PENDAHULUAN
ii
tahun 2012 dengan rentang waktu dari Januai-Mei komplikasi kebidanan 40,15
% dan cakupan k4 yaitu 33%.
Mengingat semakin meningkatnya kasus Eklampsia terutama di Negara-
negara berkembang, maka penulis mengangkat tema Pre-Eklampsia berat dari
hasil temuan saat melakukan Praktek Klinik Kebidanan I di PKM Sendang
kabupaten Sumber dari 18 keseluruhan di temukan 1 kasus PEB dalam waktu 1
minggu dari tanggal 18-24, maka penulis tertarik mengangkat tema Pre-Eklampsia
berat sebagai bahan membuat laporan kasus pada Ny. S hamil trimester II ini,
guna menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan
berlanjut menjadi Eklampsia sehingga kematian ibu dan perinatalnya dapat
dicegah.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian preeklamsia berat.
2. Untuk mengetahui etiologi preeklamsia berat.
3. Untuk mengetahui gejala dan tanda preeklamsia berat.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan preeklamsia berat.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklamsia berat.
ii
BAB II
TINJAUAN TEORI
ii
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru dan sianosis.
ii
sindroma HELLP, bahkan dapat terjadi kematian janin,ibu, atau preeklamsi tak
segera diatasi dengan segera diatasi.
Di tinjau dari umur selama kehamilan dan perkembangan gejala-gejala
preeklamsia berat selama perawatan di bagi menjadi : (1)perawatan aktif yaitu
kehamilan segera di akhiri atau di terminasi ditambah pengobatan medicinal;
(2)perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan di tambah
pengobatan medicinal.
ii
perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Perubahan pada organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload
jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh
larutan onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai
ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).
2. Metablisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa
atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan
kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak
mununjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi
kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal
(Trijatmo,2005).
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain
itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.
Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah
pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini
disebabkan oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam,1998).
ii
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan
perdarahan (Trijatmo,2005).
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia
sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,
sehingga terjad partus prematur.
6. Paru2
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena
aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).
ii
2.6 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala
preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal.
1. Perawatan aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita
dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi :
a) Ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia,
kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan
meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan)
b) Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
Adanya tanda IUGR (janin terhambat)
c) Laboratorium
Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan
fungsi hepar, trombositopenia)
2. Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
a) Segera masuk rumah sakit.
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap
30 menit, refleks patella setiap jam.
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL
(60-125 cc/jam) 500 cc.
d) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
ii
e) Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).
1) Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama
1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam
3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di
pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang
3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2%
yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.
2) Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian
dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam
dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
3) Syarat-syarat pemberian MgSO4
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1
gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit.
Refleks patella positif kuat.
Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.
Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5
cc/KgBB/jam) 4. MgSO4 dihentikan bila : Ada tanda-
tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis
menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP,
kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian
karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U
magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter.
Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter.
Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot
pernapasan dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.
Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 : Hentikan
pemberian MgSO4; Berikan calcium gluconase 10% 1 gr
(10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit; Berikan
oksigen; Lakukan pernapasan buatan
MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan
sedah terjadi perbaikan (normotensi).
ii
f) Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema
paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan
furosemid injeksi 40 mg IM.
g) Anti hipertensi diberikan bila :
1) Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah
tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena
akan menurunkan perfusi plasenta.
2) Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada
umumnya.
3) Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat
diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu),
catapres injeksi. Dosis yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500
cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
4) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan
tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam,
maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual
maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (syakib
bakri,1997)
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.
1. Indikasi : bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada
pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV,
cukup intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram
pada pantat kanan.
3. Pengobatan obstetri :
a) Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.
ii
b) MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda
preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c) Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan
medisinal gagal dan harus diterminasi.
d) Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih
dulu MgSO4 20% 2 gr IV.
4. Penderita dipulangkan bila :
a) Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia
ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
b) Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan :
penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia
ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).
ii
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata
2. Keluhan utama
3. Riwayat menstruasi
ii
4. Riwayat perkawinan
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : mual,pusing
ii
Trimester II
Frekuensi : 1x
Keluhan :pusing
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 1 kali
TT 1 : 25 februari 2012
TT 2 : 26 maret 2012
TT 3 : -
TT 4 : -
TT 5 : -
8. Riwayat kesehatan
ii
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
jantung, ginjal, paru-paru
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun
dan menahun)
b. Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti DM dan Hipertensi
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x sehari 3 x sehari
Jenis : nasi,lauk,sayur nasi,lauk, sayur
Porsi : 1 piring 1 piring
Keluhan : tidak ada tidak ada
Pantangan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 5 kali sehari 7 kali sehari
Jenis : air putih,teh air putih,teh, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Keluhan : tidak ada cepat haus
Pantangan : tidak ada tidak ada
ii
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi 2 xsehari 1xsehari
Warna : kuning kuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 6xsehari 8-9 xsehari
Warna : kuning kuning,jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan :tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1-2 jam lama : ½ jam
Keluhan : tidak ada keluhan : tidak
ada
Tidur malam
Lama : 8 jam 7 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi :
2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi :3 x/hari 3 x/hari
Keramas :3 x/minggu 3 x/minggu
e. Pola seksualitas
ii
f. Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
ii
3.3 Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
BB :50 kg TB :155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal, tidak berketombe, tidak ada massa, tidak nyeri tekan
Wajah : terdapat odema, tidak ada cloasma, dan tidak ada bekas luka
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, getah bening,dan vena jugularis
kolostrum.
Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I : pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting
(bokong)
ii
Leopold II :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan
lemah(ekstremitas)
Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting(kepala)
Auskultasi
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
batholini.
(bila perlu)
Test Proteinurin +2
4. Data Penunjang
Tidak ada
ii
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.Y G1P0A0Ah0 hamil 28 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri
preskep,puka dengan preeklamsia berat.
Ds:
Do:
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
BB :50 kg TB :155 cm
Protein urin +2
B. Masalah
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan kepalanya pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian
atas
ii
Eklamsia
A. Mandiri
B. Kolaborasi
C. Merujuk
V. PERENCANAAN
1. Beri tahu ibu dan keluarga kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil
pemeriksaan
2. Beri kie tentang tentang keluhan yang ibu rasakan
3. Anjurkan ibu untuk diit
4. Beri kie tentang aktivitas dan pola istirahat
5. Lakukan rujukan
VI. PELAKSANAAN
ii
nyeri bagian atas ibu dapat mengatasinya dengan tidak makan makanan
yang kecut, pedas.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat mengkonsumsi
makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat.
4. Memberi kie pada ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu ibu dapat
mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat memperbanyak
istirahat, supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit teratasi.
5. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap
dan di dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit
dan siapkan tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang, supaya ibu
tidak menggigit lidahnya.
VII. EVALUASI
ii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Preeklamsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah >160 mmHg,
nyeri perut bagian atas, nyeri kepala bagian frontal, pandangan kabur, terdapat
protein urine +2.
4.2 Saran
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
MAKALAH
Mewujudkan SDM
Terampil
Dan
Profesional
AKADEMI KEBIDANAN
INDRAGIRI
Disusun Oleh :
AYU SAPUTRI
NIM : 140113151016
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
ii