DI SUSUN OLEH :
1.DESLENA SANGI
2.SITI HADIJAH
MATERI
2. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi
kurang bulan >10 mg/dL.
•ASI
b. Faktor Perinatal
•Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
c. Faktor Neonatus
• Prematuritas
• Faktor genetik
• Polisitemia
• Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
• Rendahnya asupan ASI
• Hipoglikemia
• Hipoalbuminemia
4) Riwayat kebidanan yang lalu
meliputi
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup,
persalinan aterm, persalinan
prematurkeguguran, persalinan dengan tindakan
(forseps, vakum atau operasi seksio saesaria)
Riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan
atau nifas sebelumnya
Hipertensi disebabkan kehamilan pada
kehamilan sebelumnya
Berat bayi sebelumnya < 2,5 kg atau > 4 kg
Masalah-masalah lain yang dialami
4. Gejala Klinis
Gejala Hiperbilirubinemia
dikelompokan menjadi 2 fase yaitu
akut dan kronik: (Surasmi, 2003)
1) Gejala akut
a) Lethargi (lemas)
b) Tidak ingin mengisap
c) Feses berwarna seperti dempul
d) Urin berwarna gelap
2) Gejala kronik
a) Tangisan yang melengking (high pitch cry)
b) Kejang
c) Perut membuncit dan pembesaran hati
d) Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi
mental
e) Tampak matanya seperti berputar-putar
5.Patofisiologi
1. Visual
Metode visual memiliki angka kesalahan yang tinggi, namun
masih dapat digunakan apabila tidak ada alat. Pemeriksaan ini
sulit diterapkan pada neonatus kulit berwarna, karena
besarnya bias penilaian. Secara evidence pemeriksaan
metode visual tidak direkomendasikan, namun apabila
terdapat keterbatasan alat masih boleh digunakan untuk
tujuan skrining dan bayi dengan skrining positif segera
dirujuk untuk diagnostik dan tata laksana lebih lanjut.
WHO dalam panduannya menerangkan cara menentukan
ikterus secara visual, sebagai berikut:
7. Tata laksana
1. Ikterus Fisiologis
Bayi sehat, tanpa faktor risiko, tidak diterapi.
Perlu diingat bahwa pada bayi sehat, aktif, minum kuat,
cukup bulan, pada kadar bilirubin tinggi, kemungkinan
terjadinya kernikterus sangat kecil. Untuk mengatasi
ikterus pada bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa
cara berikut:
• Minum ASI dini dan sering
• Terapi sinar, sesuai dengan panduan WHO
• Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan
pemeriksaan ulang dan kontrol lebih cepat (terutama
bila tampak kuning).
8. KOMPLIKASI
1) Bentuk akut :
a. Fase 1(hari 1-2): menetek tidak kuat, stupor, hipotonia, kejang.
b. Fase 2 (pertengahan minggu I): hipertoni otot ekstensor, opistotonus,
retrocollis, demam.
c. Fase 3 (setelah minggu I): hipertoni.
2) Bentuk kronis :
a. Tahun pertama : hipotoni, active deep tendon reflexes, obligatory tonic
neck reflexes, keterampilan motorik yang terlambat.
b. Setelah tahun pertama : gangguan gerakan (choreoathetosis, ballismus,
tremor), gangguan pendengaran.