Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY.NY. “ B “ USIA 0 HARI DENGAN NEONATUS FISIOLOGIS


DI BPM INDAH SUNARSIH PUTRI, Amd. Keb

DISUSUN OLEH:
NAMA : SITTI NUR AINI WINDARI
NPM : 718.6.1.0687

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “ B ” DENGAN NEONATUS FISIOLOGIS
DI BPM INDAH SUNARSIH PUTRI, Amd. Keb

TTD MAHASISWA

(Sitti Nur Aini Windari)

Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Praktek

(Iva Gamar Dian Pratiwi, S.ST., M.Kes) (Indah Sunarsih Putri, Amd. Keb)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan
“ ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS FISIOLOGIS “ ini dapat tersusun hingga selesai,
tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan materi.
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan sara dan kritikan yang membangun dari pembaca demi laporan ini menjadi
lebih baik, saya sampaikan terima kasih.

Sumenep, Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BABI
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka Kematian Bayi
(AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000
kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Timur
11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara
24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan
dengan Malaysia, Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan
angka dari negara-negara tersebut dimana AKB Malaysia 7 per 1.000 kelahiran hidup,
Filipina 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Singapura 2 per 1.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs
2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian, AKB di Indonesia masih
termasuk tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura
yang sudah di bawah 10 kematian per 1.000 kelahiran bayi (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari (0-28 hari). Harus diingat
bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5-1ºC lsebih tinggi dibanding suhu
ibunya. Bayi baru lahir rentang berisiko mengalami penurunan suhu tubuh menjadi 35-
35,5ºC dalam 15-30 menit karena kecerobohan perawatan diruang bersalin. Ruang
bersalin seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi
(yang berasal dari AC), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan
baik segera setelah dilahirkan (Rohsiswatmo, 2014:368).

.2 RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir / neonatus dengan menggunakan 7
langkah Varney pada ibu nifas normal ?
.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir / neonatus normal dengan menggunakan management 7 langkah varney
2. Tujuan Khusus
a.       Dapat melaksanakan pengkajian pada bayi baru lahir / neonatus normal
b.      Dapat menentukan diagnosa potensial dan antisipasi pada bayi baru
lahir / neonatus normal
c.       Dapat menentukan interprestasi data secara tepat pada bayi baru lahir /
neonatus normal
d.      Dapat menentukan tindakan segera pada bayi baru lahir / neonatus
normal
e.       Dapat menentukan rencana tindakan pada bayi baru lahir / neonatus
f.       Dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir /
neonatus normal
g.      Dapat membuat evaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir /
neonatus normal
.4 MANFAAT
 Bagi Penulis
Merupakan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah di dapat dalam
perkuliahan dengan khusus nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.

 Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan dan perbandingan
pada penanganan kasus bayi baru lahir / neonatus normal.

 Bagi Klien
Agar mereka dapat mengetahui masalah-masalah fisiologis apa saja yang dapat
mempengaruhi kesehatan bayi baru lahir / neonatus , sehingga ibu klien dapat lebih
memperhatikan kesehatan anaknya .

