Anda di halaman 1dari 30

JURNAL DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MASALAH KEHAMILAN MENGENAI

BABY BLUES

DISUSUN OLEH :

MUAMMAR

201901019

1A KEPERAWATAN

PEMBIMBING

IBU NS.HASNIDAR., S.KEP., M.KEP

PROGRAM STUDI S1 NERS


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kanker Paru”
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi serta memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah I yang telah diberikan Ibu Ns.Sri
Yulianti.,S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Penyusunan makalah ini, kami mendapat hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak semua itu bisa teratasi. Olehnya kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurrnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Palu, September 2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………..….……..
KATA PENGANTAR…………………………………………….…….………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…..…….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….……...… 1
B. Rumusan Masalah..…………………………………………………..... 2
C. Tujuan………………………………………………………….………..2
D.   Manfaat………………………………………………………......…… .2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi……………….…………………………..……. .3
B. Konsep Medis…………………………..…………………...………..... 6
C. Proses Keperawatan………………………………………......……......21

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………….……………..………… 30
B. Saran………………………………………….…………….……….....30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………….……... ….31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Postpartum atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnyaplacenta
sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangkapengaeasan
Postpartum adalah 2-6 jam, 2jam-6hari, 2jam-6minggu (atauboleh juga
disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu ). Kehamilan merupakanepisode dramatis
terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis danadaptasi dari seorang
wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besarkaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yangharus dilalui tetapi
sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwakhusus yang sangat
menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang
kompleks, memerlukanadaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan
proses kehamilan yangterjadi. Konflik antara keinginan prokreasi,
kebanggaan yangditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan
persoalan dalamkehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus
berbagai reaksipsikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke
tingkat gangguanjiwa yang berat.
Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan
setelahmelahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar
duahari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa
penyesuaiandibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran
barunyasebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama
setelahmelahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian
wanitaberhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya
tidakberhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-
gangguanpsikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis membuat
suaturumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi Kanker Paru?
2. Bagaimana konsep medis Kanker Paru?
3. Bagaimana proses keperawatan Kanker Paru?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi Kanker Paru
2. Untuk mengetahui konsep medis Kanker Paru
3. Untuk mengetahui keperawatan Kanker Paru

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu untuk memperluas wawasan
dan sebagai tambahan referensi bagi pembaca tentang materi Kanker Paru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan
setelahmelahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar
duahari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa
penyesuaiandibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran
barunyasebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama
setelahmelahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian
wanitaberhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya
tidakberhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-
gangguanpsikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues.Post
partum syndrome atau distress post partum adalah suatukondisi di
mana seseorang ibu seringkali merasa uring-uringan, muramatau bentu-bentuk
rasa tak bahagia lainnya. Fase ini dalam jangka waktudua hari sampai dua
minggu pasca persalinan. Syndrome ini masihtergolong normal dan
sifatnya sementara.
Macam-macam post partum syndromea.
1. Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanyabeberapa
hari saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkaliuring-uringan
dan khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan babyblues ini hanya
berlangsung dalam waktu beberapa hari saja. Pelan- pelan si ibu dapat
pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diridengan kehidupan
barunya.
2. Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat
keparahannya yang membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur.
Dapat terjadi dua minggu sampai setahun setelah melahirkan.

3
3. Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami
halusinasi, memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu
yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan

B. Etiologi
1. Perubahan Hormon,
Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar
estrogen,progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen
setelahmelahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional
pascapartumkarena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim
monoamineoksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja
menginaktifasinoradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan
mood dankejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu
Seperti; tingkat pendidikan, statusperkawinan, kehamilan yang
tidak diinginkan, riwayat gangguankejiwaan sebelumnya, sosial
ekonomi serta keadekuatan dukungansosial dari lingkungannya (suami,
keluarga dan teman). Apakah suamimenginginkan juga kehamilan ini,
apakah suami, keluarga, dan temanmemberi dukungan moril (misalnya
dengan membantu pekerjaanrumah tangga, atau berperan sebagai
tempat ibu mengadu/berkeluh-kesah) selama ibu menjalani masa
kehamilannya atau timbulpermasalahan, misalnya suami yang
tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun
persoalan lainnya dengan suami,problem dengan orang tua dan mertua,
problem dengan si sulung.
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

4
Wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum
jika mereka terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja
mengalami peristiwa kehidupan yang menakan. Ibu mengalami
ketakutan pada bayinya tentang adanya ketidak sempurnaan pada
bayinya.

