Anda di halaman 1dari 14

Nama : Silfa Yana Putri

Dosen :Masdewi Nasution, SST,M.Si

MK :ASKEB PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI

Hari/Tgl :Kamis,08 Oktober 2020

Jam :08.00-13.50

Pertemuan. : Ke 9 (sembilan)

PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN

Asuhan Kebidanan adalah penerapan dan fungsi kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan
dalam memberikan pelayanan klien yang mempunyai kebutuhan atas masalah dalam bidang
kesehatan masa ibu hamil, masa ibu bersalin dan masa nifas.

Pada pelaksanaan asuhan kebidanan, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien
dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota
keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
atas terlaksananya seluruh perencanaan.

a. Tindakan Mandiri

Pelayanan kebidanan mandiri adalah layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Bidan itu sendiri. Pelayanan tersebut biasanya dilaksanakan di rumah bidan praktik swasta atau
klinik – klinik bersalin milik bidan. Dalam melaksanakan asuhan bidan dituntut harus
professional dan kompeten agar dapat mencegah terjadinya komplikasi atau masalah selama
pemberian asuhan pada masa nifas

Contoh tindakan mandiri :

1. Pemantauan dalam 4 jam pertama post partum ( vital sign, tanda-tanda perdarahan)

2. Perawatan ibu post partum

3. Bimbingan menyusui dini

4. Bimbingan pemantauan kontraksi uterus kepada pasien dan keluarga

5. Pemberian dukungan psikologis kepada pasien dan suami


6. Pemberian pendidikan kesehatan

7. Pemberian tablet vitamin A dan zat besi roborantia

8. Bimbingan cara perawatan diri dan payudara

b. Tindakan Kolaborasi

Bidan dapat berkolaborasi jika terdapat adanya indikasi dalam situasi darurat dimana bidan
harus segera bertindak dalam rangka menyelamatkan jiwa pasien.

Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.

5. Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
meliatkan klien dan keluarga.

6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.

Contoh tindakan kolaborasi dalam masa nifas:

a). Dengan dokter ahli kandungan

• Penanganan perdarahan dan infeksi

b). Dengan psikolog


• Penanganan depresi post partum lanjut

• Penganganan depresi karena kehilangan

c). Dengan ahli gizi

• Penaganan anemi berat

• Upaya perbaikan status gizi pada ibu nifas dengan status gizi buruk

• Penanganana pada pasien yang mengalami kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang
lama

• Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien vegetarian

• Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien dengan keadaan tertentu (penyakit DM,
jantung, infeksi kronis )

d). Dengan ahli fisioterapi

• Penanganan pasien dengan keluhan nyeri pada otot yang berkepanjangan

• Pemulihan kondisi pasien setelah operasi sesar

e). Dengan dokter ahli penyakit dalam

• Penanganan pasien dengan penyakit infeksi (misalnya, TBC, hepatitis, infeksi saluran
pencernaan)

• Penanganan HIV/AIDS

• Penanganan pasien dengan penyakit gangguan pernapasan

• Penanganan pasien dengan penyakit DM dan jantung

Rincian tugas kolaborasi

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan

2. Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan

4. Melaksanakan asuhan kebidanan


5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan

6. Menyusun rencana tindak lanjut

7. Membuat pencatatan dan pelaporan

c. Tindakan Pengawasan

1. Monitoring Post Partum

a). Sangat penting karena sering terjadinya kematian

b). Pengawasan dalam 2 -6 jam pertama meliputi :

• Perdarahan

• Laktasi

• Eklamsi

2. Kunjungan 6 jam

a). Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b). Mendeteksi dan melakukan tindakan penyebab lain seperti perdarahan : rujuk jika
perdarahan berlanjut

c). Memberikan konseling pada ibu / keluarga

d). Pemberian ASI awal

e). Mengajarkan mobilisasi

f). Membantu untuk mencoba BAK sendiri

g). Melakukan hubungan antara ibu dan BBL

h). Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

i). Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus tinggal 2 jam pertama setelah kelahiran
dengan memantau vital sign.

3. Kunjungan 6 hari

a) Memantau KU, Kesadaran,Vital Sign


b) Memastikan involusi uterus berjalan normal

c) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/ perdarahan abnormal

d) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit serta
memantau gangguan emosional.

f) Memberikan konseling asuhan pada bayi.

g) Memperhatikan hubungan/respon suami/ keluarga

h) Memotivasi untuk memberi nama Islami, aqiqoh jika mampu, mencukur rambut dll.