 Bagi Lahan Praktek


Sebagai perbandingan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan bayi baru
lahir / neonatus normal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR / NEONATUS NORMAL
A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi
dan Rahardjo, 2015:1).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan
cukup bulan (dari kehamilan 37-42 minggu) dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda-tanda asfiksia dan penyakit
penyerta lainnya (Sari, 2012:1).
Bayi baru lahir Newborn (Inggris) atau Neonatus (Latin) adalah bayi yang
baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu (Sari, 2012:1).
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dai kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine
(Vivian, 2013:12).
B. KEADAAN KLINIK BAYI NORMAL SEGERA SESUDAH LAHIR
Pada waktu lahir bayi sangat aktif. Bayi jantung dalam menit-menit
pertama kira-kira180 x/menit yang kemudian turun sampai 140 x/menit 120
x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit pernapasan pada menit-menit
pertama ( kira-kira 80 x/menit ) disertai dengan pernapasan kuping hidung
retraksi suprasternal dan interkontal serta rintihan hanya berlangsung 10
sampai 15 menit kelanjutan keaktifan yang berlebih-lebihan ialah bayi menjadi
tegang dan relative tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam. Dalam keadaan ini bayi tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam
pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya ini menjadi mudah terangsang
dengan frekuensi bunyi jantung meningkat dan dengan perubahan warna. Serta
kadang-kadang dengan keluarnya lender dari mulut. Sesudah masa ini di
lampaui keadaan bayi mulai stabil, daya isap serta reflek mulai teratur.
C. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah :
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong dan merawat tali pusat
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Identifikasi
5. Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan napas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan
identifikasi adalah rutin segera dilakukan kecuali bayi dalam keadaan krisis
dan dokter memberi intruksi khusus.
1) Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan setelah lahir apabila bayi tidak
langsung menangis. Penolong segera membersihkan jalan napas dengan
cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus sedikit tergadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang di bungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kering dan kasar dengan rangsangan ini biasanya bayi
segera menangis.
D. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat di potong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak begitu
mementukan dan tidak akan mempengaruhi bayi kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera di potong
untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat di
potong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan
pengikat steril. Apabila masih terjadi pendarahan dapat dibuat ikatan baru luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 % atau pvidon lodin 10%
serta dibalut kasa steril pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali
basah / kotor.

E. Mempertahankan suhu badan bayi.


Pada waktu baru lahir belum mampu mengatur tetap suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.BBL
harus dibungkus hangat.suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil suhu bayi harus di
catat.
F. Memberi Vitamin K1
Kejadian perdarahan karena defisiensi vit K1 pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi berkisar 0,25% untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut,bayi lahir normal dan cukup bulan perlu di berikan vit K1 per oral 1
minggu / hr selama 3 hari sedangkan bayi resiko tinggi diberi vit K1 parenteral
dengan dosis 0,51 mg 1M.
G. Memberi Obat tetes / Salep mata.
Dibeberapa Negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum Didaerah dimana
prevelensi Gonorea tinggi, setiap BBL perlu diberi salep mata sesudah 5 jam
bayi lahir.pemberian obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% di
anjurkan untuk pencegahkan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
a. erawatan mata harus dikerjakan segera,tindakan ini dapat
dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat dan
harus dicatat didalam status termasuk obat apa yang digunakan.
b. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nikrat / Neosporin dan
langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
H. Pemantauan Bayi baru lahir.
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas
bayi normal, tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong serta tindak lanjut petugas
kesehatan.
 Jam pertama sesudah lahir
Hal- hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam
pertama sesudah lahir, Meliputi:
1. Kemampuan menghisap kuat atau lemah.
2. Bayi tampak aktif atau lunglai.
3. Bayi keresahan.
 Sebelum menolong persi meninggalkan ibu dan bayinya
penolong persi melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap
ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut,
seperti:
1. Bayi kecil untuk masa kehamilan / bayi kurang bulan.
2. Gangguan pernafasan.
3. Hipotermia.
4. Infeksi.
5. Cacat bawaan dan trauma lahir.
I. YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA BAYI BARU LAHIR
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekelilingnya
Perlu dikenali kurangnya reksi terhadap rayuan,rangsangan sakit/suara
keras yang mengejutkan / suara mainan.
2. Keaktifan
Bayi normal melakukan gerakkan-gerakkan tangan dan kaki yang
simetris pada waktu bangun.Adapun tremor pada bibir kaki dan tangan
pada waktu menangis atau normal tetapi hal ini terjadi pada waktu
tidur,kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksan lebih lanjut.
3. Simetris
Apakah keseluruhan badan seimbang
4. Kepala
Apakah tidak simetris.berupa tumor lunak dibelakang atas yang
menyebabkan kepala tampak lebih panjang sebagai akibat proses
kelahiran, atau tumor lunak hanya dibelahan kiri atau kanan saja / disisi
kiri dan kanan tetapi tak melampaui garis tengah bujur kepala ukur
lingkar kepala.
5. Muka wajah
Bayi tanpa ekspresi

