Jam :08.00-13.50
Pertemuan. : Ke 9 (sembilan)
Asuhan Kebidanan adalah penerapan dan fungsi kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan
dalam memberikan pelayanan klien yang mempunyai kebutuhan atas masalah dalam bidang
kesehatan masa ibu hamil, masa ibu bersalin dan masa nifas.
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien
dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota
keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
atas terlaksananya seluruh perencanaan.
a. Tindakan Mandiri
Pelayanan kebidanan mandiri adalah layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Bidan itu sendiri. Pelayanan tersebut biasanya dilaksanakan di rumah bidan praktik swasta atau
klinik – klinik bersalin milik bidan. Dalam melaksanakan asuhan bidan dituntut harus
professional dan kompeten agar dapat mencegah terjadinya komplikasi atau masalah selama
pemberian asuhan pada masa nifas
1. Pemantauan dalam 4 jam pertama post partum ( vital sign, tanda-tanda perdarahan)
b. Tindakan Kolaborasi
Bidan dapat berkolaborasi jika terdapat adanya indikasi dalam situasi darurat dimana bidan
harus segera bertindak dalam rangka menyelamatkan jiwa pasien.
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
5. Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
meliatkan klien dan keluarga.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
• Upaya perbaikan status gizi pada ibu nifas dengan status gizi buruk
• Penanganana pada pasien yang mengalami kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang
lama
• Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien dengan keadaan tertentu (penyakit DM,
jantung, infeksi kronis )
• Penanganan pasien dengan penyakit infeksi (misalnya, TBC, hepatitis, infeksi saluran
pencernaan)
• Penanganan HIV/AIDS
c. Tindakan Pengawasan
• Perdarahan
• Laktasi
• Eklamsi
2. Kunjungan 6 jam
b). Mendeteksi dan melakukan tindakan penyebab lain seperti perdarahan : rujuk jika
perdarahan berlanjut
i). Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus tinggal 2 jam pertama setelah kelahiran
dengan memantau vital sign.
3. Kunjungan 6 hari
e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit serta
memantau gangguan emosional.
h) Memotivasi untuk memberi nama Islami, aqiqoh jika mampu, mencukur rambut dll.
d) Teknik menyusui
e) Pola istirahat/tidur
f) Dampingan suami/keluarga
h) Immunisasi
i) Keluarga Berencana
5. Kunjungan 6 minggu
b). Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
c). Memberi konseling untuk ber KB secara dini
d). Memberi konseling untuk melakukan hubungan suami istri bila menghendaki
d. Pendidikan/penyuluhan Askeb
a). Pasien
b). Suami
3. Orang yang paling siaga dalam keadaan darurat istri dan bayI
4. Dukungan yang positif bagi istri dalam keberhasilan proses adaptasi peran ibu dan proses
menyusui.
c). Keluarga
1. Pemberian dukungan mental bagi pasien dalam adaptasi peran dan proses menyusui
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses manajemen kebidanan yang berupa tindakan
pengukuran antara keberhasilan dan rencana serta bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan yang dilakukan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya
bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
(Depkes RI, 1995 : 11)
2. Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman dan penuh percaya diri
4. Meyakinkan ibu dan pasangannya utntk mengembangkan kemampuan mereka sebagai orang
tua dan utnuk mendapatkan pengalaman berharga sebagai orang tua
a. Penilaian dilakukan segera setelh selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesa.
O : Data objektif
A : Assesment
1. Diagnosa/masalah
P : Planning
berdasarkan assessment
Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, yaitu dalam melakukan evaluasi seberapa efektif
tindakan dan asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji respons pasien dan
peningkatan kondisi yang kita targetkan pada saat penyusunan perencanaan. Suatu rencana
asuhan diformulasi secara khusus untuk memenuhi kebutuhan ibu dan keluarganya. Sedapat
mungkin bidan melibatkan mereka semua dalam rencana dan mengatur prioritas serta pilihan
mereka untuk setiap tindakan yang dilakukan. Hasil pengkajian ini kita jadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaan asuhan berikutnya.
c. Hasil asuhan
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga yang meliputi
pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan
dan kemampuan pasien mengenai perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Hari/Tanggal : Kamis/18-11-2010
1. Subjektif :
Ibu datang untuk kunjungan ulang dan mengatakan tidak ada keluhan.
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5ºC
b. Kepala
Mulut : Bibir dan rahang tidak pucat, keadaan bersih, tidak ada caries.
c. Leher
Bentuk : Simetris
e. Abdomen
Atas
Kebersihan : Bersih
Bawah
g. Genetalia
Lochea : alba
Perineum : utuh
h. Anus : tidak ada haemorhoid
3. Assesment :
4. Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan sehat.
2. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI nya tanpa diselingi susu formula atau makanan
tambahan yang lain.
3. Memberitahu ibu tentang keuntungan ASI Eksklusif, yaitu sebagai imunitas bagi bayi, bayi
tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan, membentuk ikatan batin antara ibu dan anak,
mudah didapat, kandungan gizinya tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya serta
mempercepat pemulihan rahim.
4. Menjelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan setelah persalinan yaitu
seperti AKDR, suntik, pil menyusui, KB alamiah dan lain-lain.
5. Menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikannya dengan suami tentang KB yang akan dipilih.
Evaluasi : ibu mau melakukannya tapi ibu lebih memilih untuk memakai AKDR dengan alasan
karena tidak ingin memakai kontrasepsi yang berjangka waktu panjang.
12-12-2010.
Evaluasi : ibu menyanggupinya untuk kunjungan ulang tanggal
12-12-2010.
TTV:
TD:120/0 MMHG
N:80 x /m
P:20 x/m
S:36.5 c Bidan tari Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan baik dan dilakukan
pemantauan masa nifas
Data Interpretasi data Diagnosa dan masalah potensial Tindakan segera pelaksanaan planning
evaluasi
Hari:kamis
Jam:15.00 wib
DS:ibu datang untuk kunjungan ulang masa nifas dan tidak ada keluhan
DO:
TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5ºC
Diagnosa:
Dasar:
Lochea:alba
1.Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu 1.Memberitahukan hasil pemeriksaan
pada ibu bahwa ibu dalam keadaan sehat.
2. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI nya tanpa diselingi susu formula atau makanan
tambahan yang lain.
3.Memberitahu ibu tentang keuntungan ASI Eksklusif, yaitu sebagai imunitas bagi bayi, bayi
tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan, membentuk ikatan batin antara ibu dan anak,
mudah didapat, kandungan gizinya tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya serta
mempercepat pemulihan rahim
4. Menjelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan setelah persalinan yaitu
seperti AKDR, suntik, pil menyusui, KB alamiah dan lain-lain.
5.Menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikannya dengan suami tentang KB yang akan dipilih.
2. ibu melakukannya.
5. ibu mau melakukannya tapi ibu lebih memilih untuk memakai AKDR dengan alasan karena
tidak ingin memakai kontrasepsi yang berjangka waktu panjang.