C. Manifestasi Klinis
1. Perasaan sedih yang menyeluruh
2. Ketidakmampuan berhenti menangis
3. Peningkatan kecemasan (mengenai kesehatan diri sendiri dan bayinya)
4. Rasa tidak aman
5. Kelelahan yang berlebihan
6. Sulit tidur bahkan setelah bayi lahir
7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayinya
8. Sedikit perhatian terhadap penampilan diri

D. Masalah Pada Post Partum Blues


Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalamiPostpartum
Blues diantaranya :
1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4. Merasa sebal terhadap suam
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis
sehingga membuat ibu frustasi
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10. Adanya persoalan dengan suami
11. Stress bila bayinya kuning

5
12. Adanya masalah dengan ibu
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
14. Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya
menambahmasalah bagi ibu.
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggubayi
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya danberada
didekat ibunya.

E. Penaganan Post Partum Blues


Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalamifase-fase
sbb:
1. Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yangberlangsung
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu
focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.Pengalaman
selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.Hal ini
membuat cenderung inu menjadi pasif terhadaplingkungannya.
2. Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akanketidakmampuannya
dan rasa tanggung jawabnya dalam merawatbayi. Pada fase ini
ibu memerlukan dukungan karena saat inimerupakan kesempatan
yang baik untuk menerima berbagaipenyuluhan dalam merawat diri
dan bayinya sehingga timbul percayadiri.
3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawabakan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelahmelahirkan. Ibu
sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri danbayinya sudah
meningkat.
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidakberbeda
dengan penanganan gangguan mental pada momen-momenlainnya.
Para ibu yang mengalami post-partum blues membutuhkanpertolongan
yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukunganpertolongan yang

6
sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukunganpsikologis seperti juga
kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi.Mereka membutuhkan
kesempatan untuk mengekspresikan pikiran danperasaan mereka dari situasi
yang menakutkan.
Mungkin juga merekamembutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan
seringkali akan merasagembira mendapat pertolongan yang praktis. Dengan
bantuan dari temandan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur atau
menata kembalikegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan
beberapakegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan
danperawatan bayi. Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongandari
para ahli, misalnya dari seorang psikolog atau konselor
yangberpengalaman dalam bidang tersebut.
Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk
mempersiapkan para wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan
mental pasca-salin dan segera memberikan penanganan yang tepat bilaterjadi
gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi/konselingbila
memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para petugas
obstetri, yaitu: dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya
dengan cara memberikan informasi yang memadai/adekuat tentang
proseskehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang
mungkintimbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya.Dibutuhkan
pendekatan menyeluruh/holistik dalam penangananpara ibu yang
mengalami post-partum blues.
Pengobatan medis,konseling emosional, bantuan-bantuan praktis
dan pemahaman secaraintelektual tentang pengalaman dan harapan-
harapan mereka mungkinpada saat-saat tertentu. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwadibutuhkan penanganan di tingkat perilaku,
emosional, intelektual, sosialdan psikologis secara bersama-sama, dengan
melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman
dekatnya.