4. Konseling sebelum kembali ke rumah

a) Asuhan untuk ibu dan bayi secara islami

b) Nutrisi ibu dan bayi

c) Personal Higiene khususnya genetalia

d) Teknik menyusui

e) Pola istirahat/tidur

f) Dampingan suami/keluarga

g) Respon ibu dan ayah dengan bayi

h) Immunisasi

i) Keluarga Berencana

j) Kelanjutan aktivitas hubungan sex

k) Tanda bahaya ibu dan bayi

5. Kunjungan 6 minggu

a). Asuhan seperti 6 hari masa nifas

b). Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
c). Memberi konseling untuk ber KB secara dini

d). Memberi konseling untuk melakukan hubungan suami istri bila menghendaki

d. Pendidikan/penyuluhan Askeb

a). Pasien

1. Waspada tanda-tanda bahaya

2. Perawatan diri dan bayi

3. Gizi (in take cairan dan nutrisi)

4. Kecukupan kebutuhan istirahat dan tidur

5. Konsumsi vitamin dan tablet zat besi

6. Cara menyusui yang benar

7. Komunikasi dengan bayi

8. Perawatan bayi sehari-hari

b). Suami

1. Pengambilan keputusan terhadap bahaya istri dan bayi

2. Pengambilan keputusan kebutuhan istirahat dan nutrisi istri dan bayi

3. Orang yang paling siaga dalam keadaan darurat istri dan bayI

4. Dukungan yang positif bagi istri dalam keberhasilan proses adaptasi peran ibu dan proses
menyusui.

c). Keluarga

1. Pemberian dukungan mental bagi pasien dalam adaptasi peran dan proses menyusui

2. Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur bagi pasien

– Mendukung pola makan yang seimbang bagi pasien


EVALUASI ASUHAN KEBIDAN

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses manajemen kebidanan yang berupa tindakan
pengukuran antara keberhasilan dan rencana serta bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan yang dilakukan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai tujuan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat keberhasilan. Dan sebaliknya
bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
(Depkes RI, 1995 : 11)

a. Tujuan asuhan kebidanan

1. Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan

2. Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman dan penuh percaya diri

3. Memastikan pola menyusui yang mampu meningkatkan perkembangan bayi

4. Meyakinkan ibu dan pasangannya utntk mengembangkan kemampuan mereka sebagai orang
tua dan utnuk mendapatkan pengalaman berharga sebagai orang tua

5. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mereka, serta


mengemban tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri

Selain itu, evaluasi memiliki beberapa kriteria, antara lain :

a. Penilaian dilakukan segera setelh selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien

b. Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada klien

c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

d. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien.

Dalam evaluasi harus dicantumkan juga ;

S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesa.

O : Data objektif

Menggambarkan pendokumentasian laboratorium tes, diagnose yang

dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.

A : Assesment

Menggambarkan hasil analisa data dan interpretasi data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi.

1. Diagnosa/masalah

2. Antisipasi diagnose lain/masalah potensial

P : Planning

Menggambarkan perdokumentasian, perencanaan, tindakan, evaluasi

berdasarkan assessment

b. Efektifitas Tindakan untuk Mengatasi Masalah

Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, yaitu dalam melakukan evaluasi seberapa efektif
tindakan dan asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji respons pasien dan
peningkatan kondisi yang kita targetkan pada saat penyusunan perencanaan. Suatu rencana
asuhan diformulasi secara khusus untuk memenuhi kebutuhan ibu dan keluarganya. Sedapat
mungkin bidan melibatkan mereka semua dalam rencana dan mengatur prioritas serta pilihan
mereka untuk setiap tindakan yang dilakukan. Hasil pengkajian ini kita jadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaan asuhan berikutnya.

c. Hasil asuhan

Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga yang meliputi
pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan
dan kemampuan pasien mengenai perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.

DOKUMENTASI ASUHAN DALAM BENTUK LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN


Asuhan Kebidanan Post Partum pada Ny.A P3A0 2 minggu

Hari/Tanggal : Kamis/18-11-2010

Jam : 15.00 WIB

Tempat : Stikes Budi Luhur

1. Subjektif :

Ibu datang untuk kunjungan ulang dan mengatakan tidak ada keluhan.

