Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 7

Miftahul Jannah 19.30.70.10.10


Nurdiana 19.30.70.10.24
Aisyah 19.30.70.10.30

Mata Kuliah : Askeb III (Nifas dan Menyusui)


Dosen Pengampuh : Ririn Ariyanti, S.Si.T.,M.Keb

Jurusan Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan
DETEKSI DINI DAN KOMPLIKASI PADA IBU NIFAS

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Demam

01 DEFINISI DEMAM

02 ETIOLOGI DEMAM

03 GEJALA DEMAM

04 PATOFISIOLOGI DEMAM

05 PENATALAKSANAAN DEMAM
DEFINISI DEMAM

Demam adalah naiknya temperature tubuh diatas normal. Temperature tubuh yang
normal adalah sekitar 970F sampai 990F (36-370C). kenaikan suhu badan sampai 1060F
(410c) atau lebih biasanya akan mengalami muntah-muntah dan bila demam mencapai
1080F (420C) seringkali menyebabkan kejang dan kerusakan otot yang tidak dapat
disembuhkan. Demam merupakan mekanisme tubuh untuk melawan infeksi.
           

Demam nifas dikenal sebagai febris puerperalis atau morbiditas


puerperalis adalah keadaan peningkatan suhu badan yang terjadi
dalam jangka waktu antara mulai dilahirkannya hasil konsepsi
yang mungkin dapat hidup sampai dengan 42 hari atau 6 minggu
setelah persalinan, yang disebabkan oleh apapun. Demam nifas
merupakan manisfestasi dari infeksi nifas, jika tidak diobati
secara tepat dan cepat dapat berlanjut menjadi sepsis nifas dan
kematian maternal. 
ETIOLOGI DEMAM
01 • Penolong persalinan tidak mencuci tangan dengan
sabun sebelum menolong persalinan.
02 • Ibu tidak menggunakan obat pencegah demam sewaktu dan
pasca persalinan.
03
• Lama persalinan lebih dari 24 jam.

04
• Ibu tidak melakukan kompres panas pada vagina pasca
persalinan.

05
• Ibu melakukan pengasapan pasca persalinan.

06 • Posisi ibu melahirkan berbaring, anemia sewaktu ibu hamil.

07 • Ada gangguan kehamilan sehari sebelum persalinan.

08 • Lantai tempat persalinan terbuat dari tanah.


GEJALA DEMAM
Fase I: Awal (awitan dingin atau menggigil)
Peningkatan denyut jantung,Peningkatan laju
dan kedalaman pernafasan,Menggigil akibat
tegangan dan kontraksi otot, Kulit pucat dan
dingin karena vasokontriksi, Merasakan sensasi
dingin, Dasar kuku mengalami sianosis karena
vasokontriksi, Rambut kulit berdiri, Pengeluaran
keringat berlebihan, Peningkatan suhu tubuh.
Fase II: Proses demam
Proses menggigil lenyap, Kulit terasa hangat / panas,
Merasa tidak panas atau dingin, Peningkatan nadi dan
laju pernafasan, Peningkatan rasa haus, Dehidrasi
ringan hingga berat, Mengantuk, delirium, atau kejang
akibat iritasi sel saraf, Lesi mulut herpetik, Kehilangan
nafsu makan ( jika demam memanjang ), Kelemahan,
keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat
katabolisme protein.
Fase III: Pemulihan
Kulit tampak merah dan hangat,
Berkeringat, Menggigil ringan,
Kemungkinan mengalami dehidrasi.
PATOFISIOLOGI DEMAM
Demam biasanya terjadi karena tubuh terpapar infeksi Mikroorganisme (virus,
bakteri, parasit). Kemudian MO masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki
suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya
yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan tubuh” antara lain berupa
leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit).

Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan


mengelurkan “senjata” berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti
infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-
sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk
mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam
arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.

Proses selanjutnya asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh


hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan
dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin
ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus.
Lanjutan…
Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).
Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas
normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan
panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting” hipotalamus
yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
PENATALAKSANAAN

Usahakan makan seperti biasa Kenakan pakaian tipis meskipun


meskipun nafsu berkurang. Bila 04 01 tubuh terasa dingin. Pakaian tebal
tidak mau makan, tubuh akan dan selimut akan menaikkan suhu
lemah. tubuh.

Content Title
Here

Minumlah banyak air putih, sari


buah, susu, atau sup bening. Istirahatlah di rumah di ruangan
Minuman dingin akan membantu 03 02 dengan ventilasi yang baik. Gunakan
menurunkan suhu tubuh. kipas angin atau alat pendingin udara.
PENATALAKSANAAN

08 Hindari makanan berlemak atau yang sulit dicerna karena


demam menurunkan aktivitas lambung.

Minum obat penurun panas jika suhu tubuh mencapai 38 – 40


07 derajat. Berbagai obat penurun panas yang tersedia dipasaran
antara lain Parasetamol atau ibuprofen.

Kompreslah tubuh dengan air hangat dan menggunakan kain


basah. Tidak hanya pada bagian kepala saja, tetapi juga seluruh
06
tubuh.