7
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum
bluesada dua cara yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutikTujuan dari komunikasi
terapeutik adalah menciptakanhubungan baik antara bidan dengan
pasien dalam rangkakesembuhannya dengan cara:
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala keteganganemosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
d. Dengan cara peningkatan support mental

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapatdilakukan


keluarga diantaranya :

a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam


mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus
bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
b. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu
dalammenghadapi kesibukan merawat bayi
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya danlebih
perhatian terhadap istrinya
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akanlahir
e. Memperbanyak dukungan dari suami
f. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang barusaja
melahirkan
h. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
i. Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
j. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pundapat


dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :

a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi

8
b. Tidurlah ketika bayi tidur
c. Berolahraga ringan
d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
e. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikang.
g. Bersikap fleksibel
h. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 xi.
i. Bergabung dengan kelompok ibu

Pasien post partum depression dapat memperoleh bantuan


daripsikiateer atau ahli kejiwaan dan psikologi. Pada terapi
penyembuhanyang awal, pasien tidak akan diberikan obat-obatan untuk
diminum,tetapi lebih kepada dukungan secara psikologis yang juga
melihatorang-orang terdekat pasien. Jangan takut memberi informasi
kepadapihak-pihak yang dapat membantu.

Perawatan depresiAda dua macam perawatan depresi :

a. Terapi bicara :
Adalah sesi bicara dengan terapi, psikologi atau pekerjasosial untuk
mengubah apa yang difikir, rasa dan lakukan olehpenderita akibat
menderita depresi.
b. Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelummengkonsumsi
obat anti depresi, sebaiknya didiskusikan benarobat mana yang
tepat dan aman bagi bayi untuk dikonsumsi olehibu hamil atau ibu
menyusui.

F. Pencegahan Post Partum Blues


Menurut para ahli, stres dalam keluarga dan kepribadian si ibu,
memengaruhi terjadinya depresi ini. Stres di keluarga bisa akibat faktor
ekonomi yang buruk atau kurangnya dukungan kepada sang ibu. Hampir

9
semua wanita, setelah melahirkan akan mengalami stres yang
takmenentu, seperti sedih dan takut. Perasaan emosional inilah yang
memengaruhi kepekaan seorang ibu pasca melahirkan
Hingga saat ini, memang belum ada jalan keluar yang mujarab untuk
menghindari Postpartum Blues. Yang bisa dilakukan, hanyalah
berusaha melindungi diri dan mengurangi resiko tersebut dari dalam diri.Sikap
proaktif untuk mengetahui penyebab dan resikonya, serta meneliti faktor-
faktor apa saja yang bisa memicu juga dapat dijadikan alternative untuk
menghindari Postpartum Blues.
Selain itu juga dapat mengkonsultasikan pada dokter atau orang yang
profesional, agar dapat meminimalisir faktor resiko lainnya dan
membantu melakukanpengawasan.
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi
resikoPostpartum Blues yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues,sehingga
Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Andaakan segera
mendapatkan bantuan secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usahayang
terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya pentingselama
periode postpartum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum.Lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga
membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosiberlebihan
dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar sepertimembeli
rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan.Tetaplah hidup

10
secara sederhana dan menghindari stres, sehinggadapat segera dan
lebih mudah menyembuhkan postpartum yangdiderita.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang
Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri.Jika
memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu,segera
beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai
selamamelahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan
atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar
yangbaik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di
sisiAnda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baikPersiapan sebelum melahirkan sangat
diperlukan.
8. Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda
dalammengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga
nantinyaAnda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika
Andatahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan
akandapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu
Andamelupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode
postpartum.Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda curahkan
dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan
darikeluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga
Andatelah melakukan segalanya.
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga,
akanmembantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang

11
menjalar.Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta
perubahankehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
11. Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikutmengalami
dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilahinformasi
mengenai adanya kelompok Postpartum Blues yang bisaAnda ikuti,
sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapipersoalan ini.