6. Mata
Diperhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang
akan menghilang dalam waktu 6 minggu.
7. Mulut
Saliva tak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat secret yang
berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
8. Leher, dada, abdomen
Melihat adanya cedera akibat persi,ukur lingkar perut.
9. Punggung
Adakah benjolan / tumor atau tulang punggung dengan kelekukan yang
sempurna.
10. Bahu,Tangan,Sendi,Tungkai
Perlu diperhatikan bentuk, geraknya, fraktur, paresis.
11. Kulit dan Kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang-kadang
didapatkan kulit yang mengelupas ringan. Penglupasan yang berlebihan
harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan. Waspada timbulnya
kulit dengan warna yang tak rata (cutis marmorata) telapak tangan,
telapak kaki,atau kuku yang menjadi biru,kulit menjadi pucat atau
kuning. Bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong
(Mongolia spot) akan menghilang pada umur 1-5 tahun.
12. Kelancaran menghisap dan pencernaan
Harus diperhatikan.
13. Tinja dan kemih
Diharapkan keluar dalam 24 jam pertama, waspada. Bila terjadi perut
yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah dan
mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
14. Reflek
a Reflek moro
Jika bayi diberi sentuhan mendadak khususnya dengan jari tangan
maka akan menimbulkan gerak terkejut.
a Reflek menggenggam
Jika telapak bayi disentuh dengan jari pemeriksa maka bayi akan
berusaha menggenggam jari pemeriksa.
a Reflek Rooting
Jika pipi bayi disentuh dengan jari pemeriksa maka akan
menolehkan kepalanya mencari sentuhan itu.
a Reflek menghisap, sueking reflek
Reflek menghisap baik, saat diberi susu dengan menggunakan
sendok bayi berusaha menghisap.
a Glabella reflek
Saat daerah os glabella / pangkal hidung disentuh dengan jari
tangan, maka bayi akan mengerutkan keningnya dan mengedipkan
matanya.
a Gland reflek
Saat disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan jari tangan
maka bayi akan mengangkat kedua paha.

a Conjungtiva mandibularis reflek


Saat diberi rangsangan dari pangkal kelopak mata keatas dan
membentuk garis lurus menuju mandibularis. Bayi menutup mata
kemudian membuka dan disertai reflek mengangkat pipi.
15. Berat Badan
Sebaiknya tiap hari dipantau, penurunan berat badan lebih dari
5% BB waktu lahir. Menunjukkan kekurangan cairan.
Tanda-tanda bayi sakit berat :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Kejang / periode kejang-kejang kecil
e. Merintih
f. Pendarahan
g. Sangat kuning
h. BB lahir < 1500 gram
J. YANG PERLU DIPANTAU PADA BBL
1. Suhu badan dan lingkungan
2. Tanda-tanda vital
3. Berat badan
4. Mandi dan perawatan kulit
5. Pakaian
6. Perawatan tali pusat
K. PEMANTAUAN TTV
1. Suhu tubuh bayi diukur melalui anus / ketiak.
2. Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hamper bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun
ekspirasi gerak pernapasan 30 – 50 x / mnt
3. Nadi dapat dipantai disemua titik nadi perifer.

4. Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.


Mencatat hasil pantauan salah satu cara kerja sama seluruh tim dalam
pembuatan program perawatan. Pencegahan lebih bermanfat dan ekonomis
dari pada pengobatan.
L. PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA - TANDA KEGAWATAN
Semua BBL harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan / kelainan yang
menunjukkan suatu penyakit.
BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Sesak nafas.
2. Frekuensi pernapasan 60 x / mnt
3. Gerak retraksi di dada.
4. Malas minum
5. Panas / suhu badan rendah
6. Kurang aktif
7. Berat lahir rendah (1.500 – 2.500 gram) dengan kesulitan minum.
2.2 KONSEP MENEGEMENT ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR /
NEONATUS NORMAL.
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan
II.  Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
III.  Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
IV.  Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya serta rujukan berdasarkan kondisi klien
V.  Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
VII.  Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR / NEONATUS DENGAN NORMAL
DI BPM Hj. INDRIYAH WIJI LESTARI Amd.Keb

