PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan
meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi
yang tidak aman. Di Indonesia, angka kematian maternal per 100.000 kelahiran
hidup adalah 390 pada tahun 1992 dan 307 pada tahun 2002 (WHO, 2009).
Menurut data-data rumah sakit pendidikan di sebagian wilayah Indonesia, angka
kematian maternal berkisar antara 51,6 sampai 206,3 per 10.000 persalinan. Angka
kematian maternal di RS Pirngadi Medan per 10.000 persalinan adalah 140,2
(1965-1969), 102 (1970-1974) dan 92,3 (1975-1979) (Mochtar, 1998).
Sepsis, perdarahan dan preeklampsia-eklampsia masih menjadi tiga
penyebab utama kematian ibu hamil dan morbiditas obstetri (Benson, 1982).
Menurut WHO (2004) secara keseluruhan, preeklampsia dan eklampsia sangat
bertanggung jawab terhadap kurang lebih 14 % kematian maternal per tahun yaitu
sekitar 50.000-75.000 kematian. Preeklampsia merupakan penyakit yang bisa
mengakibatkan 17,6 % kematian maternal di Amerika Serikat (Lim, 2009). Tahun
2005 Angka Kematian Maternal (AKM) di Rumah Sakit seluruh Indonesia akibat
preeklampsia dan eklampsia sebesar 4,91 % (8.397 dari 170.725) (Desi Risthiana
Wati, 2009).
Preeklampsia terjadi sekitar 8 % dari seluruh populasi, insiden bervariasi
sesuai dengan lokasi geografis (Pernol, 1987). Di negara berkembang, insiden
preeklampsia dilaporkan hingga 4 18 % (Lim, 2009). Pada penelitian yang
dilakukan di RSUD Dr Pirngadi, Medan pada tanggal 1 Maret 2001-31 Januari
2002 didapatkan lebih dari 100 kasus preeklampsia berat menurut Dina (2003)
dalam Wati (2009).
Menurut Sudhaberata (2000) dalam Istichomah (2004) preeklampsia juga
dapat menyebabkan resiko persalinan prematur 2,67 kali lebih besar, persalinan
buatan 4,39 kali lebih banyak dan mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk
mendapatkan bayi dengan berat bayi lahir rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Preeklamsia dan Eklampsia
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila
terjadi penyakit trofoblastik.
Preeklamsi adalah gangguan miltisisitem yang bersifat spesifik terhadap
kehamilan dan masa nifas. Lebih tepatnya, penyakit ini merupakan penyakit
plasenta karena juga terjadi pada kehamilan dimana terdapat trofoblas tapi tidak ada
jaringan janin (kehamilan mola komplet). (obstetri dan ginekologi, errol norwits,
2007,88).
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew
warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi
dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat
berkembang dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat
(geogre, 2007).
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
B. Etiologi Preeklamsia dan Eklampsia
Secara umum, etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori. Namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang ini dipakai sebagai
penyebab Preeklampsi aadalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum
dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya tidak
hanya satu fakkor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-
faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana
yang akibat.
Penyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas. Hipotesa faktor-faktor
etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu : genetic,
imunologik, gizi dan infeksi serta infeksi antara factor-faktor tersebut. Ada
beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut
sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The disease of theory.
Adapun teori-teori itu antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal
meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi trombosit
menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin sehingga terjadi
vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini dihubungkan
dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang tidak
sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai kompleks imun
dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi komplemen dan system
imun humoral pada Preeklampsia.
3. Peran faktor genetik / familial
Beberapa bukti yang mendukung factor genetik pada Preeklampsia antara lain:
a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia
b. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anakanak dari ibu yang menderita Preeklampsia.
c. Kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak cucu ibu
hamil
dengan
riwayat
Preeklampsia
dan
bukan
ipar
mereka.
umumnya
kejangan
didahului
oleh
makin
memburuknya
keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejangan
terutama pada persalinan bahaya ini besar.
D. Komplikasi Preeklampsia dan Eklampsia
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi di
bawah ini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat dan eklampsia.
1. Solusio plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering
terjadi pada Preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia
Pada Preeklampsia berat
3. Hemolisis
Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.
Nekrosis periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia
dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak
Merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
5. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.
6. Edema paru-paru.
7. Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi eklampsia dan merupakan akibat
vasopasmus arteriol umum.
8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal
10. Komplikasi lain
Misalnya Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat dari kejangkejang pneumonia aspirasi
tidak
mencegah
terjadinya
10
2. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan
konservatif. Medisinal : sama dengan pada penanganan aktif. MgSO4
dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre-eklampsia ringan,
selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan
maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera
dilakukan terminasi.
Tujuan penanganan preeklampsia berat yakni:
1. Mencegah kejang
2. Menjaga tekanan darah ibu
3. Menginisiasi kelahiran.
Pencegahan kejang
Magnesium sulphate sebaiknya dipertimbangkan pada wanita dengan preeklampsia yang memiliki risiko eklampsia, Magnesium sulphate selalu diberikan
kepada wanita dengan pre-eklampsia berat ketika keputusan untuk melahirkan
bayi diambil, dan pada periode postpartum yang segera, sedangkan pada kasus
dengan pre-eklampsia yang kurang parah, keputusan untuk diberikan
magnesium sulphate menjadi kurang jelas dan bergantung kepada kasus yang
dihadapi masing-masing. Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya
kejang-kejang dapat diberikan: (1) Larutan larutan Sulfas magnesikus 40%
sebanyak 10 ml (4 gram) sebagai loading dose, disuntikkan intramuscular
sebagai dosis permulaan dan dengan Lanjutan diberikan 1gram/jam setelah 24
jam kejang terakhir.
Pada kasus kejang berulang dapat ditatalaksana dengan pemberian dari
salah satu metode yakni: pemberian bolus 2 gram magnesium sulphate atau
meningkatkan rata-rata infuse menjadi 1,5 gram atau 2.0 gram/jam.
Menurut penelitian MAGPIE menunjukkan pemberian magnesium sulfate
terhadap wanita dengan pre-eclampsia menurunkan resiko terjadinya kejang
eklamptik. Wanita yang diberikan magnesium sulphat memiiki resiko kejang
11
12
13
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY SDENGAN
PREEKLAMPSI BERAT
DI PUSKESMAS
TANGGAL 25 JANUARI 2015
Hari/tanggal Masuk
Hari/tanggal Pengkajian
Tempat
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Klien
: Ny. S
NamaSuami
: Ny. T
Umur
: 23 tahun
Umur
: 28 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
2. Alasan datang
Alamat
: Labuapi
Alamat
: Labuapi
Ibu
mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing, pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas.
15
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche umur
b. Siklus
c. Lama
d. Disminore
e. Warna
f. Sifat darah
g. Flour Albus
h. Keluhan
: 13tahun
: 28 hari
: 6 hari
: Tidak ada
: Merah tua
: cair
: Tidak ada
: tidak ada
5. Riwayat perkawinan
a. Perkawinan ke
: 1 (Satu)
b. Menikah sejak umur : 22 tahun
c. Lama perkawinan
: 1 tahun
d. Status perkawinan
: Sah
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil
Ke-
UK
Tempat
persalinan
Jenis
Penyulit
Penolong
persalinan persalinan Hamil Salin Nifas
JK BBL Umur
INI
7. Riwayat KB
a. KB yang digunakan sebelumnya
b. Keluhan selama menggunakan KB
c. Rencana KB
: Tidak ada
: Tidak ada
: Belum dibicarakan
16
Frekuensi : Keluhan
:Komplikasi : Terapi
:d. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya > 10 kali sehari
a. Senam hamil : tidak pernah dilakukan
b. Suntik TT : tidak pernah dilakukan
c. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan,
yaitu tablet tambah darah, kalsium laktat, pamol, antasida.
9. Riwayat kesehatan
a. Penyakit Kardiovascular
b. PenyakitHipertensi
c. PenyakitDiabetes
d. PenyakitMalaria
e. Penyakit kelamin, HIV/AIDS
f. Penyakit ginjal
g. Penyakit asma
h. Penyakit TBC
i. Penyakit Campak
j. Penyakit hepatitis
k. Anemia berat
l. Gangguan Mental
m. Riwayat hamil kembar
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak pernah periksa
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak pernah periksa
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
Saat Hamil
Frekuensi
: 3x sehari
Frekuensi
: 3x sehari
Jenis
Jenis
Porsi
: 1 piring
Porsi
: 1 piring
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Keluhan
b. Eliminasi
Pantangan
: Tidak ada
BAB
Pantangan
Sebelum hamil
: Tidak ada
Selama Hamil
Frekuensi
2x sehari
2x sehari
Konsistensi
Lembek
Lembek
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Penyulit
Tidak ada
Tidak ada
17
BAK
Sebelum Hamil
Saat Hamil
Frekuensi
6x sehari
8-9x sehari
Konsistensi
Cair
Cair
Kuning jernih
Kuning jernih
Tidak ada
Sebelum hamil
1-2 jam sehari
6-7 jam sehari
Tidak ada
Saat Hamil
1-2 jam sehari
6-7 jam sehari
Sebelum Hamil
2x sehari
2x sehari
2-3x seminggu
1x sehari
Saat Hamil
2x sehari
2x sehari
2-3x seminggu
1x sehari
Warna
c. Istirahat dan tidur
Penyulit
Istirahat dan tidur
Siang
Malam
d. Personal Hygiene
Personal Hygiene
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
18
d.
e.
f.
g.
h.
i.
HTP
: 12 Maret 2015
BB ANC 1
: 61 kg
BB saat ini
: 85 kg
TB
: 158 cm
Lila
: 30 cm
Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
: 160/110 mmHg
2) Nadi
: 84x/menit
3) Suhu
: 36,70C
4) Respirasi
: 20x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
1) Inspeksi
Tampak simetris dan tidak pucat, ada cloasma gravidarum.