12
BAB III
ASKEP DAN JURNAL

A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 Tahun
Tempat/ tanggal Lahir : Jakarta, 17 Agustus 1984
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Jl.Kenangan Kebon Jeruk Jakarta Pusat
Tanggal Masuk RS : 12-08-2019
Tanggal Pengkajian : 12-08-2019
No. Register : 01. 02. 97. 97
Ruang/Kamar : IGD
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Cardiact Arrest
II. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pramugari
Pendidikan : SLTA
Suku Bangsa : Sunda
Status : Menikah
Hub dng.Klien : Istri Klien

13
Keluhan Utama :
Mudah marah, cemas, melukai diri
Riwayat Kesehatan :
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi
kurangnafsu makan, sedih – murung, mudah marah,
kelelahan,insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan
fisik,sulit konsentrasi, melukai diri
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu
sertakesehatan pasien
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap
keadaan pasien
D. Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk
memeriksa proses kelahiran itu sendiri dan melihat
kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri
(Konrad,1987). Selama hamil, ibu dan pasangannya
mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang kelahiran
anak mereka,hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan
beberapaintervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam
persalinansangat berbeda dari yang diharapkan (misalnya ; induksi,
anestesi epidural, kelahiran sesar), orang tua bisa merasa kecewa
karenatidak bisa mencapai yang telah direncanakan
sebelumnya.Apa yang dirasakan orang tua tentang
pengalaman melahirkansudah pasti akan mempengaruhi adaptasi
mereka untuk menjadiorang tua.
E. Citra Diri Ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citrate
ubuh, dan seksualitas ibu. Bagaimana perasaan ibu baru tentangdiri

14
dan tubuhnya selama masa nifas dapat mempengaruhi perilakudan
adaptasinya dalam menjadi orang tua. Konsep diri dan citratubuh
ibu juga dapat mempengaruhi seksualitasnya. Perasaan-
perasaan yang berkaitan dengan penyesuaian perilaku
seksualsetelah melahirkan seringkali menimbulkan
kekhawatiran padaorang tua baru. Ibu yang baru melahirkan bisa
merasa engganuntuk memulai hubungan seksual karena takut
merasa nyeri atautakut bahwa hubungan seksual akan mengganggu
penyembuhanjaringan perineum.
F. Interaksi Orang Tua Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh
meliputi evaluasi interaksi orang tua dengan bayi baru. Respon
orang tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adaptif
danperilaku maladatif. Baik ibu maupun ayah menunjukkan
keduajenis perilaku maupun saat ini kebanyakan riset hanya
berfokuspada ibu. Banyak orang tua baru mengalami
kesulitan untukmenjadi orang tua sampai akhirnya keterampilan
mereka membaik.Kualitas keibuan atau kebapaan pada perilaku
orang tua membantuperawatan dan perlindungan anak. Tanda-
tanda yang menunjukkanada atau tidaknya kualitas ini,
terlihat segera setelah ibumelahirkan, saat orang tua bereaksi
terhadap bayi baru lahir danmelanjutkan proses untuk menegakkan
hubungan mereka.
G. Perilaku Adaptif dan Perilaku Maldaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi
realistis orang tua terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan
keterbatasan kemampuan mereka, respon social yang tidak
matur,dan ketidak berdayaannya. Orang tua menunjukkan perilaku
yangadaptif ketika mereka merasakan suka cita karena
kehadiran bayinya dan karena tugas-tugas yang diselesaikan
untuk danbersama anaknya, saat mereka memahami yang