Pengkajian
Tanggal : 11-12-2019
Tempat : DI BPM INDAH SUNARSIH PUTRI, Amd.Keb
I. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Bayi : By.Ny “B”
Tanggal lahir : 11 Desember 2020
Umur : 0 hari
Jenis kelamin : perempuan
No status register : -
Berat badan lahir : 3700 gram
Panjang Badan : 49 cm
Nama Ibu : Ny “B“ Nama Suami : Tn “B“
Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SI
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Alamat : Kolor

2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. Riwayatpenyulit kehamilan
a. Perdarahan : Tidak mengalami perdarahan
b. Pre eklampsi / eklampsi : Tidak Pre eklampsi / eklampsi
c. Penyakit Kelamin : Tidak mempunyai penyakit kelamin
d. lain – lain :
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Makanan : 3x sehari dengan porsi piring nasi, sayur dan lauk
b. Obat – obatan / Jan : Tidak minum jamu dan minum obat.
c. Merokok : Tidak mempunyai kebiasaan merokok.
d. Lain – lain
4. Nutrisi Dan Cairan
Menyusui : Ya
Bila ya, : Pertama kali menyusui : Tgl 19-04-2019 Jam 00:20 WIB
Bila tidak, : Alasan
Jenis PASI :-
Takaran :-
Banyaknya minum : - x cc
Cara pemberian PASI : dot / sendok / pipet.
II. Data Obyektif.
a. Riwayat persalinan sekarang.
1. Anak ke :5
2. Jenis persalinan : Spontan
3. Ditolong oleh : Bidan
4. Lama persalinan
Kala I : 2 Jam 30 menit
Kala II : 15 menit.
Kala III : 5 menit
5. Ketuban pecah : Spontan.
6. Komplikasi persalinan :
Ibu : Tidak ada komplikasi
Bayi : Tidak ada komplikasi
7. Keadaan bayi baru lahir :
Nilai Apgar : 8-9
Tanda 0 1 2 Jumla
h
Nilai
Menit Frekuensi [ ] tidak ada [√ ] < 100 [ ] > 100
ke 1 jantung [ ] tidak ada [ ] lambat tak [ √ ] menangis
Usaha [ ] lumpuh teratur kuat
bernafas [ ] tidak [√ ]flexi sedikit [ ] gerakan aktif 8
Tonus otot bereaksi [ ] gerakan [√ ] menagis
Reflek [ ] biru / sedikit [√ ] kemerahan
Warna pucat [ ] tubuh
kemerahan, tangan
dan kaki
Menit Frekuensi [ ] tidak ada [ ] < 100 [√ ] > 100
ke 5 jantung [ ] tidak ada [ ] lambat tak [ √ ] menangis
Usaha [ ] lumpuh teratur kuat
bernafas [ ] tak [ ] ext.flexi [ √ ] gerakan aktif 9
Tonus otot bereaksi sedikit [ √ ] menagis
Reflek [ ] biru / [ ] gerakan [] kemerahan
Warna pucat sedikit
[ √ ] tubuh
kemerahan, tangan
dan kaki

8. Resusitasi
Pengisapan lender : Ya Rangsangan : ya
Ambu : tidak Lamanya : - menit
Oksigen : tidak Lamanya : - ltr / menit
Terapi :
Keterangan :
b. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
1) Tonus otot / tingkat aktifitas : Gerakan aktif
2) Kulit :
- Warna kulit : Seluruh kulit berwarna merah jambu
- Terdapat verniks kaseosa : tidak ada
- Terdapat lanugo : Ada
3) Tangisan bayi : Menangis Kuat
4) Tanda vital : - Frekuensi pernafasan : 35x/ menit, teratur
- Denyut Jantung : 132 x/ ment , teratur
- Suhu badan : 36,5 °C aksila

2. Pemeriksaan fisik Head to toe


1. Kepala : - Hydrocephalus : tidak ada
- Anencephalus : tidak ada
- Meningokel : tidak ada
- Ubun – ubun besar : Datar
- Ubun – Ubun Kecil : Datar
- Moulage sutura : tidak ada
- Caput suksedanum : tidak ada
- Sefalohematoma : tidak ada
2. Telinga : Normal
3. Mata : Tanda – tanda infeksi ( pus ): tidak
4. Hidung dan mulut : - Pernafasan cuping hidung : tidak ada
- Secret hidung : tidak ada
- Warna bibir : merah muda
- Sumbing pada bibir : tidak ada
- Sumbing pada langit – langit : tidak ada
- Sumbing pada bibir dan langit – langit : tidak ada
- Lidah : rata dan simetris
- warna : merah muda
5. Leher : Pembengkakan pada leher : tidak ada
6. Dada
- Puting susu : Ada
- Retraksi dada : tidak ada
7. Bahu, lengan dan tangan
- Fraktur tulang klavikula, humerus , femur : tidak ada
- Anomaly konggenital ekstremitas : - polidaktili : tidak ada
- sindaktili : tidak ada
8. Perut
- Bentuk perut : Datar
- Perdarahan tali pusat ( tiga pembuluh darah ) : tidak ada
9. Punggung dan anus
- Spina bifida : tidak ada
- Atresia ani : tidak ada
10. Alat genetalia
- perempuan
 Lubang vaina : ada
 Lubang uretra : ada
 Anus : ada.
11. Tungkai dan kaki
- Gerakan normal : ada
- Kelainan jari – jari kaki : - politarsili : tidak ada
- sintarsili : tidak ada
12. Sistem saraf dan reflex
- Refleks Moro : ada - Refleks Rooting : Ada
- Refleks Hisap : ada - Refleks Swallowing : Ada
- Refleks Tonicneck : ada - Refleks Graphs : Ada
13. Antropometri
- Lingkar Kepala : 33 cm
- Lingkar dada : 35 cm
I. INTREPRETASI DATA DASAR
DX : Bayi Ny. T usia 3 hari lahir sponan dengan BBL Normal
Ds : -
Do : K/U Baik
Tali pusat basah terbungkus dengan kasa steril
Tanda – Tanda Vital
S : 36,5°C
N : 120 x/mnt
RR : 36 x/mnt
Akral hangat.
Bayi lahir tanggal 19 April 2019 jam 00:00 wib
Jenis kelamin : Perempuan, BB : 4300 gram, PB : 50 cm, lingkar dada : 36
cm, lingkar kepala : 33 cm
Usia kehamilan aterm (39 minggu )
Masalah : Tidak ada
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. PENGEMBANGAN RENCANA
1. Jelaskan kepada ibu, tentang hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya bahwa keadaan bayi baik.
2. Jelaskan cara perawatan tali pusat.
Rasional : Untuk mencegah penularan infeksi melalui tali pusat.
3. Ajari ibu cara dan teknik menyusui yang benar.
Rasional : Memberikan rasa nyaman pada ibu dan bayi.
4. Jaga kehangatan bayi
Rasional : Agar bayi tidak hipotermi
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan kepada ibu cara perawatan tali pusat bahwa tidak boleh dibumbui
apapun hanya dibungkus dengan kasa steril setelah bayi dimandikan.
2. Menjelaskan kepada ibu cara dan teknik menyusui yang benar yaitu dengancara bayi
dekat dan menghadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu telinga bayi segaris
dengan lengan, pastikan mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung keluar, dagu
menempel pada payudara, sebagian besar mulut bayi menutupi areola mammae.
3. Menjelaskan pada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat agar tidak mudah terjadi
hipotermi
VII. EVALUASI
1. ibu mengerti dan bersedia cara perawatan tali pusat
2. ibu mengerti cara menysui yang benar
3. ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis Melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny.
“B” sesuai masa kehamilan dengan perawatan segera setelah lahir terdapat beberapa
kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus sebagai berikut :
4.1 PENGKAJIAN
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi normal yaitu bayi Ny.
“B” dan didalamnya didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1 IBU
1. UMUR
a. Menurut Tinjauan Teori
Dicatatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-lat reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi pendarahan
(Ambarwati dkk, 2009;h.130)
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus ini Ny.”B” umur 30 tahun
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny.”B” berusia 30 tahun, dan ibu tidak termasuk dalam resiko
tinggi. Sehingga dalam persalinan terjadi pendarahan, bayi dalam keadaan
normal.
2. PENDIDIKAN
a. Menurut Tinjauan Teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan tingkat pendidikannya, makin tinggi pendidikan seseorang maka makin
mudah menerima informasi sedangkan sebaliknya semakin seseorang
pendidikannya kurang, maka semakin sulit menerima informasi.
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada Kasus ini Ny.”B” berpendidikan SMA
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus, karena Ny.”B” berpendidikan cukup sehingga Ny.”B” mudah menerima
informasi tentang Asuhan yang diberikan pada Bayi Baru Lahir.
3. PEKERJAAN
a. Menurut Tinjauan Teori
Gunanya untuk mengetahui dan emngukur tingkat sosial ekonominya, karena
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut, selain itu pekerjaan juga dapat
mempengaruhi tentang asuhan yang akan dinberikan.
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada Kasus ini Ny.”B” bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga
c. Pembahasana
Pada tinjauana teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus, Ny.”B” termasuk keluarga yang mempunyai yang cukup, gizi dalam
kehidupan sehari-hari juga baik. Sehingga hizi bayi Ny.”B” dapat terpenuhi
sesuai dengan kebutuhannya.

4.1.2 BAYI
1. RIWAYAT ANTENATAL
Menurut Tinjauan Teori
Unutk kasus BBL normal biasanya terjadi pada bayi dengan usia kehamilan dari 37
sampai 42 minggu (Rukiah dkk, 2010;h.2)
2. KELUHAN UTAMA

3. RIWAYAT KESWHATAN KELUARGA


a. Menurut Tinjauan Teori
Riwayat kesehatan keluarga digunakan apakah bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang mengalami atau memiliki riwayat komplikasi dalam persalinan (Dewi
dkk, 2010; h.6)
b. Menurut Tinjauan Kasus
Dalam keluarga Ny.”B” tidak ada garis keturunan yang mengalami persalinan
dengan komplikasi.
c. Pembhasan
Pada tinjauana teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus, karena ibu tidak mengalami atau memiliki riwayat komplikasi
dalam persalinan. Sehingga, ibu dan bayi tidak mengalami komplikasi.
2. BERAT BADAN
a. Menurut Tinjauan Teori
Bayi Baru Lahir normal dengan dengan berat badan yaitu berat lahir 2500-
2400 gram (Dewi dkk, 2010; h.1)
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada bayi Ny.T pemeriksaan berat badan didapatkan berat badan yaitu 3000
gram.
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara kesenjangan antara
tijauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dalam keadaan fiologis
dengan BB : 4300 gr.
4.1.3 INTERPRETASI DATA
1. DIAGNOSA KEBIDANAN
a. Menurut Tinjauan Teori
Objektif sesuai dengan teori yaitu utuk menegakkakn diagnosa didapatkan
hasil pengkajianberupa data subjektif dan objektif (wiknjosastro,2025; h. 158)
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada bayi Ny.”B” didapatkan diagnosa kebidanan bayi Ny.”B” cukup bulan,
sesuai usia kehamilan, segera setelah lahir. Data dasar dari diagnosa kebidanan
tersebut antara lain dengan bayi yang baru saja dilahirkan dengan persalinan
cukup bulan lebih dari 39 minggu. Saat lahir bayi menangis kuat, gerak aktif,
dan kulit bayi kemerahan.
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara kesenjangan antara
tijauan teori dan tinjauan kasus karena bayi lahir dengan BB 4300 gram,
dengan usia kehamilan 39 minggu.
3. MASALAH
a. Menurut tinjauan teori
Pada teori, masalah yang muncul pada bayi baru lahir yaitu tidak bernafas atau
sulit bernafas, sianosis atau kebiruan, bayi dengan BBLR, bayi lebih sering
tertidur, hipotermi, kejang, diare, obstipasi,infeksi, dan sindrom kematian
mendadak (Dewi dkk, 2010; h.7-8)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada bayi Ny.T tidak ada masalah yang muncul
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena banyi lahir normal dengan usia kehamilan 9 bulana term , bayi
tidak dalam keadaan BBLR, bernafas normal dan menangis kuat, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, berat badan 3000 gram.
4. KEBUTUHAN
a. Menurut tinjauan teori
Melakukan perawatan bayi baru lahir yanitubersihkan dan keringkan bayi dari
lendir dan darah, berikan bayi pada ibu dengan tekhnik skin to skin untuk IMD,
ukur antopometri bayi, lakukan pemeriksaan fisik secara Head To Too, lakukan
pemeriksaan reflek pada bayi, pantau output pada bayi, suntik fit. K, dan salep
mata, bedong bayi untuk mencegah hopotermi, beri bayi identitas, dan yang
terakhir berikan bayi pada ibu untuk diberikan pada bayi.
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny.”B”, telah dilakukan perawatan bayi baru lahir.
c. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan yaitu melakukan perawatan bayi baru lahir
4.1.4 DIAGNOSA POTENSIAL
1. MENURUT TINJAUAN TEORI
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi (dewi dkk, 2010; h.6)
2. MENURUT TINJAUAN KASUS
Pada kasus bayi Ny.”B” diagnosa potensial tidak ada
3. PEMBAHASAN
Pada pengkajian kasus tidak dapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena bayi dalam keadaan fisiologis.
4.1.5 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
1. MENURUT TINJAUAN TEORI
Antisipasi merupakan penerapana kebutuhan yang membutuhkan penangan segera
terhadap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menenapkan
beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada
tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan. (Ambarwati dkk,
2009; h.143)
2. MENURUT TINJAUAN KASUS
Pada kasus ini bayi Ny.”B” tidak ada tindakan segera
3. PEMBAHASAN
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tyinjauan teori dan
tinjauan kasur karena bayi Ny.”B” keadaan normal atau tidak ada masalah.
4.1.6 PLANNING
1. Menurut tinjauan teori
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada
langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat menjadi pengetahuan teori terbaru, evidenced based care,
serta devalisasi dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan
pasien. Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah maka dibuat
terlebih dahuli pola pikir sebagai berikut :
a. Tentikan tujuan tindaan yang akan dilakukan meliputi dari sasaran target yang
akan dicapai.
b. Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan
dicapai.
Menurut tinjauan teori asuhan segera pada bayi baru lahir yaitu :
a. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah
menggunakan kain bersih dan kering agar bayi tidak hipotermi.
b. Memberikan bayi kepada ibu dengan tekhnik skin to skin agar terjalin
hubungan antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih
peka pada puting susu ibu serta memberi kehangantan pada bayi. Tutup tubuh
bayi dari kepala dengan kain bersih dan kering.
c. Mengukur antropometri bayi mulai dari lingkar kepala, lingkar dada dan
lingkar lengan.
d. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
e. Menyuntikkan bayi vit. K dengan dosis 0.5 cc secara IM pada paha luar bayi
sebelah kiri, dan memberikan salep mata pada ke dua mata.
f. Bedong bayi dengan kain yang bersih dan kering utnuk mrnjaga tubuh bayi
agar tetap hangat dan tidak hipotermi.
g. Memberikan bayi identitas agar bayi mudah dikenali dan mencegah tertukar
dengan bayi lain.
h. Bayi diberikan kepada ibu untuk di susui kembali.
2. Menurut tinjauan kasus
Menurut kasus Bayi Ny.”B” telah diberikan beberapa perencanaan yang dapat
ditentukan sesuai dengan kondisi pasien seoerti pada :
a. Bersihkan dan keringkan tubuh bayi dari lendir dan darah
b. Berikan bayi kepada ibu dengan tekhnik skin to skin untuk IMD
c. Ukur antropometri bayi.
d. Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
e. Suntik bayi vit. K, dan salep mata
f. Bedong bayi dengan kain yang bersih dan kering untuk mencegah hipotermi
g. Berikan bayi identitas.
h. Beri bayi pada ibu untuk di susui kembali
3. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antar tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena perencanaan d lakukan sesuai dengan teori.

4.1.7 IMPLEMENTASI
1. Menurut tunjaua teori
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada
lagkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan
sebagian dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yg lain. Jika bidan
tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya
seluruh perencanaanya. Pada situasi dimana ia harus berkolabirasi dengan dokter,
misalkan karena pasien mengalami komplikasi, bidan harus tetap bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.
2. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus Ny.”B” telah diberikan pelaksaan dari semua rencana sebelumnya
sesuai dengan kondisi bayi sperti pada :
a. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dari lendir dan darah
menggunakan kain bersih dan kering agar bayi tidak hipotermi.
b. Memberikan bayi kepada ibu dengan tekhnik skin to skin agar terjalin hubungan
antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi, membantu bayi agar lebih peka pada
puting susu ibu serta memberi kehangantan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari
kepala dengan kain bersih dan kering.
c. Mengukur antropometri bayi mulai dari lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar
lengan.
d. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
e. Menyuntikkan bayi vit. K dengan dosis 0.5 cc secara IM pada paha luar bayi
sebelah kiri, dan memberikan salep mata pada ke dua mata.
f. Bedong bayi dengan kain yang bersih dan kering utnuk mrnjaga tubuh bayi agar
tetap hangat dan tidak hipotermi.
g. Memberikan bayi identitas agar bayi mudah dikenali dan mencegah tertukar
dengan bayi lain.
h. Bayi diberikan kepada ibu untuk di susui kembali.
3. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena implementasi dilakukan sesuai teori.
4.1.7 EVALUASI
1. Menurut tunjaua teori
Langkah ini dilakukan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.
Rencana asuham dapat di anggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaan
(varbey, 2006; h.28)
2. Menurut tinjauan kasus
a. Bayi sudah dibersihkan dari lendir dan darah
b. Bayi telah diberikan kepada ibu untuk IMD
c. Bayi telah diukur antropomrtrinya
d. Pemeriksaan fisik telah dilakukan
e. Lakukan pemeriksaan reflek
f. Pantau out put bayi
g. Bayi telah di suntik fit.k, dan salep mata
h. Bayi telah dibedong dengan kain yang bersih dan kering
i. Bayi telah diberi identitas
j. Bayi telah diberikan kembali kepada ibu untuk disusui.
3. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karrna evaluasi dilakukan sesuai dengan teori.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny.”B” dengan Bayi
Normal umur 0 HARI di BPM Indah Sunarsih Putri Amd.Keb Dapat ditarik beberapa
kesimpulan :
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan
dari ibu bayi sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa
kebidanan.
2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu
pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan
pustaka tergantung pada kondisi bayi.
3. Pada dasamya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan
dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan
pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.
4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan tetapi
tidak dilaksanakan seperti perawatan tali pusat dalam kasus nyata hanya dilakukan
penyuluhan saja sehingga klien melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.
5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada By.Ny.”B” dengan bayi Normal umur
1 jam maka sebagian dari semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya klien bersedia
untuk kontrol 1 minggu lagi, keberhasilan dalam mengatasi masalah klien didukung
oleh beberapa faktor diantaranya sarana yang memadai, adanya tindakan yang
komperhensif serta adanya kesadaran klien untuk memeriksakan bayinya.

5.2 SARAN
1. Bagi petugas.
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan
kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki kerja sama yang
baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
2. Bagi klien.
Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar
keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat
terpecahkan.
3. Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada
umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang
merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.
4. Bagi rumah sakit.
Rumah sakit harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan
selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ndastiyah, Perawatan Anak Sakit: Penerbit Buku Kedokteran ; Jakarta : 1997
Diana ester feperawatan Anak Untuk Spk : Jakarta EGC : 1996 .
Pedoman diagnosa dan terapi,LAB Ilmu penyakit Anak Surabaya, penerbit RSUD Dari.
Soetomo : 1994
Prawiro handja,sarwono : Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. YBP sp 2001
Asuhan Intra Partum, Buku 3, pusdik naskio : WHO, OH LEGO; 2001

Anda mungkin juga menyukai