2. Objektif :

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Compos mentis

TTV

TD : 120/70 mmHg

N : 80x/menit

R : 20x/menit

S : 36,5ºC

b. Kepala

Muka : Tidak ada oedema

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Mulut : Bibir dan rahang tidak pucat, keadaan bersih, tidak ada caries.

c. Leher

KGB : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran

JVP : Tidak ada indikasi


d. Payudara

Bentuk : Simetris

Putting susu : menonjol

Pengeluaran ASI : Ada

Benjolan : Tidak ada

Rasa nyeri : Tidak ada

e. Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi

TFU : tidak teraba

Kandung kencing : Kosong

f. Ekstermitas atas dan bawah

Atas

Kebersihan : Bersih

Oedema : tidak ada

Bawah

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Reflek Patella : Positif

Homman sign : Negatif

g. Genetalia

Vulva/vagina : tidak ada kelainan

Oedema : tidak ada

Lochea : alba

Perineum : utuh
h. Anus : tidak ada haemorhoid

3. Assesment :

P3A0 Post Partum 2 minggu dengan keadaan umum baik

4. Planning :

Tanggal : 18 November 2010

Jam : 15.15 wib

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan sehat.

Evaluasi : Ibu mengerti dan ibu merasa senang.

2. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI nya tanpa diselingi susu formula atau makanan
tambahan yang lain.

Evaluasi : ibu melakukannya.

3. Memberitahu ibu tentang keuntungan ASI Eksklusif, yaitu sebagai imunitas bagi bayi, bayi
tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan, membentuk ikatan batin antara ibu dan anak,
mudah didapat, kandungan gizinya tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya serta
mempercepat pemulihan rahim.

Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. Menjelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan setelah persalinan yaitu
seperti AKDR, suntik, pil menyusui, KB alamiah dan lain-lain.

Evaluasi : ibu mengerti dan dapat menyebutkan macam-macam dari KB.

5. Menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikannya dengan suami tentang KB yang akan dipilih.

Evaluasi : ibu mau melakukannya tapi ibu lebih memilih untuk memakai AKDR dengan alasan
karena tidak ingin memakai kontrasepsi yang berjangka waktu panjang.

6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu pada tanggal

12-12-2010.
Evaluasi : ibu menyanggupinya untuk kunjungan ulang tanggal

12-12-2010.

Hari/tanggal/jam Kegiatan Hasil Petugas Paraf keterangan

Kamis,18 november 2010

Pukul 15.00 wib – Melakukan kunjungan ulang masa nifas KU:baik

TTV:

TD:120/0 MMHG

N:80 x /m

P:20 x/m

S:36.5 c Bidan tari Keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan baik dan dilakukan
pemantauan masa nifas

Data Interpretasi data Diagnosa dan masalah potensial Tindakan segera pelaksanaan planning
evaluasi

Tanggal:18 november 2010

Hari:kamis

Jam:15.00 wib

DS:ibu datang untuk kunjungan ulang masa nifas dan tidak ada keluhan

DO:

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Compos mentis

TTV

TD : 120/70 mmHg

N : 80x/menit
R : 20x/menit

S : 36,5ºC

Diagnosa:

Ibu pospartum normal 2 minggu keadaan umum baik.

Dasar:

Ibu partus spontan tanggal 4 november2010.

Lochea:alba

TFU:tidak teraba lagi

1.Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu 1.Memberitahukan hasil pemeriksaan
pada ibu bahwa ibu dalam keadaan sehat.

2. Memotivasi ibu agar selalu memberikan ASI nya tanpa diselingi susu formula atau makanan
tambahan yang lain.

3.Memberitahu ibu tentang keuntungan ASI Eksklusif, yaitu sebagai imunitas bagi bayi, bayi
tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan, membentuk ikatan batin antara ibu dan anak,
mudah didapat, kandungan gizinya tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya serta
mempercepat pemulihan rahim

4. Menjelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan setelah persalinan yaitu
seperti AKDR, suntik, pil menyusui, KB alamiah dan lain-lain.

5.Menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikannya dengan suami tentang KB yang akan dipilih.

6.Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu pada tanggal12-12-2010.

1.Ibu mengerti dan ibu merasa senang.

2. ibu melakukannya.

3. ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. ibu mengerti dan dapat menyebutkan macam-macam dari KB

5. ibu mau melakukannya tapi ibu lebih memilih untuk memakai AKDR dengan alasan karena
tidak ingin memakai kontrasepsi yang berjangka waktu panjang.

6. ibu menyanggupinya untuk kunjungan ulang tanggal


12-12-2010.

Anda mungkin juga menyukai