15
dikatakan bayinyamelalui ekspresi emosi yang diperlihatkan bayi
dan yang kemudian menenangkan bayinya, dan ketika mereka
dapat membaca gerakanbayi dan dapat merasa tingkat kelelahan
bayi. Perilaku maladaptifterlihat ketika respon orang tua tidak
sesuai dengan kebutuhan bayinya. Mereka tidak dapat merasakan
kesenangan dari kontakfisik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini
cenderung akan dapatdiperlakukan kasar. Orang tua tidak merasa
tertarik untuk melihatanaknya. Tugas merawat anak seperti
memandikan atau menggantipakaian, dipandang sebagai sesuatu
yang menyebalkan. Orang tuatidak mampu membedakan cara
berespon terhadap tanda yangdisampaikan oleh bayi, seperti
rasa lapar, lelah keinginan untukberbicara dan kebutuhan untuk
dipeluk dan melakukan kontakmata. Tampaknya sukar bagi
mereka untuk menerima anaknyasebagai anak yang sehat dan
gembira.
H. Struktur Fungsi Keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien postpartum
blues ialah melihat komposisi dan fungsi
keluarga.Penyesuaian seorang wanita terhadap perannya sebagai
ibu sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan
pasangannya, ibunyadengan keluarga lain, dan anak-anak lain.
Perawat dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang akan
pulang dengan mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi
diantara anggota keluargadan membantu ibu merencanakan
strategi untuk mengatasimasalah tersebut sebelum keluar dari
rumah sakit.
I. Perubahan Mood
Kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak
berharga, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia,
merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi,
melukai diri,anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam

16
kehendak, tidakmempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau
berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan
sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis
terus sertamengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan
kecemasandan perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang
ditemui ibu yangbenar–benar memusuhi bayinya.

III. Status Mental


Keadaan umum baik dalam keadaan sadar penuh dengan tingkat
kesadaran Composmentis.
Dengan GCS = 15
E =4
V=5
M= 6
IV. Tanda-Tanda Vital (TTV)
1. Suhu tubuh : 35◦C
2. Tekanan darah: 160/100 mm/Hg
3. Nadi : 115 x/i
4. Pernapasan : 28x/i (Tidak terdapat tanda-tanda pernapasan)
5. Tb : - cm
6. BB : - kg
V. Pemeriksaan Fisik Primer (Prioritas)
Kebiasaan sehari-hari
1) Kebersihan peroranganBiasanya kebersihan perorangan
tidak terjaga (kebersihankurang)
2) TidurBiasanya klien mengalami gangguan tidur, gelisah
3) Data sosekBiasanya gangguan psikologis ini banyak
ditemukan padaekonomi rendah
4) Data psikologisBiasanya klien murung, gelisah, rasa tidak
percaya kepadaorang lain, cemas, menari diri.
Pemeriksaan Fisik

17
1) Aktivitas/ istirahatBiasanya aktivitas dan istirahat klien
terganggu
2) SirkulasiBiasanya nadi meningkat, (tachikardia), TD kadang
meningkat
3) EliminasiBiasanya klien sering BAK, kadang terjadi diare
4) Makanan/ cairan16 Biasanya terjadi anoreksia, mual atau
muntah, haus ,membrane mukosa kering
5) NeurosensoriBiasanya klien mengeluh sakit kepala
6) PernafasanBiasanya pernafasan cepat dan dangkal
7) Nyeri dan ketidaknyamananBiasanya terjadi nyeri/
ketidaknyamanan pada daerahabdomen dan
kepala
8) Integritas EgoBiasanya klien ansietas, gelisah
9) SeksualitasBiasanya seksualitas terganggu dan penurunan libido
10) TTVBiasanya nadi meningkat, pernafasan meningkat,
TDmeningkat

B. Analisa Data

No Data Etiologi/Penyebab Masalah

1. DS : Penurunan curah Perubahan

Istri Klien mengatakan detak jantung preload,


jantung Klien sangat lemah dan afterload,
nafas tidak ada dan
DO : kontraktilita

-  Terdengar jantung Klien s


sangat lemah dan bahkan hapir
tidak berdetak

-  Tampak Klien tidak bernapas

18
-  Tampak Klien tidak sadar

2. DS : Gangguan perfusi Penurunan


serebral suplai O2
Istri Klien mengatakan kulit
Klien berwarna kebiru-biruan ke otak
dan akral dingin        

DO :

-  Tampak klien sianosis

-   Suhu tubuh rendah Hipotermi

3. DS : Gangguan Suplai O2
pertukaran gas tidak
Istri Klien mengatakan napas
Klien tidak ada adekuat

DO :

