta.
Dalam langkah kedua ini Bidan membagi
interpretasi data dalam tiga bagian, yaitu sebagai
berikut :

Diagnosis Kebidanan/Nomenklatur
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan
antara lain sebagai berikut.

Paritas.
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita
yang berkaitan dengan kehamilannya (jumlah
kehamilan). Dibedakan dengan primigravida
(hamil yang pertama kali) dan multigravida (hamil
yang kedua atau lebih).
Dalam kasus kehamilan Ny. N didapatkan
interpretasi data adalah sebagai berikut.
Primigravida: G1P0A0

G1 (gravida 1) atau hamil yang pertama kali.


P0 (partus nol) berarti belum pernah partus
atau melahirkan.
A0 (abortus nol) berarti belum pernah
mengalami abortus.

Usia kehamilan 20 minggu

Keadaan janin baik


Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah


"masalah" dan "diagnosis". Kedua istilah tersebut
dipakai karena beberapa masalah tidak dapat
didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan
bagaimana wanita itu mengalami kenyataan
terhadap diagnosisnya.

Pada usia kehamilan 20 mg, sering BAK hal ini


terjadi karena uterus yang semakin membesar
menekan kandung kemih
Kebutuhan Pasien

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan


pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.
Masalah sering BAK kebutuhannya adalah :
Penjelasan penyebab sering buang air kecil dan
mengatasi/mengurangi masalah

Merumuskan Diagnosis/Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau


diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien.
Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis
atau masalah potensial benar-benar terjadi.
Mengidentitikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan Segera

Dalam pelaksanaannya terkadang bidan


dihadapkan pada beberapa situasi yang
memerlukan penanganan segera (emergensi) di
mana bidan harus segera melakukan tindakan
untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga
berada pada situasi pasien yang memerlukan
tindakan segera sementara menunggu instruksi
dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien
yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan
lain. Di sini bidan sangat dituntut kemampuannya
untuk dapat selalu melakukan evaluasi keadaan
pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman.
Dalam kondisi tertentu, ibu mungkin juga
akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan atau
yang lainnya. Dalam hal ini bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien
untuk menentukan kepada siapa konsultasi
dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan kebidanan klien.
(Wildan, 2008).
 
Merencanakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang


menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya.
Semua perencanaan yang dibuat harus
berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan
berdasarkan bukti (evidence based care), serta
divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Dalam
menyusun perencanaan sebaiknya klien dilibatkan,
karena pada akhirnya pengambilan keputusan
dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus
disetujui oleh pasien.
Untuk menghindari perencanaan asuhan
yang tidak terarah, maka dibuat terlebih
dahulu pola pikir sebagai berikut:

Tentukan tujuan tindakan yang akan


dilakukan, meliputi sasaran dan target
hasil yang akan dicapai. Tentukan rencana
tindakan sesuai dengan masalah dan
tujuan yang akan dicapai
Berikut adalah beberapa contoh perencanaan yang
dapat ditentukan sesuai dengan kondisi pasien :

Evaluasi secara Terus-menerus


1. Waspada adanya tanda bahaya kehamilan.
2. Pengukuran tanda vital,
3. Pengeluaran per vagina (waspada perdarahan).
4. Proses adaptasi psikologis pasien dan suami.
5. Asupan cairan dan makanan.
6. Kemampuan dan kemauan pasien untuk
berperan dalam perawatan kehamilannya.
Gangguan Rasa Ketidaknyamanan selama Hamil

1. Sering buang air kecil.


2. Nyeri di punggung.
3. Kaki varises dan pegal.
4. Keputihan.
5. Sesak napas.
6. Mual-mual sampai muntah.
7. Sering bersendawa.
8. Panas perut (heartburn).
9. Jantung berdebar-debar.
10.Susah buang air besar.
Mengatasi cemas.
1. Kaji penyebab cemas.
2. Libatkan keluarga dalam mengkaji penyebab cemas dan
alternatif penanganannya.
3. Berikan dukungan mental dan spiritual kepada pasien dan
keluarga.
4. Fasilitasi kebutuhan pasien yang berkaitan detigan
penyebab cemas dengan menjadi teman sekaligus
pendengar yang baik, menjadi konselor, dan lakukan
pendekatan yang bersifat spiritual
5. Memberikan pendidikan kesehatan
• Gizi.
a. Tidak berpantang terhadap daging, telur, dan ikan.
b. Banyak mengonsumsi sayur dan buah.
c. Banyak minum air putih minimal 2 liter sehari.
d. Cukupi kebutuhan kalori 500 mg sehari.
e. Konsumsi tablet Fe selama hamil sampai dengan
masa nifas.
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti


yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Realisasi dari
perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien,
atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan.
Dalam situasi di mana ia hairus berkolaborasi dengan
dokter, misalnya karena pasien mengalami
komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu, biaya, dan meningkatkan mutu asuhan.
contoh pelaksanaan dari perencanaan asuhan
berdasarkan peran bidan dalam tindakan
mandiri, kolaborasi, dan tindakan pengawasan

Tindakan Mandiri
a. Pemantauan melekat pada ibu hamil dengan
resiko tinggi.
b. Bimbingan dalam merawat payudara.
c. Bimbingan pemantauan tanda-tanda persalinan
kepada pasien dan keluarga.
d. Pemberian dukungan psikologis kepada pasien
dan suami.
e. Pemberian pendidikan kesehatan.
f. Pemberian tablet besi dan roborantia.
g. Bimbingan cara perawatan diri.
Kolaborasi
• Dengan dokter ahli kandungan.
• Penanganan infeksi.

Dengan psikolog.
• Penanganan depresi ibu hamil.

Dengan ahli gizi.


• Penanganan anemi berat.
• Upaya perbaikan status gizi pada ibu hamil dengan status
gizi buruk.
• Penanganan pada pasien yang mengalami kehilangan nafsu
makan dalam jangka waktu yang lama.
• Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien
vegetarian.
• Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien dengan
keadaan tertentu (penyakit jantung, DM, infeksi kronis).
Dengan ahli fisioterapi.
• Penanganan pasien dengan keluhan nyeri pada
otot yang berkepanjangan.

Dengan dokter ahli penyakit dalam.


• Penanganan pasien dengan penyakit infeksi
(misalnya TBC, hepatitis, dan infeksi saluran
pencernaan).
• Penanganan pasien HIV/AIDS.
• Penanganan pasien dengan penyakit gangguan
pernapasan.
• Penanganan pasien dengan penyakit DM dan
jantung.
Merujuk

Dalam melakukan asuhan kepada pasien, bidan


senantiasa mengacu kepada Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) mencakup kewenangan dan
kewajibannya. Jika kasus yang ditangani sudah
mengarah pada kondisi patologis, maka bidan
melaksanakan tindakan rujukan kepada fasilitas
pelayanan yang memenuhi standar baik sarana
maupun tenaganya.

Tindakan Pengawasan
• Pemantauan keadaan umum.
• Pemantauan perdarahan.
• Pemantauan tanda-tanda bahaya kehamilan.
• Pemantauan keadaan depresi masa hamil.
Pendidikan Kesehatan/Penyuluhan

• Waspada tanda-tanda bahaya.


• Waspada tanda-tanda persalinan.
• Perawatan diri.
• Gizi (asupan cairan dan nutrisi).
• Kecukupan kebutuhan istirahat dan tidur.
• Konsumsi vitamin dan tablet besi.
• Mengatasi sering BAK
Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
yang kita berikan kepada pasien, kita mengacu
kepada beberapa pertimbangan berikut ini

Tujuan Asuhan Kebidanan


• Meningkatkan, mempertahankan, dan
mengembalikan kesehatan.
• Memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan penuh percaya diri.
• Meyakinkan wanita dan pasangannya untuk
mengembangkan kemampuannya sebagai
orangtua dan untuk mendapatkan pengalaman
berharga sebagai orangtua.
• Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan mereka dan mengemban
tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.
Efektivitas Tindakan untuk Mengatasi Masalah

Dalam melakukan evaluasi seberapa efektif tindakan dan


asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji
respons pasien dan peningkatan kondisi yang kita targetkan
pada saat penyusunan perencanaan. Hasil pengkajian ini
kitajadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan
berikutnya

Hasil Asuhan
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi
pasien dan keluarga yang meliputi pemulihan kondisi pasien,
peningkatan kesejahteraan emosional, peningkatan
pengetahuan dan kemampuan pasien mengenai perawatan
diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai