DesyAyuPurwaningsih P07124216139
Devi Indriana P07124216140
Halimah Tri Febrianty P07124216149
Hani Farihah P07124216150
Melinda Sari P07124216160
Melisa P07124216161
RahmahHayati P07124216166
SitiYuliya Sari P07124216172
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang asuhan MTBS.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap adanya saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit)................................4
B. Tujuan MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit)......................................4
C. Proses Manajemen........................................................................................4
D. Penentuan Tindakan......................................................................................7
E. Pendekatan MTBS......................................................................................10
F. Strategi Promosi MTBS..............................................................................13
G. Air Susu Ibu (ASI) sebagai Makanan dan Obat dalam MTBS...................13
H. Pelaksanaan MTBS di Puskesmas..............................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tahunnya, lebih dari 10 juta anak di dunia meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun. Lebih dari setengahnya disebabkan oleh 5 kondisi
yang sebenarnya dapat dicegah dan diobati, antara lain Pneumonia, diare,
malaria, campah, dan malnutrisi. 5 kondisi tersebut menyebabkan 10,8 juta
kematian balita di negara berkembang pada tahun 2005. Rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh masalah dalam
keterampilan petugas kesehatan,sistim kesehatan dan praktek di keluarga
dan komunitas. Perlu adanya integrasi dari faktor faktor tersebut untuk
memperbaiki kesehatan anak. Perbaikan kesehatan anak dapat dilakukan
dengan memeperbaiki managemen kasus anak sakit, memperbaiki gizi,
memberikan imunisasi, mencegah trauma, mencegah penyakit lain, dan
memperbaiki dukungan psikososial (Sunarto, 2009).
Berdasarkan alasan tersebutmunculah program Managemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS).
MTBS bukan merupaka suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Sasaran MTBS adalah anak
umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi 2 kelompok sasaran, yaitu kelompok
usia 1 hari sampai 2 bulan, dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun
(Depkes RI, 2008). Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditunjukkan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti
puskesmas.
World Health Organization (WHO) telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan di negara-negara berkembang dalam
upaya menurunkan kematian, kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan
balita.
1
MTBS telah digunakan di lebih dari 100 negara dan terbukti dapat:
1. Menurunkan angka kematian balita
2. Memperbaiki status gizi
3. Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
4. Memperbaiki kinerja petugas kesehatan
5. Memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya lebih murah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit)?
2. Apa tujuan dari MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit)?
3. Bagaimana Proses Managemen dari MTBS?
4. Bagaimana Penentuan Tindakan MTBS?
5. Bagaimana Alur Pendekatan MTBS (Managemen Terpadu Balita
Sakit)?
6. Bagaimana Strategi Promosi MTBS (Managemen Terpadu Balita
Sakit)?
7. Bagaimana Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan dan obat dalam
MTBS?
8. Bagaimana Pelaksanaan MTBS di Puskesmas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari MTBS (Managemen Terpadu Balita
Sakit).
2. Untuk mengetahui tujuan dari MTBS (Managemen Terpadu Balita
Sakit).
3. Untuk mengetahui Proses Managemen dari MTBS?
4. Untuk mengetahui bagaimana Penentuan Tindakan MTBS?
5. Untuk mengetahui bagaimana Alur Pendekatan MTBS (Managemen
Terpadu Balita Sakit).
2
6. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Promosi MTBS (Managemen
Terpadu Balita Sakit).
7. Untuk mengetahui bagaimana Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan
dan obat dalam MTBS.
8. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan MTBS di Puskesmas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
C. Proses Manajemen
1. Menilai anak umur 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu sampai
2 bulan dan melakukan anamesis dan pemeiksaan fisik.
4
2. Membuat klasifikasi kategori untu menentukan tindakan.
3. Menentukan tindakan
4. Mengobati dengan membuat resep, cara member obat dan tindakan
yang lain yang perlu dilakukan.
5. Memberikan konseling bagi ibu
6. Memberi pelayanan tidak lanjut.
DATANG MTBS
5
3) Bukan Peumonia (batuk tanpa disertai peningkatan frekuensi
pernapasan, common cpld, faringitis, tonsillitis)
b. Pneumonia yang berlngsung < 2 tahun
1) Infeksi yang serius
2) Infeksi bakteri local
3) Pneumonia berat
4) Batuk
5) Susah bernapas
6) Sesak
7) Tarikan di ujung dada bagian bawah ke dalam.
Umur anak 2-12 bulan : nafas cepat bila frekuensinya 50x/menit atau
lebih
6
D. Penentuan Tindakan
BAGAN PENENTUAN TINDAKAN
2. Menentukan tindakan
1.Menentukan perlunya
untuk anak yang tidak
rujukan segera
memerlukan rujukan segera
7
Beri oralit
Demam (mungkin DBD) Beri antipiretik (paracetamol)
Segera kembali jika 2 hari masih tetap
Demam (dicurigai bukan gejala DBD) demam
Berikan vitamin A
Campak dengan komplikasi
8
Antipiretik jika suhu> 39,50
Mastoiditis Beri dosis pertama antibiotik
Dehidrasi berat Rencana terapi C
Kendalikan kadar glukosa
Antibiotic untuk kolera
E. Pendekatan MTBS
berikut ini digambarkan alur pendekatan MTBS:
PENILAIAN YANG
TERFOKUS
9
KLASIFIKASI KONSELING &
PENGOBATAN
TINDAKLANJUT
10
menentukan jenis tindakan/ pengobatan. Misalnya anak dengan
klasifikasi pneumonia berat atau penyakit sangat berat, akan
dirujuk ke dokter puskemas. Anak yang imunisasinya belum
lengkap akan dilengkapi. Anak dengan masalah gizi akan dirujuk
ke ruang konsultasi gizi, dan seterusnya.
11
langkah tindakan/ pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/
klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain :
Selain itu, di dalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi bayi
muda berusia kurang dua bulan, yang disebut juga Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM). Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam
MTBM terdiri dari :
1. Pada bayi kurang dari dua bulan, menasehati ibu cara memberikan
cairan tambahan pada waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungan
ulan, dan lain-lain
2. Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
12
3. Memeriksa masalah dan keluhan lain (Wijaya, 2009; Depkes RI,
2008).
G. Air Susu Ibu (ASI) sebagai Makanan dan Obat dalam MTBS
Secara aspek imunologis, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih
dan bebas kontaminasi. Imunologi A (Ig A) dalam kolostrum atau ASI
kadarnya cukup tinggi. Lisosim, enzim yang melindungi bayi terhadap
bakteri (E.Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300
kali lebih banyak daripada susu sapi. Sel darah putih pada ASI pada 2
minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Tidak ada bahan makanan
yang selalu tersedia setiap saat, terjangkau, dan bernilai gizi tinggi selain
ASI, karena ASI merupakan makanan lengkap untuk bayi hingga 6 bulan.
Oleh karena itu, disarankan untuk memberi ASI Eksklusif (hanya diberi
ASI hingga berumur 6 bulan). Selanjutnya, MTBS pada bayi yang masih
13
mendapatkan ASI ternyata bayi lebih cepat berhasil sembuh dibanding
bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif.
14
yang mengalami gangguan pertumbuhan melalui revitalisasi
posyandu
b. Meningkatkan kemampuan petugas, dalam manajemen dan
,melakukan tatalaksana gizi buruk untuk mendukung fungsi
posyandu yang dikelola oleh masyarakat melalui reviatalisasi
puskesmas
c. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada
kelompok rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi),
seperti kapsul vitamin A, MP-ASI, dan makanan tambahan
d. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi, dan
sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola
hidup bersih dan sehat
e. Menggalang kerjasama lintas sector dan kemitraan dengan swasta/
dunia usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumber daya dalam
rangka meningkatkan daya beli keluarga untuk menyediakan
makanan sehat dan bergizi seimbang
f. Meningkatkan Perilaku Sadar Gizi dengan :
1) Memantau berat badan
2) Memberi ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
3) Makan beraneka ragam
4) Menggunakan garam beryodium
5) Memberikan suplementasi gizi sesuai anjuran
g. Intervensi Gizi dan Kesehatan dalam MTBS
1) Memberikan perawatan/ pengobatan di Rumah Sakit dan
Puskesmas pada anak baligizi buruk disertai penyakit penyerta
2) Pendamping Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa MP-
ASI bagi anak 6-23 bulan dan PMT pemulihan pada anak 24-
59 bulan kepada balita gizi kurang baik yang memiliki penyakit
penyerta ataupun tidak ada penyakit penyerta
h. Advokasi dan pendamping MTBS
1) Menyiapkan materi/ strategi advokasi MTBS
15
2) Diskusi dan rapat kerja dengan DPRD secara berkala tentang
pelaksanaan dan anggaran MTBS
3) Melakukan pendamping di semua Puskesmas di setiap
Kabupaten.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan
pelayanan terhadap balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan
MTBS dapat ditangani secara lengkap kondisi kesehatan balita pada tingkat
pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative aspek
kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu
sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi dan dapat dan
dapat membatasi beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya
pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapa
Indonesia termasuk salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini,
bahkan Indonesia sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.
B. Saran
Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita sakit
(MTBS), diharapkan mahasiswa khususnya perawat dapat mengurangi angka
kematin anak mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan jika seorang
dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Eka Prasetya, Arsita. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
18