Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional.
Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran
besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ
tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak dapat dilihat dari
kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain,
berhitung, membaca, dan lain-lain. Pertumbuhan dan perkembangan secara
emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak. Disini
kami akan membahas bagaimana konsep tumbuh kembang pada anak
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pertumbuhan dan perkembangan ?
2. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan ?
3. Bagaimana ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan

perkembangan ?
C. Tujuan
Untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa dan pembaca
mengenai konsep pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran-ukuran tubuh yang


meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkaran dada, dn lain-lain
atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh
(Dewi,2010).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
organ tubuh (Dewi, 2010).
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Para Ahli:
1. Menurut Kartono, Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fisik, yang berlangsung
secara normal pada diri anak yang sehat, dalam peredaran waktu tertentu.
2. Menurut crow, pertumbuhan pada umumnya dibatasi pada perubahan
perubahan struktural dan fungsional dalam pembentukan seseorang secara
jasmaniah dari saat masih terbentuk konsepsional (janin) melalui periode
prenatal dalam kandungan, postnatal (lahir) sampai pada kedewasaanya.
3. Menurut Kamus Lengkap Psikologi , perkembangan adalah kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
(J.P. Chaplin, 2004)
4. Bijou dan Baer mengemukakan perkembangan adalah perubahan progresif
yang menemukan cara organisme bertingkah laku dan berinterkasi dengan
lingkungan. (Sunarto dan B. Agung Hartono, 2002)
5. Menurut Syamsu Yusuf Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan menyangkut fisik maupun psikis.

B. Tahapan tumbuh kembang anak

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh masa


atau waktu kehidupan anak. Secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa
postnatal.
1. Masa Prenatal
Masa pranatal terdiri atas dua fase,yaitu fase embrio,pertumbuhan dapat
diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi
perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan
terbentuknya manusia. Pada minggu ke-2, terjadi pembelahan sel dan
pemisahan jaringan antara endoterm dan eksoterm. Pada minggu ke-3
terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai usia 7 minggu belum
tampak adanya gerakan yang berarti mealainkan hanya terdapat denyut
jantung janin,yaitu sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Pada fase
fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran,sedangkan minggu ke12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi organ,yaitu bertambah ukuran
panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan
subkuitan dan jaringan otot.
2. Masa Postnatal
Masa postnatal terediri atas masa neonatus, masa bayi, masa
prasekolah,masa sekolah,dan masa remaja.
Masa Neonatus(0-28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat
besar tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan
oleh orang tuanya. Sedangkan perawat membantu orang tua dalam
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang masih belum

diketahui oleh orang tuanya.


Masa Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang
sangat pesat. Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat
kepala,mengikuti objek pada mata, melihat dengan tersenyum dll.
Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90, mulai
bisa mencari benda-benda yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9
bulan mulai bisa duduk tanpa di topang, bisa tengkurap dan berbalik
sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam bertepuk tangan dll. Bayi
usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan

dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang


tua

dalam

memberikan

pengetahuan

dalam

mengontrol

perkembangan lingkungan sekitar bayi agar pertumbuhan psikologis


dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.
kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan

terdapat percepatan pada perkebangan motorik.


Balita (usia 1-3 tahun)
Anak usia toddler ( 1 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh
yang mulai membaik, hampir setiap organ mengalami maturitas
maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh
lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi
dengan teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis,
kemampuan berbahasa yang minimal. Sebagai sumber pelayanan
kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui konsep tumbuh
kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan

anak dengan optimal.


Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Perkembangan pada amsa ini dapat berlangsung stabil dan
masih

terjadi

peningkatan

pertumbuhan

serta

perkembangan,

khsuusnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif.


Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun (
Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri
dalam

segi

pertumbuhan

dan

perkembangannya.

Dalam

hal

pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan


BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar
antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan
tahun sebelumnya.BB mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB
sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat lahir. Frekuensi nadi dan
pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun
kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg
dan TB 110 cm, yang mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu
kemungkinan munculnya gigi permanent ssudah dapat terjadi.
C. Ciri-ciri pertumbuhan anak

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,


perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru.
Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yangberbeda-beda di
setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola
pertumbuhan yang berbeda.
1. Pertumbuhan :
Secara umum :
a) Dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif (punya nilai yang dapat
diukur dalam angka).
b) Perubahan pada ukuran tubuh bersifat ireversibel (tidak dapat kembali
seperti semula).
c) Bertambahnya ukuran tubuh (volume, massa, dan tinggi).
d) Pertambahan ukuran sel dan pertambahan jumlah sel.
Terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan menurut Soetjiningsih
(1998) yaitu :
1. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paruparu, atau usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan kebutuhan
tubuh.
2. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan. Anak bukanlah
dewasa kecil. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila
dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh seorang bayi baru
lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa. Pada
bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar
dibandingkan pada umur lainnya. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang
lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh
3.

terdapat kurang lebih simpisis pubis.


Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahanlahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan

menghilangnya reflek-reflek primitif.


4. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan
fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan

adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas,
dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti timbulnya rambut pubis,
aksila, dan lain-lain
D. Ciri-ciri perkembangan anak
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan
organ organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, dan berkreasi)
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi kerealitas)
3. Lenyapnya tanda tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus (kelenjar anak anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak gerik kanak kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda tanda yang baru; tanda tanda fisik (pergantian gigi
dan karakter seks pada usia remaja) tanda tanda psikis (berkembangnya
rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis)

E. Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan
mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan manusia. Peristiwa tersebut
dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan.
Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
herediter dan faktor lingkungan.
1. Faktor Herediter/ Genetik
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor-faktor lain.
Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan
sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas,
dan berehntinya pertumbuhan tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki
setelah lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak
perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki

maupun anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat


ketika mereka mencapai masa pubertas.
Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam memengaruhi
petumbuhan dan perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa
tertentu yang memiliki kecendrungan lebih besar atau tinggi, seperti orang
Asia cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan orang Eropa
atau lainnya.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki.
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu, lingkungan
dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu, lingkungan setelah bayi
lahir).
a. Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai
dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada wakti ibu hamil,
lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan hormonal.
1) Lingkungan mekanis
Lingkungan mekanis adalah segala hal yang memengaruhi janin atau

posisi janin dalam uterus.


Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
Infeksi dalam kandungan memengaruhi pertumbuhan

dan

perkembangan janin.
Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan dalam
plasenta sehingga kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang

kurang.
Faktor imunitas

dapat

memengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus atau

karena ikterus.
Stres dapat memengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin.

2) Zat kimia atau toksin


Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol, atau
kebiasaan merokok oleh ibu hamil.
3) Hormonal

Hormon-hormon ini mencakup hormon somatotropin, plasenta, tiroid,


dan insulin. Peran hormon somatotropin (growth hormone), yaitu
deskresi kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9 dan produksinya
meningkat pada minggu ke-20. Hormon plasenta (human placental
lactogen) berperan dalam nutrisi plasenta.
b. Lingkungan Postnatal
selain faktor lingkungan intra uteri terdapat lingkungan setelah lahir yang
juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak,seperti budaya
lingkungan,sosial ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan.
1) Budaya ligkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah budaya di masyarakat yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Budaya

lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang atau masyarakat


mempersepsikan pola hidup sehat, hal ini dapat terlihat apabila
kehidupan atau perilaku mengikuti budaya yang ada sehingga
kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan
perkembangan. Sebagai contoh, anak yang dalam usia tumbuh
kembang membutuhkan makanan yang bergizi, namun karena
terdapat adat atau budaya tertentu yang melarang makan dalam masa
tertentu padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi,
maka tentu akan mengganggu atau menghambat masa tumbuh
kembang.
2) Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial
ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah. Demikian
juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk
menerima arahan dalam pemenuhan gizi atau pentingnya pelayanan
kesehatan lain yang menunjang dalam membantu masa tumbuh
kembang.
3) Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi

menjadi kebutuhan untuk tumbuh berkembang selama maas


pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat besi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan
nutrisi seseorang tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya.
4) Iklim dan cuaca
Iklim dan cuaca dapat berperan

dalam

pertumbuhan

dan

perkembangan. Misalnya pada saat musim tertentu kebutuhan gizi


dapat dengan mudah diperoleh, namun pada saat musim yang lain
justru sebaliknya. Selagi contoh, saat musim kemarau penyediaan air
bersih atau sumber makanan sangatlah sulit.
5) Olahraga atau latihan fisik
Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena
dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga supali oksigen ke
seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan stimulasi
perkembangan tulang,otot,dan pertumbuhan sel lainnya. Dari aspek
sosial, anak menjadi mudah berinteraksi dengan jenis olahraganya.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Secara umum, anak pertama atau tunggal memiliki
kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena
sering

berinteraksi

dengan

orang

dewasa,

namun

dalam

perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada


stimulasi yang biasanya dilakukan saudara kandungnya. Sedangakan
pada anak kedua atau anak tengah, kecendrungan orang tua yang
merasa sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga
kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah, meskipun
dalam perkembangan intelektual biasanya kurang apabila di
bandingkan dengan anak pertama, kecendrungan tersebut juga
bergantung pada keluarga
7) Status kesehatan
Status kesehatan anak

dapat

berpengaruh

pada

pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak


berada dalam kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk

tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan sebaliknya. Sebagai


contoh, pada saat tertentu anak seharusnya mencapai puncak dalam
pertumbuhan dan perkembangan, namun apabila saat tertentu saat itu
pula terjadi penyakit kronis yang ada pada diri anak maka pencapaian
kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh kembang akan terhambat
karena anak memiliki masa krilis. Beberapa kondisi yang dapat
memengaruhi tumbuh kembang anak misalnya adanya kelainan
perkembangan fisik atau disebut cacat fisik (bibir sumbing, strabisnus
atau juling, kaki bengkok dan lain-lain), adanya kelainan dalam
perkembangan saraf (seperti gangguan motorik, gangguan bicara, atau
gangguan personal sosial), adanya kelainan perkembangan mental
(seperti retardasi mental), adanya kelainan perkembangan perilaku
(seperti hiperaktif, gangguan belajar, atau depresi), dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran-ukuran tubuh yang


meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkaran dada, dn lainlain. Atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ
tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau
fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan
fungsi-fungsi organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan beriringan dan tidak dapat
dipisahkan sebagai indikasi bahwa tumbuh kembang anak tersebut normal.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu faktor
herediter dan faktor lingkungan.

B. Saran
Kami berharap agar semua mahasiswa mampu menyerap informasi dan isi
makalah ini. Baik itu sebagai referensi maupun sebagai bahan acuan untuk
mengerjakan tugas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Asian Brain. 2009. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Dewi, Vivian Nanny Lia.2010.
Balita.Jakarta:Salemba Medika.

Asuhan

Neonatus

Bayi

dan

Anak

11

H Sunarto, Ny. B. Agung Hartono, 2006, Perkembangan Peserta Didik, Penerbit :


Rineka Cipta
Hidayat, A. Aziz Alimul.2008. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta : Salemba medika.
Lee Salk dan Rita Karmer, 1981, Cara Membimbing Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Narendra, Moersintowarti B., dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Jakarta : Sagung Seto.
Sabri, Alisuf.1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Sudarman Danim, Perkembangan Peserta Didik, Penerbit Alfabeta
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh
Kedokteran EGC.

Kembang

Anak.

Jakarta

: Penerbit

Buku

12

Anda mungkin juga menyukai