2) Palpasi
Tidak ada oedema
b. Mata
1) Inspeksi
Pandangan tidak kabur, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak
ikterus.
c. Mulut dan gigi
1) Inspeksi
Bersih, bibir tidak pucat, tidak ada gigi berlubang, dan tidak ada
stomatitis.
d. Leher
1) Inspeksi
Tampak bersih
2) Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan bendungan vena
jugularis.
e. Payudara
1) Inspeksi
19
Leopold II
: 4805 gram
3) Auskultasi
DJJ (+), Irama 11-11-11, Frekuensi 132x/menit
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 25 Januari 2014, pkl 13.20 wita
Glukosa urine
= negatif (-)
Protein urine
= positif (+3)
20
C. Analisa
1. Diagnosa
Ny.S G1P0A0H0, usia kehamilan 30-31 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uteri, preskep,puka dengan preeklamsia berat.
2. Masalah : Tidak dapat mengatasi sakit kepala dan nyeri perut
3. Diagnosa Potensial
Eklampsi
D. Penatalaksanaan
Tanggal 25 Januari 2014, pukul13.20wita
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD: 160/110 mmHg, N:
80 x/menit, R:20 x/menit, S: 37oc, BB: 50 kg,LILA:26 cm, protein urin +3.
Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.
2. Memberi KIE pada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu ibu merasa
pusing ibu dapat mengatasinya dengan bangun secara perlahan dari posisi
istirahat, ambil posisi miring kiri saat berbaring. Ibu juga merasa sakit nyeri
bagian atas ibu dapat mengatasinya dengan tidak makan makanan yang kecut,
pedas.
Ibu sudah paham dan dapat menjelaskan kembali tentang cara mengatasi
keluhan yang dirasakan ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat mengkonsumsi makanan
tinggi protein dan rendah karbohidrat.
Ibu telah mengerti dan akan melakukan diit rendah karbohidrat.
4. Memberi kie pada ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu ibu dapat
mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat memperbanyak istirahat,
supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit teratasi.
Ibu sudah mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang pola aktifitas dan
istirahat.
5. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap dan di
dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit dan siapkan
tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang, supaya ibu tidak menggigit
lidahnya.
21
Akan dilakukan rujukan ke RSUD yang mempunyai fasilitas lengkap dan telah
dipasang infus RL 20 tetes per menit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan mencoba membandingkan antara teori yang diperoleh
dengan pelaksanaan asuhan kebidanan di lapangan mulai dan pengkajian sampai dengan
pelaksanaan asuhan kebidanan pada pasien dengan Preeklampsia dan Eklampsia.
Pada kasus di sini penulis perlu mengkaji data yang akan menunjang diagnosa
Preeklampsia dan Eklampsia. Setelah dilakukan anamnesa didapatkan data bahwa
pasien merasa pusing, pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas
Berdasarkan buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Tahun 2002, tanda utama dari :
A. Preeklampsia
1. Preeklampsia ringan
22
a. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih,
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan
dengan riwayat tekanan darah normal.
b. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine
kateter atau midstearm.
2. Preeklampsia berat
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di
epigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis
f. Trombositopenig (gangguan fungsi hati)
g. Pertumbuhan janin terhambat.
B. Eklampsia
Pada umumnya kejangan didahului oleh makin memburuknya Preeklampsia
dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan,
mual keras, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal
dan tidak segera diobati, akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya
ini besar.
Sehingga perlu dilakukan penanganan pre eklampsia antara lain :
1. Menganjurkan ibu untuk melakukan diit, ibu dapat mengkonsumsi makanan
tinggi protein dan rendah karbohidrat.
2. Memberi KIE pada ibu tentang pola aktivitas dan istirahat yaitu ibu dapat
mengurangi aktifitas yang memberatkan dan ibu dapat memperbanyak istirahat,
supaya ketidaknyamanan yang ibu rasakan bisa sedikit teratasi.
3. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap dan di
dalam perjalanan di pasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit dan siapkan
tongue spatel untuk persiapan apabila ibu kejang, supaya ibu tidak menggigit
lidahnya.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi
menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
Secara umum, etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori. Namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang ini dipakai sebagai
penyebab Preeklampsi aadalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum
24
dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Rupanya tidak
hanya satu fakkor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktorfaktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana
yang akibat.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
Preeklampsia dan Eklampsia sehingga dapat menerapkan asuhan kebidanan pada
ibu dengan masalah pre eklampsia sehingga tidak berdampak pada eklampsia dan
dapat melakukan tindakan untuk menurunkan angka kematian ibu khusunya
mahasiswa kebidanan agar mampu menjadi tenaga kesehatan yang terampil dan
berpengetahuan luas dalam memberikan pelayanan sesuai standar pada masyarakat.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmawatifattah.blogspot.com/
http://www.scribd.com/doc/54128496/Makalah-Preeklamsia-Dan-Eklamsia
http://www.scribd.com/doc/6502651/BAB-1-Eklampsia
http://mayaismaini.blogspot.com/2011/05/preeklampsia-makalah-kebidanan.html
Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. ObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi. Jilid 1.
Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah,Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media.
26