Periksalah suhu tubuh setiap empat jam sekali. Janganlah


05 makan atau minum selama setengah jam sebelum suhu tubuh
diukur karena hasilnya tidak tepat.
Muntah

01 DEFINISI MUNTAH 02 PATOFISOLOGI MUNTAH

03 ETIOLOGI MUNTAH 04 PENATALAKSANAAN MUNTAH


DEFINISI MUNTAH

Muntah adalah aktivitas mengeluarkan isi lambung/perut melalui


esophagus dan mulut yang disebabkan oleh kerja motorik dari
saluran pencernaan. Kemampuan untuk muntah dapat
mempermudah pengeluaran toksin dari perut.
Muntah adalah aksi dimana lambung harus menanggulangi
tekanan yang normalnya ditempat untuk memperthankan
makanan dan sekresi-sekresi didalam lambung. Lambung hampir
membalikan dirinya dari dalam keluar – memaksakan dirinya
kedalam bagian bawah dari esophagus (tabung yang
menghubungkan mulut ke lambung) selama episode muntah
ETIOLOGI MUNTAH

• Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat keseimbangan


• Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolisme karbohidrat
(galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asam organic (misalnya
gangguan siklus urea dan fenilketonuria)
• Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya
hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis), maupun karena keracunan
(misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya)
• Stress Psikologi: menyebabkan rangsangan saraf otak pada SNC untuk memproduksi asam lambung
(HCl). asam lambung yang berlebih dapat menyebabkan reflek muntah yang dimediatori oleh nervus
cranial X (Nervus Vagus).
• Trauma abdomen (misalnya terkena pukulan) yang menyebabkan isi perut tergoncang yang
mempegaruhi tekanan intraabdomen.
• Faktor Hormonal. pada orang hamil trimester pertama 28 % wanita indonesia mengalami morning
sickness (muntah2 dipagi hari) dimana hormon estrogen dan hypochorionic gonadotropin mengalami
fase metabolisme yang tidak biasanya.
PATOFISIOLOGI MUNTAH

Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga


dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun, dan
diuresis menurun.  Hal ini menimbulkan perfusi ke
jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan
mengonsumsi O2.
Oleh karena itu, dapat terjadi perubahan metabolisme
menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda
keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat
menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah
menjadi lebih tinggi.
PENATALAKSANAAN

Untuk penatalaksanaan muntah disesuaikan dengan


penyebab muntah, terapi yang dapat di berikan baik
non farmakologi dan farmakologi misalnya antasid,
histamine 2 antagonis seperti simetidin, fa¬motidin,
dan ranitidine.
RASA SAKIT SAAT
BERKEMIH
“ Sering kali ibu-ibu setelah melahirkan merasa enggan untuk
melakukan buang air kecil. Apalagi bila proses persalinan

tersebut dilakukan dengan tindakan. Para ibu kerap takut
buang air kecil karena merasa khawatir akan terjadi nyeri atau
perih pada vagina yang baru dijahit.
ETIOLOGI
Setelah melahirkan, perineum akan sedikit
bengkak/oedema. Rasa sakit juga timbul karena
adanya luka jahitan bekas robekan atau
episiotomi dikarenakan terpotongnya selaput
vagina, cincin hymen, dan jaringan retrovaginal.
Namun nyeri juga bisa diakibatkan oleh adanya
infeksi pada luka dimana luka tidak menutup
atau bahkan terdapat pus (nanah) dalam luka
tersebut
PATOFISIOLOGI
Nyeri perineum merupakan nyeri Penyembuhan luka pada perineum
yang diakibatkan oleh robekan yang akibat episiotomi
terjadi pada perineum, vagina, berlangsung 3-6 bulan, meskipun
serviks, atau uterus dapat terjadi dalam waktu 1-2 minggu luka pada
spontan maupun akibat tindakan perineum berangsur kering.
manipulatif pada pertolongan .
persalinan.
Pada persalinan normal dengan
tindakan episiotomi pasti akan terasa
nyeri, bahkan ada yang mengalami
pembengkakan , bekas jahitan
perineum pasti menimbulkan rasa
nyeri, rasa nyeri ini diakibatkan
terputusnya jaringan syaraf dan
jaringan otot.
FAKTOR PREDISPOSISI

01 Penggunaan kateter pada saat kehamilan atau persalinan

Air kemih yang tertahan karena perasaan sakit waktu berkemih karena
trauma persalinan atau luka pada jalan lahir 02
TANDA DAN GEJALA

Nyeri suprapubik Disuria

Nyeri pinggang Demam tinggi

Nyeri dada belakang Sering kencing

Anoreksia & mual/muntah Nyeri perut


PENATALAKSANAAN

1. Ambil sampel urin tengah, untuk pemeriksaan urin. Kaji frekuensi,


urgensi, dan jumlah pengeluaran urin untuk menilai fungsi kandung
kencing. Inspeksi warna urin, bau, kekeruhan.
2. Menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 – 4 jam, dan
mengosongkan kandung kemih secara tuntas, sediakan kompres es

untuk perineum selama 1 jam setelah kelahiran, untuk mengurangi


pembentukan edema dan memfasilitasi berkemih.
3. Kaji bila terdapat rasa sakit menyengat dan rasa panas pada saat
berkemih
4. Ibu sebaiknya sedikitnya minum 8 gelas cairan khususnya air setiap
hari
PENATALAKSANAAN
(lanjutan)

Kaji bila ada keluhan ketidaknyaman pada Kaji tanda – tanda vital 4 jam dan bila
05 area suprapubik atau abdomen bagian
bawah, nyeri punggung bagian bawah atau
08 ada pengaruh pada tanda sistemik

nyeri berat pada panggul.

Bila ibu mengalami demam, anjurkan Menganjurkan ibu untuk menjaga


06 mandi dengan air hangat dan berikan 09 personal higiene
obat antipiretik

Menjelaskan pada ibu, bahwa obat – obatan


07 yang diresepkan bisa merubah warna urin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai