Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


AKI menurun sangat lambat dekade terakhir, sedangkan target MDG’s
yang ditegaskan dalam Keppres No. 5 tahun 2010 adalah 102/100.000 kelahiran
hidup. Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN AKI di Indonesia
menempati peringkat teratas. (Depkes RI, 1999 ).
Angka Kematian Ibu (AKI) dinegara berkembang karena kehamilan,
persalinan dan nifas merupakan masalah yang komplek dan berkepanjangan.
Bahkan sampai saat ini masalah tersebut belum teratasi. Dinegara miskin, sekitar
25-50 % kematian wanita subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan
kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas
wanita muda pada masa puncak produktivitas (Saefudin: 2006:3).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Healht Organization
(WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
menduduki pringkat ke-6 dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. AKI di
Indonesia pada tahun 2007 AKI adalah 248/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
pada tahun 2011 AKI adalah 228 /100.000AKI mengalami penurunan dari tahun
2007 sampai 20011 (Depkes RI, 2008).
AKI di Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun 2003 sampai tahun
2007, yaitu pada tahun 2003 sebesar 321.15/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
pada tahun 2007 AKI sebesar 81/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2007)
AKI di kabupaten Cirebon pada tahun 2011 berjumlah 49 orang (Laporan
Tahunan Dinkes Kabupaten Cirebon. 20011).
Penyebab kematian ibu di kabupaten Cirebon tahun 2011 adalah pre-
eklampsia dan eklampsia (28 %), perdarahan (24%), dan infeksi (11%). Pre-
eklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu tertinggi pertama di
Cirebon.
Laporan bulanan KIA puskesmas Sendang 2011 dari tahun 2007-2011
tidak ada AKI tetapi angka komplikasi masih tinggi cakupan kumulatif K1 pada

ii
tahun 2012 dengan rentang waktu dari Januai-Mei komplikasi kebidanan 40,15
% dan cakupan k4 yaitu 33%.
Mengingat semakin meningkatnya kasus Eklampsia terutama di Negara-
negara berkembang, maka penulis mengangkat tema Pre-Eklampsia berat dari
hasil temuan saat melakukan Praktek Klinik Kebidanan I di PKM Sendang
kabupaten Sumber dari 18 keseluruhan di temukan 1 kasus PEB dalam waktu 1
minggu dari tanggal 18-24, maka penulis tertarik mengangkat tema Pre-Eklampsia
berat sebagai bahan membuat laporan kasus pada Ny. S hamil trimester II ini,
guna menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan
berlanjut menjadi Eklampsia sehingga kematian ibu dan perinatalnya dapat
dicegah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan preeklamsi berat?
2. Apa etiologi preeklamsia berat?
3. Apa saja gejala dan tanda preeklamsia berat?
4. Bagaimana cara pencegahan preeklamsia berat?
5. Bagaimana penatalaksanaan preeklamsia berat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian preeklamsia berat.
2. Untuk mengetahui etiologi preeklamsia berat.
3. Untuk mengetahui gejala dan tanda preeklamsia berat.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan preeklamsia berat.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklamsia berat.

ii
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Preeklamsia Berat


Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul
akibat kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-3).
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (
Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan (Ilmu Kebidanan : 2005).
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi
Kebidanan : 2009).
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan
IV:2010)
Preeklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit
digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg
atau lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif;
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam

ii
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5. Edema paru dan sianosis.

2.2 Etiologi Preeklamsia Berat


Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori – teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada
memberikan jawaban yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang
menyertai penyakit ini yaitu :
- Spasmus arteriola
- Retensi Na dan air
- Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit
ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia
ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia.
Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana
yang sebab mana yang akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).

2.3 Gejala Dan Tanda Preeklamsia Berat


Gejala dan tanda preeklamsi berat : tekanan darah sistolik>160mmHg;
peningkatan kadar enzim hati atau /ikterus; trombosit<100.000mm3; oliguria<400
ml/24jam;proteinuria>3gr/liter; nyeri epigastrium; skotoma dan gangguan visus
lain atau nyeri frontal yang berat; pendarahan berat; pendarahan retina; odem
pulmonum.
Penyulit lain juga bias terjadi,yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti
gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah,

ii
sindroma HELLP, bahkan dapat terjadi kematian janin,ibu, atau preeklamsi tak
segera diatasi dengan segera diatasi.
Di tinjau dari umur selama kehamilan dan perkembangan gejala-gejala
preeklamsia berat selama perawatan di bagi menjadi : (1)perawatan aktif yaitu
kehamilan segera di akhiri atau di terminasi ditambah pengobatan medicinal;
(2)perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap di pertahankan di tambah
pengobatan medicinal.

2.4 Patofisiologis Preeklamsia Berat


Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan
berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air
dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan
respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,tromboxan)
yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan
trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai
dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar
dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes
fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh

ii
perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).
Perubahan pada organ :
1. Perubahan kardiovaskuler
 Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload
jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh
larutan onkotik / kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai
ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).
2. Metablisme air dan elektrolit
 Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya . jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa
atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan
kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak
mununjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi
kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal
(Trijatmo,2005).
3. Mata
 Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain
itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.
Gejala lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah
pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini
disebabkan oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam,1998).

ii
4. Otak
 Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan
perdarahan (Trijatmo,2005).
5. Uterus
 Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia
sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan,
sehingga terjad partus prematur.
6. Paru2
 Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena
aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).

2.5 Pencegahan Preeklamsia Berat


Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan
adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun
timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya
dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan
pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat
istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti
berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan
dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah
lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan
perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat
penderita tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang
merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.

ii
2.6 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala
preeklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal.
1. Perawatan aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita
dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG). Indikasi :
a) Ibu
 Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
 Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia,
kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan
meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan)
b) Janin
 Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
 Adanya tanda IUGR (janin terhambat)
c) Laboratorium
 Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan
fungsi hepar, trombositopenia)
2. Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
a) Segera masuk rumah sakit.
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap
30 menit, refleks patella setiap jam.
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL
(60-125 cc/jam) 500 cc.
d) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

ii
e) Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).
1) Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama
1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam
3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di
pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang
3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2%
yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.
2) Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian
dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam
dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
3) Syarat-syarat pemberian MgSO4
 Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1
gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit.
 Refleks patella positif kuat.
 Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.
 Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5
cc/KgBB/jam) 4. MgSO4 dihentikan bila : Ada tanda-
tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis
menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP,
kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian
karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U
magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter.
Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter.
Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot
pernapasan dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.
 Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 : Hentikan
pemberian MgSO4; Berikan calcium gluconase 10% 1 gr
(10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit; Berikan
oksigen; Lakukan pernapasan buatan
 MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan
sedah terjadi perbaikan (normotensi).

ii
f) Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema
paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan
furosemid injeksi 40 mg IM.
g) Anti hipertensi diberikan bila :
1) Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah
tekanan diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena
akan menurunkan perfusi plasenta.
2) Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada
umumnya.
3) Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat
diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu),
catapres injeksi. Dosis yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500
cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
4) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan
tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam,
maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual
maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (syakib
bakri,1997)
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.
1. Indikasi : bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada
pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV,
cukup intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram
pada pantat kanan.
3. Pengobatan obstetri :
a) Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.

ii
b) MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda
preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c) Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan
medisinal gagal dan harus diterminasi.
d) Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih
dulu MgSO4 20% 2 gr IV.
4. Penderita dipulangkan bila :
a) Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia
ringan dan telah dirawat selama 3 hari.
b) Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan :
penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia
ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).

ii
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS


Ny.Y G1P0A0Ah0UMUR KEHAMILAN 28 MINGGU UMUR 23 TAHUN
DI BPS CINTA KASIH, SLEMAN, YOGYAKARTA
No.Register : 0808
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 25-09-2012/12.00 WIB
Dirawat di ruang : periksa
I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul :25-09-2012/12.00 WIB Oleh : bidan M

3.1 Biodata

1.Nama Klien : Ny.Y Nama Suami : Tn. T


2.Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
3.Suku/ Kebangsaan : Jawa/indonesia Suku/ Kebangsaan : Jawa/Indonesia
4.Agama : Islam Agama : Islam
5.Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6.Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
7.Alamat : Lumbungrejo Alamat : Lumbunggrejo

3.2 Data Subyektif

1. Alasan datang / di rawat

 Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

2. Keluhan utama

 Ibu mengatakan pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas.

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 13tahun Siklus : 28 hari

Lama : 6 hari Teratur : ya

Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada

ii
4. Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Sah Menikah ke :1

Lama :1 tahun Usia menikah pertama kali : 22

5. Riwayat obstetrik :G1P0A0Ah0

Hamil Persalinan nifas


ke Tanggal Umur Jenis Komplikasi JK BB laktasi komplikasi
kehamilan persalinan lahir
Hamil - - - - - - - -
ini

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Jenis Pasang lepas


Kontrasepsi tanggal Oleh Tempat keluhan tanggal Oleh tempat alasan
1. Belum penah - - - - - - - -
memakai
kontrasepsi

7. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPM : 12 maret 2012

b. ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu

c. Kunjungan ANC

Trimester I

Frekuensi : 2x

Keluhan : mual,pusing

Komplikasi : tidak ada

Terapi : pamol + antasida 1x1

ii
Trimester II

Frekuensi : 1x

Keluhan :pusing

Komlikasi : tidak ada

Terapi : tablet Fe, kalsium laktat,pamol

Trimester III

Frekuensi : -

Keluhan : -

Komplikasi : -

Terapi : -

d. Imunisasi TT : 1 kali

TT 1 : 25 februari 2012

TT 2 : 26 maret 2012

TT 3 : -

TT 4 : -

TT 5 : -

e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)

 Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya > 10 kali sehari.

8. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)


 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi

ii
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
jantung, ginjal, paru-paru
 Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun
dan menahun)
b. Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
 Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti DM dan Hipertensi
 Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
c. Riwayat keturunan kembar
 Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
 Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
 Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun

9. Pola pemenuhan kebutuhan

Sebelum hamil saat hamil

a. Nutrisi

Makan
Frekuensi : 3 x sehari 3 x sehari
Jenis : nasi,lauk,sayur nasi,lauk, sayur
Porsi : 1 piring 1 piring
Keluhan : tidak ada tidak ada
Pantangan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 5 kali sehari 7 kali sehari
Jenis : air putih,teh air putih,teh, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Keluhan : tidak ada cepat haus
Pantangan : tidak ada tidak ada

ii
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi 2 xsehari 1xsehari
Warna : kuning kuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada

BAK
Frekuensi : 6xsehari 8-9 xsehari
Warna : kuning kuning,jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan :tidak ada tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1-2 jam lama : ½ jam
Keluhan : tidak ada keluhan : tidak
ada
Tidur malam
Lama : 8 jam 7 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada

d. Personal hygiene
Mandi :
2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi :3 x/hari 3 x/hari
Keramas :3 x/minggu 3 x/minggu

e. Pola seksualitas

Frekuensi: 3 x/ minggu 2 x/ minggu

Keluhan: tidak ada tidak ada

ii
f. Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)

Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,


menyapu, memasak dan tidak melukukan aktifitas lain seperti berolahraga.

1. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang
mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
2. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/
tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi
keluarga.
 Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan menginginkan
kehamilan ini
 Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
 Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
 Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
 Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
 Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
 Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
3. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan
sebelumnya, tetapi ibu belum mengetahui tentang persalinan dan nifas.
4. Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan)
 Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan nyaman
 Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara unggas,
seperti ayam, bebek.

ii
3.3 Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Status emosional : stabil

Tanda vital

Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit

Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC

BB :50 kg TB :155 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : mesochepal, tidak berketombe, tidak ada massa, tidak nyeri tekan

Wajah : terdapat odema, tidak ada cloasma, dan tidak ada bekas luka

Mata : tidak ada secret, sclera putih, kunjungtiva merah muda

Hidung : hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.

Mulut : bersih, tidak ada stromatis, tidak ada karies gigi

Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, getah bening,dan vena jugularis

Dada : datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing

Payudara : simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,

tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran

kolostrum.

Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,

Palpasi

Leopold I : pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting
(bokong)

ii
Leopold II :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan
lemah(ekstremitas)

Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)

Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting(kepala)

Leopold IV : kedua tangan bertemu/ konvergen

Osborn test : tidak dilakukan

Pemeriksaan Mc. Donald

TFU : 25 cm TBJ : (25-12)x 155=


2015 gram

Auskultasi

Djj :145 x/menit

Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema. LILA :26


cm

Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.

Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
batholini.