- Tampak Klien tidak bernapas

-  Tampak perkembangan dada


Klien tidak ada

- Tampak gangguan pada suplai


O2

C. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Perubahan preload, afterload, dan kontraktilitas
2. Penurunan suplai O2 ke otak
3. Suplai O2 tidak adekuat

D. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung b/d Perubahan preload, afterload, dan
kontraktilitas
2. Gangguan perfusi serebral b/d Penurunan suplai O2 ke otak

19
3. Gangguan pertukaran gas b/d Suplai O2 tidak adekuat

E. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
Tanggal Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan

1. 12 Koping individu NOC : NIC :


Agustus tidak efektif Setelah dilakukan perawatan 1. Beri dorongankepada
2019 berhubungan 1x24 jam di harapkan klien: pasienuntukmengungkapkan
dengan stress Menunjukan Anxiety Control pikiran danperasaan.
kelahiran, (1402)Indikasi 2. Bantu pasien untuk
konsep diri Kriteria Hasil : menfokuskan pada situasi
negative, system saatini
1. Pasien dapat instensitas
pendukung, yang 3.Sediakanpengalihanmelalui
cemas
tidak adekuat televise,radio,permainanserta
2. Pasien dapat
Menggunakan strategi terapiokupasi.
koping efektif 4. Sediakanpenguatan yang
3.PasiendapatMenggunakant positif ketikaa psien
eknikrelaksasiuntukmenekan mampu meneruskan aktivitas
kecemasan
sehari-hari dan lainnnya
meskipun mengalami
Kecemasan.
2. 12 Gangguan NOC : NIC :
Agustus perfusi serebral Setelah dilakukan perawatan
2019 1.Beri dorongan kepada
b/d Penurunan 1x24 jam diharapkan klien: pasien ∙ untuk
suplai O2 ke Sirkulasi darah kembali mengungkapkan pikiran dan

20
otak normal sehingga transport perasaanuntuk 21
O2 kembali lancar dengan stresspsikologi
Kriteria Hasil : Menggunakan

1. Klien akan strategikopingefektif-


memperlihatkan tanda-tanda PasiendapatMenggunakan
vital dalam batas normal teknikrelaksasiuntuk
2. Aliran darah ke otak menekankecemasan- Bantu
meningkat pasien untukmenfokuskan
3. Warna dan suhu kulit padasituasi saat ini,sebagai
normal alat - Sediakan
4. CRT < 2 detik. pengalihanmelalui
televise,radio,
permainanserta terapi
okupasi - Sediakan
penguatanyang positif
ketikaapsien
mampumeneruskan
aktivitassehari-hari
danlainnnya
meskipunmengalamiKecema
san.
3 12 Gangguan NOC : NIC :
Agustus Pertukaran gas
2019 Setelah dilakukan perawatan 1. Berikan O2 sesuai
b/d Suplai O2 1x24 jam di harapkan klien: indikasi
tidak adekuat Sirkulasi darah kembali 2. Pantau GDA Klien
normal sehingga pertukaran 3. Pantau pernapasan klien
gas dapat berlangsung

Kriteria hasil :

1. Klien tidak menunjukan


sesak

2. Nilai GDA normal

21
3. Tidak ada distress
pernafasan

F. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa
Keperawatan
Implementasi

1. Penurunan curah Tanggal : 12 Agustus 2019    


jantung b/d 1.  Pukul 09.00 WIB
Perubahan preload,
Melakukan pijat jantung
afterload, dan
kontraktilitas. Hasil :

Detak jantung kembali setelah dilakukan CPR

2.  Pukul 09.05 WIB

Memberikan oksigen tambahan dengan kanula


nasal/masker dan obat sesuai indikasi (kolaborasi)

Hasil :

ABC Klien dalam keadaan stabil dan normal

3. Pukul 09.07 WIB

Melakukan Palpasi nadi perifer

Hasil :

Nadi perifer teraba dan denyut jantung dalam batas


normal

4. Pukul 09.08 WIB

Memanantau Tekanan Darah

Hasil :