Pemeriksaan Panggul :tidak dilakukan

(bila perlu)

3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.10 WIB

Test Proteinurin +2

4. Data Penunjang

Tidak ada

ii
II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa kebidanan

Data Dasar:

Ny.Y G1P0A0Ah0 hamil 28 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri
preskep,puka dengan preeklamsia berat.

Ds:

 Ibu mengatakan usianya 23 tahun


 Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
 Ibu mengatakan dirinya pusing dan nyeri perut bagian atas

Do:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Status emosional : stabil

Tanda vital

Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit

Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC

BB :50 kg TB :155 cm

Protein urin +2

B. Masalah

Tidak dapat mengatasi sakit kepala dan nyeri perut

Data dasar:

Ds: ibu mengatakan kepalanya pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian
atas

Do: ibu tampak kesakitan dan cemas

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL

ii
 Eklamsia

IV. TINDAKAN SEGERA

A. Mandiri

 Pantau keadaan umum ibu setiap minggu

B. Kolaborasi

 Melakukan kolaborasi dengan dokter specialis obstetric ginekologi

C. Merujuk

 Melakukan rujukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas


lengkap

V. PERENCANAAN

Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.15 WIB

1. Beri tahu ibu dan keluarga kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil
pemeriksaan
2. Beri kie tentang tentang keluhan yang ibu rasakan
3. Anjurkan ibu untuk diit
4. Beri kie tentang aktivitas dan pola istirahat
5. Lakukan rujukan

VI. PELAKSANAAN

Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.20 WIB

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD: 160/110


mmHg, N: 80 x/menit, R:20 x/menit, S: 37oc, BB: 50 kg,LILA:26 cm,
protein urin +2.
2. Memberi kie pada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu ibu merasa
pusing ibu dapat mengatasinya dengan bangun secara perlahan dari posisi
istirahat, ambil posisi miring kiri saat berbaring. Ibu juga merasa sakit

ii
nyeri bagian atas ibu dapat mengatasinya dengan tidak makan makanan
yang kecut, pedas.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat mengkonsumsi
makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat.
4. Memberi kie pada ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu ibu dapat
mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat memperbanyak
istirahat, supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit teratasi.
5. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap
dan di dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit
dan siapkan tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang, supaya ibu
tidak menggigit lidahnya.

VII. EVALUASI

Tanggal:25-09 2012 pukul:12.30 WIB

1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.


2. Ibu sudah paham dan dapat menjelaskan kembali tentang cara mengatasi
keluhan yang dirasakan ibu.
3. Ibu telah mengerti dan akan melakukan diit rendah karbohidrat.
4. Ibu sudah mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang pola aktifitas
dan istirahat.
5. Akan dilakukan rujukan ke RSUD Sleman yang mempunyai fasilitas
lengkap dan telah dipasang infus RL 20 tetes per menit.

ii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Preeklamsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah >160 mmHg,
nyeri perut bagian atas, nyeri kepala bagian frontal, pandangan kabur, terdapat
protein urine +2.

4.2 Saran

Apabila terdapat hal-hal tersebut bidan dapat berkolaborasi dengan dokter


SPOG atau langsung merujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap.
Ibu juga dapat melakukan diit rendah karbohidrat.

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/pre eklamsia berat.html. (tanggal akses : 11


maret 2012)
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/gejala preeklamsia berat/ (tanggal akses :
11 maret 2012)
Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. ObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi.
Jilid 1. Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah,Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media.

ii
MAKALAH

PREEKLAMSI DAN SOAP

Mewujudkan SDM
Terampil
Dan
Profesional

AKADEMI KEBIDANAN

INDRAGIRI

Disusun Oleh :

AYU SAPUTRI
NIM : 140113151016

AKADEMI KEBIDANAN INDRAGIRI RENGAT


TAHUN 2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Preeklamsia Berat .......................................................... 3


2.2 Etiologi Preeklamsia Berat .............................................................. 4
2.3 Gejala dan Tanda Preeklamsia Berat ............................................... 4
2.4 Patofisiologi Preeklamsia Berat ....................................................... 5
2.5 Pencegahan Preeklamsia Berat ........................................................ 7
2.6 Penatalaksanaan Preeklamsia Berat ................................................. 8

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Biodata ............................................................................................... 12


3.2 Data Subyektif .................................................................................... 12
3.3 Data objektif ....................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 23


4.2 Saran ................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

ii

Anda mungkin juga menyukai