Tekanan darah sistolik dan disatolik dalam batas


normal TD : 125/80 mm/Hg

22
5.  Pukul 09.10 WIB

Mengkaji kulit terhadap pucat dan sianosis

Hasil :

Tidak terdapat pucat dan sianosis

2. Gangguan perfusi Tanggal : 12 Agustus 2019    


serebral b/d 1. Pukul 09.20 WIB
Penurunan suplai
Memberikan vasodilator misalnya nitrogliserin,
O2 ke otak nifedipin sesuai indikasi

Hasil :

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Nadi            : 75 x/menit

Respirasi     : 25 x/menit

Suhu            : 37 0C

2.  Pukul 09.22 WIB

Memposisikan kaki lebih tinggi dari jantung

Hasil :

Aliran darah ke otak meningkat

3.  Pukul 09.22 WIB


Pantau adanya pucat, sianosis dan kulit dingin atau
lembab
Hasil :
Warna, kelembaban dan suhu pada kulit Klien
normal
4.  Pukul 09.22 WIB

Pantau pengisian kapiler (CRT)

Hasil :

23
CRT < 2 detik.
3. Gangguan Tanggal : 12 Agustus 2019    
pertukaran gas b/d 1.  Pukul 09.30 WIB
suplai O2 tidak
Memberikan O2 sesuai indikasi
adekuat
Hasil :

Sesak pada Klien menghilang

2.  Pukul 09.35 WIB

Memantau GDA Klien

Hasil :

Nilai GDA Klien dalam batas normal

3.  Pukul 09.35 WIB

Memantau pernapasan klien

Hasil :

Tidak terdapat distress pernapasan pada Klien

G. Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
(SOAP)

1. Penurunan curah Tanggal : 12 Agustus 2019   


jantung b/d Pukul 12.00 WIB
Perubahan
S  :      -
preload,
afterload, dan O :  -   Detak jantung Klien kembali normal

kontraktilitas.        -   Tampak Klien bernapas dengan normal

       -   Tampak Klien sadarkan diri

24
A :      Masalah teratasi

P  :      Intervensi  dihentikan 

2. Gangguan perfusi Tanggal : 12 Agustus 2019   


serebral b/d
Penurunan suplai Pukul 12.20 WIB
O2 ke otak S  :  -   Istri Klien mengatakan tidak ada kebiru-
biruan pada kulit Klien atau menghilang

O :  -   Tampak klien tidak sianosis

       -   Suhu tubuh Klien kembali normal

A :      Masalah teratasi

P  :      Intervensi dihentikan

3. Gangguan Tanggal : 12 Agustus 2019   


pertukaran gas Pukul 12.25 WIB
b/d suplai O2
S  :  -   Istri Klien mengatakan napas Klien kembali
tidak adekuat bernapas

O :  -   Tampak Klien kembali bernapas

       -   Tampak perkembangan dada Klien normal

- Tampak gangguan suplai O2 menghilang

A :      Masalah teratasi

P  :      Intervensi dihentikan

25
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. Basic Life Support : 2010 American Heart


Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and emergency
cardiovascular care. Circulation 2010

Behram ,Kliegman, Jensen,. 2000. Buku Teks Ilmu Kesehatan Nelson. Edisi ke 18,
Volume ke 1, Jakarta: EGC,

Blogg Boulton, 2014. Anestesiologi. Jakarta : EGC

Eliastam Breler, 2000. Penuntun Kedaruratan Medis. Jakarta : EGC.

Guyton AC, Hall JE2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 11, Jakarta:
EGC, 2008. h. 163.

Hakim, DDL.2013. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat(Resusitasi Jantung Paru


Dewasa). Jakarta: Badan penerbit IDI

26
Hackley, Baughman, 2009. Keperawatan Medikal- Bedah. Jakarta : EGC

Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Tress, Erika E et al. Cardiac Arrest in Adult. Journal of Emergencies, Trauma,


and Shock 2010; 3(III), 267-77

27

Anda mungkin juga menyukai